25#TheSecondLife
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi....."
Ali melempar gawainya. Prilly tidak bisa dihubungi, Jasmine tidak bisa dihubungi, semua orang dirumah Prilly bungkam.
Ulang tahunnya ke 25 tanpa perayaan. Tahun sudah kembali berganti. Prilly bagai hilang ditelan bumi. Padahal Ali ingin sekali memberi penjelasan kepadanya, apapun yang Prilly dengar saat itu tidak semuanya benar.
"Arka kenapa kau lakukan ini? Kepada perempuan mana kamu ceritakan apa yang kukatakan padamu?"
Pertanyaan Ali kepada Arka saat itu, membuat sang manager operasional terlihat pias. Tangannya yang sedang memegang berkas nampak gemetar. Sejak melihat office girl keluar dari ruangan bosnya dengan wajah tak biasa membuatnya merasakan ada sesuatu yang terjadi. Tapi Arka merasa tidak mungkin bosnya ada affair dengan seorang office girl meski Ali pernah mengatakan bertunangan dengan seorang Lyandraz hanyalah hutang budi.
"Ini deadline yang..."
"Anda mengacuhkan pertanyaan saya? Deadline ini sekarang tak penting buat saya, apa anda katakan juga kepada perempuan lain tentang deadline ini?"
"Maksudnya apa, tuan?"
"Jawab dulu saja, anda ceritakan kepada siapa ketika saya berkata, saya bertunangan dengan putri keluarga Lyandraz hanya karna berhutang budi?"
Arka nampak terdiam sesaat. Ia sedang mencerna persoalan apa yang sedang dia hadapi. Selama ini ia berusaha menjadi kepercayaan yang benar-benar punya integritas dalam bekerja.
"Pak Arka?"
Ali bertanya sudah dengan nada yang tegas dengan mata berkilat-kilat. Susah payah ia tidak ingin merasa panik karna ia tahu dirinya benar saat ini.
Ia tidak pernah membicarakan rahasia perusahaan kecuali pada Arka dan Prilly. Kalau rahasia ada yang bocor tentu hanya diantaranya yang membocorkan. Suatu kali saat ia membicarakan kebocoran strategi kepada Arka dan sibuk dengan kekalutannya karna strateginya telah didahului perusahaan lain, ia memiliki ide untuk mengatakan sesuatu yang hanya ia katakan kepada Arka. Dan jika hal itu bocor, maka sudah pasti dari Arka-lah kebocoran itu.
"Adakah yang tuan curigai? Apakah hanya kepada saya tuan membicarakan strategi perusahaan?"
"Dikantor ini hanya kepada pak Arka!"
"Berarti ada yang lain selain saya diluar kantor ini?"
"Iya, saya hanya membicarakan dengan pak Arka dan tunangan saya!"
"Tunangan, tuan?"
"Iya, Prila Lyandraz dari Lyandraz Corp, tentu bapak heran karna kami bertunangan diam-diam, semua itu saya tutupi karna buat saya pertunangan kami hanya formalitas, perusahaan ini berhutang pada perusahaannya, jadi saya berkorban untuk menjaga hubungan baik ini tapi dengan syarat tidak ada yang tahu tentang pertunangan kami!"
"Dengan kata lain sebetulnya, sementara ini perusahaan tunangan tuan adalah tambang emas yang berguna bagi perusahaan tuan?"
"Ya, ini rahasia saya, Pak Arka, jangan katakan pada siapapun, sekarang sudah menjadi rahasia kita!"
Sekelumit obrolan pada saat itu dengan Arka terngiang dibenak Ali. Ia memang sengaja mengatakan hal tersebut kepada Arka. Dengan bahasa berbeda. Ia sengaja mengatakan kalau ia bertunang hanya karna berhutang budi, agar jika informasi ini ada yang mengetahui, sudah jelas asalnya darimana. Ketika kebocoran mengenai bisnis, ia tidak bisa membuktikan kalau kebocoran itu berasal dari mana jika tidak ada informasi yang berbeda. Untuk itulah dia langsung tahu darimana Amora mendapatkan informasi mengenai pertunangan untuk alasan berhutang budi.
