"Six"
Di pesawat angkasa Kokotaim dan pesawat angkasa Double-T, anggota mereka mencari dua orang yang sedang bertelepon ria di gudang.
"Kemana Ailsa/Kapten Kaizo?" tanya Rosa dan Yaya bersamaan walau keduanya di tempat yang berbeda.
"Agaknya aku tahu kat mana." gumam Maira dan BoBoiBoy dengan helaan nafas yang sama pula, tiada yang mendengarkan gumaman mereka.
'Akak tengah talipon dengan Abang Kaizo./Abang Kaizo tengah talipon dengan Akak.' batin keduanya di waktu yang bersamaan.
Beberapa jam ditempuh dengan berbagai aktivitas, ada yang belajar, bermain dengan hewan, mengunggah diri di sosial media, bermesraan jarak jauh, tidur, merenung, dan masih banyak lagi kegiatan yang di lakukan oleh penumpang di kedua pesawat angkasa itu.
Hingga pesawat paling depan, milik Amato, berhenti diikuti oleh 2 pesawat angkasa di belakangnya. Ailsa yang menyadari pesawat angkasa berhenti pun mematikan panggilan dan langsung ke ruang kendali.
"Dah sedia ke?" tanya Ailsa saat tiba di ruang kendali.
"Agaknya, Laksamana Amato hentikan kapal angkasa dia. Lepas tu, kau kemana saja tadi?" kata Rosa yang memegang kemudi setelah Maira yang dengan nyamannya tidur di salah satu sofa.
"Kat store aku tadi. Laksamana, nak buka sekarang ke portal tu?" Ailsa menghidupkan komunikasi ke 2 pesawat angkasa lainnya.
"Ya, kau boleh buka sekarang. Kapten BoBoiBoy sedia?" jawab Amato dari layar monitor.
"Saya sedia Laksamana." jawab BoBoiBoy dengan wajah yakin walau di belakangnya terdapat wajah heran dari teman-temannya(-Kaizo).
"Semua duduk kat posisi masing-masing dan pakai sabuk pengaman. Aku akan buka lorong portalnya. Mai! Kau nak macam tu je atau duduk kat kerusi kau?" Maira terbangun dengan kesadaran setengah dan hanya memakai sabuk pengaman kemudian kembali tidur.
"Oke, sedia semua. Kuasa Ruang, Lorong Portal, Planet Thousand."
Sebuah percikan muncul di depan ketiga pesawat angkasa dan portal dengan diameter 50 km itu muncul, ketiga pesawat angkasa itu langsung tanpa ragu memasuki portal dan setelah beberapa menit, mereka muncul di atas sebuah planet hijau kebiruan yang tak lain adalah Planet thousand.
"Semua oke?" tanya Ailsa dari monitor.
"Agaknya..." BoBoiBoy menjawab dengan sedikit ragu karena 3 orang di tempatnya langsung ke kamar mandi sedangkan 2 orang(alien) hanya diam tenang di kursi mereka.
"Tak pe, ni efek sesaat je. Laksamana Amato macam mana?" Alisa bertanya kepada Amato karena tujuan mereka berbeda.
"Saya akan langsung ke tempat krisis, korang pergilah kat istana. Semoga berjaya." pesawat angkasa milik Amato berbelok ke arah lain dan menyisakan 2 pesawat angkasa saja.
"Jom kat ladasan istana, aku tak sabar nak jumpa Makcik." kata Ailsa dengan wajah riang dan kedua pesawat angkasa itu kembali berjalan menuju planet thousand dan mendarat di sebuah lahan kosong yang luas di sekitar bangunan kuno/istana.
Double-T turun dari pesawat angkasa mereka dengan ekspresi biasa, namun berbeda dengan Kokotaim yang baru pertama kali merasakan efek perpindahan ruang.
"Ugh... pening kepala ku." keluh Gopal yang dibantu berdiri oleh BoBoiBoy dan Fang.
"Kau jangan nak muntah kat sini, Gopal." kata Fang yang berusaha untuk menopang berat Gopal bersama BoBoiBoy.
"Selamat datang di Planet Thousand!" kata Ailsa dengan senyuman ceria khas miliknya dan matanya tiba-tiba menangkap sosok berjalan ke arah mereka dan senyum Ailsa langsung mengembang. Bukan hanya Ailsa, namun seluruh anggota Double-T.
"Mama!" ucap Zein tersenyum lebar dan berlari pertama ke arah orang yang mendatangi mereka.
