"Thirty"
"Akak pun tengah hantar mesej kan dengan Abang Kaizo." Ailsa langsung menyembunyikan diri dibalik selimut untuk menutupi wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.
"Janganlah macam tu! Ail belum sedia lagi lah!" tawa pun menggema karena melihat respon Ailsa yang nampak malu-malu kucing.
'Hah..., damainya.' pikir Amirul dan mereka akhirnya memutuskan untuk tidur karena malam semakin larut.
Sementara di Tapops-U, Kaizo sedang berada di salah satu kamar yang biasanya di tempati oleh anggota Tapops yang berkunjung ke Tapops-U dan dirinya terus saja menatap ponsel di tangannya bahkan berkali-kali dia tersenyum tipis.
*tok tok tok
Mendengar suara ketukan pintu, Kaizo memperbaiki kembali raut wajahnya dan mematikan ponselnya.
"Masuk." pintu terbuka dan nampak Fang berdiri di depan pintu dengan membawa bantal dan memakai piyama.
Raut wajah Fang yang malu-malu itu nampak imut di mata Kaizo, sisi tersembunyi Fang yang hanya diketahui oleh sang kakak.
"Meh sini." wajah Fang langsung berbinar dan dengan senyuman dia melangkah ke kasur.
"Abang kenapa nampak bahagia ni?" tanya Fang yang menyadari jika Kaizo sedang senang.
"Bukan apa, dah cepat tidur. Esok sekolah lagi, jangan bangun lambat." kata Kaizo menari selimut untuk menutupi dirinya dan sang adik kemudian dia kembali melihat ke arah ponselnya.
"Ye ke, Abang? Tapi kenapa wajah Abang senyum je daritadi?" tanya Fang langsung ke intinya.
"Abang dah cakap bukan apa. Dah cepat tidur." Fang tahu jika kakaknya sedang berbalas pesan dengan kakak sahabatnya dan Fang tidak ingin mengusiknya lebih dari sekarang atau dia akan mendapatkan pelatihan neraka dari sang kakak.
'Entah kenapa aku nak ada akak perempuan.' pikir Fang sebelum dia tertidur.
Hari-hari liburan akhrnya berjalan sesaui bagaimana yang mereka rencanakan sebelum suasana tegang terjadi.
Mulai dari kembali sekolah karena sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian kelulusan, menjalani aktivitas selayaknya manusia normal, bahkan beberapa kali mereka berlibur ke temt yang belum pernah mereka kunjungi di Pulau Rintis.
Selama di Pulau Rintis, Amato dan Bella juga bekerja sesuai profesi mereka selama di Bumi. Amirul memeilih untuk memebantu sang ayah di kedai sembari menjaga anak dan keponakannya.
Selama beberapa bulan, mereka hidup selayaknya manusia pada umumnya. Memang beberapa waktu ada alien yang datang, tapi dengan mudahnya Ailsa atau tidak BoBoiBoy mengusirnya.
Contoh saja pernah saat BoBoiBoy sedang pelajaran olahraga, tiba-tiba ada alien yang muncul begitu saja di tengah-tengah lapangan. Diantara kepanikan yang terjadi, BoBoiBoy dengan santainya menghampiri alien tersebut kemudian melemparnya ke luar angkasa.
Tentu saja hal itu membuat teman sekelasnya bahkan Papa Zola saja sampai melongo tidak percaya. BoBoiBoy yang menjadi pusat perhatian tidak memperdulikannya dan dia menganggapnya sebagai pemanasan.
Lalu bagaimana dengan saudara BoBoiBoy yang lainnya, apakah mereka tidak sekolah? Tentu jawabannya, mereka tetap melanjutkan pendidikan mereka.
Mereka melanjutkan aktivitas kuliah mereka, secara daring, yang sudah tertunda beberapa tahun karena kesibukan mereka sebagai anggota Tapops dan Tempur-A.
Jangan tanya bagaimana mereka masih tetap bisa berada di universitas yang sama seperti dulu, tentu dengan koneksi Amato dan Bella.
Boel memilih untuk membantu Tok Aba di kedai dan sesekali mereka juga menerima pelajaran dari kedua kakak sulung mereka.
