5#TheSecondLife
Minggu pagi.
Alarm tidak berdering. Namun matanya auto terbuka dipagi buta. Sepertinya tadi malam berkualitas sekali tidurnya yang tanpa mimpi hingga ia merasakan tubuhnya terasa segar, otaknya serasa jernih, diimbangi dengan udara segar yang berhembus dari jendela yang langsung berhadapan dengan taman bunga disebelah timur bangunan kediamannya saat ia buka.
Prilly memejamkan mata, sedikit mengangkat dagunya menghirup hembusan sejuk yang menerbangkan helaian rambutnya yang tergerai saat bangun tidur itu sementara sinar mentari mulai berpendar dilangit yang masih sedikit temaram.
Tadi malam sempat ia menolak memejamkan mata namun segera berdoa, semoga esok hari ia bangun bukan ditahun 2025. Semoga ia tetap berada ditahun 2021, dihari-hari sebelum ia tidak merasakan bahagia lahir dan batin karna tabiatnya sendiri.
Kalau dimasa yang sudah ia lewati ia bangun karena semalaman tidak bisa tidur memikirkan bagaimana caranya bisa menarik hati Alezandro, kali ini ia tidur nyenyak karna orang itu juga. Keadaan berbalik saat ini, pria itu nampak penasaran padanya. Sebab akibat. Ketika dikejar ia menjauh, begitu dihindari ia malah mendekat. Tapi bukan berarti ia percaya diri pria tersebut jatuh hati. Pria penasaran kalau yang ia capai begitu mudah ia taklukkan. Bahkan diwaktu sebelumnya, tanpa harus ditaklukkan ia berusaha meraih pria itu hingga Ali malah mencoba menghindar. Apakah mereka sedang tertukar peran dalam hal ini? Prilly berkesimpulan semua terjadi karna aksi yang berbeda sehingga menuai reaksi yang berbeda pula.
Yang pasti, ia telah melewati 4tahun kehidupan yang merusak citra diri. Bagaimana kalau saat itu penyesalannya tak berarti kalau ia tak kembali ke masa lalu lagi?
Seperti orang mati suri atau mimpi, kalau tidak terjadi takkan menyesali.
"Pagi, Pa! Pagi Ma!"
Berendam diair hangat dalam bathub sambil memejamkan mata dengan lilin aroma terapi sebelum ia pergi tidur tadi malam membuatnya merasa belum perlu untuk kembali kebilik bersih-bersih seluas kamar tidurnya itu. Ia langsung keluar dari kamar setelah menyisir rambut lembutnya hanya dengan jari, mengusap wajah lalu keluar dari kamarnya. Setengah berlari menuruni tangga sampai menuju meja makan ia nampak ceria. Hal itu tergambar jelas dari cara menyapanya yang bersemangat.
"Sepertinya bahagia sekali, ada yang paling berkesankah dari pesta semalam?" Senyum mengembang dari ibunya diiringi anggukan ayahnya yang membenarkan.
"Sepertinya begitu Om Ly, Tante Ran!"
Jasmine mendekat kemeja makan menyahut dengan mata yang mengerling. Ia memang asisten special yang layaknya seorang anak juga dirumah itu, karna ia adalah keponakan tuan Lyandraz yang ditinggal meninggal ibu dan ayahnya saat kecelakaan diusianya yang ke 17.
Bagaimana Prilly yang berperangai buruk bisa menerima kehadirannya? Seperti diawal dijelaskan bahwa Jasmine mudah sekali membawa diri dan memahami Prilly. Ia begitu menyadari ia tidak punya siapa-siapa lagi selain keluarga Lyandraz, hingga ia harus bisa beradaptasi. Memang tidak mudah awalnya mengerti Prilly yang keras kepala, kasar, dan tidak bisa diatur. Namun Prilly takluk padanya saat ia mampu menjaga Prilly dari para pesaingnya. Ia meyakinkan Prilly tidak harus merasa tersaingi olehnya karna memang ia sadar tidak layak untuk itu. Ia lebih tua 3tahun darinya, ia justru mampu menjaga Prilly seperti adiknya sendiri. Ia disekolahkan dan diberi pilihan sama seperti Prilly. Ia mengambil kuliah didalam negeri, dan setelah selesai justru menemani Prilly tinggal di Singapore dimana sejak itu dia menjadi asisten yang dibayar sebagai imbalannya. Dan itu berlanjut sampai setahun yang lalu Prilly kembali ke Indonesia dan mulai belajar berperan sebagai CEO diperusahaan ayahnya.
