1#Prolog
15 Oktober 2025
"Kamu Perempuan jahat! Kamu pantas dihukum mati!"
Suara Alezandro Lionard terdengar berat dan kejam menusuk ditelinganya. Ia kira pria yang teramat sangat dicintainya itu akan percaya kalau bukan dia yang telah melakukan perbuatan kejam meskipun selama ini ia memang kejam. Ia kira, bagaimanapun dirinya berharga untuk kedudukan pria itu didalam perusahaan yang dibangun atas dukungannya. Ternyata, ia benar-benar tidak berharga sama sekali.
"Kamu bukan wanita yang kuimpikan menjadi bagian dalam hidupku, wanita yang kuimpikan menjadi ibu dari anak-anakku bukan wanita jahat, bukan wanita emosional, bar-bar, ambisius dan murahan sepertimu!!"
Pedas dan menyakitkan terdengar membuat indera dengarnya berdengung. Namun tak ada pilu kala itu. Hanya semakin berambisi dan terobsesi untuk takkan melepaskan hingga titik darah penghabisan.
Terobsesi.
Dikhianati.
Difitnah.
Dihukum mati.
Demikianlah akhir hidupnya.
Sebagai pesakitan yang sedang diadili dan diberikan keputusan hukuman atas kasus terbunuhnya seorang wanita ia tidak punya alibi membela diri karna semua bukti mengarah padanya.
Sekarang ia harus menerima hukuman yang disebut suaminya akibat ulahnya sendiri. Tak ada pembelaan. Justru pria itu yang melaporkan istrinya sendiri sebagai pelaku tunggal yang menewaskan Haneen, wanita yang tak lain menurutnya adalah pelakor simpanan suami yang ia cintai sepenuh hati. Pria yang dimilikinya dengan menghalalkan segala cara.
"Bersiaplah pergi keneraka jahanam, tempatmu pantas disana!"
Mata ditutup.
Gelap.
senyap.
Pasrah.
Siap tidak siap, diulangtahunnya yang ke 29 ini ia harus pasrah hidupnya berakhir ditangan pria yang ia cintai.
Ia difitnah, menghabisi perempuan yang dianggap telah merebut cintanya bahkan telah mengandung benih milik pria yang sama dengan cara brutal dan sadis serta terencana membuat hukuman mati seolah memang pantas untuknya.
Lalu peluru panas itu sekarang justru dilepaskan oleh pria yang tak tahu kalau sekarang iapun telah mengandung benihnya.
Tidak ada cinta yang ia damba-dambakan setelah mereka menyatu dalam ikatan yang dipaksakan.
Seandainya ia tak menjadi budak cinta, harusnya...
PSIUUUUU!
Berdetik kemudian, benda panas menembus dahinya, kelopak yang tertutup dibalik kain hingga tak ada bayangan hanya bisa merasakan panas itu turun mencekik tenggorokan menghabiskan nafasnya. Terdengar tembakan memutus tali yang mengikat pergelangan tangan hingga membuat ia melunglai dengan nafas sesak dan tercekat. Malaikat maut terasa mulai mencabut rohnya, semakin sesak dan gelappppp....
"Pril! Prilly!"
Seketika nafasnya seolah kembali dan membuatnya tersedak.
"Uhuk...uhukkk!"
Batuk membuatnya terduduk.
Lalu saat membuka mata pandangannya mengabur. Hidungnya mencium aroma ruangan semasa gadisnya yang tak pernah ia dapatkan sejak hidup bersama suami yang terang-terangan tak pernah menyukai apa yang ia sukai.
"Bangun! Pestamu akan rusak kalau masih saja tidur!"
Belum sempurna jiwanya terkumpul, sebuah suara menyentuh telinganya.