Hari berganti hari, akhirnya BoBoiBoy resmi menyelesaikan pendidikan SMA-nya untuk yang kedua kalinya bersama teman-temannya.
BoBoiBoy menjadi murid dengan peringkat pertama satu angkatan dengan nilai sempurna, mau bagaimana pun BoBoiBoy sudah pernah melalui pendidikan SMA dulu sebelum ke Pulau Rintis.
Apakah Yaya dan Ying kesal karena peringkat BoBoiBoy diatas mereka? Tentu saja kesal, tetapi mereka sadar jika BoBoiBoy adalah seseorang yang jenius bahkan sejak dirinya belajar membaca saat balita dulu.
Acara kelulusan berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun dan kini mereka sedang berkumpul di kedai Kokotiam untuk merayakan kelulusan.
"Tahniah Boy, kau dapat markah sempurna lagi." kata Ailsa merangkul sang adik.
"Abang Boy memang jenius. Mai bangga dengan Abang!" seru Maira memeluk BoBoiBoy.
"Tahniah BoBoiBoy, kau memang putra ayah." BoBoiBoy semakin mengembangkan senyumannya ketika Amato memujinya.
"Abang Boy! Tengok apa yang kitorang buat untuk Abang." BoBoiBoy melihat ke arah adik elementalnya dan mereka secara bersamaan memberikan sebuah tropi dengan tinggi 20 cm dari seluruh elemen yang ada.
"Cantiknya, sejak bila korang buat ni?" tanya BoBoiBoy kagum dengan karya adik-adiknya.
"Semua berkat Solar, Zein, Maira, dan Akak Ail. Kitorang diam-diam berlatih buat trofi ni masa Abang sekolah." BoBoiBoy terharu dan memeluk ketujuh adiknya.
"Yaya, Ying, korang tak kesal ke BoBoiBoy ambik peringkat pertama?" tanya Fang heran dengan kedua sahabat perempuannya yang terlihat biasa saja padahal mereka tidak menduduki peringkat pertama.
"Takpe, BoBoiBoy memang lagi pandai dari kitorang. Kitorang tak masalah, kan Ying?" jawab Yaya dengan senyuman yang mengarah ke BoBoiBoy.
"Yalor, tak masalah ma bila BoBoiBoy ambik peringkat pertama." Fang dan Gopal tiba-tiba saja merasa merinding dengan kelakuan duo Y yang tidak seperti biasanya.
"Oi Fang, kau rasa tak?" bisik Gopal kepada Fang di sebelahnya.
"Ya, agaknya dunia nak berakhir." balas Fang yang juga berbisik kepada Gopal.
"Aku tak nak dunia berakhir sekarang, Fang. Aku belum cuba makanan seluruuh dunia dah." gumam Gopal dengan wajah ketakutan.
"Aku pun, Gopal. Aku belum lagi popular dari BoBoiBoy dah." dan keduanya berpelukkan dengan tangisan imejiner. Orang-orang yang melihat tingkah aneh keduanya hanya bisa menatap datar Gopal dan Fang.
'Bukan adik/kawan/anak aku.' pikir beberapa orang memilih mengabaikan keduanya.
"Ha jom ambik gambar! Semua ada kat sini kan?" usul Ying dan di setujui oleh semuanya.
Setelah penataan tempat yang cukup lama, akhirnya mereka sepakat dengan posisi yang di usulkan Bella dengan "senyuman manis" yang sama-sama menakutkannya dengan BoBoiBoy dan Gempa.
'Sekarang tau dari mana BoBoiBoy dapatkan senyuman mengerikan tu.' pikir teman-teman BoBoiBoy dalam diam.
"Baik semuanya sedia?" tanya Ochobot yang sedang memposisikan kamera.
"Sedia!" Ochobot menekan tombol dan waktu hitung mundur pun berjalan dan...
*cekrek!
Sisi Markas Pusat Tapops...
Tarung dan Koko Ci sedang meneliti berkas laporan misi yang dikirimkan oleh pasukan Kokotaim, Double-T, dan Trio-T.
Dengan di bantu oleh beberapa atasan Tapops dan Tempur-A yang lainnya, mereka mencoba menarik garis besar dari tiga laporan misi yang berbeda. Itu belum ditambah laporan milik Amato yang biasanya dikirim setelah dirinya liburan.
