"Twenty nine"
*warning : banyak penjelasan jadi pilihlah tempat yang nyaman dan hening untuk memahaminya
=========================================
"Maaf dah tinggalkan kau lagi, tolong jaga kuasa tu dan galaksi, terima kasih dah buat hidupku berwarna. Selamat tinggal." 'Ceilo' berubah sepenuhnya menjadi debu cahaya dan terbang mengikuti angin, bersamaan dengan terbitnya matahari pagi.
BoBoiBoy jatuh terduduk sembari memeluk pakaian milik 'Ceilo'. Kedua saudarinya menatap BoBoiBoy dengan tatapan sendu, bukan hanya mereka tetapi para elementalnya juga menatap tuannya dengan tatapan sendu.
Mereka tahu bagaimana bahagianya BoBoiBoy ketika bersama 'Ceilo' dan hanya dengan sahabatnya itulah BoBoiBoy bisa menjadi dirinya sendiri, tanpa harus terbebani oleh status dan tanggung jawab yang dia miliki.
Kehilangan sahabatnya lagi untuk yang kedua kalinya tentu bukan hal yang mudah bagi BoBoiBoy yang memiliki perasaan lemah jika sudah menyangkut dengan sahabatnya.
"Selamat tinggal, Ceilo. Aku bangga dapat kawan baik macam kau, terima kasih dah isi masa-masa lampau dengan memori yang indah." gumam BoBoiBoy diikuti dengan air mata yang mengalir.
Ailsa dan Maira mendekati saudaranya kemudian memberikannya pelukan hangat, sama seperti saat dulu 'Ceilo' menghibur BoBoiBoy.
BoBoiBoy langsung membalas pelukan tersebut dan menangis layaknya anak kecil di depan saudarinya, melupakan harga dirinya sejenak untuk kepergian sahabat terbaiknya.
Tentu hal tersebut di lihat oleh keluarga dan teman mereka. Mereka tahu sedikit tentang hubungan BoBoiBoy dengan 'Ceilo' dan mereka langsung tahu jika hal pertama yang paling BoBoiBoy sayangi dan lindungi setelah keluarganya adalah 'Ceilo' seorang.
Setelah momen sendu berlalu, mereka memilih kembali ke Bumi. Ya, dari sekian banyak opsi kepulangan, mereka memilih untuk ke Bumi untuk menenangkan diri mereka serta memulihkan keadaan fisik dan mental mereka.
Amato tentu memberi ijin karena dirinya sendiri yang menyarankan untuk kembali ke Bumi kemudian dia langsung melaporkan kepada Tarung dan Koko Ci terkait kepulangan mereka ke Bumi.
Sesampainya di Bumi, tangis haru dari keluarga mereka masing-masing menyambut kepulangan anggota Tapops. Yuuki bersaudara langsung kembali ke kediaman mereka dan memohon ijin mengambil cuti panjang kepada Amato.
Tok Aba yang memang biasanya menyambut kepulangan cucu tersayangnya itu di buat terkejut oleh orang-orang tak terduga yang juga pulang.
"Atok!" Ailsa, Maira, dan Zein langsung berlari memeluk Tok Aba yang masih mematung karena terkejut akan apa yang ia lihat saat ini.
"Assalamu'alaikum Abah." Amato, Bella, dan Amirul menyusul anak-anak setelah beberapa saat kemudian.
Tok Aba memang masih mematung tapi tiba-tiba ketiga orang dewasa itu dipeluk oleh Tok Aba. "Balik juga korang e, terutamanya kau Amir. Syukur korang dah balik." kata Tok Aba ketika memeluk kedua putra dan menantunya.
"Maaf risaukan Abah. Amirul akan cerita semua hal yang terjadi kepada Abah." kata Amirul lembut.
"Abah je? Kitorang tak?" tanya Amato dengan wajah cemberut. Amato walau terlihat dewasa ketika diluar, dia tetaplah seorang adik yang manja dengan kakaknya.
"Iya, korang pun. Dah jangan monyok je muka tu, eh... mana adik-beradik kau yang lain tu BoBoiBoy?" balas Amirul menoleh kepada BoBoiBoy yang sedang asik mengobrol dengan saudarinya.
