"Twenty three"

"Erghhh..., lepaskan aku budak!" kata Ria berusaha lepas dari jeratan tali bayang Fang.

"Tak akan sebab kau kaki tangan musuh BoBoiBoy." suasana menjadi tegang dan kilatan mata tajam langsung mengarah ke Ria yang terikat dengan kuasa Fang.

Beberapa hari yang lalu, setelah kepergian BoBoiBoy dari taman...

"BoBoiBoy, maaf aku dah kacau masa rehat kau." kata Fang ketika dia masuk ke kamar BoBoiBoy.

Sang pemilik kamar yang baru saja masuk sedikit terkejut dengan kehadiran Fang namun langsung menormalkan diri kembali dan menyuruh Fang duduk di sebelahnya.

"Kenapa ni Fang? Dan kau tak payah lah formal macam tu." kata BoBoiBoy menepuk sofa untuk mengisyaratkan Fang duduk di sebelahnya dan Fang pun menurutinya karena tidak ingin debat dengan BoBoiBoy.

"Sorry sebab aku tadi tengok kau masa kat taman dengan budak perempuan yang Laksamana Amato bawa dan dia bukan budak baik, aku sarankan kau hati-hati dengan dia." kata Fang menyentuh kedua pundak BoBoiBoy dengan harapan BoBoiBoy mau mengikuti sarannya.

"Aku tahu, Fang. Aku tahu dia tu bukan budak bak dan aku tengah cari bukti supaya aku tak dikawinkan dengan dia." kata BoBoiBoy menatap Fang serius.

"Kejap, kau kata apa tadi? Kawin? Biar betul kau?" tanya Fang tidak percaya bahkan sampai menggoyangkan badan BoBoiBoy. 'Kenapa dia lagi popular daripada aku ni?' batin Fng menangis.

"Betul lah. Aku ni Putera Mahkota jadi kena cari calon sebelum naik tahta..., berhenti goyang badan aku lah!" Fang melepaskan tangannya dari badan BoBoiBoy dan mengatakan maaf dengan pelan.

BoBoiBoy menormalkan pandangannya yang sempat kabur akibat pusing dan mulai melanjutkan kembali kisahnya.

"Ughh..., peningnya kepala aku. Hah..., maklumlah kau terkejut tapi Ayah memang buat macam ni sejak lama dan dah ramai perempuan yang dah dipasangkan dengan aku." lanjut BoBoiBoy berdiri dari duduknya dan melihat keluar jendela kamarnya.

"Kemana semua perempuan tu?" tanya Fang dan BoBoiBoy terdiam sesaat sebelum menjawabnya.

"Ada yang tiada, ada yang benci aku, ada yang hilang dan tiada, ada pula yang pilih lelaki lain." balas BoBoiBoy dengan wajah biasa bahkan dia samar-samar tersenyum, Fang tidak menyadarinya.

"Lepas tu yang kali ni macam mana? Budak tu bukanlah budak baik-baik, dan agaknya aku macam kenal dengan wajahnya." kata Fang dengan pose berpikir.

"Fang, aku perlukan bantuan kau kali ni. Nanti aku bagi tahu rahasia untuk kau jadi populer." Fang yang awalnya seperti malas langsung menjadi semangat dengan mata berbinar.

"Apapun itu, Tuanku." kata Fang dengan mata berbinar. 'Dah agak senang nak bujuk dia ni. Hah..., gila pupolar betul. Tak macam abang dia.' pikir BoBoiBoy sweatdrop.

"Aku yakin Ria akan laporkan pasal apa yang aku buat pada dia tadi kat Ayah ngan Mak. Masa tu kau diam-diam tangkap dia guna kuasa bayang kau dan..., sebelum tu kau kena cari maklumat pasal Ria." Fang menganggukkan kepalanya dan BoBoiBoy tersenyum tipis ketika Fang menyetujui rencananya.

Kembali ke masa sekarang, Fang mengeluarkan kertas-kertas yang berisi data informasi Ria kepada sang kakak di belakangnya. Kaizo langsung mengambil kertas itu dan membacanya.

