Chapter 6
Pendamping gadis itu terkejut mendengar ucapan yang dilontarkan oleh tuannya tersebut. Dia bertanya, "Lho, apa yang membuatmu berkata begitu?"
"Jadi begini," Cynthia melihat sebentar ke arah Ron yang sedang tidur, lalu kembali ke arah Seherin. "Menurutku, tiap orang punya hal-hal yang tidak pengen yang lain tahu, 'kan? Nah, tampaknya dia memiliki suatu hal atau perbuatan yang mungkin tidak mau diungkap dan hal atau perbuatan ini tampaknya bisa mengubah beberapa hal tentang dia atau segalanya."
"Hmm, tampaknya suatu rahasia, ya. Mengingat statusnya, sepertinya bisa meningkatkan atau menghancurkan reputasinya."
Cynthia mengangguk dengan cepat. Perasaannya menjadi sedikit intens berbicara soal itu.
"Oh, ya. Ini udah sekitar jam 22.00, 'kan? Besok ada dua kegiatan, kamu harus segera tidur agar siap menjalaninya."
Mendengar ucapan 'dua kegiatan', membuat Cynthia teringat dengan rencana besok. Maka, ditaruhlah iPad Pro-nya ke meja di tengah itu, membetulkan letak bantal yang menjadi sandarannya, lalu berbaringlah dia dengan memeluk bantal satu lagi.
"Goodnight, Seherin," kata Cynthia dengan mata yang mulai sayup.
"Goodnight, Cynthia."
Lalu, tertidurlah Cynthia saat Seherin bergerak ke meja besar itu dan bertenggerlah di situ dan menjadi diam.
Surya telah bangun dari tidurnya, semua orang yang berada di Virginia masih menjelajahi alam bawah sadarnya dan ada juga yang sudah mulai bersiap untuk memulai aktivitas. Ketika langit mulai diterangi oleh cahayanya, semua orang mulai bersiap untuk menjalani hari. Tak terkecuali penghuni kamar 531 dan 532 di Hotel Roosevelt.
Tepat pada jam 06.00, terdengarlah alarm dari iPad Pro 12.9 inci dan sepasang mata berwarna merah terbuka. Bangunlah pemilik warna mata tersebut dan duduk di tempat tidurnya. Dengan hati-hati diambillah iPad tersebut dan mematikan alarmnya.
"Huh, untung saja nggak terjadi papa. Kenapa sih aku nggak taruh di meja yang disana?"
Cynthia turun dari tempat tidurnya dan masih mengenakan kaos oblong berwarna putih bergambar ikon kartun dari Line serta celana pendek berwarna hijau muda. Dia memindahkan iPad-nya ke meja yang lebih besar. Lalu, dia mengambil pakaian dalamnya yang baru serta dress hitamnya dari ransel mereka dan masuk ke kamar mandi. Sementara itu, Ron bangun juga karena bunyi alarm milik Cynthia.
Di pikirannya teringat sesuatu. Hari ini pemakaman Nenek Anna-Marie dan menjelajahi isi rumahnya!
Maka, dia mengambil pakaian dalamnya yang baru serta pakaian pemakaman yang sudah disiapkan sebelum terbang ke Virginia. Beberapa menit kemudian, Cynthia keluar dari kamar mandi mengenakan dress hitamnya dan membawa pakaian tidur dan pakaian dalam yang lama. Seperti ini dress hitam yang dikenakan oleh Cynthia:
Melihat Cynthia dalam dress tersebut membuat Ron langsung terpesona dan pikirannya hanya terfokus pada gadis Kazhie itu, lupa dengan apa yang wajib dilakukan sekarang.
"Ron, cepetan. Udah selesai aku," kata Cynthia yang berhasil membuat Ron menjadi sadar.
"Oh, sorry."
Ron bergegas ke kamar mandi sambil membawa pakaian dalam yang baru dan setelan jas pemakamannya. Cynthia menghela nafas dan memegang dadanya, merasakan bahwa perasaan aneh tersebut muncul kembali. Maka, dia memutuskan untuk menyisir rambutnya, memasukkan pakaian dalam yang lama kantong yang sudah disiapkan dan pakaian tidurnya ke lemari, memasukkan iPad Pro, Apple Pencil, dan kabel charger ke tas selempangnya. Setelah itu, dia mengenakan sepatu mary jane hitam,pergi meninggalkan kamar mereka dan berjalan menuju ke kamar Danny dan Anna.
Tidak lama kemudian, Ron keluar dari kamar mandi dengan mengenakan setelan jas pemakaman yang hampir rapi. Jas single breasted-nya belum dikancing dan dasinya belum dipakai. Dia memasukkan barang-barang penting ke tas selempangnya, mengambil kartu kamar hotel, lalu keluar meninggalkan kamar itu dan pergi ke kamar Danny dan Anna.
Di kamar Danny dan Anna, Anna mengikat kepang Cynthia dengan ikat rambut berwarna hitam yang terbuat dari karet. Seperti ini sepatu mary jane hitam yang dikenakan Cynthia:
Anna mengenakan dress hitam yang hampir sama dengan dress milik Cynthia, bedanya adalah lengan dress Anna panjangnya tiga perempat. Sepatu yang dikenakannya adalah flat shoes berwarna hitam. Di meja besar, Seherin sedang bertengger memperhatikan pemiliknya yang rambutnya dikepang. Tiba-tiba, terdengar suara bel kamar. Danny berkata, "Aku cek, ya."
