37 -- Serangan Rylan

Sesuai dengan isi perjanjian antara William dan Rylan, mereka berencana untuk melakukan penyerangan tepat ketika pemberian jabatan kepada para pejabat baru di kerajaan Elm Island dimulai.

Rylan yang masih memiliki banyak pegawai di seluruh penjuru Elm Island, lantas meminta kepada para pegawainya untuk ikut berperang. Cukup dengan ancaman dan sedikit gertakan, pria itu berhasil mengumpulkan cukup banyak orang.

"Entah sudah berapa lama bagiku untuk mengumpulkan dan melatih orang-orang itu, tapi sepertinya kita akan melakukan penyerangan esok hari tepat ketika pemberian jabatan itu dimulai. Apa kau sudah siap?"

William yang tengah meneguk kopi sambil mengelap pedang kesayangannya, lantas menoleh ke arah Rylan. "Aku yang menginginkan penyerangan ini dimulai. Jadi, tentu saja aku akan selalu siap setiap waktu," jawabnya santai.

Rylan menganggukkan kepala paham, "Baguslah kalau begitu." Pria itu menggigit macaron yang dia ambil dari dapur sambil bersandar di tembok. "Aku pergi dulu," lanjutnya.

William menatap kepergian Rylan dengan senyum miring. "Jika pria itu tak mendapatkan apa yang ingin dia raih, mungkin sekarang kami berdua masih berduel. Tsk ... Licik sekali ...."

.
.
.
.

Acara pemberian jabatan baru kepada orang-orang yang baru telah membuat para warga berkumpul di depan halaman kastil yang sekarang sudah bersih dari bunga-bunga milik King Edward.

Wanita gemuk yang selama ini merawat Empress Artic sekaligus kerabat dekat Julian juga ikut menantikan siapa saja yang akan dilantik dan menduduki jabatan baru.

"Artic sudah banyak berkorban untuk negeri ini dan aku harap pengorbanannya takkan sia-sia. Hhh ... Semoga saja kekacauan yang terjadi ini sudah benar-benar berakhir."

Wanita itu menatap satu persatu orang yang akan dilantik oleh King Thomas sambil tersenyum tipis. "Syukurlah, kalau Theo tak lagi mendapatkan jabatannya. Jika sampai itu terjadi, semua orang akan langsung melengserkan sang raja baru itu."

.
.
.
.

"Para rakyatku yang tercinta, seperti yang telah kalian dengar akhir-akhir ini, aku akan segera mengganti para pejabat negeri.

Kekacauan yang terjadi beberapa waktu sudah membuat banyak kehancuran dan hampir melenyapkan semua manusia yang ada di kerajaan.

Aku benar-benar minta maaf karena sudah membiarkan kalian hidup dalam bahaya.

Untuk alasan itu, maka aku akan segera melepas tahtaku. Namun, sebelum itu, aku ingin melantik kelima orang penting untuk masa depan negeri ini."

Ucapan King Thomas membuat para warga kaget dan langsung ricuh ketika sedang mengomentari keinginan raja mereka yang baru.

King Thomas lantas tersenyum tipis, lalu menoleh ke arah Hanson dan meminta gulungan yang bertuliskan nama-nama para pejabat baru. Pria itu membuka gulungan itu, lalu menarik napas dalam-dalam.

"Para rakyatku, aku akan memulai untuk melakukan pelantikan sekarang juga. Menurut pada gulungan yang kubawa, hari ini aku akan melantik delapan orang. Dua diantara mereka mungkin akan membuat kalian kaget."

"Lady Eve, kepala pengurus dapur dan perpustakaan yang sudah bertahun-tahun mengabdi kepada kerajaan. Selain karena dedikasimu pada negeri, kau juga merupakan istri dari duke terdahulu, Duke William. Karena itu, hari ini aku mengangkatmu sebagai seorang Archduke."

Wanita cantik itu lantas maju ke hadapan sang raja untuk menerima jabatan baru. Sang raja kemudian memasangkan sebuah fascinator hat berwarna hijau ke atas kepalanya dan juga memberikan sebuah belati kecil berukiran daun elm.

Kira-kira kayak gini penampilan Eve :)

Setelah mendapatkan jabatan baru, gelar Eve yang dulunya hanya sebatas nanny, kini berganti dengan archduke.

"Jabatan yang kedua kuberikan kepada Lord Edo yang awalnya adalah seorang viscount kerajaan ini. Hari ini aku mengangkatmu sebagai seorang marquis menggantikan Marquis Leo."