"Kenapa, tuan? Panikkah? Saya bisa saja setelah ini menemui si bar-bar untuk mengatakan kalau tuan sebenarnya tidak pernah mencintainya, untuk apa dilanjutkan kalau tuan tidak bahagia? Kalau butuh teman curhat ada saya, tuan, jangan kepada wanita lain yang mudah sekali silau dengan iming-iming cuan biar bisa naik kelas dengan barang-barang branded!"
Ali terngiang kembali ucapan Amora. Kalau bahasa Amora Haneenia demikian, berarti sudah jelas dari Arkalah dia mendapat bocoran. Namun, dari kalimat Amora, yang menyampaikan padanya adalah seorang perempuan. Artinya dari Arka ke-oranglain yang berjenis kelamin perempuan, dan dari perempuan itu baru ke Amora.
Ali menghempas napasnya. Inilah akibatnya jika tidak bisa memegang amanah. Sudah dikatakan rahasia tapi tetap diceritakan pada oranglain, dan oranglain pastinya juga sebelum menceritakan akan berkata "ini kamu aja ya yang tahu, sebab ini rahasia", nyatanya rahasia tersebut akan menjadi rantai 'katanya-katanya'.
"Maafkan saya tuan, Li, saya benar-benar tidak mengatakan kepada siapapun!"
"Yakin? Saya hanya mengatakannya padamu, saya pasti tidak akan salah, kalau tidak mau jujur, saya tetap yakin kau tidak berintegritas!"
Arka terdiam dengan pikiran yang nampak berkecamuk. Terlihat dari dahi pria berusia 30tahun itu yang mengeryit seolah mengingat-ingat sesuatu.
"Bagaimana? Kalau saya pecat dari sini saya pastikan anda akan diblacklist dari perusahaan manapun!"
"Saya, saya hanya menceritakannya pada istri saya, tuan, tapi tidak bermaksud apa-apa, hanya sekedar cerita saat 'pillow talk'!"
"Pillow talk?"
Ali tak mengerti Pillow talk yang dimaksud Arka adalah adalah cara yang bisa dilakukan untuk mendekatkan pasangan secara emosional. Bagi beberapa pasangan, pillow talk bisa dilakukan untuk semakin mengenal pasangan.
"Kenapa harus menceritakan tentang saya pak Arka? Bapak tahu akibatnya? Istri bapak membocorkannya pada oranglain!"
Arka terlihat menyangga kepala dengan kedua tangannya.
"Maafkan saya, pak, saya akan tegur istri saya, saya berjanji..."
"Ini sudah tidak bisa hanya dengan maaf, pak Arka!"
Ali sudah tidak bisa percaya lagi kepada siapapun saat ini. Berkas yang diserahkan Arka kepadanya hanya ia pandang tak ia tanda tangani. Ia sudah tak peduli bagaimana nantinya mengenai berkas itu. Toh, isinya pasti sudah ada yang mengetahui dan akan dicuri start lagi.
"Tuan, saya berjanji akan memperingatkan istri saya, saya berjanji akan membantu tuan, saya disini berusaha keras untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan, saya tidak bermaksud..."
"Hari ini saya bebas tugaskan bapak!"
Dan Arka-pun sejak saat itu berusaha untuk membuatnya percaya bahwa ia tidak bermaksud tidak berintegritas. Yasida istrinya berkenalan dengan Amora tanpa sengaja disebuah mall. Entah bagaimana caranya sampai mereka menjadi teman baik, akhirnya apapun diceritakan kepada Amora. Tentu Amora bukan tanpa sengaja mendekati Yasida. Semua karna ia mendapatkan informasi mengenai Arka dan mendapatkan kelemahannya melalui istrinya.
