18#TheSecondLife
"Ini Cintya yang diHongkong ya?"
Prilly mengulurkan tangan pada gadis yang baru datang tergesa dengan nafas tersengal seperti ada yang dikejar. Sesuai dengan katanya, kalau ia ingin menyempatkan mengucap wish diawal pergantian tahun bersama Ali hingga ia terlihat terburu-buru.
Nafas dan jantungnya belum juga bisa normal ditambah ucap yang meluncur dari Ali membuatnya makin tersengal.
"Kau sudah bercerita tentang aku? Kenapa? Karna belum bisa move on? Tentu saja, 3tahun dari 5tahun kau berada disana dilewatkan bersamaku!"
Cintya menyambut uluran tangan Prilly namun diiringi dengan kalimat menohok dengan sebelah tangan menekan dadanya. Antara sesak akibat berjalan cepat atau karna kabar yang seketika membuat ia makin susah bernafas. Arah pandangnya kepada Ali kini.
Prilly ingat Ali pernah bercerita tentang mantan pacarnya yang tidak bisa berhubungan baik seperti ia dan Def karna jauh di Hongkong.
Apa katanya? 3tahun dari 5tahun Ali berada disana? Selama itu? Kenapa bisa putus? Ia tak pernah bertanya pada Ali karna pembicaraan mereka belum tentang masa lalu masing-masing yang mendetail apalagi mereka tidak pernah membicarakan tentang masa depan.
Bagaimana mau bicara masa depan, selama ini saja ia berusaha untuk menghindar kearah itu? Selalu saja jika mengingat apalagi berhadapan dan menatap wajah Ali, hanya ada bayangan masa depan yang tidak bahagia yang sudah ia lalui. Ia bahkan seperti peramal saja jika berbicara tentang Ali pada Jasmine atau mama papa-nya.
Tentu tidak ada yang bisa mengerti kenapa Prilly seolah antipati kalau sudah ada yang berusaha mengungkit bagaimana ia terhadap Ali. Buatnya secara pekerjaan, karir, atau sebagai orang yang saling mengenal, ia tidak ada masalah. Namun kalau sudah disinggung tentang perasaan dan teringat itu tak berbalas saat ia menunjukkan terang-terangan membuat ia seringkali merasa tercabik sendiri. Seperti ada trauma masa depan jika bersama dengannya.
"Meski tidak melupakan, kalau belum bisa move on aku tak akan bertunangan dengannya!"
Ali justru meraih tangan kiri Prilly yang bebas saat Prilly melepaskan genggaman tangan Cintya dari tangan kanannya.
"Ok, selamat untuk kalian kalau begitu, selama belum ada surat nikah, berarti..."
"Berarti tidak ada kesempatan bagi siapapun, karna aku sedang berusaha menjadi yang terbaik buat dia bukan yang lain!" Potong Ali cepat karna mengerti arah bicara Cintya. Mengkambing hitamkan surat nikah, yang benar saja?
"Jangan sombong, siapa yang tahu akulah takdirmu!" Ujar Cintya tanpa sungkan.
Terkadang memang sering ada orang-orang semacam Cintya ini. Seolah bisikan-bisikan syetan selalu begitu mudah membutakan. Padahal lelaki didunia bukan hanya satu. Dan yang bukan milik siapa-siapa juga banyak. Namun dengan alasan cinta gila yang berasal dari syetan dan dikuatkan oleh pemahaman cinta adalah anugerah dari Tuhan, maka perjuangan meraihnya dianggap sah-sah saja apalagi masih belum ada ikatan pernikahan. Sudah menikah saja banyak yang tidak peduli. Begitulah, terlebih sudah menikah, syetan begitu gencar untuk memisahkan.
"Dia takdirku, nona Cintya!" Ucap Prilly.
Bagai sedang meramal Prilly berucap meski membuat jantungnya mau jatuh. Percaya diri sekali terdengar bagi yang tidak tahu bagaimana ia sudah melewatinya.
"Jangan seperti Tuhan, nona Prilly, kau baru mengenalnya, sedangkan aku? Aku sudah bertahun-tahun mengenalnya, dia posesif dan terlalu memikirkan keluarganya dari pada perempuan yang mencintainya!" Cecar gadis itu tanpa sungkan.
"Kalau sudah tahu kekurangannya demikian dan anda tidak bisa menerima itu, kenapa juga masih anda harapkan? Bahkan jauh-jauh anda dari Hongkong ke Indonesia, hanya untuk agar bisa mengucapkan wish dengannya, artinya ada kelebihan yang membuat anda belum bisa move on dari tunangan saya, nona? Benarkah?" Prilly tak tahan untuk berdiam diri. Sifat tak mau kalahnya seolah terusik. Ia lupa ia seharusnya bukan Prilatusina yang dulu, yang jika sudah merasa hak milik, jangan coba-coba mengusik.
"Kau sudah dengar Cintya? Sudah paham sekarang kenapa aku berusaha menjadi yang terbaik buat dia? Karena dia bukan hanya menyukai kelebihanku tapi juga memahami kekuranganku!" Sahut Ali kemudian, setelah sepersekian detik termangu mendengar ucap Prilly. Kenapa serasa ada nada ketulusan disana? Kenapa seolah semua yang Prilly ucapkan dari hati yang terdalam?
