21#TheSecondLife
"Kenapa sudah enam bulan hasilnya begini ya?"
Prilly mengangkat wajahnya dari berkas laporan hasil usaha setiap bulan dari Lionard corp. Laba makin sedikit karna tidak ada peningkatan omset setelah tahun berganti. Ada masalah apa sebenarnya dalam perusahaan Lionard Corp?
"Saya hanya menerima laporan, bu, dan memasukkannya sesuai dengan apa yang kita terima dari Lionard Corp!" Jelas Bu Ninda Manager Keuangan yang datang untuk meminta tanda tangan Prilly dilaporan keuangan bulanan.
"Berarti tidak ada keterangan apa-apa ya bu, tapi kalau pengembalian modal bertahap dari mereka, aman?"
"Aman, bu!"
"Terima Kasih, bu Ninda saya rasa cukup!"
"Baik, saya permisi!"
Sepeninggal bu Ninda, Prilly meraih ponselnya dan ingin mencoba menghubungi Ali. Namun jarinya tertahan. Sesaat ia ragu, apa yang harus ia pertanyakan. Meski sesungguhnya ia hanya peduli pada Ali yang sedang membenahi perusahaannya. Laba yang dibagikan kepadanya berkurang, artinya pemasukan perusahaan Ali-pun berkurang, apakah Ali ada kesulitan? Kesulitannya apa? Kenapa penurunan pembagian laba tanpa keterangan?
"jangan memberi nasehat tanpa diminta, terdengar sok paling berhasil!"
Ia ingat ayahnya pernah berkata. Meski Lyandraz corp terhadap Lyonard corp adalah mitra namun ia tak berhak ikut campur. Sesungguhnya iapun tidak pernah ingin mencampur adukkan pekerjaan dengan status mereka yang sudah resmi bertunangan.
Bertunangan?
Ada yang ngilu didalam dada mengingat kalau saat ini mereka benar-benar sudah bertunangan. Meskipun ia waktu itu mengajukan syarat.
"Bisakah hanya keluarga inti yang berada disini saja yang mengetahui kalau kita sudah resmi bertunangan?"
"Kenapa? Kamu tidak takut kalau cewek-cewek mengira aku belum sold out?"
Prilly mendelikkan matanya pada Ali, bukannya horor malah membuat Ali tertawa melihat ekspresinya. Sepertinya ia berhasil mencolek jiwa bar-bar Prillatusina yang dulu.
"Justru, aku mau tahu bagaimana kamu diluar sana kalau dikenal sebagai pria yang jomblo, tuan!" Cetus Prilly membalas tawa Ali dan berusaha menyisihkan tangan yang menyentuh puncak kepalanya.
"Iyaa! Aku juga mau tahu bagaimana tunanganku kalau tidak ada yang tahu kalau dia sudah ada yang punya!" Ali tidak membiarkan tangannya dilempar secara brutal. Ia kemudian mematikan gerak jemari yang ingin melepaskan eratnya dengan lebih mengeratkan lagi agar tak terlepas.
"Kalau begituu..."
Ali tidak melanjutkan ucapnya yang disertai ingin melepas cincin yang ada dijemari Prilly, karena Prilly menarik tangan dan melipat jarinya.
"Tidak diumumkan bertunangan bukan berarti harus dilepas, aku tetap akan memakainya!"
Dan Ali-pun tersenyum senang. Prilly merasa tidak ada salahnya ia tetap menggunakan cincin dijari manisnya. Lagipula jika tidak diumumkan, semua orang yang tidak tahu juga tidak akan salah fokus dengan cincinnya karna jari kanannya pun mengenakan dua cincin dijari manis dan tengah. Kalaupun salah fokus juga, mereka tidak akan mengetahui siapa tunangannya.
Ia memandang layar gawainya dimana sudah ada nama yang tadi ingin ia hubungi namun ia memilih tidak jadi menghubunginya. Ia akan menunggu sampai Ali yang membahas sendiri mengenai persoalan yang ada didalam perusahaannya.
Tunanganku
Prilly tersenyum dengan nama yang berubah bukan karna dirinya yang ingin. Nama kontak yang tadinya Ale Lionard berubah menjadi tunanganku karena permintaan Ali.
Saat itu mereka sedang duduk berdampingan saat acara pertunangan. Gawai Prilly bernyanyi dan diserahkan oleh Jasmine yang memegangnya selama acara berlangsung.
Prilly mengeryitkan alis karna Ali yang sedang disebelahnya yang tertera memanggil dilayar ponselnya. Ia menoleh pada Ali yang memandang layar ponselnya.
"Ale Lionard itu siapa?" Bisik Ali dengan wajah yang membuat Prilly heran.
"Lho? Kamu-lah!" Bisiknya pelan menjawab pertanyaan Ali yang aneh.
"Aku ini siapanya kamu?" Tanya Ali lagi membuat egonya tersulut. Apa sih maksudnya pria disebelahnya ini? Jiwa bar-barnya kembali tersenggol. Ingatannya akan Ale Lionard seperti yang lalu membuat ia merasa dipermainkan. Orang ini sebenarnya serius atau main-main?
"Apa sebentar saja kamu sudah mencoba amnesia, tuan?" Geramnya.
