"Twenty-one"

Berita tentang pernikahan Halim dan Liore menyebar selayaknya virus. Bahkan sampai ke telinga Caesar sendiri bersamaan dengan surat perbatalan pertunangannya dengan Liore. "Anak itu. Berani banget ngerebut istri gue! Awas aja lo, Halim Reqa Asy'ari. Gue pastiin lo ga bakal bahagia sama Amy!" Caesar mengacak kamarnya karena kesal dan menghancurkan hampir seluruh barangnya.

3 minggu kemudian, pernikahan Halim dan Liore berlangsung di kediaman utama Yuuki. Keluarga besar dan teman-teman dari kedua pihak mempelai memenuhi halaman mansion yang menjadi tempat berlangsungnya pernikahan.

Setelah ijab selesai, pesta pernikahan berlangsung dengan meriah dan penuh suka cita, melupakan jika sebelumnya mereka berduka karena kematian Tuan Nyonya Yuuki.

Seusai pesta, acara masih berlanjut yakni acara penobatan kepala keluarga yang di hadiri oleh banyak klien dan juga rekan perusahaan. Halim secara resmi menduduki kursi kepala keluarga Yuuki bersama Liore.

"Capek." keluh Liore langsung merebahkan diri ke kasurnya. Gaun putihnya masih melekat di tubuhnya, bahkan hiasan kepalanya juga masih ditempatnya.

"Ganti baju dulu. Masuk angin nanti." Liore langsung bangkit dari posisi tidurnya dan meretangkan tangannya. Halim yang baru saja memakai kaosnya itu langsung peka dan menghampiri Liore.

"Abis ini makan, minum obat, pemeriksaan, baru tidur. Besok terserah mau tidur sampe siang boleh." kata Halim menggendong Liore dan meletakkannya di kursi roda.

"Iya bawel." Halim mencubit pipi Liore gemas dan mendorong kursi roda Liore ke kamar mandi.

Setelah berganti pakaian, makan malam, dan meminum obat, dokter yang menangani Liore masuk ke dalam kamar pasutri dan memeriksa keadaan Liore.

"Macam mana? Kena berapa lama lagi Liore boleh lepas dari kerusi roda ni?" tanya Halim yang setia menunggu di sebelah Liore.

Dokter yang memeriksanya langsung memberskan alat-alat yang digunakan, baru menjelaskan kondisi terkini Liore.

"Laksamana sudah boleh lepas guna kerusi roda dan dapat mulai latih jalan. Saya akan jadwalkan terapi setiap pagi pukul 9, saya permisi dulu." dokter itu pergi dan Liore langsung menatap Halim berbinar terang.

"Dapet libur 3 bulan kan? Sampe waktunya, kita latih lagi tubuh sama staminamu. Setuju?" Liore mengangguk setuju dengan tatapan berbinar dan keduanya tertidur dengan posisi berpelukan karena sudah kelelahan.

Sementara di Planet Thousand, Ailsa sedang berada di taman menemani BoBoiBoy yang bermain dengan hewan-hewan yang entah dari mana datangnya. BoBoiBoy sudah diperbolehkan keluar namun masih dalam masa pemulihan jadi harus tetap di awasi.

"Kenapa kau termenung je ni?" suara khas itu langsung masuk ke telinga Ailsa dan dia tersenyum ketika melihat rupa dari pemilik suara itu.

"Tak de ape, saja fikir masa Liore dengan saudarinya dulu datang kat Tapops untuk pertama kali. Kau ingat lagi tak, Izo? Dulu kan aku dah cerita kat kau." Kaizo duduk di sebelah Ailsa dan ikut mengawasi BBB bermain layaknya anak usia 5 tahun.

"Mestilah ingat. Masa tu kan kau dengan Liore tu tak de akur mana-mana, aku dan Laksamana lain kena turun tangan masa tu untuk pisahkan korang berdua." Ailsa tertawa pelan mendengar jawaban Kaizo dan dirinya pun menatap ke langit yang cerah berawan.

"Hah..., terindu pula dengan masa tu." Ailsa menerawang jauh ke masa lalu, lebih tepatnya 11 tahun lalu ketika dirinya baru saja menyelesaikan pelatihannya dan masih berpangkat kadet.

11 tahun yang lalu...

