Chapter 4
Pintu kamar 531 tidak ditutup, melainkan diganjal dengan pengganjal pintu. Maka, Cynthia masuk ke kamar tersebut tanpa keraguan. Di sana, yang lainnya sudah menunggu.
"Oke, kita berangkat!" kata Danny dan yang lainnya keluar dari kamar tersebut, meninggalkan Danny yang menyusul untuk mengambil kartu kamar hotel. Menyusuri lorong, lalu sampai di depan tiga lift. Terdapat empat orang di depan lift di sebelah kiri, tiga wanita satu pria. Lift tersebut menunjukkan angka 5 dan pintunya terbuka secara otomatis, di dalamnya terdapat seorang pria paruh baya yang masih menuju ke lantai enam. Keempat orang itu masuk ke lift tersebut dan pintunya tertutup otomatis setelah salah satu dari mereka menekan tombol tutup.
Danny telah datang. Lift yang berada di depan mereka terbuka dan Anna mendongak ke depan sedikit untuk melihat apakah lift tersebut ada orang atau tidak. Untungnya, lift tersebut kosong, jadi para Smithson masuk. Setelah lift tersebut tertutup secara otomatis, tombol G ditekan oleh Danny, lalu lift tersebut menyusuri dua lantai sampai pintu lift terbuka. Di luar lift tersebut menampakkan pasangan suami istri dengan tiga anak dan keluarga tersebut tidak masuk mengingat jumlah orang di dalam lift tersebut.
Maka, Danny segera menutup pintu lift tersebut dan menyusuri sisa lantai lagi sampai ke lantai dasar. Akhirnya, para Smithson keluar dari lift tersebut begitu pintu lift terbuka dan meninggalkannya yang tertutup secara otomatis.
Mereka berada di sebuah restoran yang bernama Fournier's Feast yang merupakan salah satu restoran yang dekat dengan Hotel Roosevelt dan harganya cocok di kantong. Jaraknya hanya empat meter dari hotel tersebut. Di restoran tersebut, mereka berempat melihat daftar makanan dan minuman yang tertulis di menu tersebut. Soerang pelayan yang dekat dengan meja nomor 4 (meja yang ditempati oleh para Smithson) adalah seorang pria tampak berusia akhir duapuluhan, berkulit putih, dagu bersih, dan rambutnya berwarna dirty blonde.
"Spaghetti Bolognaise, dua," kata Ron sekaligus mewakili Cynthia kepada pelayan tersebut yang mencatat pesanan.
"Pad Thai, satu," kata Anna. Dicatat lagi.
"Burrito, satu," kata Danny. Dicatat lagi.
"Minumannya?" tanya pelayan itu lagi dengan nada yang menunjukkan rasa kebosanan namun diusahakan untuk menutupinya.
Danny memesan jus apel, Anna memesan coklat panas, Ron memesan air mineral, dan Cynthia memesan Thai Tea dingin.
"Baiklah, ini saja pesanan anda. Oleh karena itu, mohon ditunggu ya," kata pelayan dengan hormat (begitulah). Saat Cynthia menatap mata coklat pelayan tersebut sebentar, arah pandangannya mengarah kepada Ron dan dia dengan sorot yang tampaknya menginginkan mereka yang membuat gadis Kazhie itu tampak tidak enak dari matanya meski dia menjaga ketenangannya. Pada akhirnya, pelayan tersebut meninggalkan meja mereka.
"Sorot mata pelayan tadi bikin aku jadi nggak enak," kata Cynthia kepada Seherin secara telepati.
"Hmm, arah pandangannya ke arah Ron dan kamu, tampaknya tidak bisa mengendalikan nafsunya atau memiliki semacam kelainan," kata Seherin dengan menyelidik.
"Bisa aja calon pedofil. Tapi biarpun asumsi, sama aja keadaannya maka aku tidak bisa memaafkannya."
"Cynthia, kamu ndak papa?" tanya Danny dengan khawatir.
"Oh, aku ndak papa," jawab Cynthia dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa dia masih baik-baik saja.