Betapa terkejutnya Kaizo saat melihat kertas yang diberikan sang adik. Mata Kaizo langsung melirik tajam ke arah Ria dan dia mengacungkan pedangnya di depan Ria, sama seperti BoBoiBoy sebelumnya.

"Abang?/Kaizo?/Kapten?/Izo?" kejut mereka semua yang melihat Kaizo langsung menodongkan pedangnya ke hadapan Ria, dengan ekspresi yang sama seperti BoBoiBoy.

"Rupanya kau, aku dah cari maklumat pasal kau dari lama lagi. Kau tak akan dapatkan hati BoBoiBoy ataupun sesiapa kat sini." Ria menunduk dan tiba-tiba saja dirinya tertawa keras.

Kaizo dan Fang yang tahu siapa Ria langsung siaga, sedangkan yang lainnya hanya menatap kebingungan. Ya, maklum saja karena mereka belum tahu apapun soal Ria kecuali dua orang yang siaga.

"Izo? Siapa dia sebenarnya?" Ailsa langsung saja bertanya namun bukan Kaizo lah yang menjawab melainkan Ria sendiri, dengan ekspresi licik.

"Hah..., rupanya aku tak boleh sorokkan diri lagi. Perkenalkan, aku ialah..." ledakan langsung terjadi dan itu membuat BoBoiBoy yang sedang berada di kamarnya terkejut.

"Ledakan apa tu, BoBoiBoy?" tanya Ochobot yang terbangun karena suara ledakan yang cukup besar.

"Aku tak tahu. Kau pergi je kat bilik power shpera, aku nak pergi kat bilik latihan." BoBoiBoy langsung berlari menggunakan kuasa halilintar dan betapa dia terkejutnya saat ia sampai di ruang latihan yang sudah tidak berbentuk.

"Akak! Ayah! Mak!" BoBoiBoy langsung mendekat ke arah sang kakak yang pingsan karena terkena ledakan.

"Ahahahaha..., datang juga Tuan Putera kesayangan kita." BoBoiBoy menatap Ria tidak percaya.

"Kau..., rupanya itu kau! Aku dah agak kau ni bukan budak biasa." kata BoBoiBoy berdiri dan menatap Ria tajam.

"Apa maksud kau ni BoBoiBoy? Aku tak faham lah." Ria masih pura-pura tidak mengerti maksud BoBoiBoy dan itu cukup untuk membuat BoBoiBoy melayangkan pedang halilintar miliknya.

"Jangan buat pura-pura tak tahu!" kata BoBoiBoy menahan kekesalan karena dia tahu jika dia lepas kendali, orang-orang tersayang yang ada di sekitarnya akan terkena getahnya.

"Kalau macam tu, kena lah perkenalan lagi. Salam kenal Tuan, saya Mila, adik kepada Camilo dan Camil. Tuan pasti tahu siapa diorang bukan?" BoBoiBoy menatap tajam Ria atau kita panggil saja Mila yang duduk santai di salah satu runtuhan ruang latihan.

"Tuan Putera Aidan!" BoBoiBoy melihat ke arah suara dan dia melihat Airin datang bersama pengawal.

"Cepat bawa semuanya kat bilik kesihatan. Biar aku sorang je yang uruskan budak ni." perintah BoBoiBoy dan dengan sigap pengawal yang di bawa Airin membawa teman dan keluarganya ke ruang kesehatan untuk di obati.

"Abang, jom pergi kat bilik kesihatan." bisik Airin yang memapah Amato.

"Macam mana dengan BoBoiBoy?" tanya Amato lirih yang berusaha tetap sadar.

"Dia kuat. Kita boleh percayakan kat dia untuk kali ni, ayuh Abang." Amato menatap punggung sang anak yang tetap berdiri tegap walau musuh di depannya terlihat kuat.

'Hati-hati, Nak. Maafkan Ayah.' setelah semua korban di evakuasi, BoBoiBoy langsung melepas jam kuasanya dan mengantunginya.

"Kenapa kau cabut jam kuasa kau? Kau tak dapat lawan aku tanpa guna kuasa kan?" Mila turun dari runtuhan bangunan dan BoBoiBoy menghadapkan topinya ke depan untuk menutupi wajahnya.

