39#TheSecondLife
"Kulihat kamu begitu tenang, Piy, apa kamu tidak terpikir untuk membalas siraman dan menjambak dia yang hampir saja menjambakmu?" Tanya Jasmine saat menemaninya setelah empat minggu berlalu pasca keguguran.
Ali harus menyelesaikan beberapa urusan yang membutuhkan kehadirannya dikantor dan ia meminta Jasmine menemani Prilly karna ia tak mau Prilly kesepian. Tanpa dimintapun sebenarnya Jasmine akan menemani.
Kenapa setelah sebulan Jasmine baru bertanya-tanya akan hal itu? Setelah dua minggu ia baru berani membahasnya karna Prilly terlihat semakin pulih saja. Kalau diawal-awal mereka semua keluarga inti sepakat tidak akan membahas hal-hal yang membuat Prilly jadi sensitif.
"Tidak!" Sahut Prilly pendek.
Prilly juga tak mengerti kenapa ia hanya bisa menjawabnya dengan singkat.
"Sungguh kamu jauh berubah, harusnya kamu yang bar-bar bukan oranglain, apalagi dia sejak awal mengganggumu!"
Prilly tersenyum samar mendengar ucap Jasmine. Yang ada dibenak Jasmine tentu ia adalah Prilatusina Lyandraz yang dulu, tidak ada satu orangpun yang akan lepas darinya kalau berani membuat perkara padanya. Selama ini memang terjadi pembiaran terhadap ulah Amora Haneenia, dan ternyata membuat wanita itu makin melunjak saja. Dan pada akhirnya bukan dirinya yang menyelesaikan Amora namun Ali yang begitu geram dengan ulahnya. Teramat sangat berbeda dengan waktu yang telah ia lewati, Ali justru melaporkannya dengan dugaan menghilangkan nyawa Haneenia secara terencana. Dan ia dianggap menghilangkan dua nyawa sekaligus karna Amora Haneenia tengah berbadan dua.
Ngilu melanda ulu hatinya mengingat dugaan Ali ternyata berbagi raga selain dirinya saat itu. Apalagi dirinya saja meminta kepada Ali secara paksa dan tanpa Ali tahu iapun saat itu mengandung akibat hubungan terpaksa hanya satu kali mereka. Ia ingin mengatakannya tapi Amora Haneenia terlebih dahulu datang padanya dengan pengakuan, dan ia sungguh tidak tahu dirinyalah yang didakwa oleh tersangka yang tertangkap yang mengaku pembunuh bayaran yang dibayar olehnya.
"Dengan perubahanku, keadaan justru jauh berbeda, Jes, aku yang sekarang, bukanlah seperti aku yang waktu itu, aku yang tidak pernah merasa dicintai!"
Jasmine mengeryit tidak paham mendengar ucap Prilly. Sekarang? Waktu itu? Tidak pernah merasa dicintai?
"Maksudnya bagaimana?"
"Dia yang sekarang, bukanlah dia yang waktu itu aku kenal, diwaktu yang sudah pernah aku lewati dia dingin, kaku dan benci padaku!" Lirih ucap Prilly sambil membayangkan seorang Alezandro Lionard yang saat ini benar-benar menjadi suami siaga baginya.
"Dia? Siapa? Waktu yang sudah pernah kamu lewati? Maksudnya bagaimana, aku tak mengerti?" Jasmine tak bisa menahan diri untuk melontarkan sederet pertanyaan. Ia benar-benar tidak mengerti dia siapa yang dimaksud, tidak mungkin Amora Haneenia bukan? Apakah Ali Lionard?
Begitu sulitnya untuk menceritakan apa yang sebenarnya sudah pernah ia lewati. Jika diceritakanpun siapa yang mau percaya? Prilly menggeleng.
"Ah, Tidak Jes, lupakan saja!"
"Tidak bisa! Kamu membuatku penasaran, waktu kapan? Kamu mimpi apa sebelum pesta ulang tahunmu ke24?" Cecar Jasmine teringat perubahan Prilly terjadi setelah ia melihat Prilly terlonjak bangun dengan tubuh berkeringat tepat disaat ia akan merayakan ulang tahun yang ke24.
"Ya anggap saja aku bermimpi, memaksa seorang pria menikahiku, akhirnya dia tidak pernah mencintaiku, mungkin mencintai yang lain, aku dikhianti, difitnah, hingga dihukum mati, mengerikan bukan?"
