"Three"
Selama beberapa menit, mereka masih diam hingga keduanya tiba-tiba saja menghilang kemudian muncul di udara dengan beradu pedang.
Anggota pasukan keduanya terkejut, bahkan Maira sendiri sampai menyemburkan air minumnya. Zein juga sampai terjungkal dari tempat duduknya karena terlalu terkejut.
'Akak dan Abang/Ail dengan Aid guna sihir?!' batin keduanya seusai terkejut.
"Kuasa apa tu? Lajunya." komen Gopal setelah pulih dari keterkejutannya.
"Itu... bukan kuasa. Tapi... sihir..." ucapan Zein membuat orang lain menatapnya dengan penasaran, tapi Zein mengabaikannya dan lebih memilih khawatir dengan sepupunya.
"Amato, bila diorang lepas kawalan macam mana? Diorang belum kuasai ilmu sihir lagi. Macam mana bila diorang—" kata Bella panik.
"Tak pe, sayang. Aku akan hentikan diorang bila dah luar kawalan. Sementara ni tenang je kat sini, ya." jawab Amato berusaha menenangkan istrinya.
'Sihir, ialah suatu kuasa yang bukan dari power shpera melainkan dari hati dan fikiran orang. Diturunkan secara genetik dan sampai kepada dua budak tu.' pikir Maskmana sesaat melirik ke arah Bella yang masih ditenangkan oleh Amato.
'Macam mana Amato boleh tahan tengok anak dia tersiksa dengan sihir yang tiada yang tahu macam mana kawal agar tak kendalikan diri diorang?' pikir Maskmana menatap arena yang makin memanas.
Kedudukan mereka saat ini masih sama-sama kuat walau beberapa kali BoBoiBoy terlempar oleh Ailsa yang kekuatan ototnya melebihi biasanya, namun dia kembali bangkit dan coba untuk menjatuhkan Ailsa.
Ailsa juga beberapa kali di buat kesulitan karena gerakan BoBoiBoy yang lebih gesit dari biasanya. Jika saja dirinya tidak bisa mengimbangi kegesitan BoBoiBoy, dirinya sudah kalah sejak awal.
BoBoiBoy juga mengambil kesempatan untuk mengambil pedang salah satu temannya yaitu Gopal dan menggunakan kemampuan dua pedangnya.
Ailsa sedikit kewalahan karena BoBoiBoy tiba-tiba saja memakai dua pedang, namun bukan Ailsa jika dia tidak memiliki akal lain untuk mengimbangi sang adik.
Sihir yang mereka gunakan hanyalah sebatas sihir tipe bela diri, tipe sihir yang paling rendah dan memiliki resiko terkecil daripada 6 tipe sihir lainnya lainnya.
30 menit berlalu, keduanya masih sama-sama bertarung tanpa ada niatan untuk berhenti. Perasaan kagum dan khawatir menyelimuti anggota Kokotiam, kagum karena BoBoiBoy dapat imbang dengan Ailsa dan khawatir karena BoBoiBoy sudah bertarung cukup lama.
'Abang dengan Akak dah guna sihir luar dari 15 minit. Diorang tak pe ke lepas ni?' pikir Maira menatap pertarungan yang tidak bisa diikuti oleh mata karena terlalu cepat.
Kaizo diam-diam juga merasa khawatir dengan Ailsa, ya siapa juga yang tidak khawatir dengan tunangannya yang berada di situasi antara hidup dan mati walau hanya sekedar latihan.
'Ilsa....' Kaizo memilih sedikit menjauh dan memojokkan diri ke dinding latihan bersama Maskmana dan laksamana lainnya.
Maskmana melihat anak muridnya ada di dekatnya dengan wajah yang sedikit berkerut langsung menepuk pelan pundak Kaizo, "Diorang akan oke. Kau tak payah risau, Kaizo. Ailsa wanita yang kuat daripada yang kau sangka." gumam Maskmana yang hanya di dengar oleh Kaizo.
"Baik, Tuan Guru." jawab Kaizo yang juga bergumam, dia tidak ingin orang lain tahu jika dia sedang khawatir tapi berbeda dengan Maskmana yang sudah bersamanya sejak dia diselamatkan olehnya. Maskmana akan tahu apapun yang Kaizo pikirkan hanya dengan melihat sorot matanya.
Keduanya masih bertarung sengit di arena hingga 3 jam lamanya, pergerakan keduanya mulai melambat namun mereka tetap menyerang satu sama lain.
