"Fifteen"
Di sisi BoBoiBoy sendiri, dia sedang bersembunyi di ventilasi udara di suatu ruangan. Mengamati elien kepala kotak sedang melakukan sesuatu.
"Oh... macam tu diorang nak dapat tenaga. Aku mesti dapatkan koko tu balik." gumam BoBoiBoy ketika melihat jika koko yang di curi itu digunakan sebagai tenaga.
Setelah memastikan elien kotak pergi, BoBoiBoy pun keluar darintempat persembunyiannya dan mengambil koko yang sudah berkurang kemudian berlari keluar. Tanpa ia sadari, power shpera kuning yang ada di ruangan itu aktif dan melihat BoBoiBoy keluar kemudian mengikutinya diam-diam.
Ailsa masih berjalan mengikuti jejak BoBoiBoy hingga dia mendengar suara langkah robot besar tak jauh darinya. Dia juga melihat pintu di lorong dekatnya mulai perlahan menutup.
"Alamak, aku kena keluar ni. Tapi macam mana dengan Boy—eh?" Ailsa melihat BoBoiBoy yang berlari menghindari kejaran robot ungu besar di belakangnya.
"BoBoiBoy! Cepat!" seru Ailsa ketika BoBoiBoy semakin dekat dengannya. Saat di pintu terakhir, Ailsa sempat menahan nafasnya karena BoBoiBoy nyaris tidak bisa melewatinya.
"Huft..., selamat pun. Akak kenapa kat sini?" tanya BoBoiBoy ketika dia berhasil lolos.
"Adik degil! Kau tau tak kitorang risau! Kenapa kau menghilang pula ni!" Ailsa mengomel sembari menjitak kepala sang adik dan korbannya hanya mengeluh tanpa ada niatan melawan.
"Dah jom balik. Atok risau kau hilang tadi, nanti ceritakan kat Akak masa kat rumah je. Kat sini tak selamat." Ailsa dan BoBoiBoy pun keluar dari pesawat angkasa alien itu, tanpa menyadari ada power shpera yang mengikuti mereka.
Ketika sampai di kedai, Tok Aba langsung memberikan pertanyaan dengan wajah khawatir kepada BoBoiBoy dan ketika BoBoiBoy menceritakan kronologinya, Tok Aba hanya mengatakan jika BoBoiBoy kebanyakan makan koko.
"Dah tu, baik kau tolong Atok bereskan kedai ni. Akak nak pergi bilik air jap." Ailsa berjalan ke toilet terdekat meninggalkan BoBoiBoy yang masih terduduk di kursinya.
Ailsa memang pergi ke toilet terdekat namun tujuannya bukan untuk buang air, ia langsung mengeluarkan sebuah alat pipih dan ketika mengaktifkannya, ia langsung menerima sebuah pesan.
"Undangan? Mesti ni kerja Ayah." Ailsa membaca pesan yang terkirim dan membalasnya sebelum ia kembali ke Kokotiam.
Seusai makan malam, Ailsa dan BoBoiBoy kini berada di kamar milik BoBoiBoy. BoBoiBoy meminta Ailsa untuk menemaninya tidur.
"Akak, robot tadi kan curi koko Atok masa Boy tengah jaga kedai. Sebab dia dah curi, Boy kejar lah sampai kapal angkasa tu. Masa ambik koko, tak sengaja pula robot dengan elien tu tengok Boy. Hah..., macam mana e nak buktikan kat Tok Aba e?"
"Aku tahu macam mana caranya!" BoBoiBoy terkejut karena bola yang ada di tangannya tiba-tiba berubah menjadi sebuah robot bulat kuning dan sontak saja membuat BoBoiBoy menendangnya hingga keluar rumah.
Ailsa terkejut dalam diam dan sempat terdiam beberapa saat hingga BoBoiBoy keluar dari kamarnya untuk melihat robot yang menyamar menjadi bola. "Itu..., power shpera. Tapi power shpera apa tu?" gumam Ailsa melihat interaksi adiknya dengan robot kuning yang ternyata adalah sebuah power shpera.
