Chapter 16
"ARGH. PELAN-PELAN NANDO."
Gue jerit pas kapas yang udah basah karena alkhol itu menempel diluka gue.
"Iya udah pelan-pelan kok. Sabar yah."
Nandi memasangkan handyplast ke lengan gue.
"Udah siap."
"Hm. Makasih yah."
"Oke. Sekarang gimana?"
Nando menyandarkan punggungnya ke sofa.
"Gue yang pindah atau lo yang pindah?"
"Ga keduanya."
"Harus ada salah satu."
"Arnando Ezra. Itu ga perlu. Kenapa sih lo ngebet banget pengen ngelindungi gue?" Kata gue kesal.
"Karena gue ga suka lo terluka." kata Nando sambil natap mata gue dalam.
Dagdigdug.
Doh, jantung gue kenapa kayak gini jadinya.
"Maksudnya?"
Tuk.
Nando menyentil dahi gue. Gue cuma meringis.
"Gapapa. Yaudah lo belajar sana. Besok kan lo olimpiade." kata Nando bangkit.
"Mau kemana lo?"
"Beli cemilan bentar. Mau ikut?"
"Ngapain beli cemilan?"
"Untuk di buang,Cat. Yah cemilan untuk apa sih? Dimakan kan?" kata Nando kesel.
"Gue ga mau. Lo tetap disini. Gue mau ngeinterogasi lo." kata gue.
Gue menyandarkan punggung disofa dan ngelipat kaki gue. Dan tangan dilipat di depan dada.
Nando cuma terkekeh liat gaya gue.
"Duduk."
Nando duduk.
"Gue harap lo ga keberatan kalo gue tanya tentang ke privasi lo."
Nando membuang nafas bentar.
"Hm."
"Lo siapa? Kenapa lo bisa tau banyak tentang Augie? Dan seenak jidat nyabut saham diusahanya bibi Augie?"
"Selagi gue punya kekuasaan gue bisa tau apa yang gue mau tau dan bisa ngelakuin apa yang gue mau."
"Kekuasaan?"
"Bokap gue orang penting."
Gue cuma ber'oh' ria.
Berarti anak ini bener-bener kaya.
"Dan masalah nyokap lo."
Nando menegang. Gue jadi ga enak liat reaksi dia kayak gitu. Dan gue pun membatalkan niat gue untuk tanya lebih lanjut.
"Ah. Gue tiba-tiba pengen makan eskrim. Ayo kita pergi beli cemilan." kata gue bangkit.
Nando diam. Tatapannya kosong. Gue bener jadi merasa ngga enak. Gue mendekati dia. Gue duduk di sampingnya dan memukul bahunya pelan.
"Do, lo gapapa?"
Nando natap gue dengan tatapan kosong.
"Kalo gue bilang, gue ga baik-baik aja. Lo mau ngapain?" katanya.
Gue pegang tangannya dan meremas sebentar.
"Semua akan baik-baik aja Do. Ada gue." Kata gue sambil ngelus punggungnya.
"Gue benci dia, Cath. Dia ngebuang gue pas gue masih kecil. Ketika gue udah nyaman sama kehidupan gue dengan keluarga yang baru tanpa dia. Dia datang dan ngambil gue lagi,Cath." kata Nando sambil menggertakan giginya.
Gue sedikit kaget dengar pernyataan kayak gitu. Jujur, gue liat Tante Ira sayang banget sama anak-anaknya termasuk Nando.
"Lo cuma benci sama dia? Gimana sama bokap lo?" kata gue sedikit hati-hati.
"Gue ga tau gimana. Gue aja ga tau kenapa dia ngebuang gue. Dan juga gue ngga tau,bokap yang sekarang bokap kandung gue atau bukan. Gue terlalu muak Cat." katanya rapuh.
"Gimana sama adik lo?"
"Adik? Gisella? Gue ngga tau. Pas dia sama bokap jemput gue, dia lagi ngandung." Sambung dia lirih.
Gue baru pertama kali ngeliat Nando selemah ini. Gue jadi ga enak. Dan gue baru nyadar. Kehidupan Nando ga jauh beda dari gue.
Yang beda hanyalah. Dia di ambil kembali. Sedangkan gue tidak. Gue tersenyum miris.
Gue menghembuskan nafas bentar.
"Ada baiknya lo nanya ke nyokap lo tentang semuanya. Kenapa dia ngebuang lo. Pasti dia punya alasan dibalik semua itu."
Nando natap gue.
"Gue sama kayak lo Cat. Gue belom siap. Walaupun itu udah bertahun-tahun yang lalu. Gue masih belom sanggup untuk mendengar kenyataan itu Cat." kata Nando nahan nangis.
Gue ngelus rambutnya.
"Kalo mau nangis. Nangis lah. Jangan sok kuat. Disini cuma ada gue jadi gausah malu."
Gue merentangkan tangan gue. Dan disambut sama Nando. Nando menyembunyikan wajahnya diceruk leher gue. Gue ngerasa bahu gue basah. Tapi ga ada suara isak tangis dari Nando.
Teng tong.
Suara bel. Nando langsung melepaskan pelukannya. Gue natap Nando. Nando juga natap gue.
"Gue buka pintu dulu deh yah. Lo cuci muka aja dulu. Muka lo jelek banget sumpah." Kata gue sambil nahan ketawa.
Nando cuma cemberut. Pas Nando masuk ke kamar mandi gue buka pintu. Dan gue shock ngeliat orang didepan gue.
"Loh kamu kok disini? Ini kan apartemennya Nando. Saya ga salah masuk kamar kan?"