Walau laporan tersebut sudah sampai berbulan-bulan yang lalu, atau lebih tepatnya 3 hari setelah ijin mereka untuk pulang ke Bumi, mereka sama sekali belum menyelesaikan pekerjaan mereka.
Belum jika Amato mengirim laporan misinya, mereka rasa tidak akan ada hari libur kedepannya untuk mereka.
Di tengah-tengah pekerjaan yang seperti tidak ada habisnya itu, tiba-tiba saja sinyal darurat mereka berbunyi nyaring dan layar monitor di ruangan itu memperlihatkan suatu sel di salah satu penjara Tapops.
"Kod siaga! Saya ulangi, kod siaga!" Koko Ci langsung mngumumkan situasi kepada seluruh anggota Tapops yang ada di markas untuk bersiap siaga.
"Koko Ci! Kau bawa semua maklumat yang ada bersama kau dan pastikan aman. Jangan hantar sinyal kecemasan kepada Tapops-U sebelum kita berusaha." Koko Ci melaksanakan perintah Tarung dan dia pergi ke tempat teraman di Tapops untuk bersembunyi bersama informasi penting.
Sementara itu di Bumi, BoBoiBoy yang sedang melihat bintang di atas atap rumah tiba-tiba saja dia merasakan perasaan gelisah.
"Kenapa ni?" gumam BoBoiBoy pada dirinya sendiri. Lamunannya terhancurkan oleh panggilan dari sang kakak dan ibu untuk menyuruhnya turun makan malam.
"Semoga bukan masalah besar." gumam BoBoiBoy sebelum dia turun dari atap dan mendarat manis di kamarnya.
4 Tahun kemudian...
"BoBoiBoy! Fang! Bangun dah siang ni! Kata korang ada kelas!" teriakan membahana itu langsung sampai di lantai kedua kemudian terdengar suara keributan di atas.
"Mana diorang?" tanya laki-laki dengan surai ungu tua yang datang dari halaman belakang bersama laki-laki memakai celana dan baju tidur hijau, Kaizo dan BoBoiBoy Duri.
"Baru bangun agaknya. Duri hantarkan ni kat kedai ye, dan cakap nanti Akak datang siang sikit." Duri menerima kotak dari perempuan yang tak lain adalah Ailsa kemudian melesat begitu saja setelah mengucapkan salam.
"Izo, kau nanti jaga rumah e. Nanti Duri, Ice, dan Solar akan balik lepas zuhur, saya berangkat. Assalamualaikum." Ailsa mengambil tas dan kunci mobil yang ada di atas laci kemudian berangkat ke kedai Kokotiam.
"Kitorang berangkat ye, Abang. Assalamualaikum." belum juga Kaizo membalas salam dari Ailsa, kedua adik mereka yang tak lain lagi adalah BoBoiBoy dan Fang melesat di hadapannya dengan kuasa masing-masing.
"Jangan laju-laju sangat!" teriak Ailsa dari dalam mobilnya walau sebenarnya percuma karena keduanya sudah jauh.
"Hah..., diorang ni tahu bila hari ni ujian kenapa tidur larut." gumam Kaizo namun masih terdengar oleh Ailsa.
"Dah biasa kan. Saya berangkat ye, Assalamualaikum." Kaizo menjawab salamnya dan mobil Ailsa melaju membelah jalanan Kota Hilir dengan kecepatan normal.
4 tahun berlalu sejak kejadian di Planet Hundred, kini mereka memilih jalan yang terpisah.
Yaya dan Ying kuliah di luar negeri karena mendapatkan beasiswa di kampus yang sama. Gopal mendirikan restoran di tepi pantai di Pulau Rintis.
Zein menjadi salah satu atasan Tapops dan Tempur-A sekaligus seorang pengajar di akademi pelatihan Tapops. Maira menjadi ratu kerajaan di Planet Thousand dan seorang petualang galaksi.
Amato dan Bella memutuskan untuk pensiun 2 tahun yang lalu dari Tapops dan juga pekerjaan mereka di Bumi dan menjalani hari tua mereka di Pulau Rintis bersama Amirul dan Tok Aba mengurus Kokotiam di sana.
