45#TheSecondLife
15 Maret 2025
"Prillatuconsina Lyandraz!" Panggilan diatas panggung rangkaian wisuda dikampus yang terletak dinegara tetangga menggema membuat dada pemilik nama yang disebut membuncah lega.
"Akhirnya....!"
Setelah melewati banyak drama berkepanjangan, S2 yang seharusnya bisa diselesaikan dalam setahun dapat diselesaikan meskipun harus tertunda.
Prilly tampak memakai toga lengkap berwarna hitam dengan aksen merah dan biru di pundak diacara wisudanya. Tepuk tangan mengiringi langkah demi langkahnya naik ke atas panggung. Saat bersalaman dan menerima ijazah ia lalu tersenyum ke arah hadirin, terutama mencari-cari dimana suaminya sedang menunggu dengan senyum bangga dan tepuk tangan yang paling semangat.
"Selamat sayang!"
Turun dari panggung, ia disambut pelukan hangat. Bahagianya memang bertambah karna ia didampingi Ale Lionard, meskipun orangtuanya dan Jasmine tidak ikut serta. Ia merasa sangat cukup hanya berdua saja dengan sang suami karna rangkaian convocation kali ini mereka agendakan sekaligus honeymoon.
"Jadi aku tidak dibutuhkan nih?" Jasmine bertanya seolah protes karna tidak diikut sertakan dalam perjalanan untuk menghadiri wisuda pasca sarjana bos-nya kali ini saat mereka sekeluarga mengantarkan mereka ke airport.
"Maaf, tidak butuh obat nyamuk!" Ucap Prilly hanya menggoda yang disambut tawa.
"Ah, padahal aku sudah rindu dengan patung singa, ingin menyender sambil minum air dari congornya!"
"Haihh!"
Mereka makin terbahak.
"Benar nih tidak perlu asisten buat dokumentasi? Padahal aku ingin sekali mengabadikan momen-momen kamu seperti biasanya!" Rayu Jasmine lagi sambil mengedip-ngedipkan mata.
"Jes, jangan ganggu yang mau berbulan madu, pengertian sedikitlah!" Sahut tuan Lyandraz.
"Cuma bercanda Om, padahal sih mau lihat drakor ala ala!" Ujar Jasmine tertawa sambil menutup mulutnya.
Iya, kalau melihat perjalanan Ali Prilly sampai sejauh ini seperti drakor didunia nyata saja baginya. Penuh liku. Suka duka. Dari yang romantis sampai penuh tangis. Semua ada didalam kisah mereka selama Jasmine mendampingi Prilly sebagai asisten.
"Sementara aku pergi, kamu fokuslah sama Albert Albert nya kamu ituu!" Bisik Prilly saat memeluk Jasmine saat berpisah dipintu keberangkatan international.
"Apaan sih?" Jasmine menepuk pundak Prilly sambil meringis.
Albert, salah satu pengacara tim Bang Ben yang beberapa kali bertemu saat persidangan pak Bondan untuk mengikuti perkembangan kasus kematian Amora hingga mencapai putusan.
Seringnya bertemu dipersidangan, membuat Jasmine selalu berinteraksi dengan pria itu yang ternyata menurut bang Ben masih jomblo dan sepertinya cocok dengan Jasmine.
"Padahal sama sekali tak terpikirkan olehku, biasa saja setiap bertemu, kalian saja yang selalu menggoda jadi akunya kepikiran!" Ujar Jasmine buka kartu.
"Harus kepikiran, daripada susah move on dari---" Prilly sengaja memggantung ucapnya.
"Sungguh aku bukan belum move on dari Sandro, cuma memang akunya saja malas memikirkan pasangan, khawatir seperti yang sudah-sudah, tidak berakhir manis seperti kamu dan Ali!"
"Kan semua butuh proses, Jes, pada akhirnya kan hatimu terbuka juga!"
Jasmine tersenyum. Ya, akhirnya Albert bisa membuatnya kembali percaya diri dan membuka hati.
"Cintaku bertemu dipersidangan!" Goda Prilly pada Jasmine seperti judul film televisi saja.
"Idihhh!" Jasmine tertawa.
