"Five"

"Mestilah semua, termasuk kau ialah A—" belum juga menyelesaikan kalimatnya, Rettak'ka langsung terlempar jauh oleh sebuah pukulan dari orang yang tidak terduga.

"Jangan kau sebut nama tu kat sini, Rettak'ka. Aku dah bersabar dengan provokasi kau, tapi yang ni dah melampau." suara berat dari BoBoiBoy tentu membuat semua yang ada di hanger terkejut bukan main.

BoBoiBoy yang memiliki badan yang kecil itu, bisa memukul Rettak'ka yang badannya 2 kali lebih besar dari dirinya dengan tangan kosong tanpa kuasa. Beberapa orang seketika merinding setelah melihat Rettak'ka yang terkapar tidak berdaya setelah sekali pukulan.

"Ku-kuatnya." gumam Yaya menutup mulutnya tidak percaya.

'Bila masa Abang sekuat ini? Tapi.... Abang gila cool dapat sekuat ini!' pikir Maira yang diam-diam memancarkan aura fangirl terhadap kakaknya sendiri, Maira mengagumi BoBoiBoy sejak kecil, baik dari segi mana pun.

"Bila korang tak ingin bernasib sama dengan kawan korang, baik menyerah sekarang." suara berat BoBoiBoy di tambah aura intimidasi yang kuat darinya membuat dua alien lainnya seketika menciut nyalinya.

"Korang boleh tahan kitorang balik." BoBoiBoy mengeluarkan 2 borgol khusus yang entah darimana datangnya dan memborgol kedua alien yang sudah pasrah.

BoBoiBoy sesaat menatap Retta'ka yang sudah tumbang dengan satu pukulan darinya dan dia berpikir, 'Darimana dia dapatkan maklumat pasal Aidan? Semua maklumat tu ada kat... tempat yang bahkan keluarga aku tak tahu letaknya.' BoBoiBoy mendekat ke arah Retta'ka perlahan.

"Ochobot, kau boleh sedut semua kuasa kat Rettak'ka?" tanya BoBoiBoy saat berjalan ke arah Retta'ka, nada bicaranya kembali seperti biasa bahkan senyumannya pun ikut kembali.

"Boleh. Tapi BoBoiBoy, kau oke ke? Aku dengar dari Laksamana Ailsa bila kau baru je sedar malam tadi." BoBoiBoy mengelus robot kuning itu dan tersenyum lembut.

"Aku oke Ochobot. Kau tak payah risau dan aku tak kan guna kuasa aku selama 2 bulan, kali ni aku betul-betul janji." mata Ochobot membentuk lengkungan menandakan jika dia tersenyum.

Kemudian Ochobot terbang menuju Rettak'ka dan menyedut semua kuasa yang tersisa di tubuhnya.

'Ochobot tahu lokasi maklumat tu, tapi program dia aku diam-diam upgrade kat tingkat mustahil nak retas.' pikir BoBoiBoy ketika Ochobot memulai proses penyedutan kuasa yang tersisa dari Retta'ka.

BoBoiBoy menatap proses itu dengan wajah serius dan setelah proses selesai, keduanya berbalik ke arah teman dan rekan Tapops lainnya.

Setelah beberapa pertanyaan yang dihadapi oleh BoBoiBoy dari teman dan anggota tapops dan pemeriksaan ulang, BoBoiBoy kini sudah kembali ke kamarnya.

Di sana dia di jaga oleh teman-temannya, mereka berkumpul di kamar BoBoiBoy dan Gopal yang merupakan kamar terluas diantara kamar mereka.

"BoBoiBoy, kau ni dengan badan macam lidi pun boleh kalahkan Rettak'ka tanpa kuasa tadi. Kenapa tak dari dulu je kau buat macam tu?" tanya Gopal yang seketika teringat kejadian di hanger utama tadi.

"Sedap ye kau cakap badan aku macam lidi ni, Gopal. Aku masa tu tak sekuat sekarang la Gopal. Aku pun berlatih tau walau badan aku macam lidi ni." jawab BoBoiBoy di selingi oleh tawa pelan.

"BoBoiBoy, macam mana kau boleh meningkat secepat itu? Perasan bulan lepas kau masih sama dengan sebelumnya." tanya Yaya yang mulai penasaran.

"Sengaja tak bagi tahu, aku tak nak cedera kan kawan-kawan aku ni. Sebabkan berbahaya sangat dan aku takut bila tak kena kawal. Oh macam mana latihan korang dengan pasukan Ak—Laksamana Ailsa?" BoBoiBoy langsung mengubah topik dan hampir saja dia salah sebut di depan teman-temannya.