"Adu du? Namaku Ochobot lah." Ailsa mendengar power shpera itu menyebutkan namanya dan langsung saja Ailsa mencari data Ochobot di tab-nya.
Di tengah asik mencari informasi, cahaya menyilaukan datang dari luar dan itu membuat Ailsa kembali melihat ke arah luar dari jendela kamar BoBoiBoy.
"Apa benda tadi tu?" kata Ailsa kepada dirinya sendiri dan ketika ia sedang memperhatikan BoBoiBoy, ia terkejut karena BoBoiBoy memiliki kuasa dan ia memunculkan sebuah petir di tangannya.
"Itu..., kuasa petir." kata Ailsa yang semakin tertarik dengan apa yang adiknya dapatkan.
Kemudian karena kecerobohan BoBoiBoy, ia melemparkan petir itu dengan hembusan angin dan kemudian ketika dia mendengar suara Tok Aba memanggilnya, BoBoiBoy tidak sengaja tersandung dan tiba-tiba saja muncul di kamarnya lagi seolah tidak terjadi apapun.
"Dah tutup tingkap, kejap lagi nak hujan tu. Mana Akak kau?" Ailsa memunculkan kepalanya saja dan langsung di tinggal. Setelah memastikan Tok Aba benar-benar pergi, BoBoiBoy melihat keluar dan dia melihat hasil kuasanya.
"Woah! Sekarang aku dah benar-benar jadi superhero." Ailsa ikut melihat apa yang dilakukan sang adik. Di dalam hatinya terbesit rasa bangga namun tidak menutup kemungkinan rasa khawatir dalam dalam dirinya sama tingginya dengan rasa bangganya.
'Selagi aku masih ada kat samping Aidan. Aku akan latih dan didik dia jadi superhero yang tolong orang ramai, macam Pakcik Amirul.' pikir Ailsa dan dia sontak mengelus kepala BoBoiBoy.
"Akak!" Ailsa hanya tersenyum menanggapi panggilan BoBoiBoy.
"Jom tidur. Mana power shpera kau tadi?" kata Ailsa dan tiba-tiba Ochobot muncul dari belakang BoBoiBoy.
"Hai, nama kau Ochobot e? Kenalkan saya Ailsa, Akak kepada BoBoiBoy. Terima kasih dah percayakan kuasa tu kat BoBoiBoy." ucap Ailsa dengan penuh kesopanan, bahkan dia sampai menundukkan sedikit badannya.
"Tak apa, Tuan Ailsa. Saya memang dah diprogramkan untuk bagi kuasa kepada siapa saja yang aktifkan saya." jawab Ochobot.
"Nasib baik kau yang aktifkan dia, Boy. Jom tidur, esok Akak akan ajarkan kau macam mana guna kuasa dengan baik dan betul. Ochobot, meh sini. Ini tempat charge tenaga kau, kau gunakan lah tempat ni untuk isi ulang tenaga kau." ucap Ailsa menarik sesuatu dari bawah kasur BoBoiBoy, yakni sebuah tempat pengisian tenaga power shpera.
Ketiganya beristirahat setelah melalui hari pertama mereka di Pulau Rintis. Paginya, setelah Ailsa membantu Tok Aba membuka Kokotiam, Ailsa kembali ke rumah dan dia menemukan sang adik bersama Ochobot sudah berada di halaman samping dengan berbagai kaleng bekas koko.
"Akak..." BoBoiBoy langsung menerjang Ailsa dengan sebuah pelukan.
"Akak akan latih kau gunakan kuasa. Nanti kita latihan sihir juga bersama." kata Ailsa mengelus kepala BoBoiBoy gemas.
"Baik Kapten." balas BoBoiBoy dengan pose hormat Tapops.
"Amboi, dah macam anggota Tapops kau." ucap Ailsa mencubit pipi BoBoiBoy gemas dan dia melihat ke arah sekitarnya.