"Ail, meh sini jap nak." Ailsa yang saat itu masih 10 tahun itu langsung menolah ke arah Bella yang memanggilnya. Ailsa meletakkan pedang latihannya dan segera mendekat ke arah Bella.

Ailsa memang baru masuk dalam pelatihan beberapa minggu lalu dan langsung mengambil ujian kental setelah yakin dengan kemampuannya dan lulus dengan nilai sempurna.

Hari ini adalah hari pertamanya menjadi anggota resmi Tapops dan dirinya belum menerima misi apapun.

"Ada apa, Mak? Ada misi ke untuk Ail?" tanya Ailsa ketika sudah berada di dekat Bella. Bella tidak menjawab pertanyaan Ailsa dan hanya mengajaknya ke suatu tempat yakni ruang kerja Amato.

Ketika Ailsa dan Bella tiba di ruang kerja Amato, bukan hanya pemilik ruangan saja yang ada di sana tetapi juga ada Maskmana, Airin, Maira, Zein, Yuuki bersaudara dan Sky, Tarung, Koko Ci, dan Tuan Nyonya Yuuki.

"Oh ini ke Ailsa? Comelnya budak ni, berapa usia Ailsa? Nyonya Yuuki langsung mendekat ke arah Ailsa yang berdiri di sebelah Bella.

"Saya masa ni 10 tahun. Makcik cantik ni siapa?" kata Ailsa tersenyum ketika menjawab pertanyaan Nyonya Yuuki.

"Terima kasih dah kata Makcik ni cantik, adik Ailsa pun cantik sama lah. Makcik ialah bagian dari keluarga Yuuki, adik dah tahu kan pasal keluarga Yuuki." Ailsa langsung mengerti dan dirinya menunduk hormat kepada keluarga Yuuki yang ada di ruangan itu.

"Amato, anak kau ni aku masukkan kat keluarga aku boleh kan?" tanya Nyonya Yuuki ketika melihat tingkah sopan Ailsa yang menurutnya lucu.

"Mana boleh! Dia dah ada adik yang kena jaga, kau tak boleh ambik dia. Lagipun kau dah ada anak 3 lah." bantah Amato tegas.

"Kau ni ada anak berapa?" tanya Tuan Yuuki penasaran.

"Tiga. Kenapa? Masalah?" jawab Amato dengan senyuman licik.

"Dia sulung kan?" tanya Tuan Yuuki lagi sembari menunjuk ke arah Ailsa yang sedang bercengkerama dengan Nyonya Yuuki.

"Ya, adik pertama dia lelaki dan Maira ni anak bungsu." jawab Amato dengan wajah bangga seolah hal itu adalah sebuah prestasi yang harus di tunjukkan kepada semua orang. Tuan Yuuki mendekat ke arah Amato dan memegang kedua pundaknya erat.

"Kau ada anak lelaki? Kenapa kau tak bagi tau aku?" Tuan Yuuki mengatakan hal itu sembari menggoncangkan Amato yang terdiam dengan wajah penuh kemenangan.

"Hehehe..., tengoklah siapa." sang istri dari kedua pria itu hanya bisa sweatdrop ketika melihat pertengkaran suami mereka tentang anak-anak mereka.

"Diorang ni sama saja. Tak dulu atau sekarang sama je." keluh Bella yang sudah lelah dengan pertengkaran Amato dengan Tuan Yuuki yang selalu terjadi ketika keduanya bertemu.

"Hah..., aku urus dia dulu." Nyonya Yuuki langsug berdiri menghampiri sang suami, begitu juga Bella. Anak-anak dan beberapa orang dewasa di sana hanya bisa memasang wajah acuh, tanpa peduli apa yang mereka ributkan dan—

*dong!

"Ehem—maafkan kitorang. Ailsa, Liore, meh maju sini." Ailsa dan Liore maju ke hadapan Amato dan berdiri sejajar.

"Sebelum tu, baik korang kenalkan diri jap." usul Bella tersenyum manis di belakang suaminya yang kepalanya terdapat benjolan besar, baru saja dipukul menggunakan dokumen tebal di meja Amato.

"Hai, namaku Ailsa Adiputeri binti Amato. Panggil je Ailsa, kau Liore kan?" kata Ailsa menjulurkan tangannya ke depan dan langsung dibalas oleh Liore.