"Aku percaya, dengan apa yang ada dalam diri aku." BoBoiBoy mengambil sikap kuda-kuda silat andalannya dan Mila melihat aura jingga keluar dari diri BoBoiBoy.

'Jadi ini yang Abang Camilo hadapi dulu, aku tak akan kalah bila dengan budak mentah macam dia.' pikir Mila yang berusaha tetap tegar walau kakinya gemetar karena aura BoBoiBoy.

'Dah lama aku tak gunakan teknik yang Pakcik Amirul dan Atok ajarkan. Jom gunakan ini, Aidan.' BoBoiBoy menutup matanya dan ketika dia membuka kembali matanya, dirinya melesat cepat di depan Mila.

'Lajunya—' Mila langsung di serang di titik vitalnya dengan sekali pukulan. Mila terlempar hingga menabrak dinding.

"Aku dah lama tak gunakan sihir, jadi ini tak seberapa sakit, kut." gumam BoBoiBoy mengibaskan tangannya untuk peregangan dan dia kembali ke kuda-kuda awalnya kemudian melayangkan pukulan lagi.

Mila yang langsung lemas itu akhirnya pingsan setelah menerima 2 kali pukulan. BoBoiBoy menyuruh pengawal yang baru datang itu membawa Mila ke penjara untuk di interogasi nantinya.

'Aku ingat akan susah, kacang je ternyata. Tapi jangan senang dulu, Aidan.' batin BoBoiBoy melihat Mila yang di bawa oleh pengawal.

"Aidan! Kau oke?" Airin datang bersama Maskmana dan BoBoiBoy mengembalikan posisi topinya ke semula kemudian tersenyum kepada keduanya.

"Aidan tak pe. Tak payah risau, Aidan dah dapat kawalan penuh." Airin langsung memeluk BoBoiBoy yang sudah ia anggap seperti anak sendiri, sedangkan Maskmana mengelus kepala BoBoiBoy.

"Macam mana yang lain? Ada cedera serius ke?" tanya BoBoiBoy dengan wajah cemas.

"Semua selamat dan hanya kecederaan ringan je. Diorang tengah rehat, nak tengok diorang ke?" BoBoiBoy menggeleng pelan dan dia tiba-tiba mengarahkan tangannya ke puing-puing yang sebelumnya hancur karena ulah Mila.

"Rebuild." seluruh puing-puing itu langsung kembali menjadi bangunan seperti awalnya. Airin dan Maskmana kagum dengan sihir BoBoiBoy yang sudah sampai di tingkat 4.

"Kau dah sampai tingkat 4 rupanya. Makcik bangga dengan kau, Aidan." kata Airin mengelus kepala BoBoiBoy pelan.

"Ini sebab Atok, dia latih BoBoiBoy juga masa ada masa." jawab BoBoiBoy yang senang ketika hasil latihannya dipuji.

*pip! pip! pip!

Jam kuasa BoBoiBoy berbunyi dan itu ternyata panggilan dari Tapops, lebih tepatnya dari Koko Ci dan Tarung. BoBoiBoy memakai jamnya dan langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Kapten BoBoiBoy, macam mana latihan korang selama 5 bulan ni?" BoBoiBoy cukup terkejut dengan apa yang ditanyakan Tarung.

'5 bulan? Bukannya baru 4 bulan?' batin BoBoiBoy terkejut.

"Em...., maaf Laksamana, bukannya baru 4 bulan kitorang berlatih ni?"
"4 bulan? Korangkan dah pergi selama 5 bulan." BoBoiBoy terdiam sejenak sebelum dia paham apa yang terjadi.

"Ah maafkan saya, Laksamana. Saya salah kira, dan ya semua berjalan baik. Apakah ada misi untuk kitorang, Laksamana?"
"Betul, ini misi bukan hanya untuk korang tetapi juga pasukan Double-T dan Trio T."
"Tapi pasukan Trio T tengah bercuti sekarang, kan?"
"Ini ialah situasi darurat dan korang sebagai pasukan andalan Tapops dan Tempur-A kena ambik misi ni. Macam mana?"