"Dari matamu, kamu tampaknya was-was dengan pelayan tadi? Pasti ada masalah?"
"Iya, tampaknya ini berhubungan dengan perasaan aneh yang aku rasakan sejak di penginapan Emorane."
"Tatapan matamu juga sama saat kita sedang menunggu Uber di bandara tadi. Kamu merasakan bahwa ada keanehan atau bahaya yang akan datang?" tanya Anna.
"Iya, Kak Anna," jawab Cynthia dengan nada yang tidak enak. Meski sudah lama mereka mengalami keanehan, tampaknya ini beda lagi.
Mendengar pembicaraan Cynthia dengan Danny dan Anna membuat Ron prihatin dengannya, lalu melihat sekeliling. Semua orang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang makan, mengobrol, sibuk dengan gawai mereka, menunggu pesanan, membayar pesanan mereka, dan sebagainya (selama masih sopan di depan publik).
Tidak lama kemudian, seorang pelayan wanita berjalan menuju meja mereka sambil membawa nampan berisi air mineral, Thai tea dingin, coklat panas dan jus apel dan meletakkan ketiga minuman tersebut di meja tersebut serta Anna menaruh empat minuman tersebut sesuai dengan yang memesan.
"Okelah. Meski kami tidak tahu apakah kamu mengalami halusinasi atau insting kamu meramalkan bahwa akan ada bahaya yang akan mendatangi kita, yang penting kamu jangan terlalu dipikirkan dan kalau muncul berbagai kemungkinan yang berhubungan dengan apa yang kamu rasakan, kasih tahu ya," saran Danny.
"Oke," kata Cynthia. Setidaknya dia merasa lebih baik setelah itu. Disedotnya teh pesanannya dengan sedotan dari stainless steel. Rasa susu kental dengan teh hitamnya sangat cocok dengan lidahnya. Dilihatnya juga Anna menyeruput minuman pesanannya.
"Meski sudah lama mengalami berbagai keanehan di rumah karena kami berdua menemukan sebuah foto misterius dan menghadapi bahaya begitu semuanya mengarah kepada asal usul Cynthia yang misterius, entah sejak kapan dia mulai merasa aneh sendiri sedangkan kami yang lainnya tidak? Okelah, tunggu saja sampai kita menjelajahi rumah peninggalan Nenek Anne-Marie," kata Ron dalam hati begitu melihat keadaan Cynthia sekarang setelah dia meminum sedikit air mineral Dasani langsung dari botolnya.
Mereka berempat melanjutkan diskusi singkat mereka mengenai pemakaman Anna-Marie dan menjelajahi rumah peninggalannya sampai Pad Thai dihidangkan ke meja mereka. Anna langsung menarik piring berisi hidangan tersebut dan makan terlebih dahulu. Tidak lama kemudian, seorang pelayan pria menghidangkan dua Spaghetti Bolognaise kepada mereka maka Ron dan Cynthia segera makan Spaghetti Bolognaise masing-masing, maka Danny menyusul karena dia sedikit lama pembuatannya pesanannya.
Seorang pelayan wanita membawa nampan berisi tiga piring burrito. Di tiap piring terdapat satu burrito. Setelah menaruh dua piring burrito ke meja nomor 8 yang terletak di pojok kanan restoran, dia mendatangi meja nomor 4 dan menaruh burrito satu lagi maka Danny menarik piring tersebut dan memakannya setelah meminum jus apelnya.
Mereka jalan-jalan sebentar ke Taman Hazzard untuk mencari udara segar. Hanya ada sedikit orang yang berada di taman tersebut dan terdapat banyak lampu taman dan CCTV yang membuat taman tersebut aman sepanjang hari. Namun, hal itu tidak membuat Cynthia merasa nyaman di dalam dirinya, bukan karena keberadaan lampu-lampu dan CCTV itu, melainkan muncul rasa yang tidak enak lagi.
"Merasa tidak enak lagi?" tanya Seherin dengan nada menyelidik sambil mengambang dengan mode tidak kelihatan di sisinya.
"Yeah," jawab Kaede setelah menghela nafasnya tiga kali.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top