"Ten"
'Sabar je lah. Memang nasib punya Kapten pasukan macam dia...' batin Rosa tersenyum tertekan.
Rosa berjalan ke depan pasukan Kokotaim dan mulai menjelaskan latihan yang akan mereka hadapi.
"Baik latihan hari ini ialah latihan yang cukup... buat ramai anak murid kitorang masuk bilik kesihatan bahkan hospital kerajaan tapi kali ni akan saya ringan kan jadi tak kan ada yang tumbang." jelas Rosa dengan nada tegas namun masih terkesan lembut.
"Latihan apa hari ini, Kapten?" tanya Fang mengangkat tangannya.
Rosa tersenyum dan dia berjalan ke arah Ailsa yang sedang sibuk dengan beberapa urusan bersama dengan beberapa pelayan.
"Uji keberanian. Korang akan di letakkan kat salah satu dimensi dan masing-masing dari korang akan dapat penguji yang berbeza. Bukan kitorang tapi makhluk yang ada kat dimensi tersebut dan setiap dimensi yang akan korang masuki akan berbeza satu sama lain." jelas Rosa setelah dirinya berada di sebelah Ailsa.
Ailsa pun menoleh ke arah rekannya dan menyudahi diskusinya bersama pelayan, kemudian kembali lagi ke wajah cerianya.
"Makhluk tu hantu ke?" tanya Gopal menggigil ketakutan dan bersembunyi di belakang BoBoiBoy yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
"Bukan lah, itu hanya makhluk ilusi je. Walau saya cakap ilusi, tapi jangan remeh kan sebab makhluk tu lah penyebab banyak anak murid kitorang masuk bilik kesihatan. Baik, latihan korang akan bermula..." Rosa melirik ke arah Ailsa dan sang subjek mengangguk paham.
"Sekarang!" Ailsa menjentikkan jarinya dan 5 orang di depannya seketika menghilang.
Kokotaim(-Kaizo) tiba-tiba muncul di 5 tempat yang berbeda dan di hadapan Kaizo dan Double-T yang mengawasi jalannya latihan muncul 5 layar berbeda untuk menunjukkan apa yang anggota Kokotaim lakukan.
"Akak Rosa tak cakap bila diorang akan masuk kat dimensi kuasa diorang kan?" tanya Zein memperhatikan salah satu layar.
"Mana aku cakap, biar diorang tahu sendiri." jawab Rosa duduk di tempat yang sudah disediakan pelayan istana.
Di dimensi milik BoBoiBoy, dirinya berjalan tanpa menentu arah di ruangan serba putih itu. Wajahnya terlihat santai, bahkan dia masih sempat untuk bersenandung pelan untuk mengusir rasa bosannya.
Setelah cukup lama berjalan, tiba-tiba suara yang tak asing masuk ke dalam telinganya dan langsung merebut perhatiannya.
"Woah! Tuan!" sapa Duri, salah satu elemental tahap keduanya.
Perhatikan BoBoiBoy langsung digantikan oleh Duri yang berlari ke arahnya.
"Duri!" keduanya saling berpelukan dan melepas tawa mereka.
"Ahahaha buat apa Tuan kat sini masa latihan?" tanya Duri melepaskan pelukan dari tuannya.
"Ah...agaknya ini lah latihan dia." jawab BoBoiBoy sweatdrop dan keduanya pun mengobrol sembari berjalan entah kemana.
Sementara di istana, Double-T tersenyum ketika melihat layar yang menunjukkan kondisi BoBoiBoy.
"Ah...ada yang dah sedar bila dia masuk kat dimensi kuasa dia." kata Ryan mengambil salah satu gelas jus yang disediakan dan meminumnya perlahan.
"Kuasa Abang comel sangat lah!" teriak Maira kegirangan ketika melihat wujud Thorn di dimensi kuasa BoBoiBoy.
'Lagi dan lagi, kau buat kitorang bangga. Tak sia-sia latihan kau 15 tahun lepas, Aidan.' pikir Ailsa tersenyum lembut ke layar BoBoiBoy.
Di tengah suasana itu, sebuah suara mengalihkan pandangan mereka dari ke-lima layar di depannya.
"Sasuga da na, Aidan wa." ucap orang itu yang ternyata Liore, yang datang bersama dengan Lyori dan Sky yang mendorong kursi roda miliknya.//mean: Aidan hebat, ya.
"Liore, Lyori, Sky, kalian datang. Kata tunggu sampai Liore baik." ucap Ailsa berdiri dan menghampiri rekannya dan sahabatnya itu.
"Tanya Sky kalau tu. Hai Kaizo, semuanya. Lama tak jumpa korang." jawab Liore melambaikan tangannya.