"Aku Liore Hammy Yuuki, panggil Liore je. Pangkat kau apa? Bila masa kau ambik pelatihan? Apa kuasa kau dan dari power shpera apa? Kau dapat buat apa saja?" pertanyaan beruntun itu awalnya hanya dibalas senyuman kikuk, namun Ailsa langsung menormalkan wajahnya.

"Pangkat aku kadet lagi sebab kemarin aku baru je ambik ujian kental dan lulus dengan nilai sempurna, pelatihan aku baru bermula beberapa minggu lepas. Kuasa aku ruang dan masa dari power shpera Roombot dan Timebot. Aku pandai dalam bertarung dan bahagian informasi, kut. Boleh aku tahu pasal kau juga?" Liore mengangguk perlahan dan dia melipat tangannya di depan dada.

"Aku pun kadet dan aku dah 2 tahun jadi anggota Tapops dan Tempur-A. Aku tiada kuasa tapi ahli bertarung, ahli medis, dan juga seorang hacker." ucap Liore dengan penuh kebanggannya.

"Mimi, udah ga usah terlalu ditunjukkin lagi. Ini bukan wilayah kekuasan Yuuki, kau tidak bisa mengontrol apapun di sini." Tuan Yuuki memperingatkan Liore yang terlalu percaya diri ketika memperkenalkan diri.

"Baik Papa. Kita di suruh ke sini kenapa?" seketika saja atmosfer di ruangan itu memberat tetapi tidak berpengaruh bagi orang-orang di dalam ruangan itu.

"Saya dan Laksamana Amato telah memutuskan untuk memasangkan korang berdua dalam misi kali ni. Harap korang berdua dengarkan baik-baik sebab tak de pengulangan." Amato menekan salah satu tombol di meja kejanya dan di hadapannya langsung muncul hologram sebuah planet yang tertutupi kabut hitam tebal.

"Planet Hundred, kenapa jadi macam tu, Laksamana? Terakhir nampak tak macam ni." kata Ailsa ketika tahu planet apa yang menjadi tujuan mereka selanjutnya.

"3 tahun lepas, planet ni tetiba saja berubah menjadi berkabut macam ni. Misi ni sangat penting dan hanya korang berdua yang pantas untuk misi ni, siasat penyebab kabut tu dan cari dua power shpera turun temurun keluarga Yuuki." jelas Tuan Yuuki dan layar hologram itu menampilkan dua power shpera yang berlainan bentuk daripada power shpera lain.

"Starbot dan Kristalbot. Jadi diorang kat sana, apesal saya sebagai penjaga sah tak tahu keberadaan diorang?" kata Liore saat melihat power shpera yang ada di layar hologram. Tuan Yuuki mendekat ke arah Liore dan membisikkan sesuatu yang langsung membuat raut wajah Liore berubah.

"Baik Papa, siap melaksanakan tugas." gumam Liore datar nan dingin.

"Kadet Ailsa, Kadet Liore, ini misi penting dan jangan sampai gagal. Faham?" ucap Amato tegas ketika Tuan Yuuki sudah kembali ke tempatnya.

"Baik Laksamana!" jawab Ailsa dan Liore bersamaan disertai dengan sikap hormat Tapops.

"Lepas tu kitorang macam mana, Laksamana?" tanya Lyori ketika sadar jika kehadiran selain Ailsa dan Liore diabaikan.

"Kan korang kena ambik ujian kental." kata Bella dan itu membuat mereka yang sedang dalam masa pelatihan merinding ketakutan kemudian bersembunyi di balik duo sulung yang sedari tadi menjadi pusat perhatian.

"Akak, boleh tak kitorang ikut misi?" tanya Maira yang bersembunyi dibelakang Ailsa dan mentapnya dengan tatapan memohon.

"Iya kak, boleh ya ikut misi kakak? Janji ga ribut kok." dukung Lyori yang juga menatap sang kakak dengan tatapan memohon. Duo sulung saling menatap sejenak sebelum berhadapan tatapan memohon adik-adik mereka.

"Mima, Zee, kalian kan mau jadi anggota Tapops/Tempur-A yang hebat. Rintangan setelah melewati masa pelatihan adalah ujian kental, kalian harus menghadapi rintangan kan? Bukan melewatinya begitu saja atau bahkan menghindarinya." kata Liore mengelus kepala kedua adiknya.