"Mengerikan, lagi-lagi Kapten Maira tu. Dia macam..." kalimat Gopal menggantung namun BoBoiBoy menduga apa yang terjadi.

"Dia garang macam Laksamana Tarung—ah bukan, lagi garang daripada Laksamana Tarung. Kau jangan buat macam-macam kat hadapan dia BoBoiBoy bila kau tak nak kena hukumannya." sambung Fang dan BoBoiBoy hanya sweatdrop mendengar penuturan Fang.

"Hukuman apa tu?" tanya BoBoiBoy dengan wajah penasaran, walau sudah tahu apa hukumannya.

"Lari tanpa kuasa 5 km dan hukuman tu boleh tambah tau bila kau buat kesilapan lain." jawab Yaya tersenyum kikuk.

BoBoiBoy sweatdrop mendengar jawaban Yaya, 'Dah agak lari tanpa kuasa 5 km je, Ayah lagi kejam lagi tau. Fang tak pernah tahu sebab Ayah tak pernah marah kat kau.' pikir BoBoiBoy dan tak lama ponsel miliknya berdering.

"Kejap e. Assalamu'alaikum, dengan BoBoiBoy kat sini."
"Aidan, ini Makcik."
"Makcik, kenapa ni?"
"Macam mana kabar Pakcik kau dengan Zein?"
"Diorang oke, Makcik. Kenapa Makcik panik semacam?"
"Kat istana tengah ada krisis, diorang tak boleh kena talipon bahkan Ailsa dengan orang tua kau."
"Krisis?"
"Ya, bila kau jumpa dengan Akak kau tolong sangat sampaikan benda ni kat dia."
"Baik Makcik."

"Kenapa BoBoiBoy?" tanya Ochobot yang ada di pangkuan BoBoiBoy.

"Masalah macam biasa, Ochobot. Kau tak payah risau." gumam BoBoiBoy yang hanya di dengar oleh Ochobot karena teman-temannya yang lain sedang meributkan hal lain.

"Kau masih tak nak bagi tahu diorang ke pasal benda tu? Aku dengar nanti kita akan kat Planet Thousand." bisik Ochobot dan BoBoiBoy hanya membelainya tanpa membalas.

'Mungkin BoBoiBoy tak nak.' pikir Ochobot dan suasana di kamar BoBoiBoy kembali seperti sedia kala.

"Belum masanya lagi." bisik BoBoiBoy pada dirinya sendiri.

BoBoiBoy membuka ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan kepada Ailsa kemudian dia melanjutkan permainan yang diusulkan teman-temannya untuk mengusir kebosanan.

Hari semakin sore, Amato berniat mencari anak keduanya untuk melakukan pemeriksaan rutin walau sudah dibolehkan keluar ruang kesehatan.

Amato mencari di kamar sang anak dan saat masuk, dia tersenyum lembut dan membatalkan niatnya untuk memanggil BoBoiBoy.

Ailsa yang baru saja selesai pemeriksaan heran melihat sang Ayah keluar perlahan dari kamar adiknya dan memutuskan untuk bertanya.

"Ayah, kenapa Ayah macam tu?" tanya Ailsa saat dia berada di dekat Amato.

"Shttt tengok ke dalam." Ailsa melihat ke arah yang di tunjukkan dan ikut tersenyum manis.

"Biarkan dia tidur, diorang penat tu. Lusa siang kita pun kena berangkat kat planet Thousand, biarlah dia berehat." kata Ailsa pelan dan pintu tertutup dengan pelan.

"Ayah, Makcik cakap ada krisis kat kerajaan. Ail tak dapat tinggalkan Boy dengan kawan-kawannya berlatih sorang-sorang kat istana." Amato menatap putri sulungnya dan mengelus kepalanya pelan.

"Serahkan krisis tu kat ayah dan mak saja. Kau fokus je dengan pelatihan adik kau ya, jangan fikirkan urusan kerajaan selama pelatihan. Sekarang balik ke bilik, kau kena rehat." Ailsa mengangguk dan pergi ke kamarnya, meninggalkan Amato sendirian di lorong.

Amato mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, "Aku akan pergi, jangan beri tugasan kerajaan kat anak-anak selama 6 bulan." Amato mematikan panggilan secara sepihak dan pergi dari tempatnya.