"Adik-beradik?" beo Tok Aba dan orang-orang Bumi lainnya.
"Hm? Eh..., ha ah lah. Oi! Boel! Kemana korang!" BoBoiBoy langsung mengeluarkan teriakannya dan muncul lah 7 makhluk lainnya secara tidak terduga dari kapal MSY Kebenaran.
"Abang Boy! Hali jahat, renjat kitorang!" Taufan dan Blaze
"Salah korang siapa yang suruh letupkan balon kat muka aku, hah!" Halilintar
"Solar yang bagi idea lah. Jadi bukan salah kitorang saja." Duri
"Duri! Apesal kah bagi tahu?" Solar
"Korang ni nak kena renjat lagi ke?" Halilintar
"Hari yang tenang, kan Ice?" Gempa
"Zzz..." Ice
"A...pe...kah..." orang-orang yang berada di sana hanya bisa diam memperhatikan keributan yang tersajikan.
Kesabaran BoBoiBoy sebenarnya tebal, tapi mungkin karena lelah setelah bertarung dan emosinya belum terlalu stabil setelah kehilangan sahabatnya.
*Bong!
*Pletak!
*Duang!
*Plak!
Halilintar, Taufan, Blaze, dan Solar menerima "hadiah manis" dari sang "kakak". Kenapa Gempa, Ice, dan Duri tidak terkena sekalian?
Gempa dan Ice mereka hanya diam, tidak ikut dalam keributan yang terjadi sedangkan Duri, tentu saja karena dia kesayangan BoBoiBoy jadi dia aman, mungkin jika nakal dia akan di omeli sebentar.
"Dah habis bising?" tanya BoBoiBoy dengan senyuman yang cukup mengerikan di mata elemental, mirip ketika Gempa marah tetapi lebih mengerikan.
"Dah Abang. Maafkan kitorang." jawab korban pukulan BoBoiBoy. Sedangkan tiga lainnya hanya menonton dalam diam di belakang BoBoiBoy.
Tok Aba terkejut, bukan karena tingkah para elemental yang sudah menjadi makanan rutin ketika BoBoiBoy pulang ke Bumi.
Tapi Tok Aba terkejut karena BoBoiBoy berpecah dengan para elemental tanpa dirinya menghilang.
"BoBoiBoy." merasa di panggil oleh sang kakek, BoBoiBoy mengalihkan pandangan kepada Tok Aba dan yang dirinya lihat pertama adalah senyuman hangat Tok Aba.
BoBoiBoy langsung kembali memeluk sang kakek yang sudah menemaninya sejak kecil. Tok Aba tahu jika dibalik senyuman BoBoiBoy ketika mereka pertama kali bertatap kembali, ada sebuah luka yang tidak bisa diceritakan.
"Semua akan berjalan kat jalan diorang masing-masing, BoBoiBoy. Kau jangan terlampau sedih akan kepergian seseorang." bisik Tok Aba kepada dirinya dan BoBoiBoy hanya bisa mengangguk pelan.
Bagi BoBoiBoy, Tok Aba adalah obat terbaik atas semua luka yang ia terima. BoBoiBoy yang tumbuh dengan menerima tanggung jawab besar tentunya memiliki rasa lelah dan obat dari itu semua hanyalah kehadiran kakeknya seorang.
Momen haru tersebut berlanjut hingga mereka pulang ke kediaman Tok Aba, mereka memutuskan untuk merayakan atas keberhasilan yang mereka raih.
Pesta tersebut di adakan di halaman belakang rumah Tok Aba dan pesta itu juga dalam rangka menghibur BoBoiBoy yang masih murung.
Mereka berpesta dari jam 9 malam sampai jam 1 pagi. Sebagian dari mereka sudah tertidur lebih dahulu karena kelelahan, tetapi masih ada yang terjaga.
BoBoiBoy memilih menyendiri di atap ketika teman-temannya masih asik berpesta. Mata BoBoiBoy menatap ke langit malam yang menampilkan bintang, pikirannya melayang jauh walau raganya ada di Bumi.
"Kau tak ikut ke, BoBoiBoy?" BoBoiBoy langsung melihat ke orang yang bertanya dan dia mendapati Kaizo duduk di sebelahnya dengan dua gelas teh.