Jasmine nampak cemas melihat tatapnya yang sejenak bagai bara lalu meredup. Apakah Ia membangunkan macan tidur? Jasmine tak mengkerut. Hanya Jasmine satu-satunya yang mampu menjinakkannya. Ia yang dikenal mudah sekali hilang kesabaran, pendendam, kejam dan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Namun Jasmine selama ini selalu mampu menjadi seperti yang ia harapkan. Sepupu merangkap asisten, yang paling memahaminya, selalu menjadi pendengar dan tak pernah membantah bukan pada waktunya.
"Aku dimana?"
Pertanyaan bodoh. Tentu saja ia sedang dikamarnya yang wangi bernuansa Lilac kesukaannya, dimana menurut seseorang seharusnya favoritenya merah darah atau hitam sesuai dengan tabiatnya yang buruk.
"Ini tanggal berapa?"
Ia tahu pertanyaan kedua darinya makin membuat Jasmine heran. Terlihat dari kerutan dikeningnya yang tercetak jelas. Sementara Ia hanya ingin memperjelas karna hari ini sudah pernah ia lewati. Ia ingat hari ini...
"Prilatusina Lyandraz, ini ulangtahunmu ke24, menurutmu tanggal berapa hah?" Sahut Jasmine seraya menyebut nama panjangnya yang menyemat nama ayahnya Lyandraz. Seorang pengusaha kaya raya lagi terpandang dikota mereka.
Benar.
Ke-24?
Berarti 15 Oktober 2021.
Ia bukan lagi berada 4 tahun kedepan seperti kejadian yang baru saja terasa mencekam ia rasakan. Kejadian yang harusnya mengakhiri hidupnya sebagai seorang istri CEO tampan dimana perusahaan tersebut bergantung padanya karna saat akan bangkrut mendapatkan bantuan dari ayahnya atas paksaan bersyarat dirinya.
Seketika seakan ada batu yang terhempas dari dadanya. Ia kembali ke masa lalu. Kembali pada saat ulangtahunnya yang ke 24 sekaligus pertemuan pertama dengan pria yang membuatnya terobsesi dan berakhir menjadi malaikat maut untuknya. Pria yang ia dapatkan secara paksa dengan bantuan sang ayah. Berharap seperti cerita fiksi ketika selalu bersama akan tumbuh cinta namun ternyata tidak pernah. Setidaknya ia berkesimpulan demikian karna selama 3 tahun pernikahan hanya ada dingin diranjang mereka.
Ranjang mereka pernah panas hanya karna ia licik. Memberikan sesuatu kedalam minuman suaminya malam itu hingga terjadi seolah ia yang dipaksa. Pura-pura menangis dipagi hari seolah kesakitan dengan noda darah di sprei, padahal ia begitu menikmati permainan suaminya yang liar. Ia merasa puas dapat menikmati keperkasaan suaminya setelah sekian lama hanya menelan ludah setiap kali melihatnya setengah naked setelah mandi dengan buliran air yang mengalir dari dada hingga gumpalan handuk yang menutup pinggang kebawahnya. Pusat tubuhnya basah setiap kali ia berfantasi liar dengan suaminya. Entah kenapa meski ia sengaja polos, tak ada reaksi liar dari sasarannya. Tubuhnya seolah tak membuat hasrat Suaminya meninggi. Tentu saja, gairahnya pasti sudah dilabuhkan pada pelakor itu.
"Jangan pura-pura lupa, yang pelakor itu kamu! Kalau saja tidak terpaksa menikahimu, dia akan menikahiku!" Balas wanita itu saat dihujat sebagai pelakor dalam rumah tangganya.
Padahal tadinya ia pura-pura tak tahu ketika suaminya masih terus dikejar wanita lain. Ia tak mau mengalah ketika wanita itu meminta secara langsung kepadanya agar melepaskan suaminya karna suaminya tidak akan pernah bisa mencintainya.
Puncaknya saat wanita itu mengaku mengandung benih dari suaminya. Sekeji, sekeras dan searogan apapun selama ini sikapnya terhadap oranglain, sebagai perempuan ia tentu punya perasaan. Siapa yang tidak sakit hati ketika suami yang dicintai namun tidak pernah mencintainya ternyata memang benar-benar menanam benih dirahim wanita lain?