Edo beranjak dari kursi untuk berdiri di depan sang raja menantikan jabatan baru. Ia mendapatkan sebuah pin khusus dan sebuah pedang baru yang juga memiliki ukiran daun elm di bilahnya.

"Jabatan ketiga akan kuberikan kepada Jhon yang awalnya adalah seorang baron. Hari ini aku akan mengangkatmu sebagai seorang count."

Tepat ketika Jhon akan maju untuk menerima jabatannya, komplotan Rylan datang menyerbu.

"SERANG!!"

.
.
.
.

Keadaan di halaman kastil yang awalnya nyaman-nyaman saja, kini berubah menjadi kacau kembali.

Para warga berhamburan keluar karena panik, sang raja dan pengawal yang sudah tahu jika akan ada serangan, lantas bergerak cepat untuk menahan serangan dari komplotan Rylan.

Para pengawal kerajaan berusaha menangkis berbagai serangan yang mereka terima.

King Thomas berusaha untuk menahan serangan Rylan yang membabi buta.

"Kau sudah melakukan banyak kesalahan, tapi hari ini kesalahan itu jauh lebih besar. Kau berniat untuk melepaskan jabatanmu dan membuat tahta kerajaan ini kosong." Rylan berusaha untuk mencoba menggores wajah King Thomas, tetapi sang raja dengan cepat menghindar dan mendapatkan sebuah perisai dari salah satu pengawalnya.

"Tak mungkin jika aku bertahan lebih lama di tempat ini setelah melihat satu persatu rekanku kembali ke asal mereka. Apa kau tak ingin kembali ke Terra Nubibus?" ungkap sang raja sambil mengambil ancang-ancang untuk mengayunkan pedang.

Rylan tersenyum miring dan memberikan tendangan kepada King Thomas. Tendangan sang pembelot itu mengenai tulang rusuk sang raja dan membuat pria itu tersungkur ke tanah.

Melihat King Thomas yang ambruk, Marquis Edo lantas buru-buru menghampiri rajanya.

"Apa kau benar-benar seorang raja? Baru segitu saja sudah ambruk, ckck ...," cibir Rylan.

Walau dengan bantuan Marquis Edo, King Thomas kemudian bangun dan kembali mengambil ancang-ancang untuk menyerang Rylan lagi.

"Keparat!!"

Sementara di sisi lain ....

"Kau ini adalah kawan baik Lauren, kenapa kau berkomplot dengan mereka untuk membuat kekacauan, hah?!"

Knight Auva berusaha mengunci tubuh Ara yang berusaha untuk menyerang Archduke Eve. Gadis itu berusaha untuk melepaskan diri, tetapi kedua tangan dan kakinya benar-benar dikunci hingga menjadikannya sulit untuk bergerak.

"Aish, memangnya kenapa jika aku adalah sahabat Lauren? Apa aku juga harus bergabung dengan kalian? Memangnya aku tidak bisa untuk bergabung dengan komplotan Rylan? Kenapa, hah?"

Knight Auva menatap Ara dengan tak percaya. "Bukankah selama ini kau tinggal bersama dengan Jia di rumah Jey? Kau tak merasa bersalah dengan mereka?"

Ara menghela napas dan tiba-tiba menggigit lengan kiri Knight Auva yang sejak tadi melingkar di lehernya.

"Jia adalah bosku dan Jey adalah suami dari bosku. Saat wanita itu kembali ke asalnya, maka dia bukan lagi seorang bos bagiku. Tak ada alasan yang tepat agar aku terus bertahan di rumah Jey. Lagipula aku tidak bisa untuk terus-menerus mencintai suami bosku sendiri. Kau tahu? Itu sangat mengerikan."

Ara lalu mengambil pisau belati di saku kecil khusus yang dia kenakan di pinggang kanannya. Gadis itu menatap Knight Auva dan Archduke Eve secara bergantian. "Kalian berdua benar-benar tak pantas untuk mendapatkan posisi ini." Tepat setelah mengucapkan hal tersebut, Ara menggores lengan keduanya dengan menggunakan belati.

"Akkkhh!!"

Ngomong-ngomong, pisau belati yang digunakan Ara untuk menggores lengan Knight Auva dan Archduke Eve adalah pisau belati yang sudah dilumuri oleh racun.

Ara meninggalkan keduanya, lalu pergi untuk membantu Leo dan Levie yang kini sedang sibuk menangkis serangan Kevin, Vernon, dan Sean.

"Aku hanya ingin segera pergi dari sini, tapi apa bisa secepat itu?"

*****

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top