Pada akhirnya, saat Arka berhasil meyakinkan dengan cara mengelabui Amora melalui istrinya, akhirnya untuk kali pertama diawal tahun 2023 project Ali berhasil namun ia sangat hampa tanpa Prilly disisinya.
"Sungguh saya tidak seperti yang dia pikir, Jes!"
"Maaf, tuan, saya tidak bisa berbuat apa-apa, saya tidak bisa mengkhianatinya, saya sudah berjanji!"
"Katakan saja dimana kalian, saya ingin bertemu!"
Jasmine menutup sambungan gawainya. Dan setelah itu nomornya tidak bisa dihubungi lagi.
Rasanya hampir gila bagi Ali karna tidak bisa bertemu dan memberikan penjelasan kepada Prilly. Bukan itu saja, rencana-rencana besar menuju masa depan yang sudah pernah mereka bicarakan kini bagai kehilangan arah dan tak bermuara.
"Kenapa sih lihat aku seperti itu?"
Teringat saat mereka pergi keluar diam-diam dihari libur. Mereka sama-sama mengenakan hodie agar tidak dikenali. Pergi ketempat yang jauh sekira tidak ada yang tahu dan tidak ada kemungkinan bertemu dengan orang yang mengenal mereka. Tidak dipusat keramaian yang sekiranya dipilih banyak orang untuk berlibur. Rumit. Seperti artis yang diam-diam memiliki hubungan tapi tak diumbar, seperti itu juga sulitnya mereka memiliki waktu berdua.
"Tidak tega mengingat kamu dikantor aku, ngepel lantai!" Ali menatapnya dalam-dalam.
"Iih kamu selalu gitu, biasaa ajaa!" Prilly menyentil hidung Ali.
"Bener?"
"Iyaaa, justru aku banyak belajar, aku bisa lebih menghargai pegawai dari tingkat terbawah, kalau tidak ada mereka, kita akan tidak nyaman berada ditempat yang berdebu dan bau!"
"Capek tidak? Tiduran disini!" Ali menepuk bahu kirinya, memberi isyarat agar Prilly menyenderkan kepalanya disana.
Ragu Prilly menyenderkan kepalanya disana, lalu memeluk lengan Ali sambil memejamkan mata.
"Tuhkan capek!"
Prilly tidak menyahut. Ali menunduk menatapnya. Wajah gadis itu terlihat lelah. Ia mengerti Prilly tidak pernah mengerjakan pekerjaan asisten rumah tangga. Menjadi office girl adalah pengorbanan terbesar untuknya. Sejauh itu juga mereka masih belum menemukan tanda-tanda mencurigakan. Semua berjalan baik dan normal.
"Nanti, kalau sudah selesai semuanya, kita menemukan siapa yang sudah berkhianat didalam tubuh Lionard Corp dan aku berhasil dengan sebuah project besar, aku akan melamarmu!"
Ali merasakan bahunya terguncang, ternyata Prilly mendadak menarik kepalanya dari bahu Ali. Ia terlihat syok.
"Kenapa? Kok kaget? Aku ingin kita menikah apa kamu tidak mau, hmmm?"
Ali meraih wajah Prilly dan menangkup dengan kedua tangannya. Prilly menatapnya tak berkedip. Ia memang terkejut dengan ucap Ali. Menikah? Jantungnya bagai jatuh keginjal lagi mendengarnya.
"Aku serius, aku akan menikahimu kalau semua sudah selesai, apa kamu mau?" Ucap Ali lagi.
Prilly tidak menjawab. Ia seperti linglung. Tidak dijawab, Ali menganggapnya mau. Tatap mereka semakin lekat. Bahkan bibirnya bukan hanya mendarat dianak rambut yang jatuh didahi, namun juga membungkam bibir kelu yang makin membisu. Dan itu semakin meyakinkan bahwa jawabannya adalah setuju.
Lalu sekarang, untuk apa ia berhasil kalau alasan keberhasilannya menghilang?
#####
Banjarmasin, 4 Januari 2023
23.55 wita
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top