"Saya nak sendiri je, Abang. Kenapa Abang kat sini?" jawab BoBoiBoy menerima gelas yang disodorkan oleh Kaizo.
"Ailsa dan Fang tengok kau pergi ke dalam." BoBoiBoy langsung tahu maksud Kaizo dan keduanya larut dalam keheningan yang mereka buat sendiri.
"BoBoiBoy, saya tahu kau masih sedih dan tak terima jika kawan baik kau pergi lagi. Tapi jangan lah kau terlalu sedih akan perkara itu, kau masih ada ramai kawan baik kat sini. Tengok kat sana tu." BoBoiBoy melihat ke arah yang ditunjuk oleh Kaizo dan ia melihat tawa dari temannya sejak dirinya berada di Pulau Rintis.
"Kau tak nak senyum dan tawa diorang hilang kan?" senyum BoBoiBoy mengembang dan mengangguk.
"Terima kasih e Abang. Nasib baik Abang kat sini, terima kasih Abang Kaizo." Kaizo mengelus kepala BoBoiBoy dan keduanya memeilih mengobrol di atas atap sembari menikmati pemandangan.
Pagi harinya, setelah bersih-bersih bekas pesta tadi malam, BoBoiBoy membantu Tok Aba untuk membuka kedai seperti biasa. Tapi kali ini dibantu oleh para elemental dan saudaranya.
"Hali, kau tolong belikan surat kabar dan hantar koko. Taufan, Blaze, dan Duri tolong cuci semua peralatan. Solar, Ice, dan Gempa, korang tolong siapkan koko. Akak, Mai, dan Zein boleh tolong siapkan meja." sekali perintah dari BoBoiBoy langsung dikerjakan oleh mereka.
Tok Aba tersenyum ketika melihat cucunya kompak membantu satu sama lainnya. Ochobot juga tersenyum bangga dan beberapa kali mengabadikan momen kebersamaan tersebut.
Hari pun semakin siang dan kedi semakin ramai, tapi hal itu tidak menyulitkan mereka karena mereka saling membagi tugas.
Ailsa, Halilintar, Taufan, dan BoBoiBoy mencatat dan mengantarkan pesanan. Tok Aba di bantu Ochobot, Gempa, dan Maira membuat pesanan. Sedangkan sisanya membersihkan meja, Ice membersihkan peralatan.
Hari terus berjalan dan ketika kedai mulai sepi, teman dan kelaurga mereka akhirnya datang ketika anak-anak Amato itu beristirahat di bawah pohon.
"Tengah rehat ke korang? Lemas betul." kata Gopal ketika melihat TTM(Taufan, Blaze, Duri) yang biasanya ribut itu terdiam dan malah merebahkan diri bersama yang lainnya.
"Banyak pelanggan lah. Tok Aba pun hairan kenapa pelanggan dapat sebanyak tadi, biasanya tak samapi macam ni." jawab Taufan yang menggunakan kuasanya untuk mengipasi meraka.
"Alahai..., kasiannya anak-anak mak ni. Korang nak ice koko special buatan mak tak?" kata Bella tertawa pelan. Seketika mata mereka bersinar terang tanpa perlu menjawab dengan suara.
"Kejap e. Pinjam dapur ya Abah." kata Bella berjalan ke kedai dan Tok Aba memperbolehkan.
Keharmonisan itu bertahan hingga senja tiba. Setelah menutup kedai, mereka pulang bersama-sama dan berkumpul di ruang tengah sembari menonton acara televisi.
"Amir, kau cakap nak terangkan semuanya." perkataan Tok Aba langsung menyadarkan yang lainnya jika mereka belum mendengar penjelasan atas hilangnya Amirul.
Amirul yang duduk di sofa dengan Maira yang bersender padanya itu langsung merasakan seperti ditusuk.
"Baik, Amirul akan jawab. Amirul hilang sebab Tuan Ceilo yang tarik saya, macam dia tarik korang berdua masa tu." BoBoiBoy dan Ailsa mengangguk paham dengan kata "ditarik" itu.