Sementara seolah drama yang berepisode-episode panjangnya mereka lewati dipersidangan, hingga pak Bondan di vonis mati oleh hakim karena terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana terhadap Amora Haneenia. Mirisnya lagi pak Bondan bukan hanya menghabisi satu nyawa namun menjadi 2 nyawa karna Amora mengandung darah dagingnya. Lelaki setengah baya itu juga sekaligus melakukan fitnah yang keji dan lempar batu sembunyi tangan kepada Prilatusina Lyandraz hingga ia terjerat pasal berlapis.
Meskipun begitu, putusan mati tidak serta merta membuat pak Bondan langsung dieksekusi. Pada dasarnya, hari, tanggal, waktu dan tempat tidak dibeberkan kepada yang bersangkutan.
Bagi Ali dan Prilly, divonis bersalah saja sudah cukup. Tidak memikirkan kapan dieksekusi apalagi jika undang-undang baru diberlakukan. Kabarnya undang-undang baru berisi, jika divonis hukuman mati, diberi waktu memperbaiki diri hingga 10 tahun, jika selama itu bersikap baik maka bisa jadi hukuman akan berubah menjadi seumur hidup.
Prilly-pun sudah cukup lega pembunuh Amora Haneenia yang sesungguhnya terkuak. Kejadian diwaktu yang telah ia lewati yang benar terjadi adalah Ali yang melaporkan dan menuntut pembunuh Amora Haneenia. Bukan dirinya, melainkan pak Bondan, mantan manager operational di Lyandraz Corp.
"Surprise!"
"Woww!"
Prilly terpekik melihat kamar dihotel tempat mereka menginap begitu harum mewangi karna diatas tempat tidurnya bertebaran setumpuk kelopak bunga.
Bouqet bunga yang tadi diberikan Ali saja harumnya masih merebak.
Diatas kepala ranjang tertulis : 'Happy Graduation My Love' and 'Happy Honeymoon mr & mrs Lionard'.
"Thank You so much, my love!" Prilly seolah menjawab tulisan selamat untuk kelulusannya dan memeluk erat pendekapnya.
"Malam ini kita akan rayakan dengan dinner ya, sayang!"
Prilly mengangguk dengan tubuh yang masih mengenakan toga dan jubah kelulusan. Saking senangnya ia memakainya sampai dihotel. Padahal didalamnya ia menggunakan kebaya terbaik yang ia bawa dari tanah air. Tentu rancangan terbaik dari disainer langganannya.
"Apa yang kamu inginkan? Bunga segerobak lagi? Emas berkarat-karat? Coklat berlusin-lusin? Atau apa hmm?"
Ali mengurai dekap lalu menyentuh dagu Prilly saat bertanya apalagi yang istrinya itu inginkan.
"Apa saja yang kamu berikan pasti aku senang, terpenting aku ingin kamu selalu cinta padaku seperti aku mencintaimu!" Harap Prilly.
Apalagi yang dia inginkan? Tentu kalau sekedar harta dan segalanya dia sudah punya. Namun jika itu diberikan oleh orang yang paling dicinta tentu saja akan terasa special. Diatas semua itu tentu rasa cinta yang bersemi tidak pernah berganti seperti musim.
"Aku mencintaimu tidak sepertimu mencintaiku!"
Binar dimata Prilly meredup sebelum mendengar lanjutan ucap Ali.
"Aku mencintaimu lebih daripada kamu mencintai aku!"
Ali sangat senang melihat hazel yang indah itu memancarkan binar yang cerah mendengar ucapnya.
"Aku mencintaimu!"
Ali berucap sambil menunduk hingga kenyal menyentuh setengah dahi Prilly yang tertutup toga keujung runcing hidungnya.
"Aku juga mencintaimu!" Ucap Prilly sebelum kenyalnya terbungkam dengan benda yang sama lalu kemudian tubuhnya tenggelam kembali kedalam pelukan hangat itu.
"Aku akan berikan yang terbaik untukmu!" Lirih Ali menembus halus melewati gendang telinganya.
"Selama ini sudah terbaik!" Bisiknya mengeratkan pelukan.
"Aku beri yang lebih special!" Ujar Ali lagi mengusap halus wajah Prilly yang licin.
Lensa mereka terperangkap sesaat lalu sebuah sentuhan kenyal dibelahan yang sama kali ini berbalas tak singkat. Toga diatas kepala Prilly berpindah tempat. Jubahnyapun terlepas.
