Bab 15: Jatuh Cinta Lagi?

Bab 15: Jatuh Cinta Lagi?

Akhirnya Jeremias kembali bekerja setelah tiga hari lamanya beristirahat total di rumah. Keadaan Jeremias lebih baik dibandingkan sebelumnya, pipi yang tampak tirus itu sedikit berisi sekarang, lingkaran hitam di sekitar mata juga menghilang.

“Mas Jeremias udah siap banget, nih, buat tangani kasus-kasus.” Carmilla melirik suaminya.

“Keadaan Mas udah baik, kan?” tanya Cecilion.

“Iya, saya sudah siap untuk membaca tumpukan kertas yang belum saya selesaikan.” Jeremias lalu duduk di kursi seraya menarik lengan panjangnya hingga sesiku.

Pintu ruangan Jeremias diketuk. Ketiga orang di dalam ruangan itu saling bertukar pandang dengan isi kepala yang sama, siapa yang mengetuk di pagi ini?

Tidak lama seorang gadis cantik yang memakai seragam berwarna hijau masuk ke dalam. “Pagi, Mas Jere. Klien mas bernama Pak Yudis dari Perusahaan PT. Central Jaya. Kasusnya Penggelapan uang sedang berkunjung.”

PT. Central Jaya adalah sebuah Perusahaan kecil yang bergerak di bidang Manufaktur yang baru saja berjalan selama dua tahun. Umurnya memang belum lama, tapi perusahaan ini perlahan mulai dikenal akhir-akhir ini, karena menghasilkan barang yang berkualitas. Kasus penggelapan dilakukan oleh Andy yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia menggelapkan uang sebesar 50 juta. Mungkin terlihat sangat kecil. Namun, rugi merupakan hal mutlak bagi sebuah perusahaan, ketika karyawan menyelewengkan uang milik perusahaan. Maka pegawai akan terjerat pasal yang terkait pada kasus ini. Pasal 372 dan 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang dapat menjerat maksimal lima tahun penjara sebagai hukuman kasus penggelapan uang perusahaan. Tidak hanya itu, ujung dari penyelesaian kasus penggelapan uang perusahaan ini juga dapat berupa denda. Denda dapat dibebankan oleh pelanggar sesuai dengan keputusan pengadilan dan kesepakatan penuntut.

“Pak Yudis dimana, Sis?” tanya Jeremias seraya bangkit. Ah, kasus ini sebentar lagi akan menjalankan persidangan pertama, dakwaan oleh jaksa penuntut umum. Pak Yudis merupakan direktur dari PT. Central Jaya. Ia yang selalu menemui Jeremias selama ini.

Sesungguhnya ada langkah penyelesaian kasus penggelapan uang perusahaan yang dapat dilakukan juga oleh perusahaan sebelum benar-benar melaporkan Andy kepada pihak berwajib, kantor polisi, yaitu dengan berusaha berkomunikasi secara kekeluargaan dengan Andy. Jika Andy atau pelaku ini tidak memiliki niat baik untuk mengembalikan uang yang digelapkan, maka perusahaan berhak memberikan surat peringatan resmi. Ketika surat peringatan tersebut diabaikan juga oleh pelaku, maka barulah pihak perusahaan menuntutnya di jalur hukum yang berlaku di negara.

Perusahaan dapat mengajukan gugatan secara perdata sebagai Perbuatan Melawan Hukum (PMH). Hal ini dilakukan karena perusahaan telah mengalami kerugian akibat penggelapan uang tersebut. PMH dalam konteks hukum perdata adalah perbuatan yang melanggar Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dimana pihak yang dirugikan oleh pihak lain berhak menuntut ganti rugi yang terjadi bukan dalam lingkup perjanjian.

Karena bagaimanapun, seseorang apabila sudah memiliki catatan hitam dalam hukum, itu akan mengubah hidupnya di masa depan. Bukankah sejatinya manusia tidak ada yang sempurna dan setiap kesalahan yang ia perbuat memiliki kesempatan untuk dimaafkan dengan syarat ia bertanggung jawab penuh atas tindakan buruk yang diperbuat.

Itulah yang disarankan Jeremias awalnya. Namun dari pihak perusahaan sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Andy dengan keras kepala terus mengelak. Padahal semua bukti otentik telah terkumpul. Karena semua bukti mengarah kepadanya, maka dari pihak perusahaan datang menemui Jermias, memakai jasanya sebagai konsultan. Namun kini, ia telah menjadi

“Ada di depan, Mas, di ruang tunggu," jawab Siska.