"Zein!" Zein dan sosok itu saling berpelukan dan hal itu mengundang tatapan heran kepada Zein yang notabene memiliki wajah dan sifat yang datar nan dingin, dapat tersenyum lebar di depan sosok yang ia peluk.
"Makcik!" tak hanya Zein, Ailsa dan Maira juga ikut memeluk sosok itu sedangkan sosok itu dengan senang hati menerima pelukan dari tiga orang.
"Mama sihat ke kat sini? Maaf Zein tak dapat balik walau takde misi." kata Zein seusai acara berpelukan selesai.
"Mama sihat sayang, kau dengan Papa macam mana? Tak degil kan dengan saudara kau kan?" tanya sosok itu yang ternyata adalah ibu dari Zein, istri dari Maskmana, kakak dari Bella, dan bibi Ailsa, Maira, dan BoBoiBoy, Airin Han.
"Zein tak degil, Akak Ail ngan Mai je yang degil." jawab Zein dengan nada mengejek.
"Sedap hati kau cakap!" balas Ailsa dan Maira kompak menjitak Zein.
"Aduh! Mama, Akak dengan Mai marah ngan Zein." adu Zein dan dia bersembunyi di balik Airin.
"Dah tu, korang ni dah besar pun masih nak gaduh macam budak tadika? Tak nak contoh Baby Boy ke?" kata Airin sengaja melirik ke arah BoBoiBoy yang mulai berkeringat dingin.
"Baby Boy siapa Mama?" tanya Zein yang tidak tahu panggilan kesayangan kepada BoBoiBoy.
'Makcik...' BoBoiBoy menatap Airin dengan tatapan memohon secara diam-diam dan hanya di balas tawa oleh Airin.
"Siapa lagi kalau bukan Aidan, Abang kesayangan kau tu?" jawab Airin tanpa memberitahu bila BoBoiBoy adalah Aidan.
BoBoiBoy bernafas lega dan tersenyum tipis kepada Airin, menyapa. Airin tentu membalasnya secara diam-diam.
"Abang ada panggilan kesayangan pula? Baby Boy pula tu." balas Zein melirik ke arah BoBoiBoy dengan tatapan mengejek.
'Zein... jaga kau.' pikir BoBoiBoy dengan perempatan kesal di dahinya.
"Kitorang sekarang ni kat mana?" tanya Fang penasaran dengan sekelilingnya yang hanya terdapat lapangan hijau saja tanpa bangunan satu pun.
"Istana Kerajaan Han, lagi tepatnya lapangan landasan istana. Saya tak nak ada kehebohan Puteri diorang balik jadi kita mendarat je kat sini." jawab Ailsa dan tak lama beberapa kendaraan terbang menghampiri mereka.
"Jom masuk, hari ni tiada latihan dan korang kena rehat. Lepas tu, Kapten BoBoiBoy." BoBoiBoy yang dipanggil pun memiringkan kepalanya heran.
"Selepas ni, saya nak kamu jumpa saya kat... bilik saya saja. Kaizo hantarkan, Kapten BoBoiBoy ya." kata Ailsa mengedipkan sebelah matanya kepada Kaizo.
"Baik." singkat cerita, mereka sampai di istana dan setelah tur singkat, mereka pergi ke kamar masing-masing dan beristirahat, kecuali BoBoiBoy dan Kaizo yang di panggil Ailsa.
"Kapten—" BoBoiBoy ingin memanggil Kaizo namun di hentikan oleh perkataan Kaizo.
"Bila hanya kita berdua saja, kau boleh panggil aku Abang macam Fang buat. Kenapa?" potong Kaizo dan mereka mengobrol sembari ke kamar Ailsa.
Sebenarnya BoBoiBoy bisa sendiri ke kamar Ailsa, namun demi mengamankan identitas aslinya, dirinya harus bersama Kaizo yang memang dekat dengan Ailsa.
"Baik Abang, agaknya kawan-kawan Boy curiga tak kepada Boy? Fang dah mula curiga, macam mana bila diorang tahu sebelum Boy nak bagi tahu sendiri?" tanya BoBoiBoy dengan wajah khawatir.
Kaizo menatap sejenak calon adik iparnya dan mengelus kepala BoBoiBoy sejenak, "Semuanya akan terbongkar di masa yang tepat, Boy. Abang yakin itu dan bila Fang dah tahu pasal kau, kau cakap je. Abang pasti Fang faham maksud kau." kata Kaizo lembut, yang hanya ia tunjukkan kepada Fang, Ailsa, dan kini BoBoiBoy.
