Chapter 17

"Buka pintunya Cathrine. Gue tau lo ga tidur." Suara Nando kedengeran.

Gue gigit jari. Gue takut banget sama reaksi Nando nanti.

TOKTOKTOK

Suara ketukan pintu lebih kuat.

"Buka atau gue dobrak nih?"

Gue akhirnya buka pintu sedikit. Dan nenyembulkan kepala doang.

"Apa sih? Gue lagi belajar tau." Kata gue pura-pura kesal.

"Yakin lo lagi belajar?"

"I..iya." kata gue gugup.

"Lo mau belajar pake apa kalo bukunya masih disini?"

Nando nunjuk buku ditangannya dan gue langsung salah tingkah. Gue langsung ngambil bukunya. Gue mau nutup pintu tapi ditahan dia.

"Apa lagi?"

"Gue cuma mau bilang. Sering-sering kayak gitu yah nyium gue. Gue pulang dulu."

Muka gue memerah. Nando ketawa keras sangat keras dan pergi gitu aja.

"NANDO KAMPRET." teriak gue.

Dan suara ketawa Nando makin besar. Gue banting pintu kamar gue dan belajar. Tapi gue ga bisa fokus.

Drrt drrt

Hape gue bunyi dan gue buka ada Line dari Nando.

Arnando E : jangan mikirin gue aja. Fokus tuh sama olimpiade.

"ARGH NANDO SIALAN." jerit gue.

---

"NANDO, BURUAN. TAR TELAT."

"Iya. Sabar kenapa sih? Gue lagi ngunyah nih."

Gue mendengus kesal. Gue nyamperin dia dan nyuapin sarapannya besar-besar sampek mulut dia kepenuhan.

"Sihalhan lho." Ngumpat Nando dengan mulut yang penuh.

Gue cuma ketawa. Dia minum dan gue langsung tarik dia. Ini udah jam 7:45. Sedangkan olimpiade gue mulainya jam 8:00. Dan waktu gue tinggal 15 menit.

"Pegangan yang erat."

Gue nurut dan Nando tancepin motornya sangat kencang sampek gue merem saking takutnya.

"Mau sampek kapan lo meluk gue terus?" goda Nando.

Gue membuka mata dan udah sampek ternyata. Gue mendelik ke arah Nando yang sedang tersenyum jail.

"Kampret lo."

Gue liat jam tangan 7:50. Bagaimana kita bisa sampek dalam waktu 5 menit? Tapi gue ga terlalu peduliin itu.

"Ayo Cat. Masuk."

Gue ngangguk sebelum gue masuk ada yang manggil gue.

"Dek."

Gue noleh dan ngeliat Bang Raham disana. Ga hanya Bang Raham tapi ada Mama, Papa dan Justine. Gue tersenyum tipis.

"Sanny." panggil Mama sambil meluk gue.

Gue binggung mau reaksi gimana. Gue pun bales pelukan nya bentar.

"Ehem." Nando berdehem.

Semua orang ngeliat ke arah Nando.

"Maaf. Bukannya mau ngerusak suasana. Tapi ini udah jam segini. Lo ga mau masuk Cat?"

Gue liat jam dan membelalakan mata. Jam 7:55.

"OMG. KENAPA LO GA BILANG DO? LO SIH TADI DATANGNYA TELAT. JUGA MAKANNYA LAMA BANGET." Jerit gue.

Nando mandangin gue sengit.

"Udah tau mau terlambat bukannya masuk. Malah jerit sana jerit sini."

Gue nepuk jidat gue.

"Yaudah aku duluan yah semuanya. Doain aku menang. Ayo Do."

"Apaan?"

"Temenin gue." Rengek gue.

Keluarga gue shock ngeliat gue kayak gitu. Karna gue jarang ngerengek.

"Temanin lo ngerjain gitu? Gila yakali. Pergi deh lo. Ga usah manja. Gue doain supaya menang deh. Kalo lo menang gue bakal ngabulin apapun yang lo mau."

"Janji lo?"

"Iya, buruan sana. Gue sama keluarga lo bakal nonton lo kok di tempat duduk sana oke?"

"Oke aku duluan."

Gue lari ketempat olimpiade. Olimpiade dimulai dengan soal rebutan. Di babak soal rebutan gue kalah. Karena kurang cepat tekan bel.

Sekarang bagian menjawab soal. Soalnya ada 100 dan waktunya dikasih 1 jam.

Gue ngerjain semuanya cuma dalam waktu 55 menit. Setelah selesai gue keluar dari ruangan. Dan nyamperin Nando dan keluarga gue.

Pletak.

Gue baru nyampek dan Nando ngejitak jidat gue.

"Lo bloon banget sih. Lambat banget tekan belnya." Gerutu Nando kesel.

"Jangan salahin gue dong. Tangan gue aja yang lambat geraknya." Ngeles gue.

"Ngeles aja lo kayak bajaj."

"Sanny." Panggil Papa.

"Iya pa?"

"Kamu kemana aja? Kamu tinggal dimana?"

"Aku tinggal dirumah temen. Ga perlu cemas. Aku baik-baik aja." kata gue tersenyum tipis. Sangat tipis.

Papa menghela nafas.

"Kamu apa ngga bisa maafin kami dan balik sama kami lagi?"

"Aku udah maafin kalian. Hanya aja aku masih butuh waktu."

"Lo selalu bilang butuh waktu. Kapan saat lo ga butuh waktu lagi?" kata Bang Raham.

"Entahlah gue juga ga tau."

Gue cuma ngangkat bahu dan tersenyum kecut.

"Sanny."

Gue noleh dan liat Nana bareng Augie disana. Gue ngeliat Augie nundukin kepala.

"Ngapain lo disini?"