BoBoiBoy sesaat menatap Airin dan Maskmana yang ada di dekatnya, keduanya mengangguk dan BoBoiBoy pun tersenyum.

"Baik Laksamana. Saya akan berangkat sesegera mungkin, agaknya kat mana misi ni?"
"Dekat je dengan posisi korang saat ni. Korang boleh berangkat bila-bila masa dalam bulan ni. Misi korang ialah..."

BoBoiBoy, Airin, dan Maskmana terkejut dengan apa yang Tarung katakan dan Maskmana langsung saja pergi dari tempatnya menuju ke ruang pengintai.

"Bi-biar betul, Laksamana? Ki-kitorang akan ke sana?"
"Betul dan sebabkan kita hanya memiliki informasi terbatas terkait planet tu, saya sarankan untuk amati kejap sebelum pergi. Ada pertanyaan?"
"Bukan ke dulu Laksamana Ailsa dengan Laksamana Liore dah ambik misi ke sana?"
"Ya, tetapi kitorang dapat sinyal kecemasan dari planet tu dan itu mengarah ke kau dan Laksamana Ailsa."
"Tapi kenapa pasukan Laksamana Liore ikut sekali?"
"Demi keselamatan, juga hanya Laksamana Ailsa dan Laksamana Liore yang tahu pasal planet tu."

BoBoiBoy kali ini benar-benar terdiam. Suasana sedikit canggung hingga BoBoiBoy kembali membuka suaranya.

"Baiklah, saya akan terima misi ni. Terimakasih arahannya Laksamana Tarung, Komender Koko Ci." panggilan berakhir dan BoBoiBoy langsung pergi dari ruangan itu tanpa memperdulikan Airin yang sedari tadi menatapnya khawatir.

"Kena bagi tahu Abang." gumam Airin dan dia langsung beranjak ke ruang kesehatan.

Maskmana yang ada di ruang pengintai, sedang mengamati setiap layar yang ada di ruangan itu dengan jeli hingga dirinya tidak sengaja menemukan sebuah kode-kode aneh di salah satu layar.

"Kod apa ni?" Maskmana mengetikkan sesuatu di layar kendali untuk mencari tahu tentang kode-kode yang muncul dan hanya satu kode saja yang terpecahkan.

"Aidan Adiputera. Kenapa ada nama Aidan kat kod ni?" Maskmana berusaha untuk mencari informasi tentang kode itu dan hasilnya adalah...

"Bahasa kuno Ras Han, siapa yang faham bahasa ni? Hanya Abang Amirul je yang faham bahasa ni." ketika Maskmana sibuk mengingat orang yang dapat memahami bahasa kuno Ras Han, orang yang ditujukan pesan itu datang bersama segerombolan orang.

"Kenapa Laksamana? Ada apa-apa berlaku ke kat sana?" Maskmana menoleh ke asal suara dan langsung dia menyeret BoBoiBoy ke salah satu kursi yang ada di hadapan layar yang masih menampilkan pesan khusus untuk BoBoiBoy.

"Tiada apapun kat Planet Hundred, tapi ada pesan untuk kau. Kau faham bahasa kuno tak?" BoBoiBoy melihat ke pesan yang terpapang dilayar dan perlahan dia mengucapkan isi dari pesan tersebut sembari mencermati bahasanya.

"𝚃𝚎𝚛𝚑𝚘𝚛𝚖𝚊𝚝, 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝙰𝚒𝚍𝚊𝚗 𝙰𝚍𝚒𝚙𝚞𝚝𝚎𝚛𝚊, 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝙴𝚕𝚎𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚕. 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚗𝚝𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚛𝚒𝚜𝚝𝚊𝚕 𝚜𝚒𝚑𝚒𝚛 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚝𝚞 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚍𝚒 𝚐𝚊𝚕𝚊𝚔𝚜𝚒 𝚒𝚗𝚒."

BoBoiBoy menjeda ucapannya untuk beberapa saat karena dia merasa pernah melihat tulisan yang ia baca sekarang.

'Macam tulis tangan...., tapi bila benar, macam mana pesan ni sampai kat sini.' pikir BoBoiBoy mengerutkan dahinya dan dia kembali membaca pesan tersebut dengan bnanyak orang penasaran di belakangnya.