Meski sedikit kesulitan mempreteli kancing kebaya yang memeluk pas ditubuh mungil itu, Ali dengan sabar tidak menariknya sembarangan. Terlebih Prilly juga membantu melepas deretan benda-benda kecil berpasangan itu. Kebaya terbuka, perjuangan Ali belum berakhir, ia menarik penutup dada berwarna kulit hingga menyangga benda didalamnya yang menyembul menggoda untuk disesap. Terdengar ringisan dan rasa remasan dirambutnya saat ia menyesap ujung dada dan mencoba membuka pengait dipunggungnya sambil meninggalkan tanda cinta. Raga polos mereka akhirnya melayang diatas kelopak bunga yang bertaburan. Saling memuja membakar hasrat. Prilly-pun menebar tanda cinta dikulit yang bersinggungan dengan kenyalnya saat raga mereka menyatu.
"Liiii--"
Suara lenguhan tanda hampir sampai ketitik tertinggi membuat guncangan yang ia rasa semakin cepat. Ada yang hangat seolah meledak didalam tubuhnya setelah ia sendiri lebih dulu beberapa detik menggapai puncaknya.
"Akuuu, cintaaa--"
Tenggelam dibahunya, Prilly mengusap rambut yang ia cengkram saat bermain disekitar sensitif inci raganya dan selalu berakhir dalam kata cinta.
Berdetik-detik mereka tenggelam dalam atmosfer puncak. Membebaskan udara keluar masuk agar napas mereka yang tersengal kembali normal. Sebuah kecupan mendarat didahi yang berkeringat mengakhiri menyatunya raga yang melekat.
"Sayang!" Prilly menoleh saat mereka sama terlentang menatap langit kamar sesaat setelah napas mulai terasa normal.
"Hmm?" Ali menoleh lalu mengangkat tangan dan mengusap puncak kepala disebelahnya.
"Aku punya hadiah untukmu."
"Kamu sudah menjadi anugerah terbaik buatku, sayang."
"Ini special!"
"Apa itu?" Ali mengeryitkan alisnya jadi penasaran.
Prilly tersenyum penuh arti. Lalu sedikit beringsut menggerakkan tubuhnya dan menjangkau nakas dimana ia meletakkan sebuah kotak segi empat diatasnya. Ia menyandarkan punggung dikepala ranjang diiringi Ali dan meraih selimut untuk menutup setengah raga mereka yang polos.
"Ini kado special untukmu!" Prilly memberikan kotak yang ia raih dari nakas.
"Untukku?"
"Sebenarnya untukmu dan untukku, bukalah!"
"Baiklah!"
Ali membuka kotak yang sudah ia pegang. Sebuah strip bergaris dua berwarna merah ia temukan disana. Sebelum ia menyadari, ia memandang wajah Prilly bergantian dengan strip lalu melihat wajah merona dan semringah istrinya yang nampak begitu senang.
"Kamuuu---"
Prilly mengangguk cepat. Mengiyakan seperti ia sangat mengerti apa yang akan Ali katakan. Binar dimata mereka tersorot sama. Meski saat sebelumnya ketika kehilangan mereka tidak sempat memikirkan apakah segera diberikan lagi ataukan Tuhan masih menunda, namun kali ini kaca dilensa mereka terpancar sama.
"Benar ini?"
Prilly mengangguk-angguk dengan crystal yang mulai mencair. Ali meraih tubuh dan mendekapnya.
"Kenapa baru bilang? Kasian anak papa, apakah tadi papa mengguncangnya demikian keras?" Ali menyentuh perut Prilly yang masih rata.
Prilly menggeleng, harunya menguap menjadi tawa tsk bersuara, terlebih ketika Ali menunduk dan menempelkan telinga diperutnya.
"Anak papa tidak pusingkan tadi? Nanti papa akan lebih hati-hati kalau mama minta menengokmu lagi, sayang!"
#### belum complete ####
Banjarmasin, 20 Februari 2023
Berapa hari ini baru update?
Maaf ya, pe-er aku banyak banget. Punya kesempatan malam-malam mengetik, meskipun siang ada waktu tapi sepertinya buntu. Sudah takdirnya dini hari ini update. Semoga masih suka membaca dan masih mau menunggu detik-detik cerita ini tamat. Terima Kasih ya semua, semoga sehat, terjaga dan mendapat perlindungan Allah semuanya 🤲
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top