"Twelve"
"BoBoiBoy, kita akan jumpa lagi 12 tahun lagi dan akan aku bagi tahu semua hal yang nak sangat kau ketahui. Aku akan tunggu kau dan aku harap kau sedia."
Kalimat itu tiba-tiba saja muncul di pikirannya dan dia langsung melihat tanggal hari ini di jam kuasanya. "26 Disember... kejap lagi nak 12 tahun..." gumam BoBoiBoy menatap kembali langit yang mulai berubah warna.
"BoBoiBoy, makan malam dah sedia." panggil Ailsa dari belakangnya.
"Baik, Akak." BoBoiBoy meninggalkan tempatnya berdiri dan berjalan menyusul Ailsa.
Suasana di ruang makan sangat kondusif, tanpa ada keributan yang berarti, hanya perebutan makanan oleh pihak-pihak tertentu dan dipisahkan oleh orang-orang tertentu juga.
Usai makan malam, Ailsa mengajak mereka semua untuk mengikutinya ke suatu tempat tanpa memberitahu ke mana mereka akan pergi.
Rombongan itu berjalan menuju ke halaman belakang istana dan masih terus berjalan hingga sampai di sebuah dinding tinggi yang merupakan pemisah istana dengan hutan di sebelahnya.
"Laksamana, kita nak ke mana ni?" tanya Fang saat mereka baru saja keluar dari bangunan istana.
"Panggil Akak je bila tak de pekerjaan, Fang. Kau dah saya anggap sebagai adik sendiri, kan Izo?" kata Ailsa yang sedari tadi menempel kepada Kaizo.
Fang belum mengetahui hubungan abangnya dengan Ailsa, karena sengaja di sembunyikan hingga BoBoiBoy memberitahu identitasnya. Tapi perlahan, Fang mulai curiga dengan hubungan Abangnya dengan Ailsa dan BoBoiBoy yang bukan hanya dekat secara atasan bawahan atau teman.
"Hmm." jawab Kaizo tanpa ekspresi satu pun. Ailsa tahu jika Kaizo tersenyum, tapi itu senyuman yang sangatlah tipis.
"Oh baik... Akak." wajah Fang langsung memerah malu dan senang, fakta Ailsa adalah salah satu idolanya tidak bisa ditutupi rapat-rapat lagi.
BoBoiBoy yang melihat interaksi Fang dan kakaknya hanya bisa tersenyum kecil, "Oh Akak, Akak belum jawab pertanyaan Fang tadi." kata BoBoiBoy mengingatkan Ailsa.
"Hm? Korang akan tahu nanti, jangan bagi tahu Laksamana yang lain e. Aku pula nanti kena marah dengan diorang." jawab Ailsa mempercepat langkahnya.
"Kau nak tengok langit malam kat sana je kan? Kenapa pula kena marah?" kata Kaizo pelan namun masih bisa terdengar karena suasana sunyi yang ada di sana.
"Sebab... kita akan lalui hutan belakang istana dan hutan tu berbahaya masa malam. Tapi korang tak payah risau, aku akan gunakan kuasa ruang aku dan kita akan sampai kat sana dengan selamat." jelas Ailsa dengan senyuman khas miliknya.
"Kau sama macam adik-adik kau e, suka tengok langit malam." gumam Kaizo yang hanya terdengar oleh Ailsa sekarang.
"Nama pun adik, Izo. Aku, Aidan, dengan Maira sama-sama suka. Hah... seandainya saja Liore dan yang lain ikut. Tapi diorang kena bincang dengan Ayah ngan atasan." balas Ailsa menatap langit malam yang menampilkan satelit planet Thousand.
Mereka berjalan selama 10 menit dan akhirnya sampai di perbatasan istana dengan hutan, "Akak! Dinding dah nampak!" seru Maira yang berjalan paling depan dan dia yang pertama sampai di dinding perbatasan.
"Oke Mai! Meh sini!" jawab Ailsa melambaikan tangannya, menyuruh Maira untuk kembali ke rombongan. Takutnya kalau dibiarkan, Maira bisa tersesat di hutan yang penuh dengan hewan buas.
"Hehe jom cepat lah, Akak. Mai tak sabar nak tengok." kata Maira menarik-narik tangan Ailsa seperti anak kecil.
"Oke oke, sabar lah sikit. Kuasa Ruang, Perpindahan." sebuah kubus menyelimuti mereka dan mereka langsung berada di sebuah tebing yang lokasinya 3 km dari istana.