Ailsa dan Kaizo menikah 3 tahun yang lalu kemudian mereka mendirikan Kokotiam di Kota Hilir. BoBoiBoy dan Fang kuliah di Universitas Kota Hilir yang kebetulan mereka mendapatkan beasiswa juga.
Boel sendiri, mereka membantu Ailsa mengurus Kokotiam baik yang di Kota Hilir, maupun di Pulau Rintis.
Kehidupan mereka benar-benar selayaknya manusia normal walau beberapa kali mereka juga masih menjalankan tugas Tapops, tapi tidak sesulit dahulu karena Tapops sekarang sudah meluaskan diri dan galaksi semakin aman dari tahun ke tahun.
Malam hari pun tiba dan kini keluarga kecil itu sedang berkumpul di ruang tengah seusai makan malam. Rutinitas mereka seusai makan malam memang berkumpul untuk sekedar cerita keseharian atau menghabiskan waktu bersama.
"Macam mana ujian korang?" tanya Kaizo yang baru datang membawa nampan berisi gelas minuman kemudian menaruhnya di meja depan televisi.
"Buruk./Biasa saja." dua jawaban berbeda dari Fang dan BoBoiBoy membuat Ailsa tertawa pelan.
"Esok tu pengumuman kelulusan bukan?" tanya Ailsa menerima gelas minuman dari Kaizo.
"Ya, lepas tu 3 hari kemudian upacara kelulusan." jawab BoBoiBoy mengelus kepala Ice dan Duri ysng tidur di pangkuannya.
"Tak terasa korang nak lulus lagi. Rasanya baru kemarin korang ni lulus akademi, sekarang nak lulus universiti." kata Ailsa menyenderkan diri ke Kaizo.
"Kemarin apanya, Akak. Dah 4 tahun lah, Akak ngan Abang pun dah kawin 3 tahun lepas kan." protes Fang.
"Lepas kelulusan, nak pergi Pulau Rintis tak?" tawar Kaizo dan dijawab oleh semua orang yang ada di ruangan tersebut.
"Agaknya macam mana keadaan Ayah, Mak, Pakcik, ngan Atok kat sana?" gumam BoBoiBoy menatap ke foto ukuran 100 cm x 75 cm yang tergantung manis di atas televisi.
Foto itu adalah foto saat kelulusan 4 tahun yang lalu. Senyuman dan tawa terukir jelas di foto tersebut, membuat BoBoiBoy sedikit nostalgia dengan masa lalu.
"Rindunya dengan diorang, kan BoBoiBoy?" tanya Ailsa yang ikut menatap foto tersebut.
"Harap-harap kita dapat kumpul lagi macam dulu." gumam Fang dan di setujui oleh yang lainnya.
Malam itu, mereka bernostalgia dengan masa saat mereka masih terpisah. Ada banyak suka dan duka yang sudah dilalui hingga mereka sampai di titik saat ini.
Hari berlalu dan keluarga kecil Ailsa kini sudah berada di stasiun kereta, menunggu kereta yang akan membawa mereka ke Pulau Rintis.
"Ramainya orang, sekarang ni Pulau Rintis pasti ramai dengan pelancong kan?" kata Duri dengan mata berbinar terang ketika melihat orang-orang yang juga menunggu kereta yang sama dengan mereka.
"Nak macam mana lagi, kat sana dah jadi tempat liburan favorit kedua kat Malaysia. Berkat Ayah, Mak, dan Gopal juga Pulau Rintis jadi macam sekarang." jawab Solar yang sibuk dengan pengikutnya di akun sosial media.
"Hebatnya diorang." seru Taufan tidak percaya dan tak lama kereta mendekati peron, para penumpang pun dengan naik dan kereta pun melaju.
3 jam kemudian, kereta sampai di stasiun Pulau Rintis dan para penumpang pun turun. Rombongan BoBoiBoy langsung memesan taksi dan pergi ke Kedai Kokotiam terlebih dahulu karena di waktu sekarang pasti Kokotiam sedang ramai pengunjung.