"Hai Liore, Lyori, Sky." balas Double-T dan Kaizo bersamaan dengan berbagai nada, ada yang biasa saja, ada yang ceria, ada juga yang datar.
"Mana Aidan dan pasukannya?" tanya Lyori setelah dirinya melihat ke sekitar.
"Kat sana." jawab Zein menunjuk kelima layar yang masih terpapar.
"Latihan ni...diorang oke ke nanti?" kata Sky dengan nada ragu.
"Biar pun diorang terluka pun, aku yakin bila diorang akan berjaya. Pelayan! Hantarkan jamuan untuk tamu kita!" kata Ailsa sedikit berteriak kepada pelayannya.
"Terima kasih Ailsa, tapi...apakah latihan kali ini aman untuk diorang?" balas Liore membawa kursi rodanya ke sebelah kursi Ailsa.
"Kali ni pasti aman, lagipun ni bukan kali pertama Aidan latihan. Jadi, sedari awal memang dia tahu pasal latihan ni." jawab Ailsa dengan santai.
"Kali pertama tu bila? Kenapa Mai pun tak tahu pasal ni, Akak?" heran Maira dengan wajah penasaran.
"Sebab kau kat rumah Atok bersama Mak. Aku pun bila masuk lagi dalam latihan ni dah terhitung 3 kali." kata Ailsa, sedikit memelankan di akhir.
"Bukan ke latihan ni guna kuasa kau? Senang kan bila kau jalankan latihan ni?" kata Sky tiba-tiba saja muncul di depan Ailsa.
"Beza, kitorang guna minda masa tu jadi lagi sulit dan lagi berbahaya daripada ni. Ah ada yang dah selesai." begitu Ailsa menyelesaikan kalimatnya, perhatian semua orang di sana langsung berganti ke layar yang tiba-tiba saja seperti mengalami konslet.
Percikan cahaya muncul tak jauh dari mereka dan tepat saat salah satu layar mati, seseorang muncul dan itu adalah BoBoiBoy yang selesai pertama dalam latihan dan ada berbagai reaksi yang menyambutnya.
Ada yang kagum, ada yang tersenyum bangga, ada yang terkejut, bahkan ada yang sampai bertepuk tangan karena BoBoiBoy telah menyelesaikan latihan terlebih dahulu.
"Saya kembali. Liore, Lyori, Sky, korang kat sini?" ucap BoBoiBoy ketika kembali.
"Hai Aidan." sapa Liore, Lyori, dan Sky bersamaan, melambaikan tangan mereka.
"Hai korang, yang lain masih kat sana ke?" tanya BoBoiBoy mendekat ke arah sang Kakak.
"Kau baru je pergi 10 minit yang lepas, Boy. Macam mana kesan latihan kali ni?" balas Ailsa memberikan minum kepadanya.
"Lagi senang daripada 15 tahun lepas, dulu guna minda sekarang langsung kat dimensi kuasa. Lagipun yang aku jumpa ialah kuasa tahap kedua, jadi senang." jawab setelah meminum habis air yang diberikan oleh Ailsa.
"Bukan ke kau dah buka semua kuasa tahap ketiga kau?" tanya Lyori penasaran.
"Aku dah buka, cuma... aku takut nak gunakan sebab... berbahaya dan terlampau kuat. Diorang tengah tidur kat sebuah kristal dalam jam kuasa aku." balas BoBoiBoy menundukkan kepalanya dan terjadi hening sejenak.
Zein merasa risih dengan suasana hening tiba-tiba pun langsung mencari topik, "Agaknya bila diorang akan selesai?" tanya Zein memecahkan suasana hening tadi.
Zein adalah tipe orang pendiam yang menyuaki keramaian, jadi dia akan selalu mencari topik jika keadaan tiba-tiba saja hening atau canggung.
"Entah, tengok je dulu diorang. Oh dan... Aidan, Ayah ngan Mak dah tiba... kau tak bak jumpa diorang ke?" jawab Ailsa berdiri dari duduknya dan menghampiri salah satu layar.
"Kena pakai baju formal tak?" tanya BoBoiBoy dengan wajah masam dan itu membuat Ailsa tertawa pelan.
"Tak yah, dah sana. Diorang tunggu kau kat bilik kumpulan." BoBoiBoy pergi meninggalkan kumpulan, menuju ke dalam istana bersama seorang pengawal. Mau bagaimana juga, BoBoiBoy adalah seorang pangeran dan dia harus selalu di awasi untuk keamanan.
"Korang tak nak balik Bumi je ke?" kata Ailsa tanpa melirik ke subjek yang dirinya tanyakan.
"Hm? Ah... pasal tu, kitorang dah runding dan sepakat nak balik ambik misi." balas Lyori menatap langit yang menampilkan pemandangan planet tetangga.