Gue gelagapan jawab pertanyaan Tante Ira. Iya. Mamanya Nando.
"Siapa Cat?"
Nando keluar dari kamar mandi dan nyamperin gue. Dia membeku ketika ngeliat siapa yang datang.
"Ngapain mama ke sini? Dan tau dari mana kalo aku ada disini?" kata Nando datar.
"Gitu sambutan selamat datang untuk Mama mu?!" Desis Tante Ira tajam.
"Mama? Mama mana yang tega ngebuang anaknya saat anaknya masih kecil dan ga tau apa-apa?" Suara Nando masih tenang.
Tante Ira natap gue.
"Kamu. Bisa tolong keluar bentar?"
Gue ngangguk dan ngelangkah keluar. Baru aja gue mau keluar Nando tahan tangan gue.
"Kemana?"
"Keluar. Lo bicara sama Mama lo aja dulu. Gue ga berhak nge-"
"Lo udah tau semuanya bukan? Jadi tetap disini. Dan mama mau apa?"
"Mama mau ngomong sama kamu."
"Yaudah. Ngomong aja."
"Tapi dia."
"Sama dia atau ga sama sekali." Jawab Nando dingin.
Gue negur dia.
"Jangan gitu Do. Sopan sedikit. Dia juga Mama kamu."
Nando cuma natap gue.
"Ayo tante. Masuk dulu. Bicaranya di ruang tamu."
Tante Ira mengangguk dan masuk. Gue mau jalan nyusul Tante Ira. Tapi ditahan Nando.
"Kenapa?"
"Gue-"
Gue nepuk bahunya pelan.
"Udah saatnya Do. Lo ga boleh menghindar lagi. Udah saatnya. Oke?"
Nando tampak ragu.
"Gue yakin lo bisa. Fighting!"
Kata gue sambil tersenyum manis. Nando hanya tersenyum tipis.
Gue jalan ke dapur buat bikin teh. Setelah buat 2 cangkir teh gue ke ruang tamu. Gue meletakkan gelasnya di meja dan mau berjalan ke dapur. Tapi Nando narik gue dan gue terhuyung kebelakang. Dan gue terduduk di sampingnya Nando.
"Temenin gue." Bisik Nando dengan nada memohon.
Gue pun ngangguk. Tante Ira natap gue dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Kalian pacaran?"
"Bu-"
Omongan gue dipotong sama Nando.
"Iya."
Gue shock ketika Nando ngakuin gue jadi pacarnya. Jantung gue berdegup.
Tante Ira menghela nafas.
"Mama mau ngomong sama kamu tentang masalah kenapa mama buang kamu."
Nando cuma diam.
"Nando. Mama buang kamu itu demi kebaikan kamu. Dulu mama ga punya biaya buat ngebiayain kamu. Mama takut kamu jadi terbengkalai."
"Justru dengan membuangku. Aku jadi terbengkalai."
"Mama tau. Mama salah. Hanya aja mama terlalu kalut waktu itu. Mama terbelit utang. Mama ga mau kamu jadi kena imbasnya." kata Tanta Ira dengan muka sedih.
"Saat itu Papa dimana?" Tanya Nando masih tenang.
"Mama ngehamilin kamu diluar nikah. Mama diusir sama keluarga dan mama hidup sendiri buat ngebiayain kamu."
Nando menahan nafasnya. Gue membelalakan mata kaget.
"Jadi. Papa yang sekarang itu bukan papa kandungku?"
Tante Ira menggeleng dan tersenyum.
"Dia papa kandung kamu. Dulu saat mama mengandungmu Mama ga bilang kalo Mama hamil. Mama takut menghancurkan kehidupannya. Jadi mama berjuang sendiri."
"Dan saat mama lagi dikejar-kejar Rentenir. Mama ga sengaja ketemu Papa kamu. Dan dia nolongin Mama. Dia ngelunasi semua utang Mama. Dan mama menceritakan semuanya."
"Jadi itu kenapa aku di ambil lagi?"
"Iya. Maafin Mama. Mama ga bermaksud."
Nando cuma menduduk. Mungkin menyesal karena dulu membenci ibunya.
"Yaudah. Mama mau pamit. Mama cuma mau ngelurusin semuanya. Mama paham kalo kamu masih membenci Mama."
Tante Ira senyum ke arah gue. Dan gue bales senyum. Tante Ira pun keluar.
"Nando?"
"Gue ngerasa malu Cat."
"Kenapa?"
"Gue anak yang dikandung di luar nikah."
Gue mukul lengan dia. Terus meluk dia.
"Lo ga boleh bilang gitu. Seharusnya lo bersyukur. Lo ga boleh malu. Gue malah mau berterimakasih sama nyokap lo karena udah ngelahirin seorang anak kayak lo."
Nando mendongak dan natap gue. Gue cuma tersenyum.
"Makasih Cat. Makasih karena udah ada disaat gue menderita. Makasih banget."
"Seharusnya gue yang bilang gitu. Lo udah nolongin gue. Makasih Arnando Ezra."
Cup.
Gue mencium pipinya bentar dan setelah itu langsung lari ngibrit ke kamar gue.
"Gue mau belajar dulu. Jangan diganggu."
Gue teriak dari kamar gue. Gue megang dada gue yang berdegup sangat kuat.
Doh, lo bodoh banget Sanny. Ngapain lo cupcup Nando. Kalo dia jadi benci lo gimana. Duh.
Gue mukul kepala gue. Dan ngerutukin sikap gue tadi.
Toktoktok.
Gue menegang mendengar suara ketukan pintu.
Buka engga yah?
---
I'm back~
Don't be a silent reader please~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top