"Lepas tu Tuan cakap bila dia perlukan seorang penjaga untuk menjaga Kristal Sihir dan Inti Ras Han selama dia [pergi entah kemana." mereka secra bersamaan mengangguik dan Amirul menceritakan kesehariannya selama di gua kristal.
"Lepas tu masa Tuan balik, dia cakap bila beliau dah jumpa siapa budak yang ada dalam ramalan yaitu Ail dan Boy. Lepas tu tamat, sebab tak lama kemudian Tuan Ceilo tarik diorang berdua ni." penjelasan Amirul selesai dan dipahami oleh mereka semunya tanpa kecuali.
"Lepas tu, bila Akak dan Abang ialah ahli sihir. Kenapa saya dan Zein pun tak tau apapun, Papa?" tanya Maira mendongakkan kepalanya menatap mata sang ayah.
"Sebab korang ialah pewaris tahta kat kerajaan, entah tu Maimai atau Zein kita akan tahu kat masa hadapan nanti." Maira dan Zein saling menatap dan tatapn mereka seperti menantang satu sama lain.
"Dah tu, korang tak payah nak cabar diri sendiri. Korang lupa ke bila sistim kat kerajaan kita tu ialah pemilihan?" keduanya langsung cemberut dan mengalihkan pandangannya masing-masing.
"Korang ni memang tak berubah. Lepas tu Akak nak tanya pasal kuasa kau Boy, kenapa boleh jadi macam ni?" kata Ailsa menghela nafas lelah ketika melihat tingkah Maira dan zein yang tidak berubah dari tahun ke tahun.
BoBoiBoy yang sedang mengobrol dengan Halilintar dan Gempa itu langsung mengalihkan pandangannya ke sang kakak.
"Hm? Oh sebab diorang ni ada personaliti dan kesedaran sendiri, jadi Boy bagi diorang pilihan masa kita terima mesej dari Pakcik Amirul." jawab BoBoiBoy mengingat apa yang terjadi saat itu.
"Semua kena berjalan dalam jalannya sendiri, Gempa. Bila kuasa elemental ni memang milik aku, korang pasti akan kembali walau bukan sebuah kuasa lagi." jawab BoBoiBoy tersenyum lembut kepada kuasa elementalnya yang sudah ia anggap sebagai sebagian dari dirinya.
"Maksud Tuan?" tanya Taufan yang tidak paham maksud BoBoiBoy. BoBoiBoy mendekat ke arah Taufan dan menepuk kepalanya pelan.
"Ada 2 pilihan yang kena korang sendiri yang putuskan, jangan ada perpecahan sebab bila korang tak satu suara, korang tak akan kembali." jelas BoBoiBoy serius walau tatapannya lembut.
"Apa pilihannya Tuan? Kitorang akan usahakan untuk satu suara." kata Halilintar tegas.
"Senang je pilihannya, tapi ku tak yakin korang akan satu suara. Pertama, korang kembali ke power sphera asal korang. Yang kedua, korang menyatu dengan kristal elemental dan bersatu dengan alam." jelas BoBoiBoy dengan tatapan serius.
Tentu para elemental terkejut karena diantara 2 pilihan itu, tidak ada pilihan tetap bersama BoBoiBoy. "Tapi Tuan, pilihan tu akan pisahkan kitorang dengan Tuan." kata Taufan mengutarakan pikirannya.
"Betul Tuan, kitorang tetap jauh dari Tuan dan kitorang tak nak jauh dari Tuan." perkataan Duri mewakili elemental yang lainnya.
"Blaze setuju dengan Taufan dan Duri, takde pilihan lain ke Tuan? Saya yakin bukan hanya kami yang tak nak jauh dari Tuan." para elemental mengangguk bersamaan ketika Blaze menyelesiakan kalimatnya.
"Maaf, tapi ini ialah perjanjian ahli sihir elemental pada masa dulu. Aku tak boleh ubah atau tambahkan pilihan." jawab BoBoiBoy dengan berat hati, dirinya juga tidak ingin berpisah dengan kuasanya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya.
"Lepas tu, bila kitorang tak satu suara yang macam Tuan cakap sebelumnya, apa yang akan terjadi dengan kitorang?" tanya Solar penasaran.