"Dah tiga jam berlalu, macam mana dua orang tu masih boleh saling lawan?" tanya Gopal yang mulai khawatir dengan sahabat baiknya.
"Saya tahu bila Laksamana Ailsa boleh lawan tanpa kuasa selama berjam-jam, tapi untuk sekadar latihan ini dah lebih." gumam Rosa yang juga khawatir dengan sang rival, rekan, dan sahabatnya.
"Laksamana Amato, macam mana nak hentikan diorang?" tanya Tarung kepada Amato dan tiba-tiba Amato berdiri, Mechabot juga siap dalam mode tempurnya.
"Maira, siapkan tenaga kau. Ayah akan tangkap diorang dan kau cepat pulihkan diorang." perintah Amato kepada Maira yang ada di sebelah Bella.
"Tapi Ayah, diorang ni..." Maira belum menyelesaikan kalimatnya, Amato sudah terlanjur pergi ke arena. Maira hanya bisa diam dan mengamati dari jauh, dirinya tidak akan bisa mengikuti pergerakan ketiganya.
"Tak pe, Mai. Mak yakin bila diorang akan selamat. Kau siapkan je tenaga kau e." Maira mengangguk dan dia mulai mengumpulkan tenaga.
"Apa kuasa Kapten Maira, Komender?" tanya Ying kepada Koko Ci.
"Kuasa pemulihan, berasal dari Medibot. Dialah yang bertugas untuk memulihkan pasukan bila terjadi cidera atau dapat dikatakan bila Kapten Maira ialah ahli medis." jawab Koko Ci memakai kacamata hitamnya, di atas kacamata hitam lainnya.
"Komender, nanti BoBoiBoy tak akan luka atau pengsan kan?" tanya Gopal panik.
"Tak pe, nak Gopal. Selama diorang tak melampaui batas kawalan dan Maira dapat pulihkan diorang, Kapten BoBoiBoy akan baik-baik saja." ucap Bella menenangkan. 'Dan semoga je sihir diorang tak kawal mereka.' batin Bella berharap.
Di arena sendiri, Ailsa dan BoBoiBoy menikmati pertarungan mereka yang tanpa ada yang sadar sudah berjalan selama 3 jam. Kecepatan mereka semakin melambat, namun hal itu tetap cepat di mata orang lain yang melihat keduanya.
BoBoiBoy dan Ailsa terlempar atas serangan satu sama lain. Melihat kesempatan itu, Amato langsung pergi ke arena untuk menghentikan kedua anaknya.
Saat BoBoiBoy dan Ailsa mengambil jarak bersamaan, sebelum mereka kembali menyerang dengan menggunakan serangan "Tombak" yakni mengarahkan ujung pedang/senjata mereka ke arah senjata lawan dan melumpuhkan serangan lawan.
Tapi belum juga ujung pedang mereka mengenai satu sama lain, seseorang menangkap kedua ujung pedang kayu itu dan melemparnya jauh-jauh.
"Ayah/Laksamana." ucap Ailsa dan BoBoiBoy bersamaan. Mereka pun menyadari jika mereka sudah memakai seluruh tenaga mereka dan mereka pingsan bersamaan.
Amato mengamati sejenak kedua anaknya sebelum di bawa ke Maira yang sudah sedia di pinggir arena dengan tim medis lainnya.
'Syukur diorang boleh kawal sihir.' batin Amato tersenyum lembut saat tidak melihat tanda-tanda mereka di kawal oleh “Sihir”.
Amato menangkap keduanya bersamaan dan membawa mereka ke dekat Maira yang sudah siap dengan kuasanya. Tim mereka ingin mendekat demi melihat ketua mereka, namun Maskmana mencegahnya.
"Tunggu saja kat sini. Diorang akan baik-baik saja, tak payah risau." ucap Maskmana menenangkan.
"Tapi Laksamana, kitorang tak pernah tengok BoBoiBoy macam ni. Dia nampak..." Yaya mengatakan hal itu dengan raut wajah khawatir.
"Tak pe, dia akan pulih pun. Kapten Maira ialah ahli medis terhebat dalam sejarah Tapops dan Tempur-A." jawab Tarung dengan yakin walau di dalam hatinya yang paling lembut merasakan khawatir kepada duo hero galaksi itu.
"Dah, diorang dah pulih dan mungkin akan sedar dalam beberapa jam." setelahnya Maira juga ikut pingsan. Maskmana memanggil tim medis dan membawa ketiganya ke ruang kesehatan untuk di periksa kembali keadaan mereka.