"Woahh! Cantiknya!" seru para wanita dengan wajah berbinar.
"Sama macam dulu." gumam beberapa orang yang pernah menginjakkan kaki di tempat itu dulu.
"Langit kat sini masih terjaga dari polusi cahaya dan asap, jadi buat pemandangan langit malam nampak jelas. Sebenarnya, bila tiada ancaman dari haiwan lokal, akan ada banyak orang yang akan buat kemping 1 minggu sekali." jelas Ailsa berjalan ke pinggir tebing dan duduk di sana, mengamati langit malam dengan tenang.
"Sejak bila haiwan-haiwan tu serang warga sini?" tanya Kaizo yang duduk di sebelah Ailsa dan Ailsa langsung menjadikan Kaizo sebagai sandarannya.
"Sejak Retak'ka datang, sebab diorang rasa terancam dan dia datang masa malam. Itu buat haiwan kat sini waspada dan mulai serang siapa saja." jawab Ailsa yang masih tetap melihat langit malam yang lebih menarik baginya.
"Eh iya ke? Dia elok je dengan aku." pernyataan BoBoiBoy mengundang tanda tanya bagi mereka dan betapa terkejutnya mereka ketika tahu alasan BoBoiBoy berkata demikian.
Di depan BoBoiBoy kini terdapat salah satu hewan yang duduk diam dengan BoBoiBoy yang juga ikut duduk di depan hewan tersebut.
"Woah! BoBoiBoy! Apa yang kau buat dengan singa besar tu?" seru Rosa ketakutan dan bersembunyi di balik Fang.
Bagaimana tidak takut, hewan singa yang ada di depan BoBoiBoy lebih besar 3 kali lipat dari singa yang ada di Bumi. Namun, ukuran itu adalah ukuran normal atau mungkin ukuran kecil bagi hewan planet Kawasan Amount.
"Tolong dia lah. Tengok kaki dia yang terkena kayu tajam ni, BoBoiBoy tolong lah. Dah kau boleh pergi, kau jangan risaukan luka kau. Kau akan baik selama rehatkan diri." singa besar itu menunduk hormat kepada BoBoiBoy dan berlari menjauh.
'Baik betul adik aku ni.' pikir Ailsa yang masih menatap tidak percaya apa yang telah BoBoiBoy lakukan, tapi sepertinya bukan hanya dirinya saja.
Semua orang di sana kebil mata melihat interaksi BoBoiBoy dengan singa besar yang ditolongnya tadi. BoBoiBoy yang merasa di tatap pun menatap mereka balik dengan tatapan 'Kenapa tatap aku macam tu?'.
"BoBoiBoy... kau dapat cakap dengan haiwan ke?" tanya Ryan setelah singa besar itu pergi cukup jauh.
"Eh? Tak dapat. Aku tengok mata diorang je dan... diorang macam paham apa yang aku cakap." balas BoBoiBoy kembali berdiri.
Ailsa mendekat ke arah BoBoiBoy sembari menundukkan kepalanya dan itu cukup membuat BoBoiBoy sedikit merinding. Setelah jarak keduanya dekat, Ailsa menepuk pundak BoBoiBoy dengan wajah berseri.
"Ahahaha akhirnya ada orang yang dapat jinakkan diorang. Mohon bantuannya ya, BoBoiBoy." kata Ailsa tersenyum lebar.
"Eh? Oh... baik Akak." balas BoBoiBoy yang juga ikut tersenyum.
Bagi mereka yang tahu hubungan keduanya, mereka tersenyum lembut karena keakraban kakak-beradik yang masih bertahan walau bertahun-tahun lamanya berpisah.
Namun tidak bagi mereka yang masih tidak mengetahui hubungan asli keduanya, merasa sedikit aneh dan familiar.
"Aku je yang perasan atau diorang ni macam adik-beradik?" bisik Gopal kepada kawan-kawannya.
"Bukan hanya kau, Gopal." bisik Ying balik.
"Tapi rasanya Laksamana Ailsa ni tak asing kan?" gumam Yaya yang merasa tidak asing dengan situasi saat ini.
"Korang pernah jumpa ke?" tanya Fang penasaran.
"Entahlah, tapi dulu masa BoBoiBoy pertama kali pergi kat Pulau Rintis, dia bersama kakaknya. Tapi tak ingat macam mana rupa akak dia tu." jawab Yaya pelan.
"Korang! Tengok tu!" seru BoBoiBoy tiba-tiba sembari menunjukkan jarinya ke atas langit.