"Korang akan menyatu dengan alam secara otomatis. Tak kembali ke power sphera, tidak kembali ke kristal elemental, maupun kembali ke aku." jawab BoBoiBoy mengalihkan pandangannya dari para elementalnya.
"Maknanya kitorang bukan bagian dari kuasa lagi dan kehilangan semua ingatan dan pemikiran kitorang." tebak Ice dan dibenarkan oleh BoBoiBoy.
"Lepastu bila kitorang tak pilih dari pilihan yang ada, apa yang akan terjadi dengan kitorang Tuan? Tak kan lah sama dengan apa yang Ice cakap tadi." tanya Halilintar menatap BoBoiBoy dengan penuh harap.
BoBoiBoy diam mengangguk dan dia membalikkan badannya memunggunggi para elementalnya, berusaha tidak terlihat jika dirinya menangis.
"Pastikan korang satu pilihan atau korang akan kehilangan semua yang telah bangun selama dengan aku." itu kalimat terakhir sebelum BoBoiBoy tersadar ke kenyataan.
Mendengar cerita BoBoiBoy, mereka tidak menyangka jika kuasa BoBoiBoy memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan tuannya. Bahkan Amirul sendiri kagum jika BoBoiBoy bisa menjalin hubungan seperti itu denga kuasa.
"Lepas tu, apa pilihan korang sampai korng dapat kembali dengan BoBoiBoy?" tanya Tok Aba penasaran.
"Kitorang pilih yang kedua." jawab Gempa mewakili.
"Kenapa mesti yang kedua?" tanya Amato heran.
"Sebab kitorang tak nak Abang Boy cari satu persatu power shpera tu untuk cari kitorang balik. Lagipun kristal elemental terhubung dengan sihir." mereka akhirnya memahami jalan pikiran para elementalnya dengan mendengar penjelasan Taufan.
"Ayah bangga dengan kau, BoBoiBoy. Kau dah berkembang pesat selama kita berlatih." BoBoiBoy memeluk sang ayah dan disusul pelukan dari yang lainnya.
'Aku harap keluarga ni tetap macam ni sampai bila-bila.' harap BoBoiBoy ditengah-tengah pelukan hangat itu dan mereka memilih untuk tidur bersama di ruang tengah, mengukir momen berharga.
"Oh Ailsa, Atok dengar kau ada dekat dengan Kaizo ye? Bila korang nak kawin? Umur kau dah 20 tahun lebih." pertanyaan Tok Aba langsung mengundang godaan kepada Ailsa.
"Akak tak nak kawin ke dengan Abang Kaizo? Dia dah kacak, kuat, pandai, apa lagi yang kurang." Maira
"Betul tu, lagipun korang kan dah dekat lama dah macam pasutri bila orang-orang tengok." Zein
"Ha ah, BoBoiBoy dengan Fang pun setuju bila korang kawin. Kitorang dah sepakat tau, Akak." BoBoiBoy
"Tak sabar Ayah ngan Mak nak tengok cucu." Amato
Godaan demi godaan menghampiri Ailsa yang kebetulan sedang berbalas pesan dengan Kaizo yang ada di Tapops-U.
"Akak pun tengah hantar mesej kan dengan Abang Kaizo." Ailsa langsung menyembunyikan diri dibalik selimut untuk menutupi wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.
"Janganlah macam tu! Ail belum sedia lagi lah!" tawa pun menggema karena melihat respon Ailsa yang nampak malu-malu kucing.
'Hah..., damainya.' pikir Amirul dan mereka akhirnya memutuskan untuk tidur karena malam semakin larut.
~𝙽𝙴𝚇𝚃~
2349 𝚠𝚘𝚛𝚍
14/07/2023
☆Note from Amy :
Yuhu~Amy balik lagi dan kali ni tak pakai lama. Oh dan tinggal satu chapter terakhir lagi lepas tu series pertama tamat dan akan lanjut kat series kedua.
Enstar chara : book kami gimana?
Nah ini yang Amy mau kasih tau, akan ada vote lagi setelah series ini selesai. Votenya akan Amy taruh nanti kalau sekiranya udah siap semuanya, oke✧(。•̀ᴗ-)✧
Oke sekian dulu dari Amy~
See you in the last chapter~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top