Double-T dan Kokotiam masuk ke ruang kesehatan setelah tim medis yang menanganinya keluar. Amato dan Bella bertanya bagaimana keadaan keduanya dan salah satu tim medis menjawab, "Keduanya hanya perlu rehat dan tak guna kuasa selama 2 bulan, untuk Kapten Maira pula dia hanya perlu rehat sahaja. Saya permisi Laksamana." tim medis kembali ke kantor mereka dan para Laksamana pun ikut masuk ke ruang kesehatan.
Di sana ada tiga ranjang yang di tempati oleh 3 orang, dari sebelah kiri ditempati oleh BoBoiBoy, kemudian Ailsa, baru Maira yang ternyata sudah sadar walau sedang memproses apa yang sudah terjadi.
"Maira, kau oke sayang?" tanya Bella menghampiri Maira yang baru saja sadar, membelai kepalanya.
"Oh.... Mak, Mai oke je. Diorang pula macam mana mak?" jawab Maira berusaha bangun dan melihat ke dua ranjang sebelah kirinya.
"Tak pe, diorang ni ialah anggota terkuat Tapops dan Tempur-A. Diorang hanya perlukan rehat dan tak boleh guna kuasa selama 2 bulan je." ucap Amato menenangkan.
"Tapi bila BoBoiBoy tak boleh guna kuasa dia selama 2 bulan, macam mana dia nak jalan kan misi?" tanya Gopal.
"Kau ni, kalau macam tu kita je yang berangkat misi. BoBoiBoy kena rehat dan duduk dalam stesen ni atau tak bila dia degil nak ikut juga, dia ada kat kapal angkasa untuk tengokkan keadaan kan. Itu pun kau nak pusing ke Gopal?" omel Fang dan Gopal hanya memalingkan wajahnya dan tersenyum canggung.
"Tak pe, BoBoiBoy pun pernah kan ikut jalankan misi tanpa kuasa dia dan tolong kita. Masalah misi ni kita tak payah risau, yang kena risau ni.... BoBoiBoy yang degil tu." seketika Kokotiam berserta Ochobot, yang entah sudah sejak kapan dia bersama mereka, tertawa hambar.
"Ya lor, Yaya betul lah. Harap harap BoBoiBoy tak degil." kehangatan Kokotiam menyebar ke seluruh ruang kesehatan dan itu membuat mereka yang mengenal siapa BoBoiBoy, tersenyum hangat dan tenang.
"Aidan pasti bahagia dapat kawan macam diorang kan, Abang?" tanya Bella kepada Amato di sebelahnya.
"Ya, tapi Abang risau." Bella menatap heran sang suami yang kini memasang wajah sendu, melihat BoBoiBoy yang masih setia menutup matanya.
"Risau kenapa ni?" tanya Bella pelan.
"Tak lama lagi, dia 20 tahun bukan? Dan dia dah dapat kawal." Bella mengerti apa yang Amato maksudkan dan dia kini juga menatap sendu wajah BoBoiBoy.
"Waktu ternyata bergerak laju e." Amato dan Bella mereka memilih keluar dari ruang kesehatan dan pergi ke kamar mereka yang ada di Tapops.
Maskmana yang terlihat cuek dengan keadaan, diam-diam dirinya juga merasa khawatir. Bagaimanapun, Amato dan Bella adalah adik iparnya. Ya, istrinya adalah kakak dari Bella. Otomatis, BoBoiBoy, Ailsa, Maira, dan Zein adalah keponakannya.
Somewhere...
Sebuah planet yang tertutupi oleh kabut tebal, di sebuah gua bawah tanah, memancarkan cahaya terang di sertai angin kecang yang membuat kabut-kabut yang ada perlahan menipis.
“𝓨𝓪𝓷𝓰 𝓜𝓾𝓵𝓲𝓪 𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓶𝓫𝓪𝓵𝓲, 𝓪𝓱𝓵𝓲 𝓼𝓲𝓱𝓲𝓻 𝓽𝓮𝓻𝓱𝓮𝓫𝓪𝓽 𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓵𝓪𝓱𝓲𝓻 𝓴𝓮𝓶𝓫𝓪𝓵𝓲. 𝓖𝓪𝓵𝓪𝓴𝓼𝓲 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓹𝓪𝓭𝓪 𝓶𝓪𝓼𝓪𝓷𝔂𝓪.”
Suara misterius yang keluar dari gua itu cukup keras jika di planet tersebut berpenghuni, pasti seluruh penduduk planet akan memdengarkan suara tersebut tanpa terkecuali.
