30 -- Efek tato

King Thomas menatap sedih Auva dan Sean yang saat ini tengah terbaring di ranjang dengan kedua tangan dan kaki yang dirantai.

Saat ini sang raja tengah berkumpul dengan nenek penjaga asrama gaib, Nanny Eve, Queen Lauren, serta keempat knight khusus yang tersisa. Setelah mendengar fakta dan informasi mengejutkan dari Rei, pria itu kemudian memeriksa satu persatu pergelangan tangan orang-orang terdekatnya.

"Jika sudah seperti ini, apa yang selanjutnya akan kita lakukan?" tanya King Thomas kalut.

"King ...."

Sang raja lalu menoleh ke arah ratunya dengan bingung. "Ada apa queen?"

"Bisakah kita selamatkan teman-temanku? Rou sudah memiliki tato itu dan aku takut hal buruk terjadi kepada mereka," ungkap Queen Lauren khawatir.

King Thomas lantas menoleh ke arah Kevin dan Vernon. "Kalian berdua, tolong segera kumpulkan orang-orang  di dalam istana yang tak memiliki tato. Bawa mereka ke tempat yang aman dan pastikan juga kalau mereka tidak punya niat yang buruk."

Pandangan sang raja lantas dialihkan ke arah Jey dan Rei. "Kalian ikut aku dan juga ratu untuk pergi keluar agar dapat memberi tahukan hal ini kepada para warga."

"Thomas, aku akan pergi ke rooftop kastil. Dengan cara itu, aku bisa menyebarkan sihirku ke seluruh penjuru Elm Island. Aku akan menyebarkan sihir agar seluruh warga tidak bisa berbohong termasuk orang-orang di dalam kastil. Kita harus segera berpencar!"

Ucapan sang nenek membuat King Thomas mengangguk setuju.

"King, apakah saya bisa menemani grandma?" tanya Nanny Eve tiba-tiba. Sang raja pun kembali mengangguk.

King Thomas dan yang lain, lantas berpencar untuk menjalankan tujuan mereka.

.
.
.
.

Dentingan pedang yang saling beradu membuat suasana sekitarnya kacau. Malam yang seharusnya menjadi malam yang tenang, kini berubah menjadi petaka.

David yang baru saja ingin masuk ke dalam kamar, lantas harus mengurungkan niat.

"Kau ini kenapa, hah?! Kenapa kau menyerangku?! Sadar, bos! Sadar! Aisshh ...." David menatap kesal ke arah pedang di tangannya yang kini sudah patah. Pria itu membuang pedangnya yang patah, lantas berlari kencang untuk menghindari Rylan.

"Kemari kau! Kau sudah membuat kekacauan bersama kekasihmu! Kau harus dihabisi sekarang! Kemari kau, bocah!"

David menatap ke arah pertigaan jalan di hadapannya. Jika dia pergi ke depan maka ia akan bisa turun ke lantai bawah. Lalu jika dia pergi ke arah kiri, maka ia akan menemukan lift. Terakhir, kalau ia pergi ke arah kanan maka ia hanya akan menemukan sebuah jendela saja.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi padanya? Kenapa dia terus mengejarku?! A-apa karena efek dari tato itu?"

David lantas berjalan ke arah kiri, tetapi di sana, Rou terlihat sudah menghadangnya sambil membawa pisau dapur.

"Aissh, kenapa efek tato aneh itu berjalan terlalu cepat?" David lantas berlari ke arah kanan. Di tempat itu, Ara terlihat memainkan belati yang seharusnya dia gunakan untuk memotong bunga sambil menatap tajam ke arahnya.

"Oh, shit! Kenapa Ara juga ikut terkena efek sihir tato itu?!"

David mendesis karena kesal dan memilih nekat untuk turun saja ke lantai bawah. Bukan karena takut dengan pisau dan belati, tetapi pria itu takut jika karena pengaruh sihir, ia harus menghajar kedua gadis itu. Mana mungkin, 'kan? Dia itu pria perkasa yang tak mungkin harus melawan lawan jenisnya!!

David menatap Justin yang terlihat tak membawa apapun dan itu adalah kesempatan untuknya! Pria itu berlari kencang untuk menerobos celah kosong di samping kiri Justin.

Namun, ketika sudah ada di atas anak tangga teratas, Justin berusaha untuk menarik bajunya.

"Aihh, lepaskan bajuku! Kenapa juga kau ikut-ikutan mereka, sih?! Ey, lepas!" David lantas memilih untuk melepas kemeja putihnya dan segera berlari menuruni tangga. Pria itu mencari-cari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk mendobrak pintu yang sudah dipastikan terkunci rapat.

"Nah! Sepertinya aku harus memecahkan kaca-kaca rumah ini!" David mengambil sebuah barbel di pojok pintu yang biasanya Justin gunakan untuk melatih otot lengan.

Dengan terburu-buru, pria itu mencoba untuk memecah kaca besar di dekat pintu. Ia sangat bersyukur karena jendela besar yang biasa dia keluhkan 'terlalu tinggi' saat sedang mengelapnya, kini telah menyelamatkan hidupnya.