"Kau sama dengan yang ingin melamar menjadi karyawan diperusahaan, jadi kau juga harus mendapat gaji! Agar kuliahmu tidak sia-sia, kamu bisa menabung, barangkali kau ingin membuka usaha jika kau sudah tidak lagi menjadi asisten Prilly!" Begitu alasan Om Lyandraz agar Jasmine mau menerima gaji setelah ia merasa sudah sepantasnya ia menjaga Prilly tanpa bayaranpun.
"Hmm begitukah?" Lirik tante Rana pada Prilly yang meraih roti tawar untuk diolesi selai coklat kesukaannya.
"Jasmine terlalu berlebihan!" Sahutnya mendelik kearah Jasmine yang tersenyum-senyum menyebalkan baginya.
"Kenapa? Bukankah ia tampan sesuai dengan ekspektasimu saat melihat photonya?"
Pertanyaan ayahnya hanya mengingatkan pada saat lalu ia dimeja yang sama dihari yang sama dengan antusias membicarakan putera keluarga Lionard.
"Ya udah sih, kenapa kalau tampan, pa? Papa juga tampan kan? Tidak ada yang aneh kalau ada pria yang wajahnya rupawan didunia ini!"
"Hmm, Sepertinya ada yang aneh..." Celetuk ibunya lagi keheranan.
"Putrinya jadi elegan kok aneh, ma?"
"Kau tidak tertarik? Gadis-gadis dipestamu tidak bisa menyembunyikan kekagumannya lho, apalagi saat berdansa denganmu, mereka melihatnya dengan tatapan iri, mama bisa merasakannya!"
"Tertarik tidak harus ditunjukkan bukan, ma? Bertepuk sebelah tangan itu sakit... aku..."
Hei. Ia segera menghentikan ucapannya. Kenapa ia harus keceplosan? Mengatakan tertarik dan tidak ingin bertepuk sebelah tangan.
"Jadi kamu tertarik bukan? Kenapa harus mengelak semalam ha? Seperti bukan dirimu yang seperti ini!" Sahut Jasmine cepat membuat Prilly mencelos kepadanya.
"Sorii!" Jasmine mengangkat kedua tangannya.
Prilly tidak bereaksi apa-apa hanya melanjutkan menggigit roti setelah cukup mengolesinya dengan selai coklat.
Sungguh sikapnya sangat berbeda jauh hanya dalam sehari semalam menurut ayah ibunya terlebih Jasmine yang selalu bersamanya kemanapun ia pergi.
"Papa, mulai besok aku akan rutin datang kekantor, selama ini hanya makan gaji buta dengan saham yang sudah papa wariskan, namanya saja CEO, tapi tidak pernah muncul sejak kepulanganku setahun lalu!"
Ucapannya membuat semua yang ada dimeja makan terhenyak. Perubahan apalagi ini? Tuan Lyandraz sangat senang mendengarnya. Baru saja ia ingin mengingatkan anaknya, sudah 24 tahun harusnya lebih banyak diperusahaan. Karena sejak pulang setahun yang lalu ia masih lebih suka bersenang-senang. Ia bilang, 4tahun belajar di Singapore, membuatnya ingin membalasnya dengan menikmati hidup dulu sebelum otaknya dimumetkan oleh urusan perusahaan. Bahkan ia justru ingin, posisinya digantikan oleh pasangannya saja, sementara ia hanya ingin menunggu dirumah. Itulah sebabnya waktu itu dia antusias dengan kehadiran Alezandro dan mengejarnya bahkan menjadikan kekayaannya sebagai alat untuk menaklukkan pria itu.
Mereka tak tahu, Prilly sedang berusaha merubah keadaan yang dulu ia lalui. Seperti saat ini, harusnya ayahnya yang mengatakan, "Sudah 24 tahun, adakah rencanamu rutin pergi kekantor mengaktifkan tugasmu sebagai CEO?"
Pertanyaan ini ayahnya katakan ketika ia sibuk mengagumi Alezandro dan menginginkan ayahnya membantu lebih mendekatkan mereka.
"Kalau perlu, papa tawarilah dia posisiku, pa, biar tugasku hanya menunggunya dirumah saja, menikmati hidupku!"