Danny berjalan menuju pintu tersebut dan melihat siapa yang di depan pintu melalui lubang intip. Yang di depan pintu ternyata Ron. Maka, pintu kamar tersebut dibukakan oleh Danny yang menandakan Ron dipersilahkan masuk.
Danny mengenakan setelan jas yang sama dengan milik Ron, namun yang milik Danny sudah seratus persen rapi. Dia terkejut saat melihat setelan jas yang Ron kenakan.
"Belum dikancing? Belum pakai dasi?"
"Aku belum bisa ikat dasi."
"Okelah, nanti aku akan ajarkan ikat dasi. Kita harus sarapan."
Maka, Danny membantu Ron mengikat dasinya dan kancingnya dipasang sendiri oleh Ron. Setelah Danny dan Anna memasukkan barang bawaan masing-masing ke tas mereka masing-masing, mereka berempat meninggalkan kamar 531 setelah Danny mengambil kartu kamar tersebut.
Keluarga Smithson berada di dalam mobil Uber yang sudah dipesan oleh Danny menuju rumah duka Saint Joseph of Arimathea. Mereka sudah memakan sarapan yang cukup untuk memberi energi untuk menjalani kegiatan sekarang ini.
Suasana di dalam mobil itu hening selain suara mobil yang sedang bergerak, tanpa terkecuali Cynthia. Namun, di dalam di pikirannya, Cynthia bersumpah bahwa dia mencium aroma amis darah di dalam mobil ini. Padahal, tidak ada percikan atau jejak darah di bagian mobil manapun. Hal ini membuat perasaan aneh itu kembali timbul di dalam dirinya.
"Apa mungkin ini ada hubungan dengan suatu hal yang George Washington sembunyikan atau tidak?" tanya Cynthia dalam hati. Dibuanglah pertanyaan itu jauh-jauh dari pikirannya, dia memutuskan untuk melihat pemandangan dari jendela di sebelahnya.
Tidak terasa, mobil Uber sudah sampai dekat rumah duka Saint Joseph of Arimathea. Mereka turun dari mobil tersebut setelah mobil tersebut berhenti sesuai dengan request Danny tempat berhentinya. Saat mereka masuk ke rumah duka tersebut, di dalamnya terdapat empat orang lansia yang sudah menunggu. Cynthia yakin mereka adalah teman-teman Nenek Anna-Marie semasa hidupnya.
Seorang pria yang berusia pertengahan tujuh puluhan melihat keluarga Smithson datang, mata birunya (tampaknya) memancarkan kesenangan dan wajahnya memancarkan perasaan yang sama juga, berjalan ke arah mereka. Cynthia melihat mata pria tersebut menjadi tidak enak. "Kayaknya bakal menjadi-jadi," pikir Cynthia.
"Oh, Danny dan Anna! Tepat pada waktunya," kata pria tersebut.
Anna berkata, "Terima kasih, pak.."
"Where are my manners? Nama saya Michael Hamilton. Anna-Marie pernah mengenalkanku kepada kalian waktu kalian masih anak-anak. " Matanya mengarah ke Cynthia dan Ron. "Mereka adalah saudara angkat kalian?"
"Ya, Pak Hamilton," jawab Danny.
"Daripada kalian berdiri di situ, mending duduk dan ngobrol bersama sekalian menunggu yang lain."
Jadilah Michael menuntun mereka untuk duduk di bangku yang agak depan dan duduk mereka bersama. Mengingat semasa hidupnya Anna-Marie juga memiliki sembilan rekan di tempat kerjanya dulu, jadilah harus menunggu agar yang lainnya datang.
"Jadi saya ke diangkat menjadi saudara angkat Kak Danny dan Kak Anna karena orangtua saya," kata Ron kepada Michael setelah menyelesaikan ceritanya bagaimana dia bisa diangkat menjadi saudara angkat mereka.
Michael terkejut mendengar cerita Ron. Menurutnya, mereka (orangtua kandung Ron) adalah salah satu orang yang tidak pantas untuk hidup. Maka, dia kasihan kepadanya.
"Bagaimana denganmu?"
Cynthia menceritakan kisah masa lalunya dengan beberapa perubahan, seperti mengenai keadaan saat dia ditemukan, orangtua kandungnya, dan apa yang dia lakukan selama dia kehilangan orangtua angkatnya. Untungnya, Michael tidak mencurigai apa-apa cerita Cynthia.
"I'm sorry to hear that."
"Tidak apa-apa, saya sudah melaluinya,"
Tidak lama kemudian, sisa sembilan orang lain datang. Maka, acara pemakaman Anna-Marie Smithson bisa dilaksanakan. Saat Cynthia melihat orang-orang tersebut dengan singkat, dia memutuskan untuk memberitahu kepada dirinya untuk tetap mengikuti acara dengan baik meski terdapat perasaan aneh itu sedikit meronta dalam dirinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top