"Kau nampaknya baru nak mula latihan e? Ochobot, apa kuasa adik aku ni?" Ailsa bertanya agar Ochobot tidak curiga jika dia telah mengawasi keduanya malam tadi.
"BoBoiBoy dapat kawal semua elemental kat planet ni, ada tanah, angin, dan petir." Ailsa memasang pose berpikir dan tersenyum ketika ia menemukan sebuah ide.
"BoBoiBoy, pelajaran pertama ketika kau ada kuasa ialah..., jangan tamak. Bila kau tamak, kuasa tu akan ambil bagian dari fikiran kau dan kau akan jadi penjahat. Kedua, yakin akan kuasa kau. Sia-sia bila kau ada kuasa tapi tak yakin dengan kuasa kau sendiri. Ketiga, gunakan kuasa ni untuk tolong orang ramai dan anggap dia macam bagian dari dalam diri kau." jelas Ailsa menyamakan tingginya dengan sang adik dan menggenggam kedua tangannya.
"Jadi, kuasa ni sama macam sihir la, Akak?" tebak BoBoiBoy dengan wajah berbinar.
"Ada bezanya, BoBoiBoy. Sihir itu memang bagian dari dalam diri kita yang dah ada sejak kita lahir, sedangkan kuasa ni sesuatu yang asing kemudian masuk menjadi dalam diri kita. Sihir ni kena dibinakan supaya tak merusak fisikal kita, sedangkan kuasa kena dibinakan supaya tak merusak akal dan fikiran kita." Ailsa berdiri dan dia mengamati kaleng bekas yang telah BoBoiBoy tata sedemikian rupa.
"Kuasa dapat lepas dari diri kita bila-bila masa, sedangkan sihir hanya akan setia pada satu badan je. Kuasa pula hanya ada 1 jenis dalam satu badan, sedangkan sihir mendapatkan semua jenis." lanjut Ailsa berjalan ke pinggir dan mengamati sang adik dari tempatnya.
"Maknanya sihir tu lagi kuat daripada kuasa e, Akak?" Ailsa mengangguk dan menyuruh sang adik menembak kaleng bekas itu dengan kuasa yang ia miliki, bukan sihir.
Latihan berjalan sebagaimana mestinya dan dalam sekali latihan, BoBoiBoy langsung bisa mengembangkan banyak serangan baru. Ailsa tersenyum ketika melihat perkembangan sang adik yang meningkat pesat.
"Dah sampai sini je dulu latihannya. Akak nak tolong Atok kat kedai, Boy nak kemana?" kata Ailsa mengakhiri sesi latihannya.
"Boy nak main dengan kawan-kawan ye, Akak?" pinta BoBoiBoy dan disetujui oleh Ailsa. BoBoiBoy bersorak dan dia pamit terlebih dahulu, meninggalkan Ailsa yang masih terdiam di tempatnya.
"Ochobot, power shpera generasi terakhir. Kenapa tampilan dia lain, Ail?" suara robot masuk ke dalam pendengaran Ailsa dan dia langsung melihat ke asal suara, robot ungu gelap dengan bentuk yang berbeda dari power shpera pada umumnya terlihat di pojok halaman.
"Roombot? Kau kenapa keluar dari bilik aku? Bila ada elien lain nampak kau, aku risau tak dapat kawal." kata Ailsa menghampiri power shpera yang ternyata adalah Roombot.
"Tuan dah dapat kawal kuasa Tuan. Hanya saja, Tuan terlalu banyak bagi emosi kat kuasa. Itulah penyebab utama Tuan tak dapat kawal kuasa Tuan." Ailsa melihat ke arah suara lain yang datang, robot yang mirip dengan jam saku namun ukurannya lebih besar dan berwarna kuning dengan beberapa garis biru.
"Timebot..., kenapa korang keluar dari bilik?" heran Ailsa mendekati kedua power shpera itu, Roombot dan Timebot.
"Kitorang nak jaga kau dari elien bangsa Atata Tiga yang datang kat Bumi. Kitorang tahu kau kuat tapi tugas kitorang ialah lindungi kau dari bahaya dengan kuasa kami." jelas Timebot mendekat ke arah Ailsa dan menepuk pelan pundak Ailsa.