"Baik Abang. Lepas tu, macam mana latihan diorang semasa Boy tak sedarkan diri?" Kaizo menceritakan semua hal yang terjadi saat latihan oleh Double-T di lakukan di Stasiun Tapops.
Mulai dari kecerobohan Fang dan Gopal, pertengkaran kecil Yaya dan Ying, hukuman yang di dapat Kokotaim, kemarahan Ryan dan Rey, ledakan eksperimen Rosa, dan kekompakan Kokotaim.
Semua itu di ceritakan Kaizo secara detail namun singkat hingga tanpa sadar mereka sudah ada di depan pintu kamar Ailsa.
"Tak sangka diorang dapat bertarung tanpa Boy. Walau lawan diorang tu berat e, Ryan dan Rey bukan seseorang yang dapat kena remeh sebab tak de kuasa. Diorang dapat kuat dengan tubuh diorang sendiri." balas BoBoiBoy setelah Kaizo menceritakan semuanya.
"Korang lama betul la, Makcik dah tunggu korang tau." sebuah kepala muncul di depan mereka dan keduanya pun masuk ke dalam kamar Ailsa di mana di dalamnya bukan hanya sang pemilik kamar saja, namun Airin dan Double-T juga ada di sana.
"Aidan." panggil Airin lembut kepada BoBoiBoy dan dengan senang hati, BoBoiBoy mendekat kemudian memeluk Airin.
"Dah 8 tahun tak jumpa, kau sihat?" tanya Airin saat memeluk BoBoiBoy.
"Aidan sihat, tak sangka Aidan dapat jumpa korang balik." BoBoiBoy melepas pelukan dan memandang semua orang di kamar Ailsa.
"Ryan, Rey, Akak Rosa, Zein, Mai, Akak Ail, Abang Kai, Makcik Ai, Pakcik Mana, Ayah, ngan Mak. Tak sangka semua kawan dan keluarga Aidan dapat jumpa balik." Ailsa menarik semua orang di kamarnya, termasuk Kaizo, ke dalam pelukan massal.
"Ail rindu dengan momen ni. Terakhir tu... sebelum Boy pergi kat Pulau Rintis jumpa Tok Aba. Hehe..." kehangatan keluarga itu menyebar ke seluruh kamar dan mereka pun berkumpul untuk sekedar melepas rindu.
Sementara itu di sisi Kokotaim, mereka berkumpul di kamar BoBoiBoy, menunggu sang pemilik kamar kembali.
"Kenapa BoBoiBoy lama sangat ni?" tanya Gopal yang berbaring di kasur BoBoiBoy.
"Mungkin je diorang tengah diskusi kot. Kau sabar je lah, Gopal." jawab Ying yang penasaran dengan perpustakaan mini di kamar BoBoiBoy bersama Yaya.
"Woah.... kat bilik BoBoiBoy banyaknya buku sejarah Power Shpera dari generasi pertama lagi." kata Yaya mengambil salah satu buku tentang power Shpera generasi pertama.
"Korang, korang penasaran tak macam mana BoBoiBoy dapat rapat dengan pasukan Double-T?" pertanyaan Fang menarik seluruh atensi penghuni ruangan dan mereka pun duduk melingkar.
"Kenapa kau tetiba je tanya, Fang?" tanya Ying.
"Saja, korang tak perhatikan ke macam mana BoBoiBoy dapat rapat macam Double-T tu?" Fang
"Kau jealous la tu dengan dia, kau kan penggemar diorang." Gopal
"Bukan tu, Gopal. Maksud aku ni dekat macam keluarga." Fang
"Aku pun merasa macam tu. Tapi setiap aku tanya dengan BoBoiBoy, dia selalu jawab—"Belum waktunya lagi korang tahu."—lepas tu dia pergi." Yaya
"Kau curiga ke bila BoBoiBoy tu saudara Double-T?" Gopal
"Lebih tepatnya, BoBoiBoy ialah Aidan. Tapi aku tak de bukti bila nak buktikan." Fang
"Korang bahas apa kat bilik aku?" suara pemilik kamar memasuki indra pendengaran mereka dan mereka langsung berdiri.
"BoBoiBoy, bila kau balik?" tanya Fang menormalkan detak jantungnya.
"Baru je, kenapa kat bilik aku ni?" BoBoiBoy masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.
"Kitorang tunggu kau, kenapa Laksamana Ailsa panggil?" jawab Yaya.