"Jadi sebelum bertemu dengan Ali Lionard kamu sudah bertemu dia dalam mimpi?"
Tuhan, salah lagi.
Prilly sudah tak tahu harus berkata apa. Jika tidak ada yang tahu maka tidak ada yang akan mengerti. Namun jika diceritakan apakah Jasmine percaya? Ia justru jadi takut jika ia menceritakan ia justru akan kembali kemasa pedih itu. Tidak. Ia sekarang sudah bahagia, tidak ingin kembali ke waktu yang sudah ia lewati, ia ingin melanjutkan mengulang saja sampai kewaktu dimana dirinya berujung ditangan Ali, dan entah apa yang akan terjadi kedepan.
"Kenapa mimpimu mirip sekali dengan mimpiku?"
Mereka menoleh ke pintu dimana Ali berdiri. Kenapa mereka sampai tak sadar sejak kapan Ali berada disana? Pria itu mendekat dengan tatapnya yang heran. Apa katanya tadi, mimpinya mirip? Ali bermimpi tentang apa yang sudah pernah ia lewati? Benarkah? Prilly membatin.
"Kamu tahu, selama kamu meninggalkan aku tanpa kata waktu itu, tiap malam aku bermimpi tentangmu, kita menikah, kamu selalu merayuku dan aku tak mau, begitu aneh bukan, padahal aku mencintaimu, rasanya tak mungkin aku tidak mau menyentuhmu!"
Prilly termangu menatap Ali yang melangkah mendekatinya lalu duduk ditepi tempat tidur dan menceritakan tentang mimpinya. Mimpi yang kepadanya adalah kejadian nyata yang pernah ia lewati.
"Tapi kenyataannya kan sekarang kamu sudah sering menyentuhku, bahkan benihmu sudah pernah berkembang disini aku, tapii---" Prilly berkata sambil menyentuh perutnya. Seketika lensanya berkabut mengingat kalau calon bayi mereka tidak bisa bertahan.
"Jangan sedih sayang," Ali menarik bahu Prilly dan menghapus jarak tubuh mereka dengan mendekapnya melihat raut yang seketika terbias suram.
"Kitakan bisa buat lagi!" Bisik Ali ditelinganya membuat Prilly mendaratkan cubitan diperutnya. Ali terpekik kecil melepaskan pelukan lalu memiringkan kepalanya saat lensa mereka bertemu. Ibu jari dan telunjuk Ali kemudian berpindah tempat kesudut bibir Prilly.
"Aku hanya bercanda, tentu saja aku juga sedih, tapi tidak mengapa, anak itu kan anugerah, sekarang mungkin bagi Tuhan bukan saatnya!" Lirih ucap Ali sambil mengusap pipi Prilly dengan ibu jarinya.
Prilly menutup matanya saat bibir Ali memdarat didahinya. Pasca keguguran Ali selalu menenangkannya dengan perhatian dan menguatkan dengan kalimat-kalimat yang ia butuhkan.
"Yang penting kamunya sudah pulih, kalau Tuhan mengijinkan pasti kita akan diberi kesempatan mengulang!"
Mengulang. Prilly teringat dirinya yang sangat beruntung dapat mengulang kembali seperti saat ini. Pasti tidak ada yang memiliki miracle seperti yang ia miliki sekarang. Kembali dari waktu yang sudah pernah ia lewati dan ia takut kembali kembali lagi kemasa-masa kebersamaannya dengan Ali yang dingin.
"Memikirkan apalagi? Aku sudah didepanmu!"
Prilly kembali mencubit perutnya saat Ali memcubit ujung hidungnya sambil menunduk dan menyatukan ujung dahi mereka. Kenyalnya menjangkau kenyal yang menyambut sama menyesap.
"Ehm ehm, helow, masih ada saya hai orang-orang yang merasa dunia milik berdua dan saya mengontrak!!"
Mereka menoleh kearah Jasmine dan menatapnya sambil terkekeh.
"Maaf suami saya sudah datang, anda dipersilahkan kembali kehabitat asal anda!" Ucap Prilly membuat Jasmine mencebik.
"Ceritanya belum selesai!"
"Bersambung!"
"Yahhh!"
Dan Jasmine terpaksa kabur setelah melempar sprei pada mereka berdua karena tanpa sungkan kembali saling menyesap.
"Oh Tuhan nasibkuu, berikan hambamu laki-laki Tuhannn!" Pekik Jasmine sebelum menghilang dari balik pintu.