"Mai, Zein, kata korang nak tunjukkan kat abang bila korang boleh kuat macam dia. Langkah pertama ialah menjadi anggota Tapops kan? Nah syarat rasmi menjadi anggota Tapops ialah ikut ujian kental. Kau nak tahu berapa nilai Aidan masa ikut ujian kental dulu?" Maira dan Zein saling menatap dan menggeleng bersamaan.

"A+++, masa tu ujian kental terbaru tengah di uji coba dan Aidan dapat nilai tinggi tau. Korang kan nak cuba lampaui abang korang kan?" ke-empat adik itu seketika terdiam dan beberapa saat kemudian mereka bangkit dan siap menjalani ujinan kental.

"Masalah ujian kental dah habis, korang nak berangkat misi bila?" kata Bella tersenyum senang.

"Sekarang." jawab Ailsa dan Liore bersamaan. Amato langsung menyuruh mereka bersiap dan bertemu di hanger 3. Ailsa pertama-tama pergi ke kamarnya untuk mengambil perlengkapan yang dibutuhkan, tanpa sengaja matanya mengarah ke sebuah pin yang tergeletak di atas meja.

"Boy, Akak dah dapat misi pertama ni. Kau baik-baik tau kat rumah, jangan tarik perhatian makhluk asing kat bumi tau. Akak akan jaga diri kat sini." kata Ailsa mengambil pin berbentuk huruf "B" dengan ada elemen petir.(Seperti simbol di topi BoBoiBoy yang BoBoiBoy Galaksi)

Liore sendiri langsung ke hanger 3 karena dia tidak membawa barang bawaan selain kantung kecil yang ada di pinggangnya. 5 menit kemudian Ailsa datang dengan membawa tas pinggang dan juga pedangnya yang selalu melekat padanya.

"Korang hati-hati masa kat Planet Hundred, Ayah tak nak dengar kabar buruk pasal Ail." kata Amato memeluk Ailsa dan singkat cerita keduanya pergi misi dan kembali dengan selamat walau setelahnya mereka kerap meributkan hal-hal yang sebenarnya sepele.

Liore juga kabarnya mendapatkan kuasa manipulasi bintang dan kristal dari power shpera yang mereka selamatkan. Informasi yang mereka dapatkan dari Planet Hundred pun tidak jelas karena banyak kendala teknis.

Sejak hari itu Ailsa dan Liore berteman namun mereka lebih mirip rival daripada teman karena keributan yang selalu mereka perbuat. Orang-orang di sekitar mereka juga hanya bisa menghela nafas lelah karena keduanya tidak bisa begitu saja dipisahkan.

Keduanya terus bersama hingga Ailsa dan Liore sama-sama menjadi Laksamana. Mereka berpisah karena keduanya bertugas di sektor yang berjauhan, Ailsa di sektor A1154 sedangkan Liore berada di sektor milik keluarganya, sektor YU031.

Namun mereka tetap sesekali bertemu di Planet Thousand jika mereka sama-sama memiliki hari libur yang tidak memungkinkan mereka kembali ke Bumi.

Ailsa tersenyum ketika mengingat momen-momen lama bersama Liore dan dirinya ikut bahagia saat mendengar rivalnya menikah dengan seseorang yang ia cintai. "Liore dengan Halim dah kawin, kau tak nak ke?" goda Kaizo dan sontak itu membuat Ailsa memerah malu.

"Izo! Kau ni!" Ailsa memukul dada Kaizo dengan wajah yang masih memerah dan yang menjadi sasarannya hanya bisa tertawa geli karena dua hal. 'Comel dan dia tak pukul aku serius jadi geli.' batin Kaizo dan Ailsa pura-pura merajuk agar bisa dibujuk oleh Kaizo.

BoBoiBoy yang melihat kemesraan keduanya hanya bisa diam memperhatikan karena dia memang tahu hubungan antara kakaknya dan kakak Fang. 'Apelah aku yang jadi nyamuk kat sini.' pikir BoBoiBoy dan dia sekilas memandang langit dengan tatapan hangat.

"Akan kah semua damai macam ni? Semoga saja lah." gumam BoBoiBoy pada dirinya sendiri dan tak berselang lama pelayan istana datang membawakan sebuah surat.

"Terima kasih, kau boleh beredar dari sini." pelayan itu pergi dan BBB membaca isi surat dengan stempel yang tidak asing baginya.