Bukan dia namanya jika tidak bisa mengirim orang untuk mencari tahu kebenarannya. Wanita itu hanya berdusta dan bersiasat saja agar ia mau melepaskan suaminya. Belum apa-apa sudah hukum karma. Kelicikannya begitu cepat dibalas dengan kelicikan. Niat hati memang menghabisi dan melenyapkan wanita itu dari muka bumi ini. Ia lebih kejam. Takkan ada yang bisa mengalahkan kekejamannya. Tak ada yang bisa mengambil miliknya, terlebih saat garis dua terlihat nyata dari alat yang menguji urine-nya.
Namun, serapi apapun menyusun rencana dan beralibi bahkan uang tutup mulut yang ia hamburkan kepada yang berwenang, akhirnya ia harus kalah dengan pria yang bahkan sebagai penyebab utama perbuatannya jika ia memang berbuat. Viral dimedia masa membuat jajaran lembaga yang mengadili tak bisa macam-macam dan tak bisa berpihak pada yang dianggap penjahat sepertinya. Terlebih semua bukti-bukti mengarah padanya. Ia yang paling punya alasan untuk meracuni wanita itu. Akhirnya hukuman mati dinyatakan layak untuknya. Sedangkan jika mengungkapkan kalau ia mengandung benih suaminya, hanya akan membuat banyak orang makin menganggap ia hanya ingin menyelamatkan diri. Lagipula belum tentu suaminya menginginkan buah hati yang bersemayan dirahim akibat benih yang menyangkut secara paksa. Pasti bagi suaminya, hukuman mati bersama benih yang ia kandung sebanding dengan dua nyawa yang dianggap sudah ia hilangkan.
Seketika ia merasa betapa bodohnya dirinya selama ini. Terlalu menjadi budak cinta orang yang tak mencintai bahkan tak sudi membelanya hingga ia harus mati diusia muda dengan membawa buah cinta yang tersia-sia. Seandainya ia tak jadi budak cinta keparat, pasti ia akan menjalani hidup dengan tenang. Ternyata lebih baik dicintai daripada mencintai, atau lebih baik lagi sama sekali tidak mencintai.
Kalau ia tahu begitu, lebih baik mencoba mencintai orang yang mencintai dan mengejar-ngejar dirinya daripada berusaha dicintai orang yang sama sekali tak mengharapkannya.
Stupid! Benar-benar stupid! Menyesal sudah tak berguna kala sudah berada diujung kematian.
Dan kini,
Baru kali ini ia punya rasa syukur. Selama ini selalu mengadili dan meghakimi oranglain sesuka hati. Namun semurkanya Tuhan padanya ternyata masih memberi kesempatan kedua.
Ia kembali untuk memperbaiki masa yang akan datang yang sudah pernah ia lewati.
Diulang tahunnya yang ke 29, yang seharusnya indah karna ia telah mengandung buah cinta dan memiliki suami impian ternyata akan menjadi hari berakhirnya ia dalam kehidupan. Namun, Tuhan mengembalikannya ke masa lalu pasti ada maksudnya. Tentu untuk memberinya kesempatan memperbaiki masa depan. Dan kesempatan kedua ini takkan ia sia-siakan.
Lalu apa tujuannya? Apakah ia akan membuat pria itu mencintai dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya? Ataukah ia akan menghindar dari malaikat maut yang bernama Alezandro Lionard itu?
The Second Life,
Ketika kehidupan lalu menjadi kesempatan baru.
#######
Banjarmasin, 26 November 2022
Haii semua!
Bismillah,
Kangennn banget berimaginasi liar. Alhamdulilah,
kita bisa jumpa kangen melalui cerita ini. Semoga kalian suka dan terhibur. Aku berharap bisa update setiap hari. Insya Allah, mohon doanya ya.
Terima Kasih semua yang masih setia membaca.
Much Love 😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top