"𝚂𝚊𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚗𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚝 𝙿𝚕𝚊𝚗𝚎𝚝 𝙷𝚞𝚗𝚍𝚛𝚎𝚍 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚙𝚕𝚊𝚗𝚎𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚛𝚒𝚜𝚝𝚊𝚕 𝚜𝚒𝚑𝚒𝚛 𝚎𝚕𝚎𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚕 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚝 𝚐𝚞𝚊 𝚔𝚛𝚒𝚜𝚝𝚊𝚕. 𝚂𝚊𝚢𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚕𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞𝚊𝚗 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝙴𝚕𝚎𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚕 𝚍𝚊𝚗 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝙿𝚞𝚝𝚎𝚛𝚒 𝙰𝚒𝚕𝚜𝚊."

BoBoiBoy langsung menatap sang kakak yang ada di belakangnya dengan tatapan heran, begitu juga Ailsa yang menatap sang adik dengan tatapan heran.

"𝚂𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚓𝚊𝚐𝚊 𝚔𝚛𝚒𝚜𝚝𝚊𝚕 𝚜𝚒𝚑𝚒𝚛, 𝙰𝚖𝚒𝚛𝚞𝚕."

Sontak siapapun yang kenal dengan nama itu mendekati layar dan memperhatikan tulisan di pesan tersebut.

"Papa/Pakcik/Abang ialah... Penjaga Kristal Sihir?" kejut anggota keluarga secara bersamaan, bahkan Amato sendiri juga terkejut.

"Siapa Amirul tu?" bisik Gopal kepada teman-temannya.

"Dia ialah abang dari Laksamana Amato dan ayah kepada Kapten Maira." balas Kaizo yang setia berdiri di sebelah sang adik.

"Bukan ke Kapten Maira ialah anak kepada Laksamana Amato?" seran Yaya.

"Ayah Kapten Maira, Tuan Amirul, menghilang 4 bulan sebelum dia lahir dan mak dia pula, Laksamana Mara, tiada selepas lahirkan Kapten Maira. Aku dengar sebelum orang tua dia tiada, Laksamana Amato kena jaga dai macam anak sendiri." jelas Kaizo yang hanya di dengar oleh Kokotaim saja.

"Nasib baik Kapten Maira dapat keluarga yang bahagia." kata Ying terharu.

Kembali ke sisi keluarga BoBoiBoy, mereka masih mencoba mencerna apa yang BoBoiBoy bacakan dan BoBoiBoy sendiri juga bergelut ddengan pikirannya.

'Bila Pakcik dah hantar messege kat aku, maknanya...' BoBoiBoy menoleh ke arah ailsa dan menyenggol tangan sang kakak.

"Macam mana ni, Akak?" bisik BoBoiBoy dan hanya dia gelengan yang didapatnya sebagai jawaban.

"Akak pun tak tahu pasti tapi kata, Tarung dengan Koko Ci hantar maklumat pasal misi." BoBoiBoy langsung teringat akan hal itu dan dia mengetikkan kode untuk mengakses informasi misi.

"Dapat! Ada mesej juga kat sini dan ada dua." kata BoBoiBoy melihat informasi yang diberikan oleh Tarung dan Koko Ci dari Stasiun Pusat Tapops.

Sementara itu di penjara bawah tanah istana, Mila baru saja sadar dari pingsannya langsung memperhatikan sekitarnya. "Tch..., aku terpedaya. Macam mana nak jalankan misi dari Abang Camil ni?" gumam Mila merigkuk di salah satu sisi penjara.

~𝙽𝙴𝚇𝚃~
2229 word
01/06/2023

☆Note from Amy :

Maaf sebab Amy lama up sebab..., tengah asesmen//pundung...

Tapi bila ada masa, Amy akan up macam biasa. Tak payah risau e...

Chapter "Twentyfour" spoiler

"Abang?" - Maira

"Akak?" - Zein

"Ailsa?" - Double-T

"BoBoiBoy?"- Kokotaim

"Mana diorang?" - Liore

See you again in the next chapter~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top