Di Kokotiam sendiri, Amato dan Amirul dengan sigap melayani pelanggan yang semakin banyak ketika hari semakin siang. Bella dan Tok Aba sedang berbelanja beberapa keperluan yang tiba-tiba habis sebelum waktunya.
Jangan remehkan Tok Aba yang walau sudah berumur lanjut tetapi beliau masih bisa beraktivitas normal.
Amato yang melihat beberapa taksi berhenti di kedai, mengira jika itu adalah pelanggan dan terus saja melakukan pekerjaannya tanpa tahu siapa sebenarnya yang keluar dari taksi.
"Welcome to Kokotiam." kata Amato tanpa menoleh ke arah orang-orang yang datang.
"Ramainya kedai. Kenapa hanya Ayah dan Pakcik je yang layan?" Amato dan Amirul langsung menoleh ke asal suara yang terdengar tidak asing.
"Meh kitorang tolong, ye Ayah." Amato tersenyum hangat ketika melihat anak-anaknya yang datang tanpa pemberitahuan langsung sigap membantu melayani pelanggan.
"Korang datang tak cakap-cakap dulu." kata Amirul yang berkutat dengan pesanan pelanggan.
"Biar surprise lah, Pakcik. Meh Ail tolong." kata Ailsa mengambil celemek yang ada dan tangannya mulai berkutat dengan alat-alat.
Hari berjalan dan senja pun tiba. Kedai mulai sepi pengunjung dan hal itu dimanfaatkan mereka untuk bertegur sapa.
"Dah lama tak tengok korang, sihat selama kat Hilir?" tanya Amato memulai topik.
"Sihat Ayah. Macam mana keadaan kat sini?" jawab Ailsa mewakili adik-adiknya yang memilih bermain di pohon dekat Kokotiam.
"Kitorang kat sini baik. Agaknya macam mana keadaan Maimai, Zein, dan Airin kat Thousand ye?" jawab Amirul melihat ke langit.
"Kitorang baik Papa." mendengar suara sang putri tersayang, Amirul langsung menoleh ke asal suara dan mendapati ketiga orang yang ia pertanyakan.
"Mai!" Maira berlari ke arah Amirul dan keduanya berpelukan, melepaskan rindu.
"Zein! Makcik Airin!" kedua orang yang dipanggil langsung di peluk oleh 9 orang secara bersamaan.
"Seronoknya korang pelukkan sampai lupakan kitorang." suara wanita yang amat mereka kenali langsung menyapa telinga orang-orang di sana.
"Mak! Atok!" Bella dan Tok Aba yang baru kembali langsung di serbu pelukan dari 11 orang.
"Manisnya diorang kan Yaya?"
"Betul tu Ying."
"Oi Fang! BoBoiBoy! Tak lupa dengan kitorang kan?"
Fang dan BoBoiBoy menoleh ke asal suara lain dan keduanya berjalan ke arah sahabat mereka.
"Korang apa kabar?" tanya Fang mengajak tos ke Gopal.
"Mana mungkin aku lupa dengan korang." kata BoBoiBoy yang juga mengajak tos ke Gopal.
Singkatnya, mereka akhirnya berkumpul lagi setelah 4 tahun berpisah karena karir mereka masing-masing. Mereka menceritakan bagaimana mereka menjalani kehidupan selama 4 tahun belakangan.
Banyak hal yang mereka lalui dan mereka senang jika takdir membuat mereka berkumpul kembali seperti dahulu.
***
*ping!
Notifikasi trsebut muncul di gadget mereka masing-masing dan aura hangat yang sebelumnya mendominasi kemudian berubah menjadi serius.
~KOD MERAH SIAGA 1! HARAP KIRIM BANTUAN KAT KOORDINAT BERIKUT!~
***
~𝙵𝙸𝙽~
2407 word
15/07/2023
☆Note from Amy :
YEAY SERIES PERTAMA TAMAT!
All chara : selamat Amy!
Oke sekarang ni tinggal series kedua atau series terakhir. Harap tunggu je ye readers sekalian.
Judul berikutnya adalah...
"𝚃𝚑𝚎 𝚂𝚎𝚌𝚛𝚎𝚝 𝚘𝚏 𝙶𝚊𝚕𝚊𝚡𝚢"
See you in the next book~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top