Chapter 10

Malam hari tanpa sinar matahari hanya terangan bulan yang mengintip dari cendela di apartemen itu, lisa duduk di kursi yang menghadap keluar sambil menatap bintang-bintang.

Ia tersenyum melihat segerombolan bintang diatas,begitu bahagianya mereka selalu bersama dan selalu memancarkan cahaya indah.

Niatnya ingin pergi dari sini tapi nyatanya ia tak bisa meninggalkan pria itu sendiri.

Ia bimbang dan takut jungkook akan memperlakukan kembali setelah itu.

Ia menguap tanda ia sudah tak tahan ingin tidur,lisa bangkit dari duduknya dan menuju kamarnya.


Matahari yang terang membuat lisa bangun karena sinarnya menerangi wajah cantiknya.

Ia terbangun dan mendudukan dirinya,diliriknya jam dinding menunjukan jam 7 pagi,ia melihat sekitar, rasanya baru kemarin ia akan meninggalkan tempat ini tetapi sekarang ia masih saja disini.

Ia duduk di pinggiran ranjangnya dan menghadap kebawah melihati semut bergotong royong membawa bangkai cicak.

Tok tok
Ceklek

Pintu kamarnya terbuka menampilkan jungkook yang sudah rapi dengan jas hitamnya.

Jungkook tersenyum padanya,lisa hanya membalas berat dan kembali fokus dengan bangkai cicak yang tiba-tiba sudah hilang entah kemana.

"lis aku tak apa dirumah sendiri?" jungkook mendekatinya dan duduk disebelahnya.

"hmm aku sudah biasa, kenapa kau bertanya begitu? "

Jungkook menyesal membuat lisa berubah begini,ia menggigit bibir bawahnya dan dengan keberanian ia mulai memegang tangan lisa.

Lisa tentu saja kaget karena dikira tangan setan.

Tetapi seketika hening menyelimuti ruangan itu.
"lisa aku tau kau marah, dan kau pantas untuk marah"

"soal tamparan itu aku minta maaf, aku terbawa emosi saat kau mengatainya" lanjutnya

"aku tau jung, kau pantas menamparku menyebut pacarmu begitu"

Jungkook pasrah, ia hanya mengiyakan karena tak ingin memperpanjang urusan itu dan semakin larut.

"ya sudah aku akan kekantor kau tetap dirumah ini jangan keluar dan jangan panggil bajingan itu untuk kesini" jungkook berdiri merapikan jasnya dan langsung pergi.

Lisa seperti dikurung kembali dirumah itu tetapi bodohnya ia mengikuti itu semua,lisa akui dia sudah mencintai jungkook dan rasanya begitu berat saat ingin melepaskannya.


Rasa bosan menyerang lisa,ini sudah sore dan seharian hanya dirumah, hanya bersih-bersih dan memasak, bahkan dijam segini jungkook belum menunjukan dirinya.

Sedari tadi lisa hanya menonton tivi untuk mengurangi kebosanan.

Mendengar suara seseorang memencet angka di pintu membuatnya sudah tau itu pasti jungkook, ia berdiri tetapi yang membuatnya kembali adalah jungkook kembali dengan gadis itu.

"lisa" ucap jungkook dengan wajah gembiranya,apa dia sama sekali tidak melihat wajahku sekarang?.

"duduk dulu sayang" jungkook berbicara pada gadis itu lembut, aku tak tahan dan aku hanya pasrah sudah tau sifatnya begini.

"kalian tampak senang" ucap lisa melihat keduanya.

Sedangkan eunha juga tersenyum dan bergelanyutan manja dengan jungkook.

"eunha sedang hamil anakku"

APA!!!! Lisa berani sumpah ini adalah titiknya,ia tak menyangka jungkook sebahagia itu, lisa menelan ludahnya kasar,ia ingin menangis sekarang.

"eunha akan tinggal disini" telinganya panas untuk mendengar itu semua.

"apa kau menangis lis? " tanya jungkook dengan bodohnya, sedangkan lisa langsung menghapus cepat.

"ahh maafkan aku, aku hanya terharu kalian akan mempunyai anak"

Lisa langsung saja pergi dari situ,sakit rasnya bahkan jungkook tak mengerti perasaannya sekarang.

Ia takut jungkook akan menduakannya, baru saja tadi malam jungkook menyuruhnya jangan meninggalkannya tapi sekarang sudah berbuat kembali.

Lisa tak bisa menahan tangisannya bahkan pintu kamar terbuka ia sama sekali tak memperdulikan itu semua.

"lisa aku ingin membicarakan ini" jungkook memberi map, bahkan belum membuka saja sudah tau apa isinya.

"kau yakin? " tanya lisa dengan sedih dan menatap jungkook dengan wajahnya yang sudah berantakan itu.