"Ke mana aku harus pergi?" David berkacak pinggang sambil menggigit kuku telunjuk kanannya.

"Ah, iya, aku ingat kalau di dekat sini ada rumah milik majikannya Lucky! Wanita gemuk itu pasti akan membantuku karena selama ini saja Lucky sering bersamaku. Oke, David! Let's go!"

David berlari ke arah jalan kecil yang biasa dilewatinya ketika sedang ingin pergi ke pasar.

.
.
.
.

"Aihh, akhirnya sampai juga di tempat ini! Permisi, Nyonya! Buka pintunya! Permisi! Nyonya?! Nyonya! Biarkan saya masuk!" teriak David tiba-tiba.

Sebenarnya jika saja David berteriak di siang hari, mungkin orang-orang di sekitar rumah majikan Lucky takkan protes. Namun ....

"Hey, bocah! Kenapa malam-malam begini kau berteriak?!"

"David, hari sudah malam! Besok saja kakak menggedor pintu rumah orang!"

"Oy, Nak, hari sudah terlalu malam untuk kau bermain dengan Lucky!"

"Jangan berisik!!"

"Oy, diam! Hari sudah malam!"

David menghela napas ketika mendengar sumpah serapah dari para penghuni rumah yang lain.

"Bagaimana bisa mereka meneriaki diriku ketika mereka tak membuka pintu sama sekali?! Apa mereka takut padaku?! Yang benar saja!" keluh David kesal.

Derit pintu terdengar pelan dan bersamaan dengan itu, muncullah Lucky dari balik pintu. Anjing itu memang akan masuk ke dalam rumah jika hari sudah gelap dan akan dikeluarkan saat matahari mulai terbit.

David berjongkok, lalu mengelus kepala si anjing dengan senyum yang lebar.

"Kenapa tumben sekali kau datang kemari malam-malam begini, Nak? Apa kau sedang bertengkar dengan bosmu?"

David kembali berdiri, lalu mengangguk pelan. Pria itu lantas masuk ke dalam rumah begitu dipersilakan masuk. "Masalah besar telah terjadi, Nyonya. Ah, iya, apa Anda pernah mendengar kabar mengenai efek tato sihir milik Hanson?"

Majikan Lucky itu menghentikan langkahnya, lalu melotot ke arah David. "A-apa tato semacam itu telah muncul kembali?"

David berkedip-kedip lamban karena tak mengerti mengapa wanita gemuk yang sudah ia anggap sebagai ibu, kini terlihat begitu panik.

"Muncul kembali?!"

Wanita itu mengiyakan ucapan David, kemudian buru-buru menutup pintu rumah.

"Jadi, Nak, bisa kau jelaskan lagi maksud dari ucapanmu?" tanya wanita itu antusias.

David masih menatap wanita itu dengan bingung. Tadi panik, sekarang terlihat penasaran?

"Kau tak perlu heran dengan reaksiku, Nak. Ayo katakan apa yang sudah terjadi," ucap wanita itu sambil terkekeh.

David mengangguk dengan ragu, tetapi tetap saja mencoba untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi.

"Nak, apa kau ingin tahu kenapa tato itu muncul kembali?" tanya wanita itu dengan serius. David pun langsung mengangguk dengan antusias. Pria itu lalu duduk di atas sofa yang sudah usang sambil memeluk Lucky yang tenang-tenang saja saat berada dalam dekapannya.

"Seperti yang sudah kalian ketahui kalau kekacauan ini berawal dari permintaan Artic yang terdengar sulit untuk diwujudkan. Ketika sebuah kehidupan yang seharusnya tak ada di tempat ini tumbuh semakin besar apalagi di bawah pengaruh sihir, maka kehidupan itu akan membawa petaka.

Pembunuhan massal yang terjadi karena pengaruh sihir hitam pernah juga terjadi jauh hari sebelum pulau ini memiliki nama dan hanya ada satu orang yang selamat dari pengaruh itu dan bisa hidup sampai sekarang. Orang itu adalah wanita tua yang sekarang ada di kastil. Jika kalian sudah mendengar peringatan darinya, maka sebaiknya kalian harus mengingat-ingat apa yang sudah dia katakan. Kalian mungkin beruntung karena kali ini akan ada lebih banyak orang yang berhasil mengendalikan kekuatan hitam itu."

"Akan ada lebih banyak orang yang berhasil mengendalikan kekuatan hitam itu? Bagaimana caranya?"

Wanita itu kemudian langsung menatap ke arah Lucky. "Bisakah kau menunjukkan wujud aslimu, Nak?"

David menatap Lucky yang duduk di pahanya dengan bingung.

Cahaya putih tiba-tiba datang dari balik celah pintu dan menyelimuti seluruh tubuh Lucky. Tubuh anjing itu secara perlahan berubah menjadi sesosok wanita cantik yang tak David ketahui namanya. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?

"K-kau siapa?!"

*****


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top