26 | New Year's Eve
KEMBANG API tak meletup di bentala langit pada malam tahun baru.
Wafir memutuskan membawa teman-teman dan istrinya kembali ke taman tambang, menceritakan tujuh hari di dalam neraka sekaligus tempat paling menakutkan di timur Distrik Timur. Ia juga mengenalkan Diyah kepada mereka meski Ray sudah tak asing dengan Diyah. Mereka merayakan kemenangan di bawah suasana malam tahun baru di sana. Meski para Imam sudah meninggalkan mereka ke perbatasan untuk menegakkan perlindungan terhadap Penjaga Neraka, mereka tidak memiliki ketakutan sama sekali sebab mereka adalah Jundun terkuat.
Wafir, ia adalah seorang Imam muda dan memiliki kekuatan Penjaga Neraka, dia adalah sang peringkat satu.
Ray, ia memiliki kekuatan setara dengan Pak Goldy dan hendak dicalonkan sebagai Imam. Jika Wafir tidak datang dengan kekuatan Penjaga Neraka, tentu dia masih menjadi sang peringkat satu.
Hasbie, kebetulan sekali Wafir bisa berkenalan dengan sang peringkat ketiga. Ia satu-satunya Jundun dari Distrik Barat, sekaligus Jundun tercerdas dan terkaya sebab ia adalah pewaris tunggal Heaven Corporation. Dia putra tunggal Imam Romo, orang terkaya di Surga.
Rika, istri Wafir sekaligus anak seorang Penghuni Neraka, dia adalah sang peringkat keempat. Satu-satunya Jundun perempuan. Meski ia punya fisik lemah, ia punya mata yang luar biasa dengan mampu melihat dari jarak yang amat jauh.
Terakhir Diyah, dia adalah seorang wanita berbakat yang punya mimpi tinggi sama seperti kemampuannya. Ia berani berbeda dan bekerja keras untuk memperjuangkan mimpinya. Jika ia adalah seorang tentara, dia pasti bisa menjadi Jundun dan peringkatnya mampu setinggi para empat besar.
Wafir dan teman-temannya tidak langsung akrab ketika bertemu. Dulu, Rika bahkan meremehkannya. Ray sempat merundungnya. Hasbie ... mungkin tidak, dia menjadi seorang kakak laki-laki yang baik. Diyah hampir sama seperti Hasbie, dia adalah sosok kakak perempuan yang baik, tetapi sifat anehnya sempat membuat Wafir takut. Hingga seiring takdir tersibak, jelaslah sosok-sosok hebat tersebut akan tertutup dan memiliki kecocokan dengan Wafir. Sehingga tidak ada seorang pun yang menyangka, mereka akan menjadi perkumpulan terkuat yang ada di Surga sebab para Imam sendiri jarang bisa bertegur sapa.
"Kau tahu, aku sangat mengkhawatirkanmu ketika harus mengalahkan Pak Badri tanpa kekuatanmu. Maksudku, itu sangat mustahil! Beruntung kau bertemu dengan Diyah sehingga kalian bisa saling membantu," puji Ray, mengacak-acak rambut hitam kecoklatan Wafir yang sewarna dengan langit senja.
"Tidak apa-apa, Ray! Setidaknya aku punya kesempatan untuk lebih dekat dengan Imam Badri dan Wafir bisa lekas kembali ke pelukan istrinya." Diyah menggoda Wafir yang sedari tadi dirangkul oleh Rika. Wanita berkacamata ini memang sangat berani sebab ia tak segan menggoda di depan umum, bahkan memanggil Ray yang lebih tua daripadanya dengan sebutan Bang sebagaimana panggilan Distrik Timur.
"Sudah jangan mengganggu istriku. Sudah lama kami tidak bertemu, pasti dia sudah ingin menghabiskan malam bersama setelah tujuh hari tidur sendirian," balas Wafir, membuat Rika semakin malu dan tenggelam dalam dekapan.
Semua orang meledak dalam tawa. Namun, Hasbie tiba-tiba melemparkan pertanyaan yang tidak ada seorang pun menyadari:
"Tapi, ada dua hal yang ingin kutanyakan. Jika Wafir dilarang untuk menggunakan kekuatan, bukannya lu sudah curang dengan menggunakan tongkat berlian—yang mana sama-sama berjenis kristal—dalam meluncurkan serangan terakhir?"
"Oh itu." Wafir mengeluarkan berlian yang digunakan melukai Pak Badri dari saku mantel Imamnya. "Itu bukan kekuatanku. Aku menemukannya saat menjelajah di titik terdalam permafrost. Di sana, terdapat banyak berlian yang mengilhamiku beberapa ide. Salah satunya dengan menipu Pak Badri. Selain itu, aku juga sudah meningkat kekuatan penciptaan kristalku, lho!"