"eunha hamil anakku lis kau taukan maksudku"

"Aku tau jung" lisa membuka map itu dan dengan paksa tangannya mulai menanda tangani surat itu.

Berat sekali rasanya hanya menggerakan bolpoin itu diatas kertas itu.

"kau bisa tinggal disini, terserahmu lis, kalau kau perlu sebuah apartemen puna akan kubelikan"

"tidak jung, aku akan pergi besok"

"kemana?, bersama bajingan itu"

"BERHENTI MEMANGGILNYA BAJINGAN BAHKAN KAU LEBIH DARI SEKEDAR BAJINGAN SEKARANG!! "

"lis-"

"tidak bisa kah mengaca jung,aku sudah sangat sabar saat kau memanggil taehyung seorang bajingan"

"tapi memang dia bajingan lis"

"PERGI!!!"

Jungkook pergi dengan mapnya ditangannya, lisa sudah kehilangan kesabaran, ia ingin cepat-cepat ingin pergi dari tempat terkutuk ini.

Rasanya baru kemarin jungkook menolak penceraian darinya dan sejarang dialah yang memulai,dan mungkin ini mulai dari semuanya bagi lisa.

Bahkan ini bukan akhir dari hidupnya,ia hanya tersenyum saja dengan semua penderitaan yang diterima didunia karena tuhan akan mengatur jalannya menjadi lebih baik nantinya.

Ia menutup matanya berharap malam ini cepat berlalu.

Yang ditunggu telah datang, lisa sudah memberiskan tubuhnya dan membereskan barang-barangnya, setelah selesai ia keluar dari kamarnya.

Ia melihat sebentar jungkook san eunha sedang asik didapur dan jungkook yang begitu senang sambil memegang perut eunha yang masih rata itu.

Kenapa hatinya sakit, ia masih berdiri  hingga kedua sejoli itu menatapnya.

"lisa kau mau kemana? " lisa bisa melihat wajah eunha yang gugup dan langsung melepaskan tangan jungkook dari dirinya.

"aku akan pergi" senyum lisa pada eunha.

"kemana? " tanya eunha dan menghampirinya diikuti jungkook.

"tak usah memikirkanku, aku harap kalian akan bahagia, aku juga akan bahagia jika kalian bahagia,jaga eunha jung, untukmu tolong jangan sakiti jungkook dan jangan pernah untuk meninggalkanya" lisa tersenyum dan sedikit menunduk dan pergi keluar dari apartemen itu.

Ia berjalan menyusuri trotoar,rasanya tak ingin merepotkan taehyung terus menerus,taehyung sudah sangat baik baginya.

Lisa menunggu bus yang akan berangkat dijam 11 tetapi sekarang  masih jam 9 sehingga membuatnya harus menunggu.

Ia melihat sepasang kekasih yang sedang berdiri didepannya membelakangi.

Hingga sepasang kekasih itu membalikan badannya membuat mata lisa melihat kegadis itu dan juga gadis itu melihatnya.

"lisa?? "

"jennie??? "

Demi ketek jimin yang mulus,sudah lama ia tak melihat gadis itu di depan matanya.

Semenjak jennie pergi keluar negeri saat masih kecil dan dia hanya berdua dengan kakaknya kala itu.

Gadis yang dipanggil jennie itu langsung memeluk lisa dengan tangisan rindu begitu pun lisa, sudah banyak tekanan tadi dan sekarang memeluk seseorang membuat air matanya langsung turun begitu saja.

"lisa aku merindukanmu, maafkan aku,aku mendengar kabar duka dari eonnimu, maafkan aku tak datang karena waktu itu aku masih banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan"

Jennie melepas pelukannya dan menghapus air mata lisa dengan ibu jarinya.

"kau tak boleh menangis maafkan aku" jennie duduk disamping lisa.

"oh iya ini yoongi tunanganku" jennie tersenyum sambil mengenalkan namja yang sedari tadi berdiri.

Lisa tersenyum dan menjabat tangannya dan dibalasnya.

"Lisa" lisa kembali fokus dengan jennie.

"kau mau kemana hm?" tannya jennie karena melihat sebuah koper disamping lisa.

"entah kemana,aku tak tahu kemana"

"hsst jangan dilanjutkan disini, kau bisa bercerita nanti, yang penting sekarang lebih baik kau ikut kita dulu, lagian kita haru bertunangan"

"tapi jen aku tak ingin meng-"

"kau sahabatku dari kecil mana tega aku membiarkanmu begini lis, sahabat mana yang tega menelantarkan sahabatnya sendiri disaat susah"

Lisa terharu, ia bersyukur mempunyai sahabat seperti jennie, hatinya baik bak malaikat,ternyata tak hanya wajah cantik yang ia miliki tetapi hatinya begitu hangat.





Tebecehhh

Awawawawaw votmen yank 😇❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top