Itu bukan gue yang tanya. Tapi Nando. Dan pertanyaan itu dituju ke Augie.

"Gue..kesini mau minta maaf." kata Augie pelan.

"Jangan pake topeng lo lagi deh." kata Nando ketus.

Gue nepuk dia.

"Nando. Mana tau dia bener-bener mau minta maaf."

Nando cuma mendengus.

"Gue udah maafin lo kok Gie."

Augie natap gue dengan mata berbinar-binar.

"Tapi gue udah pernah bilang ke lo kan. Kalo ada yang ngekhianati gue. Gue bakal menjauh dari orang itu."

Augie langsung nunduk.

"Sanny." Kali ini yang manggil Nana.

Udah berapa kali gue denger orang manggil gue dengan 'Sanny' dan ada yang ngejanggal. Entah kenapa gue jadi lebih suka dipanggil 'Cathrine'.

"Apa?"

"Gimana olimpiadenya?"

"Yah gitu."

Hening.

"Nando. Pulang ayuk."

"Loh? Kan belom siap? Emang acaranya gini aja?"

Nana sama Augie nahan ketawa.

Pletak

Gue ngejitak Nando.

"Ini olimpiade Nando. Bukan lomba. Tar diumumin gue masuk ke final atau ga. Kalo lomba lain cerita. Lo sih pea nya kebangetan."

Nando cuma mencibir.

"Percaya aja deh yang pinter itu." Gerutu Nando.

Gue cuma terkekeh.

"Emang lo ga pernah ikut olimpiade? Katanya lo murid jenius?" tanya gue.

"Ga pernah olimpiade. Kalo lomba sering."

Gue cuma ngangguk.

"Aku pamit pulang dulu yah. Ayo Do."

Gue narik Nando. Tapi Nando ga ngerak. Gue natap dia binggung.

"Lo tinggal sama dia Kak?" tanya Justine.

"Engga. Dia ngasih gue tempat tinggal. Tapi dia ga tinggal bareng gue. Dia tinggal bareng orangtuanya."

"Tapi dia nganter jemput lo kak?"

Gue memutar bola mata malas. Mama sama papa melihat gue penasaran.

"Karena saya harus ngejagain dia. Kalo engga nanti dia niat bunuh diri lagi." ceplos Nando.

Gue membelalakan matanya dan mukul lengan Nando keras. Dia meringis.

"BUNUH DIRI?"

Semua yang ada disitu teriak. Gue cuma mendengus. Gue natap Nando dengan tatapan tajam.

"Dia. Ehem. Tanya sama dianya aja deh. Tar saya malah di telan hidup-hidup sama dia." kata Nando takut.

Gue menghela nafas.

"Nando cuma bercanda tadi. Dia ga serius. Yaudah kami pergi dulu."

Gue narik Nando. Tapi tangan gue ditahan sama Bang Raham. Dia natap gue dengan tatapan mengintimidasi. Kalo dia udah kayak gini. Gue diam tak berkutik.

"Lo bener mau bunuh diri waktu itu?" tanya Bang Raham tajam.

Gue cuma ngangguk lemah. Semua yang ada disitu kaget.

"Kenapa?" tanya Bang Raham kecewa.

"Karena terlalu sakit untuk gue tahan Bang. Sakit banget. Dibohongin. Apalagi dikhianati sama sahabat sendiri bang. Nyewa preman buat ngehancurin hidup gue. Itu sakit bang." kata gue dengan nada tinggi.

Bang Raham terkejut dan langsung noleh ke Nana sama Augie.

"Siapa yang-?"

"Saya." kata Augie sambil nunduk.

"Jadi lo yang nyewa preman waktu itu?" kata Bang Raham dengan nada lebih tinggi.

Augie cuma nunduk.

"Jadi. Sekarang lo nyesel?"

Augie ngangguk.

"Lo ga bakal nyelakain dia lagi kan?"

"Tenang aja. Dia ga berani lagi kok." kata Nando.

Bang Raham menaikkan alisnya. Gue berdehem.

"Aku duluan."

Kali ini gue narik Nando lebih kuat dan mau ga mau di gerak juga. Gue narik dia kasar.

"Cathrine. Sakit." Dia meringis.

Gue lepasin tangannya.

"Lo cewek tapi tenaga lo gede juga ya."

Gue jalan tanpa mengubrisnya. Dan tiba-tiba Nando ada di samping gue.

"Lo marah sama gue yah? Sorry deh."

Gue diam. Dan lanjut jalan.

"Cathrine." Nando nahan gue.

Gue natap dia dengan datar. Nando cuma membuang nafas bentar. Dan ngacak-ngack rambutnya frustasi.

"Maaf deh maaf. Gue ga sengaja ngomong kayak gitu. Keceplosan. Jangan diemin gue kayak gini dong. Gue lebih milih lo mukul gue atau marahin gue atau nelen gue idup-idup juga gapapa. Asalkan jangan diemin gue." cerocos Nando.

Gue ketawa. Sangat keras dan Nando cuma natap gue heran. Sedetik kemudian dia sadar dan mendengus sebal.

"Maaf deh haha. Gue lagi butuh hiburan nih. Lagi gabut. Gara-gara lo juga." Kata gue sambil mengembungkan pipi.

"Maaf Cathrine." kata Nando sambil ngusap-usap pipi gue lembut.

Pipi gue memerah. Nando cuma terkekeh.

"Lo digituin aja udah blushing."

"Berisik deh lo."

Gue melengos pergi. Dan Nando ngejar gue.

"Ternyata Cathrine seimut itu yah. Apalagi kalo lagi blushing." goda Nando.

"Au ah gelap." ngambek gue.

Nando cuma ketawa.

---

I'm backk egenn.

Maaf ye. Kalo notif kalian jebol karena update-an gue:'v

Don't be a silent reader pls~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top