Bahkan kalimat itu yang ia katakan menjawab tanya ayahnya mengenai posisi yang harus ia aktifkan.
Prilatusina yang dulu memang bar-bar dan berpikiran sempit. Tidak ada ambisi dan tidak mandiri. Terkadang, ia membuat orangtuanya berpikir kalau sudah salah mendidiknya. Namun hari ini mereka harus terkejut dengan tekad putrinya.
Sementara disebuah kediaman yang berjarak dari ujung ke ujung dari kediaman keluarga Lyandraz, keluarga Lionard sedang melakukan ritual yang sama dipagi hari, berada dimeja makan menikmati hidangan pagi sebagai pembuka hari.
Percakapan memang selalu dapat tercipta disaat-saat pagi mengawali hari dimeja itu sebelum penghuni rumah melakukan kegiatannya masing-masing. Karna biasanya siang ataupun malam kebersamaan mereka tidak selalu bisa berada dimeja kenikmatan yang hanya sampai ditenggorokan itu.
"Bagaimana putri keluarga Lyandraz?" Tanya ayahnya memulai pembicaraan.
"Tidak begitu buruk!" Sahut puteranya yang sedang mengunyah ayam goreng kesukaannya yang selalu ada dimeja makan.
"Tidak buruk bagaimana? Kalau mama lihat justru sangat berkelas!" Sergah sang ibu menyelidik.
"Aku sedang tidak percaya padanya ma, dia hanya pencitraan!"
Ucapan puteranya makin membuat kening tante Marsya berkerut.
"Informasi tentangnya itu jauh dari apa yang kita lihat semalam!" Ujar Ali lagi.
"Kamu mencari informasi tentangnya?" Tanya ibunya makin merasa penasaran dengan tanggapan puteranya.
"Tidak sengaja, ma, teman-temanku mengenalnya, dia jauh lebih buruk dari semalam, berbeda jauh, orang bilang dia tidak suka orang miskin, bar-bar, tidak bisa diatur, jahat!"
"Tapi dia menyenangkan anak-anak panti lho semalam, apa kau tidak lihat dia tulus?" Ujar mamanya lagi. Sementara papanya sepertinya hanya sebagau pendengar. Lagipula apa yang diucapkan istrinya sudah mewakili apa yang ada diotak beliau.
"Ya itulah, aku juga heran, katanya dia paling tidak bisa tersaingi, sebagai perempuan tidak membela perempuan, nyatanya dia malah membela perempuan yang tercebur dikolam semalam!" Ucap Ali lagi.
"Kata papa dia antusias sekali ingin bertemu denganku, nyatanya dia biasa-biasanya, malah terkesan mengabaikanku!" Lanjut Ali setengah tersungut.
"Dan kau tidak terima diabaikan?"
Ali terdiam sejenak. Tentu saja. Tidak ada perempuan manapun yang pernah mengabaikannya. Seharusnya ia dikejar-kejar bukan sebaliknya. Oleh karna itu ia merasa makin penasaran saja. Apalagi gadis itu tidak mempan dimodusi. Teringat percakapan mereka diujung gawai semalam. Sengaja ia ingin membuat gadis itu baper, nyatanya sahutannya malah berbalik membuatnya makin ingin tahu sampai dimana pertahanan gadis itu terhadap kata-kata indah yang ia sinonimkan dengan kata-kata 'mubazir' karena membuatnya tak lagi terkesan sebagai pria es batu.
Apa katanya semalam?
"Jadi kau mengakui lensaku menghipnotismu, tuan?"
#####
Banjarmasin, 03 Desember 2022
Happy Weekend!
Insya Allah aku komitmen setiap hari update, namun tidak berjanji apakah tengah malam, pagi, siang atau malam. Panjang ataupun pendek. Yang pasti sekitar 1500-2000 kata. Tergantung kondisi ya. Karna kendala datang tanpa meliat-liat waktu. Kadang sudah siap ngetik eh 'create'-nya tidak bisa dibuka, bisa juga saat ngetik, anak minta makan, saat waktunya tepat, kadang otak yang gak bisa diajak kompromi. Bahkan saat tulisannya disimpan dan akan dipublikasikan saja kadang ada masalah. Begitulah. Harap maklum ya!
Terima Kasih yang sudah sejak semula mengawal cerita ini! Selamat membaca! ❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top