"Kita bincangkan pasal ni kat bilik nanti malam je, ye. Aku kena tolong Tok Aba jaga kedai ni." Roombot dan Timebot saling memandang satu sama lain sebelum mengangguk.
"Dah sana balik bilik. Aku akan usahakan balik cepat." Ailsa berlari kecil ke arah Kokotiam, namun tiba-tiba saja perhatiannya teralihkan oleh sebuah toko yang menarik.
"Kedai buku dan diorang ada seri terbaru novel yang aku incar. Kena beli ni." Ailsa langsung masuk ke dalam toko buku dan dia menghabiskan waktu cukup lama di sana sebelum dia kembali ke Kokotiam dengan membawa sebuah paperbag berisi beberapa buku.
Ketika dia tiba di Kokotiam, dia keheranan karena melihat BoBoiBoy mengipasi Tok Aba yang tampaknya pingsan. Ochobot juga membantu mengipasi Tok Aba.
"BoBoiBoy, kenapa dengan Atok?" tanya Ailsa ketika dia berjalan mendekat.
"Akak..., ni ha..., Atok pengsan lepas tengok kuasa kitorang." Ailsa awalnya hanya mengangguk tanpa paham maksud kalimat BoBoiBoy. Namun setelah memikirkan kembali kalimat BoBoiBoy, Ailsa langsung menatap sang adik dengan tatapan meminta penjelasan.
"Adu du, elien kotak kat televisyen kemarin, tu muncul dan serang kitorang. Masa BoBoiBoy tak sengaja tertangkap, Ochobot bagi diorang ni kuasa." jelas BoBoiBoy secara singkat, padat, dan jelas.
'Oh..., Atok bukan terkejut pasal BoBoiBoy ada kuasa. Tapi pasal kawan-kawannya, aku pun terkejut.' pikir Ailsa dan singkat cerita, setelah menjelaskan tentang kuasa dan Ochobot kepada Tok Aba, hari-hari mereka berjalan seperti biasa walau terkadang ada gangguan dari alien kepala kotak dan bawahannya, Adu du dan Probe.
Ailsa juga menjadi akrab dengan kawan-kawan BoBoiBoy terutama Yaya karena mereka memiliki hobi yang sama, yaitu membuat kue. Awalnya BoBoiBoy menolak ketika Ailsa mencoba kue buatan Yaya, namun yang membuat terkejut adalah Ailsa tidak merasakan efek apapun dari kuenya.
Ailsa mengatakan jika kue Yaya sudah lumayan, namun dia memberikan saran untuk merubah beberapa bahan. BoBoiBoy saja tidak percaya jika Ailsa tidak pingsan setelah mencoba kue buatan Yaya.
Beberapa hari berlalu dan ini adalah 3 hari terakhir sebelum BoBoiBoy dan Ailsa kembali ke Kota Hilir.
"Korang kena balik ke?" tanya Gopal kepada Ailsa dan BoBoiBoy. Mereka sedang berada di taman, hanya sekedar bertemu.
"Ha'ah, lagipun cuti kan dah nak habis. Kitorang kena balik, kan Akak?" jawab BoBoiBoy dan diangguki oleh Ailsa.
"Aku pun kena pergi akademi, susul saudara ku yang lain." gumam Ailsa menatap langit. Insting Ailsa tiba-tiba bekerja dan dia sontak melompat dari posisinya sebelum sebuah tembakan mengarah ke mereka.
Adu du kembali datang dengan sebuah robot besar dan mereka nyaris di kalahkan. Tapi di saat itu, BoBoiBoy berhasil membuka tahap kedua dari elemental tanahnya dan Adu du dikalahkan.
Karena terlalu banyak memakai tenaga, BoBoiBoy seketika pingsan tapi beruntung langsung ditangkap oleh Ailsa.
"Nasib baik kau tak guna sihir, Boy." gumam Ailsa dan dia pun membawa BoBoiBoy pulang untuk diobati.