Mereka mendongakkan kepala ke langit dan melihat pemandangan spektakuler yang belum mereka lihat sekalipun mereka sudah berkeliling galaksi selama bertahun-tahun.
Pemandangan itu adalah sinar yang mirip bintang yang mengitari planet bak cincin satelit planet dan bukan hanya ada di satu planet, namun di seluruh planet di kawasan itu memiliki hal yang sama.
Dan fenomena itu akan terjadi di hari-hari tertentu setiap 2 tahun sekali selama 30 menit. Itulah alasannya Ailsa membawa mereka keluar karena melihat pemandangan ini walau bukan hal yang baru bagi penduduk tetap Planet Thousand, tetap saja hal itu sebuah fenomena yang indah.
Apalagi sinar itu bergerak membentuk sebuah formasi yang berbeda-beda setiap siklusnya dan penduduk Planet Thousand sepakat memberikan fenomena itu nama Formasi Cahaya Bintang.
"Cantiknya!" seru mereka bersamaan, termasuk BoBoiBoy dan Double-T yang sudah pernah menyaksikan sebelumnya.
Malam itu mereka habiskan untuk melihat fenomena langka itu dan setelah usai, mereka langsung kembali ke istana dan tidur karena pagi-pagi sekali mereka harus kembali latihan.
Pagi harinya, latihan kembali dimulai setelah keributan yang kemarin sempat terjadi. Kali ini adalah metode latihan milik Zein dan juga pasukan milik Liore akan ikut dalam latihan setelah malam merek berdebat dengan Amato.
"Hari ni, kita akan simulasi dan syarat dari simulasi ni tak boleh guna kuasa, juga sihir." jelas Zein dengan nada khas miliknya, datar.
'Latihan fizikal.' batin BoBoiBoy ketika mendengar syarat latihan milik Zein.
"Lepas tu macam mana kitorang nak pertahankan diri?" tanya Gopal ragu-ragu.
"Gunakan senjata yang dah kitorang sediakan. Jam kuasa korang akan kitorang jaga kat sini dan ingat tanpa kuasa dan sihir sikit pun tak boleh." balas Zein menarik kain yang ada di atas meja di dekatnya dan memperlihatkan berbagai macam senjata yang ada.
"Jangan lupakan kerja sama pasukan e? Selamat jalan!" lanjut Rosa dengan nada ceria.
"Liore, kau dan pasukan kau ikut sekali nak?" tawar Ailsa kepada pasukan Liore yang ada di sebelahnya.
"Eh boleh ke?" tanya Lyori memastikan.
"Mestilah, Ayah dah ijinkan korang. Lepas tu anggap saja metode latihan ni sama macam ujian kental Tapops dan saya yakin korang sudah tahu siapa saja pasukannya." jawab Ailsa lembut.
"Sudah Laksamana." seru Kokotaim dan Trio T, nama pasukan Liore, serempak.
"Baiklah, Ochobot buka portal kat satelit A312." perintah Ailsa.
"Baik Laksamana. Kuasa Teleportasi." Ochobot membuka sebuah portal dan kedua pasukan pun masuk secara bergantian.
"Selamat menempuh simulasi." seru Double-T sebelum portal tertutup dan portal di ganti dengan sebuah layar hologram dari kamera yang diam-diam di lemparkan ke dalam portal.
Satelit A312 adalah satu dari sekian banyak satelit yang mengelilingi planet thousand dan merupakan salah satu dari 3 satelit terbesar planet thousand, dua diantaranya adalah satelit B265 dan C435.
Satelit A312 adalah satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer dan memungkinkan untuk di tinggali untuk sementara waktu dalam situasi darurat.
"Cantiknya planet ni." seru Yaya, Ying, dan Sky bersamaan. Pemandangan pertama yang menyambut mereka adalah hamparan padang rumput yang luas dengan beberapa bunga yang bercahaya.
Sky memang sudah tinggal cukup lama di Planet Thousand, namun dirinya tidak pernah datang ke tiga satelit terbesar mereka yang hanya di gunakan saat keadaan darurat.
"Satelit A312, ialah planet yang merupakan satelit Planet Thousand. Planet ni pun sering dijadikan tempat evakuasi sementara bila suatu masa terjadi situasi darurat." jelas Liore menghirup dalam-dalam udara di satelit itu.
Satelit A312 merupakan tempat favorit Liore ketika sedang ingin meluangkan waktu untuk sendiri. Dengan kekuatannya, dirinya bisa melompat dari Planet Thousand menuju ke satelit itu maupun sebaliknya dengan mudah.