"Kalau aku mau, dia akan menjadi takdirku!"
Dan ucapan Prilly pun makin aneh terdengar. Bahkan diiringi dengan bunyi petir yang menggelegar bukan lagi semarak kembang api. Jangankan Prilly yang langsung mengeratkan jemari mereka yang masih terselip, Ali-pun sangat terkejut mendengar petir diiringi kilatan dilangit yang terlihat melalui dinding ruangan yang terbuat dari kaca yang tembus pandang keluar gedung.
"Bagaimana kalau kita pulang? Sudah dini hari nanti mama papamu mencari, aku sudah berjanji setelah pergantian tahun, aku membawamu kembali pada mereka!"
Prilly mengangguk mendengar ucap Ali. Memang seharusnya dia sudah kembali kerumah. Hanya karna drama-drama yang terjadi tanpa ia sangka sebelum berjumpa Jasmine sebagai tujuan sebenarnya ia berada ditempat itu akhirnya ia sampai larut ke dini hari.
"Aku sungguh kecewa padamu, Li!"
Sebelum beranjak dari hadapan mereka karna sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, Cintya berkata dengan nada terluka. Sesungguhnya Prilly bisa merasakan apa yang dia rasa. Namun kecewanya lebih pedih. Ia sudah sah menjadi seorang istri bagi Ali, namun ada wanita lain yang mengaku lebih ia cintai. Bukankah itu lebih perih?
"Ehem, apakah aku yang kurang update hingga tidak tahu ada yang sudah bertunangan?"
Jasmine tidak tahan untuk tidak berkomentar ditengah sunyi beberapa saat setelah ditinggal pergi Cintya. Apalagi jemari mereka tetap terpaut hingga gerai rambut Cintya yang hampir menutup punggung bergoyang tak nampak lagi. Bahkan setelahnya mereka kemudian saling pandang seolah kehabisan kata-kata ditengah berisik suara kembang api yang sedari 00.00 tidak berhenti sampai saat ini.
"Aku mau pulang!"
Prilly seolah tak menghiraukan godaan Jasmine, ia justru berkata kepada Ali kalau ia ingin pulang. Ali mengangguk.
"Jes, ayo pulang!" Titah Prilly saat tangannya ditarik saat Ali melangkah.
"Iya, iya, tentu aku juga pulang," sahut Jasmine menarik tangan Sandro.
Selain memang harus pulang karna waktu yang sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, Jasmine juga merasa kepo dengan apa yang terjadi.
"Lagi juga kalau tidak pulang bisa-bisa tidak dibukakan pintu!" Sungut Jasmine.
Padahal dikepalanya masih banyak pertanyaan-pertanyaan kepada kedua pasangan misterius itu. Kenapa tiba-tiba sampai bertunangan? Bahkan kalimatnya sudah terlalu dan teramat sangat serius. Mencintai kelebihan dan mengerti kekurangan. Sejak kapan membicarakan kehal yang mendasar seperti itu?
Meski begitu, Jasmine juga bukannya lugu sekali. Ini pasti ada hubungannya dengan Def dan Cintya. Apakah mereka hanya berpura saja untuk menghindari para mantan itu?
"Tidak apa-apa naik motor?"
Sementara saat terseret sampai ketempat parkir, Prilly baru menyadari setelah mereka berhenti didepan sebuah motor sport.
Bukan soal transport apa yang akan mereka gunakan. Kalau Sandro menggunakan mobil juga buat apa ia hanya jadi 'kondom' diantara orang yang sedang bercinta. Pengaman yang mengganggu. Bakalan tidak nyaman. Apalagi ternyata Sandro dan Jasmine terlihat juga menuju tempat parkir motor. Memangnya dia mau jadi knalpot? Panas! sedang yang menggas tentu jokinya dan yang enak yang memeluk dibelakangnya. Uhg!
"Kenapa, kamu keberatan?"
"Tidak," geleng Prilly. "motor memang pilihan tepat dimalam tahun baru begini, kok! Aku aja tadi naik ojek online, bukan taxi online!"
"Ohya?"
"Iyaa, masa tidak percaya? Akukan tadi sudah ceritaa..." cubit Prilly kelengan Ali.
"Oh iyaa!" Ali tertawa seolah baru sadar kalau tadi Prilly sudah bercerita. Sesungguhnya ia khawatir akan kehilangan kesempatan berboncengan dengan gadis itu.
"Aku percaya pada tunanganku ini!" Ucap Ali sambil meletakkan telapak tangan kepuncak kepala dan mengusapnya hingga membuat ginjal Prilly terasa kembali kejatuhan jantung.
####
Banjarmasin, 21 Desember 2022
23.59 Wita
Seharusnya posting di jam tertera. Ternyata tidak bisa. Ada gangguan server. Tadi disini juga sempat mati lampu lebih dari sejam. Akibatnya pake wifi ngadat, pake quotapun lelet.
Tadi ada broadcast juga kalau Tsel dan Indihome sedang gangguan.
Yah begitulah.
Kita sama-sama bersabar dan saling mendukung saja ya. Semoga cerita ini lancar jaya menuju 2025 🙏😆
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top