"Tidak, aku dengan sadar telah menyematkan cincin dijari manis seorang gadis yang aku sebut tunanganku, seharusnya gadisnya juga sadar harus mengubah nama kontaknya menjadi 'tunanganku', aku saja sudah mengubah nama kontakmu menjadi 'tunanganku', coba lihat!"
Ali menunjukkan layar ponselnya. Dan benar saja, nama kontaknya sudah berubah menjadi 'tunanganku'. Prilly mengangkat wajah dari layar ponsel Ali. Ia melihat senyum Ali sambil menggigit bibir bawahnya saat membalas adu lensanya. Lagi-lagi ginjal Prilly mendapat syok terapi.
Setelahnya hari-hari mereka menjalani pertunangan itu tidak seperti pasangan biasa. Mereka sama-sama sedang memulai debut sebagai pemimpin perusahaan yang baru belajar dan harus fokus dengan perusahaan mereka masing-masing. Diskusi mereka lebih banyak mengenai pekerjaan. Saling memberi masukan dan saling mendukung keputusan.
Namun, beberapa waktu terakhir, Ali tidak pernah menceritakan tentang masalah perusahaannya. Karna Prilly juga sedang sibuk mengurus project-project yang sedang dikerjakan perusahaannya. Bahkan kapan lalu Ali pergi keluar kota untuk urusan projectnya. Waktu mereka bersama memang tidak banyak karna mereka sama sibuk. Prilly belajar menjadi pemimpin perusahaan yang ideal. Sedangkan Ali memiliki tugas yang lebih berat, membenahi perusahaannya yang hampir pailit.
Bahkan sampai dengan saat ini, mereka belum pernah saling mengatakan 'aku mencintaimu'. Prilly tidak pernah juga membahas apalagi mendesak mau dibawa kemana pertunangan mereka. Ia juga masih tidak bisa menghilangkan bayangan hari-hari yang sudah ia lewati diwaktu yang sama. Ia-pun masih belum percaya bahwa saat ini takdir bertunangan tetap datang pada mereka dalam kondisi berbeda. Meski ia tidak bisa menolak perasaannya pada Ali yang tidak bisa ia hindari, namun ia masih belum yakin Ali yang saat ini bukanlah Ale Lionard seperti waktu itu. Hanya terpaksa bertunangan karna tidak punya pilihan. Ada yang nyeri mengingat, sikap-sikapnya yang dingin dan tidak sehangat saat ini.
Prillypun sangat berusaha untuk tidak pernah menunjukkan ia begitu mencintai Ali dengan terlalu. Ia masih merasa khawatir kalau hanya ia yang mencintai namun tidak sebaliknya.
Tunanganku calling
Panjang umur. Dipikirkan dan ingin ditelpon ternyata justru menghubungi. Apakah ini yang namanya kontak batin?
"Halo tunangan? Kamu lagi dikantor?" Suara Ali terdengar diujung gawainya.
"Iya, kamu dimana? Aku baru mau menelpon!" Sahut Prilly spontan.
"Ohya? Ada apa rupanya? Kangen?" Ali bertanya dengan nada menxaaggoda.
"Kamu sendiri ada apa menelpon?" Prilly justru balik bertanya, tidak menjawab pertanyaan yang membuat ia tersenyum tanpa bisa dilihat Ali.
"Aku sedang direstoran Delicious dengan rekanan perusahaan, membahas mengenai project yang akan dilelang supaya Lionard Corp bisa berhasil mendapatkan project itu!"
"Ohya?"
'Tumben bahas kerjaan diluar kantor? Harus bangetkah? Padahal ini baru negosiasi bukan hasil akhir.' Prilly membatin.
"Aku hanya memberitahumu, supaya kamu tidak salah mengerti!" Jelas Ali membuat Prilly benar-benar tidak mengerti, apa yang dimaksud Ali?
"Tidak salah mengerti?" Ulang Prilly makin bingung dengan ucapnya.
"Mhh, aku membuat janji dengan utusan PT Cipta Bangun Karya, lalu setelah bertemu ternyata dia orangnya!" Jelas Ali meski baru sepotong.
"Dia? Dia siapa?"
Entah apa sebab sehingga dada Prilly mendadak serasa berdegup, gugup. Kata-kata Ali membuatnya seketika paranoid. Seperti sangat penting sekali Ali harus menelponnya hanya gara-gara Ali bertemu dengan rekanan disebuah restoran.
"Amora Haneenia!"
Tangan Prilly serasa tidak memiliki kekuatan lagi untuk menahan handphone yang ditempelkan diindera dengarnya.
Kenapa harus dia? Kenapa masih ada dia lagi diantara dirinya dan Ali?'
Seketika bayangan Ali ternyata ada 'kisah' dengan mantan manager operationalnya itu meski mereka sudah menikah, berkecamuk dikepalanya.
"Halo tunangan, kalau kau tidak setuju aku tidak akan memperjuangkan project itu meskipun ini sangat penting bagiku!"
####
Banjarmasin, 27 Desember 2022
01.18 wita
Berusaha update, meski waktu tak banyak hingga sampai dini hari sampai aku ngantuk banget, trus hapenya beberapa kali jatuh pula. Terima Kasih menunggu ❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top