"Hello, korang dah sampai ke?" sebuah layar berukuran 3x3 meter itu muncul di tengah-tengah kekaguman dua pasukan itu, menampilkan Ailsa yang duduk manis di rerumputan halaman belakang dengan Kaizo sebagai sandarannya.
"Dah Laksamana. Lepas tu, apa yang kena kita buat kat sini?" jawab BoBoiBoy mewakili.
"Cari power shpera Roombot. Siapa cepat dapat, maka akan tinggi nilainya. Selamat berlatih." perintah Ailsa mengambil tab-nya dan mengetikkan sesuatu dilayarnya.
"Roombot? Macam tak asing dengan power shpera tu?" gumam Lyori memasang pose berpikir.
"Power shpera aku tu, dia... sesat kat sana. Tolong carikan dia e." jawab Ailsa dengan senyuman polos, dan sebuah informasi terkirim ke masing-masing ketua pasukan.
"Pula." Trio T sweatdrop mendengar alasan Ailsa. Mereka tahu jika Roombot dan Ailsa terkadang tidak akur, sama seperti Amato dan Mechabot. Like father like daughter.
"Kat mana koordinat terakhir Roombot, Laksamana?" tanya BoBoiBoy setelah melihat sekilas informasi yang dikirim sang kakak.
"4 km utara dari lokasi korang, tapi dia ni power shpera yang suka menyorok bahkan dari aku. Tolong carikan dia, terima kasih." layar pun menghilang bersamaan dengan Ailsa yang mengakhiri kalimatnya.
Semua orang yang ada di sana sweatdrop dengan tingkah Laksamana Muda mereka yang ternyata jauh dari yang dirumorkan.
Rumor yang tersebar soal Ailsa adalah datar, tidak berperasaan, dingin, sulit didekati, kejam, dan licik. Tapi apa yang mereka lihat saat ini adalah sifat yang periang, peka, hangat, mudah bergaul, ramah, dan beberapa sifat kekanakan.
"Erghh Aidan, Akak kau dengan Roombot ni tengah gaduh ke?" bisik Liore.
"Manalah aku tahu, aku baru je jumpa 1 bulan lepas. Tapi agaknya diorang tengah gaduh. Hah... diorang ni sama je dengan Ayah dan Uncle Mechabot." balas BoBoiBoy yang ikut berbisik juga.
Liore hanya menganggukkan kepalanya dan dia menggerakkan kursi rodanya sedikit menjauh dari BoBoiBoy, "Sebab kita kali ni saingan, sampai jumpa. Pecutan Bintang!" Liore menggunakan kekuatannya dan meninggalkan yang lain.
"Kak! Tungguin kita woi! Ayo Sky, Kecepatannya Cheetah!" Lyori pun juga memakai kekuatannya untuk mengejar sang kakak yang sudah terlebih dulu pergi.
"Eh apaan—Jangan asal tarik gue!" Sky yang tiba-tiba saja ditarik oleh Lyori pun hanya bisa pasrah.
'Erghh... tak pernah berubah.' pikir BoBoiBoy sweatdrop. Dalam beberapa menit terakhir, BoBoiBoy benar-benar dibuat tertekan oleh sifat saudara dan sahabatnya yang tidak sesuai dengan julukan mereka.
"Dah jom gerak jumpa power shpera tu sebelum pasukan diorang." titah BoBoiBoy mengerut kepalanya, pusing memikirkan bagaimana saudara dan sahabatnya memiliki sifat yang begitu ✨Ajaib✨.
~𝙽𝙴𝚇𝚃~
2035 word
03/04/2023
☆Note from Amy :
Hai 👋 apa kabar korang? Amy harap baik e.
Oh dan Amy mau minta pendapat kalian nih soal satu book di salah satu akun Amy yang kehapus... ehe
Amy ga tau kalian ikutin akun kedua Amy apa ga, tapi bagi kalian yang ikuti pasti udah ga asing ma judul "I'm Not Myself"
Nah book itu kan sebelumnya di akun kedua Amy dan sempet discontinue atau berhenti publikasi kemudian kehapus. Nah, gimana kalau book itu bakal Amy lanjut di akun ini?
Yah itu aja sih yang pengen Amy tanyain.
Chapter "Thirteen" spoiler
"Tuan Aidan!" ???
"Tuan Aidan?!" - Kokotaim
"Erghh... iya saya." - BoBoiBoy
See you in the next chapter~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top