"Laksamana laporkan perkembangan korang selama latihan dan bertanya metode latihan yang sesuai dengan korang. Kenapa?" jawab BoBoiBoy duduk di sebelah Gopal.
"Saja nak tanya. Lepas tu, kau tahu sesuatu tak tentang planet ni? Atau tak kerajaan ni?" BoBoiBoy tahu jika Fang memancing dirinya untuk mengungkapkan siapa dirinya, namun BoBoiBoy tidak terpancing.
"Menurut maklumat yang Kapten Kaizo bagi, planet ni bernama Planet Thousand. Planet ni ialah planet utama kat Kawasan Amount dan kerajaan ni ialah Kerajaan Han. Itu saja." jawab BoBoiBoy dengan nada santai.
"Tu je yang kau tahu, BoBoiBoy?" tanya Gopal.
"Iya la, Kapten Kaizo bagi maklumat tu je kat aku. Jom main kad." sisa hari itu, Kokotaim bermain bersama di kamar BoBoiBoy dan kembali ke kamar masing-masing setelah makan malam untuk istirahat.
Namun tidak untuk Kaizo dan Double-T yang masih berada di ruang makan dengan suasana serius. Beberapa pelayan dan pengawal yang ada di ruang makan sampai berkeringat dingin karena keseriusan yang di keluarkan oleh 7 orang itu.
"Macam mana maklumat pasal Reck?" tanya Ailsa memulai diskusi.
"Dia masih sama seperti 5 tahun lepas dan... belum ada pergerakan dari diorang." jawab Rosa memberikan sebuah berkas kepada Ailsa.
"Pelik, biasanya dia akan buat ribut ke ape. Ni tenang je?" kata Ryan dan di angguki oleh kembarannya.
"Tu yang aku risau kan. Reck maupun konco-konco dia, tak buat ape pun selama 5 tahun." jawab Rosa.
"Air yang tenang jangan sangka tak de buaya. Boleh saja dia tengah rancangkan satu hal yang tak kita duga." kata Maira dengan wajah santai bahkan dia sembari memakan camilan yang ia minta dari pelayan.
"Agaknya, tapi kita tak payah risau bila dia buat pergerakan kejutan. Sekarang ada masalah lain yang lagi teruk." perkataan Ailsa membuat suasananya makin berat, bahkan Maira sampai menghentikan makannya.
"Pasal... Aidan ke?" tanya Kaizo dan di angguki oleh Ailsa dengan berat hati.
"3 bulan lagi, dia nak ulang tahun ke-20 dan... aku takut bila apa yang dah lalu terjadi balik tapi kini kat dia." Ailsa mengatakan hal itu dengan meremas roknya dan menundukkan kepalanya hingga tidak ada yang tahu raut wajahnya.
Maira berdiri dari tempatnya dan mendekat ke arah Ailsa yang masih menunduk. Maira berjongkok di sebelah Ailsa dan memegang tangannya lembut, menyalurkan kehangatan.
"Apa yang dah terjadi pada Papa, tak kan terjadi kat Abang Aidan. Kita sama-sama buat Abang Aidan tak alami hal yang sama dengan Papa, ya Akak?" suara lembut Maira membuat Ailsa mengangkat kepalanya dan dia langsung memeluk adiknya.
Tanpa mereka sadari, orang yang di bicarakan mendengar apa yang orang di dalam bicarakan tentang dirinya.
Niat awalnya untuk mengajak Maira dan Ailsa ia urungkan dan dia berjalan ke halaman belakang istana dalam keadaan diam.
"Pakcik Amirul... apa nasib aku akan macam Pakcik ke? Tapi Mai cakap tak kan. Hah..." sang pemilik surai dwi warna itu melepas topinya dan membiarkan rambutnya terkena angin malam yang begitu tenang.
~𝙽𝚎𝚡𝚝~
2049 word
27/02/2023
☆Note from Amy :
Ketemu lagi~ehe~
Ya... setelah melihat keadaan kemarin, Amy pun memutuskan untuk update senin sampai jumat saja ya. Atau sampai sabtu karena Amy minggu... antara ga dapet ide sama kecapekan kali ye... ehe
Yah intinya hari minggu, Amy ga bakal update.
Chapter "Seven" spoiler
"Latihan korang hari ini akan di bimbing kembar Khairi." - Ailsa
"Jom kat lab!" - Ryan
"Jangan buat eksperimen macam-macam tau!" - Ailsa
See you in the next chapter~☆
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top