Namun siapa sangka, Bella mendengar suara tersebut dengan sangat jelas. Dia berhenti melangkah sejenak dan itu membuat Amato ikut menghentikan langkahnya.
"Kenapa sayang?" tanya Amato menoleh ke belakang.
Bella terdiam dan menatap suaminya, "Yang Mulia dengan Ahli sihir terhebat telah lahir kembali. Amato..." Amato mendekat ke arah Bella dan memeluknya.
"Diorang akan baik-baik saja, kita dah cegah sedari kecik lagi kan. Kau tak payah risau, oke?" Bella hanya diam di pelukan suaminya, pikirannya berkecamuk tidak beraturan.
Amato sendiri juga diam saat memeluk Bella, dirinya juga memikirkan hal yang sama dengan istrinya namun dirinya juga memikirkan langkah selanjutnya.
'Aku tak kan biarkan, apa yang Abang dah lalui terjadi ke anak-anak aku pula. Tenang ya Abang, Amato akan pastikan semuanya selamat.' pikir Amato menatap ke langit-langit.
"Amato pergi! Kau tak dapat hancurkan tempat ni!"
"Tapi Abang—! Abang!"
"Pergi!—uhuk!—kau kena jaga diorang!"
"Tapi macam mana dengan Abang? Amato tak nak kehilangan Abang!"
"Abang akan kat sini, Amato. Bimbing diorang sampai ke tempat ini dengan selamat, oke?"
"Abang pula macam mana?"
"Abang tak boleh keluar, dan bila tempat ni hancur... Abang tak kan selamat lagi."
"Jadi, Amato kena balik tanpa Abang? Kenapa Abang perduli sangat dengan semua peraturan keluarga Han? Kenapa Abang!"
"Takdir, Abang memang degil e. Sampaikan maaf Abang kat Bella e, dia pasti marah."
"Abang..."
"Pergi sekarang Amato, kabut nak balik dan bila kau tak dapat keluar... macam mana keponakan ngan anak aku belajar kuat?"
Air mata Amato mengalir tanpa perintah, namun ia langsung menghapusnya. Bella menyadari jika Amato menangis pun melonggarkan pelukan itu dan melihat ke arah mata Amato.
"Abang, kenapa Abang nangis ni?" tanya Bella lembut.
"Tak de ape, teringat masa lampau je." Bella menghapus bekas air mata itu dan tersenyum lembut.
"Kau tak salah, Amato. Macam yang Abang *** cakap, ini semua takdir. Yang paling penting sekarang ni, kita kena lindungi anak-anak dan hantar dia kat sana dengan selamat." jelas Bella dengan nada pelan.
"Korang bila nak tunjuk mesra jangan kat sini, Maira tengah cari korang tu." Amato dan Bella menoleh ke arah suara dan mendapati Maskmana berdiri tak jauh dari mereka.
"Mai dah elok ke?" tanya Bella melepaskan pelukan.
"Dah, dia tengah cari korang tu." Bella menoleh ke arah Amato dan tersenyum lebar.
"Jom, Abang." Bella menarik tangan Amato menuju ruang kesehatan, meninggalkan Maksmana sendirian di lorong.
"Kenapa aku nak sangat tahu dengan latar belakang Amato? Aku dengan dia dah bersama lama, kenapa aku masih saja nak tahu?" gumam Maskmana menatap punggung Amato yang semakin menjauh.
"Lepas tu, suara apa tadi? Siapa Yang Mulia dengan Ahli sihir yang dimaksud?" Maskmana terdiam beberapa saat di lorong hingga kakinya melangkah tidak menentu arah.
~Next~
1991 word
23/02/2023
☆Note from Amy :
Hm... jujur Amy hampir kelupaan update tadi, niatnya update pagi tadi tapi yah... jadinya siang.
Tak pe lah, yang terpenting Amy dah update.ehe~☆
Chapter "Four" Spoiler
"Kepada seluruh anggota tapops! Harap bersiap di siaga 1! Saya ulang, kepada seluruh anggota Tapops! Harap bersiap di siaga 1!"
"Kau nak kemana?! Kau baru je sedar!" - Ailsa
"Tugas BoBoiBoy sebagai anggota tapops ialah lindungi powet shpera dan galaksi, juga stesen tapops itu sendiri. Boy tak kan guna kuasa ataupun sihir." - BoBoiBoy
"Tak boleh! Kau baru sedar dan dalam masa pemulihan lagi!" - Amato
See you in the next chapter~☆
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top