✨ Bab 4 : Mencari Informasi
"Nona, makan sudah siap!" Su Yan membantu Yang Qian berdiri dari tempat tidurnya.
Menahan tongkat pemukul milik sepupu ke dua menghabiskan banyak tenaga Yang Qian, saat ia melihat makanan di atas meja mendadak Yang Qian ragu-ragu untuk makan karena di dunia sebelumnya ia belum pernah memakan makanan yang berada di atas meja.
"Ini apa, Yan-yan?"
Su Yan mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan dari Yang Qian.
"Nona, anda bahkan lupa dengan makanan yang sering anda makan ketika anda sakit? Apakah kepala anda benar-benar baik-baik saja? Atau perlu saya panggilkan Tabib untuk memeriksa penyakit anda?"
"Tidak, perlu mungkin aku hanya kecapekan aja," jawab Yang Qian berbohong.
'Mana bisa aku bilang bahwa yang di dalam tubuh ini adalah orang lain, bukan orang yang sama.'
"Baik, kalau begitu. Ayo, Nona makan sup buahnya selagi masih panas, itu bagus buat menghangatkan tubuh!"
Yang Qian pun mulai memakan sup tersebut dengan ragu-ragu. Namun, setelah sup masuk ke mulut Yang Qian makan dengan lahap. Sehingga Su Yan takut nonanya tersedak oleh sup yang ia buat.
"Nona, pelan-pelan makannya di dapur masih ada lagi," kata Su Yan sambil menatap nonanya sendu, karena kematian orang tuanya, nonanya terpaksa harus berpisah dengan saudaranya untuk dirawat oleh sang paman.
Selesai makan Yang Qian merasa badannya sedikit membaik dari pada yang sebelumnya. Saat melihat semua piring di atas meja kosong, Yang Qian tidak bisa percaya bahwa ia menghabiskan makanan untuk lima orang dengan sekejap mata. Akan tetapi, ia sangat puas dengan rasa makanan yang sesuai dengan seleranya.
Setelah makan dengan puas Yang Qian memutuskan untuk pergi ke luar dari rumah, tetapi badannya masih lemas dan perlu banyak istirahat.
"Yan-yan, kalau aku sudah sembuh temani aku jalan-jalan ya?"
"Baik, Nona! Kalau nona butuh sesuatu silahkan anda katakan saja, saya siap membantu."
"Terim kasih untuk kamu yang selalu membantuku."
"Anda tidak perlu berterima kasih kepada saya karena keluarga anda sudah banyak membantu saya di masa lalu."
Su Yan mengingat kembali masa-masa sebelum bertemu dengan Yang Yuhuan, ia hampir dijual oleh orang tuanya sendiri karena mereka terlalu miskin. Untungnya, Yang Yuhuan datang membantu di saat-saat yang paling kritis dalam hidupnya.
...
Pagi harinya, Yang Qian di bangunkan oleh gedoran di depan pintu dan diiringi dengan teriakan yang memekakkan telinga.
"Yang Yuhuan, keluar, kamu! Beraninya kamu menggertak sepupu ke duamu!!!"
Yang Qian hanya memutar matanya jengah, saat mendengar suara seorang berteriak dari luar. Suara tersebut tak lain adalah suara istri dari pamannya alias bibinya.
Mendengar suara teriakan bibi di luar membuat Su Yan takut bahwa nonanya akan dipukul lagi.
"Nona, lebih baik anda sembunyi sebelum bibi memukul anda atau menghukum anda," kata Su Yan cemas.
"Kamu tenang saja, aku gak papa," ucap Yang Qian menenangkan Su Yan, kemudian ia berjalan ke depan pintu dan membukanya.
"Yang teriak-teriak di depan pintu pagi-pagi gini adalah babi!" kata Yang Qian dengan wajah datarnya. Membuat sang bibi yang ada di depannya tersedak karena marah.
"Yang Yuhuan, berani-beraninya kamu ngatain saya babi!"
"Aku tidak mengatakan bahwa anda babi, tapi anda sendirilah yang mengatakannya."
Lagi-lagi, Yang Qian membuat sang bibi tersedak dengan kata-katanya sendiri.
"Yang Yuhuan!! Berani-beraninya kamu mempermainkan saya!"
"Siapa juga yang mempermainkan, Bibi?
"Kamu—!!"
"Lah, kok saya? Kapan saya mempermainkan anda?
_______________✨✨✨____________
Update: Kamis, 8 September 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top