******
"Setelah dilakukan observasi, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa apa yang dilakukan Terdakwa tidak dapat dipertanggung jawabkan karena mengalami gangguan jiwa Schizophrenia Paranoid seperti yang tercantum dalam pasal44 ayat (2) KUHP sebagai berikut: Jika nyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya sebab akalnya kurang sempurna atau sakit berubah akal maka dapatlah Hakim memerintahkan memasukkan ke Rumah Sakit Jiwa selama-lamanya 1(satu) tahun untuk diperiksa!"
Bukanlah tentang apa yang patut didapatkan oleh Amora, buat Prilly dan Ali sebagai korban, hukuman apapun pantas untuk yang sudah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan mengancam hingga mengganggu ketenangan.
Sudah menjadi akibat dari perbuatannya sehingga ia mendapatkan hukuman dan sanksi sosial dari khalayak yang mengikuti kasusnya.
"Aku tidak gila! Kenapa aku dipasung? Lepaskan!!"
Amukannya di rumah sakit jiwa tidak berarti apa-apa, hanya menambah keyakinan bahwa Amora Haneenia benar-benar sakit dan harus mendekam ditempat yang sudah seharusnya. Sebab jika dibiarkan bebas berkeliaran dia bukan hanya akan menyakiti diri sendiri namun juga bisa menyakiti orang lain.
"Namun ada kabar juga dari dokter ahli jiwa yang memeriksanya, tuan Li, nyonya Ily!" Lanjut bang Ben pengacara yang dikuasakan untuk menangani kasus gugatan mereka pada Amora Haneenia setelah melaporkan hasil putusan Hakim yang menyatakan Amora Haneenia harus mendekam dirumah sakit Jiwa.
"Apa itu, bang?" Tanya Ali dengan wajah yang serius, seserius bang Ben yang menatap mereka bergantian.
"Dari hasil pemeriksaan, Amora Haneenia ternyata sedang mengandung!"
Jantung Prilly seakan jatuh keperut mendengar ucap bang Ben yang bagai petir menggelegar ditelinganya. Ali-pun terlihat tercengang dan Prilly mengubah arah pandang kepadanya. Mungkinkah?
"Siapa yang menghamilinya?" Ali justru bertanya.
Bagi Prilly pertanyaan yang terlontar dari bibir Ali hanya ada dua alasan, tidak merasa ikut menanam benih atau sedang berbohong untuk menutupi perbuatannya.
"Maaf tuan, nyonya, Amora mengaku benih yang dikandungnya adalah benih tuan!" Ucap bang Ben tidak menutupi.
"Apa? Berhalusinasi bermain dengan saya? Membayangkannya saja saya tidak pernah!" Sahut Ali menggeleng keras. Jemarinya seketika menjadi gumpalan kemarahan yang memutih wujud dari perasaannya geram disertai kepala yang seolah bertanduk.
"Kamu tidak percayakan, sayang? Aku tak mungkin---, heii kamu harus percaya padaku!"
Ali meraih wajah yang tertunduk menghindari tatapnya. Sementara Prilly tentu saja kembali ke-masa yang sudah pernah ia lewati. Ternyata bagaimanapun kisahnya, tetap saja Haneenia berbadan dua tidak terelakkan. Ada yang ngilu mengingat pengakuan Haneenia saat itu, dan saat ini semakin nyeri sampai keulu hati. Kenapa tetap saja harus ada drama ini?
"Ingat, sayang, dia itu mengidap skizofrenia, gangguan mental berat, berhalusinasi, mempercayai hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi, dan bahkan mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata!"
#########
Banjarmasin, 31 Januari 2023
17.35wita
Disela Gladi Resik acara Muscab IWAPI di Swiss Bell Hotel
Hai Hai!
Teka teki dimasa yang sudah pernah Prilly lewati mulai terlihat jelas bukan? Kalau menurut kalian, kalian percaya Ali atau percaya Amora?
Btw baswey,
Aku tadi pagi ke majelis hadrah sampai jam 1kan ya, pinginnya sih sampai rumah tidur karna jam 4 sore aku harus cuss Glady dihotel tempat acara Muscab tanggal 2 Februari. Eh tau tau gak bisa tidur apalagi pas ada pengumuman dari Hitmakers di Instagram, aku menang jaket agberosnya Argantara, horee kembaran sama Ali. Senang banget, berasa mau salto tapi sayang tak mampu wkwkwk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top