Hasbie manggut-manggut. "Ok. Itu make sense. Gue akui itu emang ide yang cemerlang. Sekarang, gue malah tambah penasaran dengan kekuatan kristal baru yang kau maksud. Sayang, kau tidak boleh menggunakannya."
"Tapi, Mas Hasbie. Kau bilang ada dua pertanyaan. Apa pertanyaan yang kedua?"
"Oh, sebenarnya remeh. Tapi, aku hanya penasaran dengan lelaki yang menunggangi serigala raksasa itu. Siapa dia? Mengapa dia bisa menyelinap ke dalam Surga untuk menyelamatkan kami semua? Bahkan, dia bisa memindahkan kami dalam sekejap seperti teleportasi. Masalahnya, lu bisa akrab gitu sama dia. Kalau dilihat-lihat dari seragamnya, dia itu tentara dari Distrik Selatan. Bagaimana bisa lu mengenalnya? Bukannya lu baru di Surga setengah bulan?"
"Dia Khrisna. Dia lelaki yang menolongku semasa gempa mengguncang kampung halamanku. Kalian tahu Kota Kawah kan di barat negeri ini? Kota itu menjadi korban ke-19 Penjaga Neraka kekejian gerbang ke-8, yang bernama Qawl. Dia menyelamatkanku. Sayang, kami malah bertemu dengan Iblis ketika menjalankan misi selamat. Aku mungkin diselamatkan oleh Rika. Namun, aku gagal menyelamatkan Khrisna. Dia kritis selama ini. Aku benar-benar berutang banyak kepadanya.
"Tentang kekuatan teleportasi. Itu bukan kekuatannya, tetapi teknologi dari kakeknya. Dia bilang, kakeknya seorang alim yang jenius. Jadi, dia tentu dapat menjaga sang cucu meski hanya bisa dari kejauhan."
Hasbie lagi-lagi manggut-manggut, tetapi kini ia mengernyit, heran. "Tapi, Wafir. Gue jadi teringat dengan sesuatu. Lu tahu, ada satu orang yang gue tahu punya kekuatan sejenis dengan teknologi kakek Khrisna? Dia benar-benar bisa meniru kekuatan Muh—"
Suara senandung yang bercampur dengan teriakan histeris berdengung dari kejauhan.
Perkataan Hasbie sontak terputus, lalu spontan bersiap dengan kuda-kuda terkuat menghadap arah senandung. Sebagaimana tentara level menengah yang langsung siap ketika dihadapkan bahaya, kewaspadaan Hasbie sontak menular ke Ray, Rika, dan Diyah. Wafir pun mengikuti mereka meskipun agak terlambat. Ketika mata mereka memandang ke arah kejauhan, mereka terperanjat sebab.
Penjaga Neraka telah sampai di taman tambang.
Mereka pun saling menatap ngeri. Semua orang hapal dengan wujud lelaki kurus yang berdiri layaknya orang linglung. Dia Penjaga Neraka kekejian gerbang ke-6, Khamar. Dia sudah menembus pertahanan Distrik Timur dan senandung itu sepertinya panggilan kepada Penjaga Neraka lainnya.
Hingga ketika Khamar mendapati keberadaannya sudah diketahui, ia pun berlari menjauh dari Wafir. Anehnya, tidak ada seorang pun yang mengejarnya.
"Kenapa kalian diam saja!? Kita berlima mampu mengalahkannya!" bentak Wafir, tergopoh.
"Tidak, Wafir. Apakah lu nggak menyadari sesuatu yang aneh dari dia?" balas Hasbie.
Ray pun langsung memegang pundak Wafir, lalu mengarahkan matanya lebih tajam ke arah larian Khamar. "Kalau kau perhatikan, dia berada di luar pelindung Surga. Sisi itu dipenuhi oleh bebatuan dan padang rumput. Bukannya tadi Pak Badri sudah bilang kepada kita tentang perbedaan yang jelas antara tempat di dalam dan di luar Surga. Tempat di dalam Surga akan lebih subur sebab diberkahi."
Wafir tersentak. Perkataan Ray benar. "Lantas, apa bedanya bertarung di sini atau di sana?"
"Wafir, kau harus tahu. Rencana kita dengan mencari Imam Ibrahim sebab kita bisa optimis untuk merebut Surga kembali dengan mengalahkan keempat Penjaga Neraka yang kita lawan di Distrik Selatan. Kau tahu, kita sangat percaya diri sebab Penjaga Neraka yang tercipta di dalam pelindung Surga, tidak mampu ke luar melewatinya," ujar Ray.
Hingga Wafir sadar. "Lantas, jika Khamar berada di luar Surga, b-bagaimana bisa? Apakah teori ini sudah dipecahkan?"
Hasbie menggeleng. "Tidak tahu. Tapi, kita semua udah melihat dengan mata kepala kita."
