• 0.6
Pagi
Aku sudah kembali dari apartement milik Rain, hah pagi ini aku sudah menjadi sekretaris tuan bus itu. Hari pertama ini, aku harus menampilkan kesan yang baik dan sebisa mungkin membuat kesan yang selalu diingat.
"Mama... Aileen berangkat dulu."
"Iya, Nak hati-hati."
Aku menaiki taksi, kalian sudah tahukan apa alasannya. Kembali ke perusahaan yang banyak orang ingin bekerja disitu, tapi hanya yang beruntung yang bisa mendapatkannya, dan akulah salah satunya.
Masuk.
Menghampiri resepsionis.
Bertanya.
Diantar.
Dan inilah tempatku, berada satu ruangan dengan bos alias pria bus itu. Tapi, di dalam ruangan itu ada sekat untuk memisahkan antara ruangan sekretaris dan bos. Dia belum datang yah, ah ya sudahlah lebih baik aku membereskan meja kerjaku ini.
Suara pintu terbuka, aku melihat kearah pintu. Dia sudah datang, aku harus menyapanya.
"Selamat pagi, PD-nim."
Dia hanya tersenyum dan masuk ke dalam ruangannya. Ah, senyumannya membuatku meleleh.
"Kemarilah."
Hah? Aku disuruh masuk keruangannya. Eh, tapi beneran aku, kan?
"Saya pak?"
"Iya kamu. Kemari. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan."
Aku masuk ke dalam ruangannya. Ini sangat canggung, suasananya tidak hangat.
"Aileen?"
"Ya, pak."
"Nama kamu Aileen kan, kamu bukan warga korea, apa itu benar?"
"Iya pak itu benar."
"Baiklah... Nama saya Jay. Mulai hari ini kamu akan menjadi sekretaris saya, jadi apakah kamu siap bekerjasama dengan saya."
"Iya, Jay-nim saya siap bekerjasama dengan anda dan saya berjanji akan bekerja dengan baik."
"Terimakasih. Ah, dan ini tugas pertamamu. Kamu bisa tidak mengecek berkas mana saja yang belum saya tandatangani."
Dia terus mengatakan hal sopan dan tersenyum manis. Tidak ini sangat manis berbeda dengan Rain, eh tunggu kenapa aku jadi memikirkan soal dia.
"Baik pak. Akan saya kerjakan. Kalau begitu saya permisi dulu."
---
Huft.... Ternyata tidak semudah yang aku bayangkan, karena satu pekerjaan selesai ternyata ada pekerjaan yang lainnya. Tapi, bagaimana ini aku takut jika nantinya aku tidak bisa menjalankan tugasku di lokasi syuting dan bagaimana nasib Rain jika asistennya belum Ada. Tunggu, apaan ini. Kenapa aku memikirkan dia lagi?
"Aileen, kamu boleh beristirahat terlebih dahulu. Ini sudah masuk jam makan siang."
"Ah, iya pak. Saya membawa bekal, nanti saya akan makan."
"Baiklah. Kalau begitu saya duluan."
Aku mengangguk dan melihatnya diam-diam, dia sudah menghilang dari pandanganku. Jadi, sekarang aku bisa sedikit santai dan fokus ke perkejaanku. Ini tidak mudah.
[Dering telepon]
Ah, siapa yang meneleponku.
- Hallo
- Hallo, Aileen?
- Ya itu saya? Ini siapa?
- Ini saya Tyu, asisten Rain. Maaf bisakah saya serahkan Rain ke kamu. Karena, Ibu saya masih sakit dan saya belum bisa berada di dekatnya.
- Tunggu... Apa dia tidak bisa melakukan itu semua sendiri? Karena, sakarang saya juga sudah bekerja menjadi sekretaris di perusahaan.
- Dia bisa saja melakukan semuanya sendiri, tapi kau tahu dia bisa saja melakukan kesalahan.
- Baiklah. Hanya sekali ini.