❖❖❖

𝚈𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚑𝚘𝚛𝚖𝚊𝚝,
𝚃𝚞𝚊𝚗 𝙿𝚞𝚝𝚎𝚛𝚊 𝙰𝚒𝚍𝚊𝚗.

𝙱𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚋𝚊𝚛 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚝 𝙱𝚞𝚖𝚒? 𝚂𝚊𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝚜𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚝𝚒𝚊𝚜𝚊.

𝙼𝚊𝚊𝚏 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚕𝚊𝚗𝚌𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚖𝚋𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚓𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚒𝚖𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚃𝚞𝚊𝚗, 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚎𝚛𝚒 𝙰𝚗𝚍𝚛𝚘𝚖𝚎𝚍𝚊 𝚂𝚝𝚊𝚛𝚕𝚊 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚓𝚊𝚊𝚗 𝚂𝚝𝚊𝚛𝚕𝚊 𝙿𝚕𝚊𝚗𝚎𝚝 𝙷𝚘𝚜𝚑𝚒 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚓𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚊𝚝𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑𝚊𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝙿𝚞𝚝𝚎𝚛𝚊 𝙰𝚒𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚋𝚎𝚛𝚒 𝚛𝚎𝚜𝚝𝚞 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝙰𝚢𝚊𝚑𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚋𝚞𝚗𝚍𝚊.

𝙳𝚎𝚖𝚒𝚔𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚗𝚝𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚃𝚞𝚊𝚗, 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚊𝚝𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗-𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚖𝚙𝚊𝚞.

𝙳𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚑𝚘𝚛𝚖𝚊𝚝,
𝙿𝚞𝚝𝚎𝚛𝚒 𝙰𝚗𝚍𝚛𝚘𝚖𝚎𝚍𝚊 𝚂𝚝𝚊𝚛𝚕𝚊.

❖❖❖

BoBoiBoy langsung saja melompat kegirangan dan itu membuat Ailsa dan Kaizo terheran-heran dengan tingkah BoBoiBoy yang tiba-tiba kegirangan.

"Kenapa ni Boy? Kau nampak suka hati je ni. Surat dari siapa tu?" tanya Ailsa mendekat. BoBoiBoy langsung memeluk Ailsa dan terus mengucapkan puji syukur ketika memeluknya.

"Perjodohan tu batal, Akak! Akhirnya aku dapat dekat dengan perempuan yang aku suka!" seru BoBoiBoy dengan bahagia.

Ailsa mendengarnya langsung saja merebut surat itu dan ikut bahagia akan adiknya. Kaizo yang tahu siapa perempuan yang di maksud hanya bisa tersenyum.

"Aidan, walau perjodohan kau dengan bangsawan Starla batal. Ayah ngan Mak dah sediakan opsi lain untuk calon kau nanti." suasana hati BoBoiBoy langsung memburuk ketika mendengar suara ayahnya, lebih tepatnya berita yang sang ayah bawakan.

~𝙽𝙴𝚇𝚃~
2312 word
23/05/2023

☆Note from Amy :

Yeay! Akhirnya up juga dan kisah tentang Liore keluarga sudah tamat ya, kalau ada yang masih penasaran bisa tunggu aja karena Amy punya rencana lain. Ehe.

Oke, selanjutnya bakal kembali fokus ke tokoh utama dan harusnya udah ketebak ya siapa perempuan yang di incar sama BoBoiBoy.

Oh ya sampe lupa, HAPPY LATE BIRTHDAY UNTUK OC SAYA LIORE HAMMY YUUKI! DAN HAPPY BIRTHDAY UNTUK ADIKNYA, LYORI HIMA YUUKI!

Liore : Terima kasih, happy late birthday juga untuk author.

Eh... Lupa kalo saya buatnya sama ya tanggalnya. Ehe.

Lyori : kan emang Kak Liore presentasi dari author di cerita-cerita author kan? _- Btw, thanks author, semoga list cerita di draft cepet di update ya^^

Budak satu ni..., hah..., oke segitu dulu.

Chapter "Twenty two" spoiler

"Ayah! Aidan tak nak ikut apa kata Ayah lagi!" - BoBoiBoy

"Aidan! Berani kau tinggikan suara kau kat Ayah?" - Amato

"Ya! Dan satu perkara lagi, Aidan akan cabut gelar Putera Mahkota dan Aidan nak jadi penduduk Bumi macam manusia biase." - BoBoiBoy

"Aidan!"- Bella, Ailsa, Maira, dan Amato

See you in the next chapter~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top