2 hari kemudian, mereka berdua kembali ke Kota Hilir dan sesampainya di stasiun, mereka langsung di sambut oleh Bella dan juga power shpera milik Bella, Musikbot.
"Mak!" Ailsa dan BoBoiBoy langsung memeluk Bella ketika turun dari kereta, tentu disambut baik oleh Bella.
"Anak mak dah balik. Macam mana kat sana? Seronok?" tanya Bella mengelus kepala kedua anaknya.
"Seronok sangat! Boy pun dapat power shpera sendiri, nama dia Ochobot dan dia bagi BoBoiBoy kuasa." BoBoiBoy terus menceritakan berbagai hal yang terjadi saat di Pulau Rintis selama perjalanan pulang.
Ailsa hanya diam memperhatikan kelakuan adiknya yang sesuai dengan umurnya. Dirinya senang karena senyuman BoBoiBoy kembali lagi setelah kematian sahabat pertamanya, Ceilo.
"Lepas tu kan Mak, Akak pukul Adu du sampai kat luar angkasa." akhirnya BoBoiBoy baru selesai bercerita ketika mereka sudah sampai di rumah.
"Hebatnya anak-anak Mak. Korang kuat dengan sendirinya, Mak bangga dengan korang. Jom masuk, Mak dah masak kan kari ayam." BoBoiBoy dan Ailsa langsung masuk ke dalam meninggalkan Bella yang masih sibuk membawa barang-barang keduanya dibantu Musikbot.
"Nasib Aidan tak sedih lagi, Bella. Keputusan korang ni tepat sangat." kata Musikbot membawakan barang-barang milik BoBoiBoy.
"Ya, nasib baik keputusan kitorang ni tepat." balas Bella tersenyum. Singkatnya Ailsa pun di jemput langsung oleh Amato untuk melakukan pelatihan di Planet Thousand, menyusul Maira dan Zein setelah 2 bulan di Bumi.
BoBoiBoy sendiri bersama Bella dan Musikbot di Bumi sedang mengurus hal-hal untuk menyamarkan identitas BoBoiBoy sebagai putra Amato sebelum dirinya pindah ke Pulau Rintis.
4 bulan kemudian, BoBoiBoy datang ke Pulau Rintis lagi dan Bella kembali ke angkasa. BoBoiBoy kembali bersekolah normal dengan beberapa pekerjaan superhero sebagai selingan, Ailsa, Maira, dan Zein menjadi anggota Tapops tak lama setelah mereka memulai pelatihan, Amato dan Bella kembali bekerja.
Kembali ke masa sekarang...
Setelah mendengarkan cerita BoBoiBoy, suasana kembali hening untuk beberapa saat. Ailsa menatap sang adik begitu juga sebaliknya, keduanya hanya menghela nafas pelan.
"Tapi kenapa kitorang tak sedar bila Laksamana ni... Akak BoBoiBoy?" tanya Yaya setelah keheningan.
"Korang kenal saya sebagai Ail, budak yang tak pandai kawal kuasa. Tapi sekarang saya dah beza dari 11 tahun lepas, saya dah berubah." jawab Ailsa berjalan ke arah BoBoiBoy dan menepuk kedua pundak adiknya.
"Saya pun bukan hanya Laksamana, tetapi Puteri kerajaan. BoBoiBoy pun sama, dia bukan hanya Kapten korang tetapi dia Putera Mahkota kerajaan." lanjut Ailsa dan keheningan terjadi kembali.
~𝙽𝙴𝚇𝚃~
2259 word
24/04/2023
☆Note from Amy :
Chapter "Sixteen" spoiler
"Jadi, BoBoiBoy tak akan jadi anggota Tapops lagi?" - Fang
"Aku tak akan keluar dari Tapops, aku tak nak jadi raja. Aku hanya nak jadi BoBoiBoy, seorang superhero galaksi." - BoBoiBoy
"Apa maksud kau, Nak?" - Amato
See you in the next chapter~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top