Tapops, 00.32...

Di penjara Tapops, seseorang masuk ke dalam area penjara setelah menekan sandi. Dirinya berjalan menyusuri lorong dan sampai di salah satu sel terpojok.

"Dah sedar, Retta'ka?" tanya orang itu berhenti di depan sel penjara milik Retta'ka.

"Kau... untuk apa kau kemari?" tanya Retta'ka kepada orang di depannya, dia sadar jika kuasanya semuanya telah di ambil dan dia hanya bisa pasrah menunggu takdir.

"Hanya tanya satu dua perkara ringan je. Tak payah waspada denganku sangat." orang itu tiba-tiba saja memunculkan sebuah kursi dan duduk di depan sel Retta'ka.

"Silakan, aku tak de hak nak larang kau tanya kat sini." orang itu tersenyum lembut mendengar jawaban Retta'ka.

"Kau tahu siapa orang yang kau nak cakap rahasianya kat hanger utama tadi?" tanya orang itu dengan nada lembut.

"Ya, Aidan Adiputera. Seorang Putera kerajaan kat Planet Thousand bersama saudari dia, Ailsa Adiputeri dan Maira Asyifa yang merupakan Puteri kerajaan."

"Kenapa kau nak bocorkan kat hanger pasal tu? Puteri kerajaan tu kan dah diketahui."

"Kecuali Putera dia dan dia menyamar kat Tapops."

"Kau nak bocorkan maklumat tu dengan tujuan?"

"Memancing jerung dengan darah ikan."

"Seorang Retta'ka nak pancing jerung? Mana ada jerung kat angkasa ni? Kau kena kat laut la."

"Aku tahu kau mengelak saja nak bahas kan?"

"Mana da, kau nak pancing pun tak de alat pancing la. Lawak kau ni."

"Aku tahu apa yang kau tawakan."

"Hah... aku agak kau tak de otak nak fikir."

Suasana di penjara Tapops sedikit memberat berkat keduanya, beruntung tidak ada yang mengetahuinya dan CCTV sudah di retas oleh orang itu.

2 hari kemudian, hanger utama...

"Semua dah ada kat sini?" tanya Ailsa ketika mereka ada di hanger utama.

Double-T dan Kokotaim(+Kaizo) akan berangkat ke planet Thousand untuk pelatihan mereka dan mereka sedang memeriksa kehadiran.

"Kapten korang kat mana?" tanya Rosa yang tidak melihat sosok adiknya. Rosa menganggap BoBoiBoy adalah adiknya karena dirinya sering bermain dengan BoBoiBoy ketika masih kecil.

"Saya dah ada kat kapal angkasa, Kapten! Tengah tengokkan engine kapal angkasa, Laksamana. Mohon tunggu sekejap." suara speaker pesawat angkasa milik Kokotaim terdengar jelas dan cukup mengagetkan semua orang di hanger.

"Akak Ail ponteng kelas masa sekolah!" latah Maira tanpa sadar.

"Suka hati cakap! Kau yang ajak ponteng dulu masa pelajaran cikgu Ahmad." protes Ailsa saat Maira melatahkan aibnya.

"Eh apesal pula Mai? Akak sorang yang cakap—"Malas pelajaran sejarah, Mai ponteng nak tak?"—macam tu. Apesal Mai pula yang kena salah?" kata Maira membela dirinya.

"Terbalik! Kau yang cakap macam tu dan aku pula kena tuduh!" dan terjadilah aksi kejar-mengejar antara kapten dan wakil kapten Double-T.

"Dah tu, korang berdua ni sama saja. Ayah dah dengar korang bertiga ni ponteng masa kelas sejarah, jangan nak tuduh." mendengar suara lain yang ikut menimbrung pembicaraan, keduanya berhenti berlarian dan menoleh ke arah suara.

"Laksamana Amato." seluruh anggota Double-T dan Kokotaim, termasuk BoBoiBoy yang langsung keluar dari pesawat angkasa, hormat Tapops kepada Amato yang datang bersama Bella dan Laksamana lainnya.

"Macam mana persiapan korang?" tanya Bella lembut saat melihat ke arah BoBoiBoy yang keluar dari pesawat angkasa.

"Semua agaknya dah siap, Laksamana. Macam mana keadaan kapal angkasa korang, Kapten BoBoiBoy?" jawab Ailsa menoleh ke arah BoBoiBoy.

"Semuanya aman, Laksamana. Kita boleh bertolak segera." jawab BoBoiBoy.