"Lalu, jangan diam saja!"
Wafir bergerak menjauh, lalu menciptakan menara kristal yang mengangkat dirinya tinggi-tinggi. Warnanya bening seperti berlian, bukan merah muda seperti biasa.
Menyaksikan Wafir mengeluarkan kekuatan, semua orang tersentak. Mereka memarahi Wafir dengan lirikan tajam tentang larangan untuk menggunakan kekuatan sebab dapat memancing Penjaga Neraka. Namun, itu semua percuma. Keberadaannya sudah ditemukan oleh Khamar. Sebentar lagi, Penjaga Neraka akan berdatangan dari sisi lain Distrik Timur. Jadi, tidak ada gunanya untuk menahan kekuatan lagi.
Meski begitu, semua orang sangat takjub ketika menyaksikan wujud baru dari kristal Wafir. Inilah kekuatan terkini yang Wafir maksudkan, lebih kuat dan lebih mematikan daripada sebelumnya. Pelindung yang tidak mampu ditembus. Dari atom yang sama, Wafir mampu mengubah struktur sehingga menciptakan wujud yang tak dapat ditembus. Wafir mampu menciptakan berlian.
Bersama gelap malam yang semakin pekat, Wafir menyebarkan pandangan ke seluruh Distrik Timur. Menara kristalnya terus menjulang tinggi hingga ia tak mampu dilihat oleh teman-temannya dari permukaan tanah. Wafir akan terus menembus angkasa sampai mampu melihat seluruh Distrik Timur. Ia sudah merencanakan suatu rencana yang gila.
Wafir akan melingkupi Distrik Timur dalam kubah berlian!
Dalam sekali jentik, pecahan bening layaknya kaca terpantik dari langit. Setelah itu, pecahan tersebut menyebar ke segala arah begitu cepat layaknya rayap kelaparan yang menggerogoti seisi meja. Langit malam sekejap berubah menjadi atap bening yang membiaskan kelipan bintang. Hingga kurang dari lima menit, seluruh Distrik Timur ditutupi oleh kubah berlian.
Kewaspadaan Wafir pun mula menular kepada teman-temannya. Hasbie langsung pergi dan menaiki motor Harley-nya. Dia akan pergi ke tempat ayahnya, Imam Romo, untuk memanggil bantuan. Bisa jadi ada hal yang lebih gila terjadi setelah ini. Mengikutinya, Rika dan Diyah pun bergegas mengikuti Hasbie untuk memanggil Imam lainnya. Diyah akan menunjukkan jalan di Distrik Timur. Semua harus ditemukan secepat mungkin. Mereka pun pergi meninggalkan Wafir sendirian, saking paniknya.
Hingga Wafir kembali turun ke tanah, ia mendapati Ray tidak ikut pergi bersama mereka. Ray tetap berada di sana untuk menunggu Wafir. Dia lebih percaya kepada sang peringkat satu daripada para Imam.
"Kenapa kau tidak ikut memanggil para Imam bersama yang lain? Atau kau bisa memperingati seluruh penduduk Distrik Timur?" cecar Wafir.
Ray menggeleng. "Aku lebih yakin kepadamu. Mari kita kejar Khamar, lalu kita habisi dia sebelum memanggil teman-temannya. Kita berdua sudah cukup untuk menghadapinya. Kau, seorang Imam berkekuatan Penjaga Neraka, dan aku yang merupakan Jundun terkuat, pasti bisa mengalahkannya."
"Kenapa jadi tiba-tiba seperti ini?"
"Aku sudah tidak percaya lagi dengan Surga. Malik II menumbalkan para tentara. Bahkan, para Imam tidak bisa akur untuk menyelesaikan masalah ini. Imam Ibrahim menghilang dan Imam Badri termakan emosi ingin membunuhmu. Aku lebih percaya kepadamu sebab kau bisa menyatukan kami para Jundun peringkat atas yang cenderung bermusuhan untuk bersaing. Karena itu, ayo kita lakukan rencanamu."
Alasan Ray terlalu kuat hingga mampu menggetarkan hati Wafir. Tentang peraturan dibuat untuk dilanggar dalam mempertahankan hidup, Wafir tak lebih setuju daripada menuruti keberanian orang Timur seperti Ray. Karena itu, ia pun mengangguk tanpa ragu. Wafir pun menyetujui untuk mengejar Khamar. Keduanya pun keluar pelindung Surga melalui gua-gua di taman tambang tanpa gemetar. Lagi pula tidak ada seorang pun di sini untuk mencegah. Namun, mereka tidak menyadari ada seseorang yang mendengar percakapan mereka lalu mengikuti dari belakang.
Orang itu adalah Pak Badri yang masih dendam kepada Wafir.
—
Timur, 31 Desember 0020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top