"Tapi korang kan masih dalam masa pemulihan lagi. Macam mana nak jalankan misi? Misi korang ni kat tingkatan lain dari kitorang semua." ujar Maira dengan wajah khawatir.
"Tak pe, aku memang belum dapat jalan lagi. Tapi tabib cakap bila kitorang dah boleh gunakan kuasa." jawab Liore mengelus kepala Maira di sebelahnya.
"Kita bincangkan dengan Laksamana Amato. Sebab bila aku ambik keputusan tanpa kebenaran dari Laksamana, aku langgar hukum Tapops." kata Ailsa membalikkan badannya.
"Aku tahu. Hm? Kat tempat gelap tu.... Fang ke?" kata Sky menunjukkan layar yang gelap yang merupakan dimensi kuasa Fang.
"Kau sedar rupanya." kata Kaizo setelah diam sejak latihan dimulai.
"Nampak lain lah, dulu pendek dan comel. Sekarang ni hensem la, tapi masih kalah daripada seseorang." jawab Sky melirik ke seseorang yang fokus dengan sesuatu.
Sementara itu di sisi BoBoiBoy, dirinya kini sudah berada di depan ruang kumpul, di mana orang tuanya berada saat ini. BoBoiBoy terlihat ragu untuk membuka pintu, namun suara dari dalam membuatnya meyakinkan diri untuk menemui orang tuanya.
"Assalamu'alaikum Ayah, Mak." ucap BoBoiBoy ketika masuk ke dalam ruang kumpul.
"Wa'alaikumussalam, anak Mak. Sini sayang." kata Bella lembut dan menepuk sofa yang ia duduki, menyuruh BoBoiBoy untuk duduk di sebelahnya.
"Em... Mak, Ayah, apa kabar?" tanya BoBoiBoy dengan nada sedikit canggung. Maklum saja, mereka sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun dan jarang melakukan komunikasi langsung.
"Kabar Mak ngan Ayah baik, BoBoiBoy pun nampak baik dan tak berubah e. Masih gunakan topi dino ni." jawab Bella mengelus lembut kepala putranya.
"Topi kesayangan Boy lah, Mak." hening kemudian melanda mereka dan itu membuat BoBoiBoy sedikit merasa risih.
"BoBoiBoy." panggil Amato dan langsung direspon oleh pemilik nama.
"Berapa usia kau sayang?" tanya Amato dengan nada lembut.
"5 bulan lagi dah 20. Kenapa Ayah?" jawab BoBoiBoy.
"Takde apa, macam mana kawalan sihir dan kuasa kau?" tanya Amato masih dengan nada yang sama.
"Baik, tapi BoBoiBoy masih ragu lagi." balas BoBoiBoy menatap kedua tanganya.
"Takpe, kau pasti boleh kawal. Ayah ngan Mak yakin, kau lagi kuat dari siapapun." kata Bella menepuk pundak BoBoiBoy perlahan.
"Termasuk Pakcik Amirul?" ujar BoBoiBoy menundukkan kepalanya.
Amato dan Bella terkejut bukan main mendengar kembali nama yang sudah sekian lama terpendam. Keduanya saling menatap satu sama lain sebelum menjawab pertanyaan putra mereka.
"Darimana kamu tahu nama tu, sayang?" tanya Bella hati-hati, takut menyinggung BoBoiBoy.
"BoBoiBoy... jumpa dengan Pakcik sekali dalam mimpi. Tapi rasanya bukan mimpi sebab... Pakcik sendiri yang cakap." jawab BoBoiBoy pelan.
Amato dan Bella kembali saling berpandangan kemudian mereka menganggukkan kepala mereka bersamaan.
"Akan Mak ceritakan pasal ni, tapi sekarang Boy baik balik untuk latihan. Boy tak nak kawan-kawan Boy curiga kan?" BoBoiBoy mengangguk pelan dan keluar dari ruang kumpul dengan lesu.
Amato dan Bella menatap sendu punggung putra mereka yang kemudian menghilang di balik pintu. Keduanya diam hingga ledakan hebat terdengar hingga ke seluruh istana, bahkan mereka yang ada di halaman belakang juga ikut terkejut.
"Ledakan apa tu?" tanya Ryan yang langsung memasang posisi waspada.
"Agaknya dari depan istana." balas Rosa yang juga ikut waspada.
"Depan istana... —BoBoiBoy!" Ailsa berlari ke dalam istana untuk menyusul sang adik yang posisinya ada di bagian depan istana.
"Jom ikuti Laksamana." titah Maira ikut berlari mengejar kakaknya dan diikuti oleh yang lain.