- Terimakasih
---
Aahhhh.... Ini membuatku kesal, dia lagi dan dia lagi. Aku menaruh kasar ponselku. Tidak! Kurasa aku harus makan terlebih dahulu.
Hari ini tidak ada pekerjaan lembur atau menemani pak Jay ke suatu tempat. Jadi, aman. Dan aku bisa pergi ke menjemput Rain.
"Aileen. Habis ini kamu mau kemana?"
"Saya mau menjemput seseorang dan pergi ke lokasi syuting."
"Kamu aktris?"
"Bukan! Saya hanya penulis skripsi dan saya menjemput aktornya. Karena, asisten pribadinya ada sedikit halangan."
"Hmmm seperti itu ya. Saya pikir, kita bisa mengobrol soal kegiatanmu di kantor. Tapi, itu bisa kita lakukan besok saat dikantor saja."
Dia mengucapkan hal itu dengan wajah sedikit sedih dan kecewa, ah aku jadi merasa tidak enak dengannya.
"Maafkan saya pak."
"Tidak apa-apa. Itu bukan masalah besar, ya sekarang kamu boleh pulang, segera lakukan kegiatanmu selanjutnya."
"Terimakasih pak dan sekali lagi saya benar-benar menyesal tidak bisa bersama Jay-nim untuk waktu yang lama," ucapku sembari membungkukkan badan.
"Tidak masalah."
Aku tersenyum dan pamit untuk duluan. Jadi, sekarang aku pergi ke apartemennya? Baiklah...
Semangat Aileen....
---
Apartemen Rain
Dia berada dikursi dan sedang membaca buku. Yah, hal normal.
"Kenapa lama?" tanyanya dingin.
"Maaf tadi saya sed--"
"Berhenti memberikan penjelasan. Sekarang ke lokasi syuting."
Aahhh... Dia membuatku kesal saat aku baru saja sampai.
"Cepat. Aku yang akan menyetir."
Apaan ini... Andaikan tadi aku bisa menolak permintaan asistennya itu.
Aku berjalan dibelakangnya, dia masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, menungguku masuk dan dia tidak membukakan pintu untukku? Huh, laki-laki macam apa itu.
Mobil melaju kearah lokasi syuting.
Sampai
Laju
Dia mengendarai mobil ini sangat laju, bahkan aku tidak bisa menikmati pemandangan jalanan.
"Masih ada nyawa,kan?"
Gak ada, udah gak punya nyawa. Dia mengendarai mobil itu seperti ingin segera menghadap ke Tuhan.
Dia langsung membaur dan membaca skripnya dan sekarang aku harus bersiap jika sewaktu-waktu dia menyuruhku mengambilkan minum.
Sekarang aku sedang mengecek dialog milik pemain lain, seorang aktris yang terkenal juga dan dia menjadi lawan main Rain. Jadi, seseorang yang merawat Rain dari kecil hingga dewasa.
"Rain dari tadi melihat kearah sini."
Tiba-tiba Mala mengatakan hal yang membuatku menoleh kearah Rain.
"Kurasa dia menyukaimu."
Hah? Mala... Kenapa kamu mengatakan hal yang tidak masuk akal? Maksudku perkataan dia barusan membuatku kaget.
"Hahaha... Itu tidak mungkin... Kurasa dia sedang memperhatikan hal lain dan menyukai seseorang yang lainnya."
"Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat? Hahaha... Maaf telah membuat waktu diantara kita sekarang terasa canggung."
"Tidak! Tidak masalah!"
Aku tersenyum kearah Mala, dialognya sudah aku perbaiki sesuai dengan yang diinginkan dia dan produser.
"YA! AILEEN!" Baru saja diomongkan. Sekarang dia memanggil namaku.
"Ada apa Rain?"
"Rain?"
"Lalu apa? Hujan?"
"Tidak!"
"Jangan jauh dariku!"
Aku membelalakkan mata, kaget dengan apa yang barusan dia katakan.
"Gak usah Ge-er. Itu karena kamu adalah asistenku."
Hahaha.. Tentu saja...
Mengharapkan apa aku ini...
Hahahaha....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top