"Maaf ya, kitorang tak boleh ikut korang latihan sebab krisis kerajaan. Istana ialah tempat teraman selama krisis, jadi korang tak akan terganggu." kata Bella tersenyum sendu.

"Baik Laksamana." tak lama kemudian mereka pun lepas landas dan ketiga pesawat angkasa melaju menuju ke Planet Thousand, tujuan mereka.

"Kapten Kaizo, saya tak pernah dengar ada Planet Thousand. Kat mana tu?" tanya Yaya ketika mereka sudah seperempat perjalanan.

"Planet thousand ialah planet kat kawasan Amount. Tiada yang dapat melewati kawasan tu sebabkan medan magnet dan hujan meteor yang senantiasa ada kat kawasan tu. BoBoiBoy, kau dapat kemudikan kapal angkasa kejap?" BoBoiBoy yang awalnya bermain dengan Cattus pun mengangguk dan mengambil alih kemudi.

"BoBoiBoy, kau tahu ke pasal planet tu?" tanya Fang.

"Kenapa kau tanya aku pula ni, Fang?" tanya balik BoBoiBoy.

"Kau dekat semacam dengan Laksamana Ailsa, kau ada hubungan ke dengan dia?" tanya Fang.

"Mana ada, dekat je kot. Yang dekat tu abang kau la, Fang." jawab BoBoiBoy dan Fang hanya memiringkan kepalanya.

"Kau akan tahu nanti. Dah duduk diam-diam, agaknya perjalanan ni akan makan waktu yang lama." ucap BoBoiBoy dan dirinya meningkatkan kecepatan pesawat angkasanya yang tertinggal.

Sementara itu di sisi Kaizo, dirinya sedang menghubungi seseorang di gudang pesawat angkasa Kokotaim.

"Ayolah Ilsa, kau tak percaya?" tanya Kaizo bersender pada dinding.

"Bukannya aku tak percaya, tapi mustahil bila Boy dapat buat semua tu walau ada kemungkinan dia dapat buat." suara yang keluar dari alat komunikasi adalah suara Ailsa.

"Bila ada bukti kau akan percaya?" diam menghampiri dan Kaizo menghela nafas sejenak.

"Kau sebenarnya tahu, tapi kau tak nak orang lain tahu kan?" lagi-lagi hanya hening yang menjawab.

"Ilsa, aku tahu kau dan kau tahu aku. Kita dah 8 tahun bersama, walau tak selalu tapi kita tahu watak masing-masing. Ilsa, dengar aku sekejap, Aidan tak kan terkena masalah selama kita selalu awasi dia." kali ini helaan nafas yang menjawab dan Kaizo memutuskan untuk menunggu sejenak.

"Kau... agaknya benar, Izo. Kau dah hapus bukti kat kamera pengawas ke?" jawab Ailsa.

"Ya, kau tak payah risau. Aku dah hapus sekali bukti kat penjara Tapops." helaan nafas lega terdengar dan diiringi tawa halus dari seberang.

"Terima kasih, Izo. Kau memang kekasih terbaik, agaknya Boy dan Fang setuju bila kau itu Abang terbaik." Kaizo tersenyum lembut kepada wanita di panggilan tersebut dan mereka melanjutkan panggilan itu dengan sekedar basa-basi ringan.

Di pesawat angkasa Kokotaim dan pesawat angkasa Double-T, anggota mereka mencari dua orang yang sedang bertelepon ria di gudang.

"Kemana Ailsa/Kapten Kaizo?" tanya Rosa dan Yaya bersamaan walau keduanya di tempat yang berbeda.

"Agaknya aku tahu kat mana." gumam Maira dan BoBoiBoy dengan helaan nafas yang sama pula, tiada yang mendengarkan gumaman mereka.

'Akak tengah talipon dengan Abang Kaizo./Abang Kaizo tengah talipon dengan Akak.' batin keduanya di waktu yang bersamaan.

~𝙽𝚎𝚡𝚝~
2022 word
25/02/2023

☆Note from Amy :

Maaf lambat sikit update chapter kali ni, sebab fikir kekosongan di tengah-tengah chapter. Jadi... agak lama ya. Ehe.

Bbb : tambah kau ketiduran masa buat cerita kan?

Jangan bocorkan kat sini//pundung

Chapter "Six" spoiler

"Selamat datang di Planet Thousand!" - Ailsa

"Mama!" - Zein

"Zein!" - someone

See you again in the next chapter~☆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top