Sementara itu di posisi ledakan, BoBoiBoy adalah orang yang pertama sampai di lokasi kemudian di susul Amato, Bella, dan Airin. Selang beberapa saat, Ailsa dan Maira tiba bersama Double-T, Kokotaim, dan juga tiga tamu mereka.
"BoBoiBoy!" panggil Kokotaim ketika mereka melihat BoBoiBoy yang sudah terlebih dahulu sampai.
"Apa yang dah berlaku ni?" tanya Ailsa kepada pengawal yang ada di sana.
"Maaf Tuan Puteri, musuh tak terkesan." jawab pengawal istana.
"Letupan Kehampaan!" BoBoiBoy dan Ailsa tanpa sadar menggunakan sihir untuk membentuk masing-masing sebuah kubah putih, yang satu melindungi orang-orang dan yang satu lagi mengunci serangan lawan.
"Sihir... dan ada satu orang lagi selain budak tu." gumam sosok misterius itu ketika dirinya melihat kedua kubah yang masih terbentuk.
Setelah asap mulai menghilang, kedua kubah itu ikut menghilang. BoBoiBoy dan Ailsa saling memandang karena reflek mereka yang sinkron.
Namun pandangan BoBoiBoy sempat memburam sejenak setelah menggunakan sihir secara tiba-tiba dan nyaris saja tumbang jika Maira tidak ada di belakangnya untuk menahan kakaknya.
"Abang tak pe?" bisik Maira memulihkan kekuatan BoBoiBoy.
"Abang oke. Terima kasih." Maira hanya mengangguk pelan dan pandangan BoBoiBoy perlahan membaik.
"Apa yang dah berlaku?" tanya Fang panik ketika sadar dari keterkejutan.
"Wahahahahaha menarik. Sungguh pemandangan yang menarik. Tak sangka ada yang gunakan sihir selain kau, budak mentah." kata sosok misterius itu.
"Siapa kau?" tegas Ailsa maju ke depan musuh.
"Kita berjumpa lagi budak. Wahahhahahaha..." BoBoiBoy yang mendengar suara itu langsung melihat ke arah musuh dan matanya melebar tidak percaya.
"Tak mungkin..." BoBoiBoy berjalan maju, tepat di sebelah kakaknya dan langsung berubah menjadi Halilintar.
"Buat apa kau muncul? Tak cukup ke kau nak hancurkan Kota Hilir masa tu?" kata BoBoiBoy mengacungkan pedangnya ke arah musuh.
"Siapa dia, BoBoiBoy?" tanya Ailsa berbisik kepada BoBoiBoy.
"Wahahahaha Tuan Puteri Ailsa bertanya siapa hamba ni, perkenalkan saya ialah salah satu musuh budak yang ada kat sebelah Tuan Puteri. Nama hamba ialah—ughh..." belum juga kalimat sosok misterius itu selesai, sebuah pedang halilintar melesat ke arahnya dan langsung di tangkap oleh sosok misterius itu.
"Dah habis kau cakap? Aku ingat kan sekali lagi bila kau sentuh dia... kau akan bernasib sama macam adik kau tu." kata BoBoiBoy dengan nada datar khas Halilintar.
"Macam biasa, kau selalu kuat macam dulu. Dah lama tak jumpa, kau tak nak main ke dengan ku balik?" sosok misterius itu melempar kembali pedang halilintar dan di tangkap sempurna oleh pemiliknya sebelum mengenai orang lain.
"Aku bukan budak macam dulu, dan bila masa kau jadi abang aku? Aku tak pernah anggap orang yang dah bunuh kawan baik aku ni abang." jawab BoBoiBoy menurunkan topinya sehingga tidak ada yang tahu ekspresinya.
"Takpe, Abang tak kesah dan Abang akan kembali bila masanya dah sesuai. Bye semua." sosok itu menghilang diikuti oleh asap hitam dan setelah asap itu menghilang, sosok itu juga ikut menghilang.
"BoBoiBoy..." panggil Ailsa pelan namun tiada respon dari pemilik nama.
~𝙽𝙴𝚇𝚃~
2134 word
29/03/2023
☆Note from Amy :
Hai semuanya, maaf lambat update sebabkan tugasan lagi. Maklum lah dah nak kat penghujung semester jadi banyak tugasan ini itu.
Tapi tenang, walau lambat... Amy akan usahakan tetap update sampai ceritanya tamat. Tak sampai bertahun-tahun, jadi tunggu je ye.
Chapter "Eleven" spoiler
"Alasan aku pindah kat Pulau Rintis tu bukan saja nak temankan Tok Aba, tapi juga nak hilangkan memori." - BoBoiBoy
"Memori pasal?" - Yaya
"Kawan baik aku." - BoBoiBoy
See you in the next chapter~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top