“Suruh pak Yudis ke sini, aja, Sis.”

“Baik, Mas.” Siska kemudian berpamitan dan pergi dari sana.

“Mau teh panas?” tawar Cecilion kepada Carmilla.

“Aku ikut, Ion.” Cecilia bangkit berdiri, lalu mereka keluar dari sana.

Klien akan lebih nyaman jika berduaan saja dengan penasihat hukumnya. Jeremias tersenyum sebagai ungkapan terima kasih atas kesadaran mereka tanpa repot ia katakan.

Pintu kembali dikutuk dan pak Yudis pun masuk. Ia kemudian duduk di bangku yang berada di depan Jeremias. Mereka bertegur sapa, dan berjabatan tangan.

Jermias teringat Andy, si terdakwa. Pria itu masih muda, umurnya sekitaran 36 tahun. Ia memiliki satu anak perempuan yang sedang duduk di bangku SMP, sedangkan istrinya adalah guru honorer di SD. Jika dilihat, mereka tipikal keluarga sederhana, yang Bahagia. Andy juga tampak seperti pria taat agama yang tidak berani melakukan penggelapan uang. Namun, tidak ada yang tahu sebernarya. Jeremias hanya berusaha semampu yang ia bisa agar tidak membuat kliennya mendapatkan hukum yang tidak sesuai dengan kesalahan yang mereka berbuat.

••••

Jeremias sampai di rumah. Nenek Fatimah ada di kamarnya, sedangkan Abigail entah kemana perempuan itu. Di dapur pun tidak ada.

Padangan Jeremias jatuh pada tempat sakral, lebih tepatnya kegilaan Jeremias yang mencium Abigail. Kenapa segala sesuatu yang berhubungan dengan Abigail Renata mampu membuat seorang Jeremias Derek seperti orang tolol? Ia tidak percaya. Bahkan, dengan Evelyn saja Jeremias belum pernah menciumnya seperti yang ia lakukan kepada Abigail.

Mengusap wajah, Jeremias kembali melanjutkan langkah ke kamar. Ah, malam itu adalah saat-saat menyenangkan meskipun ia sedang diterpa demam. Tidur sambil memeluk Abigail, meletakan kepalanya di ceruk leher perempuan itu dan menghidu aroma rambutnya.

Benar, jika seseorang jatuh cinta, bahkan tai ayam pun terlihat seperti Wagyu beef.

“Huh?” Jeremias memejamkan mata sambil duduk di ranjang. “Ngaco!”Ia menggeleng kuat.

Masa iya, Jeremias jatuh cinta lagi kepada Abigail? Tidak, itu tidak benar. Ia hanya terjebak dalam kenangan lama, ditambah kesan yang Abigail berikan sangat mendalam saat kepergiannya yang mendadak itu.

Pasti karena ia belum makan, makanya otak pria itu mulai berpikir aneh-aneh. “Iya, pasti karena laper.”

Sebelum itu, ia harus mandi terlebih dahulu. Badannya kegerahan, apalagi ia harus tampil menarik di depan Abigail. Ck. Berdecak sebal, pria itu mengumpat atas ketidakjelasan nalarnya. Ketika Jeremias ingin masuk ke kamar mandi, sebuah ketukan pintu mengalihkan niatnya.

“Remi?”

Apa Jeremias sedang berhalusinasi? Kenapa tiba-tiba terdengar suara Abigail. Apa jangan-jangan ini efek samping obat yang diberikan perempuan itu?

Pintu kembali diketuk, disusul dengan suara Abigail yang mengatakan bahwa ia membawa teh hangat. Sudah pasti Jeremias tidak sedang berimajinasi. Menarik napas dalam-dalam, ia meyakinkan diri untuk bertingkah seperti biasa. Ia kemudian membuka pintu dan mendapati Abigail bersama nampan berisi segelas teh hijau.

“Makasih.” Jeremias mengambil gelas tersebut.

Abigail hanya mengangguk tanpa mengangkat kepala. Perempuan itu menghindari tatapan Jeremias. Apa jangan-jangan karena kejadian kemarin? Iya. Sejak kemarin mereka tidak banyak bicara.

Shit. Kenapa Jeremias begitu ..., Ck! Pria itu berdecak sebal seraya memutar tumit dan kembali masuk ke kamarnya. Namun sebelum menutup pintu, Jeremias berdehem. “Kamu jangan terlalu serius memikirkan kejadian kemarin.”

“Huh?”

Apa tadi katanya? Abigail mengigit bibir bawah dan mendelik tajam. Sialan.

To be Continued

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top