• 0.2
"Hallo?"
"Hallo, nak. Ini maka, mama mendengar kabar kalau nenek sudah meninggal, mama akan menunggumu disini, nak. Kemarilah dan tinggalah dengan mama."
"Apa mama benar-benar menyuruhku tinggal denganmu?"
"Iya itu benar."
"Maksud mama, tinggal bersama keluarga angkatmu itu."
"Lebih tepatnya mereka akan menjadi keluarga angkatmu dan Mama tetaplah ibu kandungmu."
"Tapi, ma-"
"Tidak! Jangan ada bantahan. Segeralah kesini, Mama akan belikan tiket dan besok pergilah kesini."
Telepon terputus...
Gadis yang sudah ditinggal neneknya itu, merasa bimbang. Dia tetap tinggal di Los Angels tanpa ada yang memperhatikan atau tinggal bersama mamanya, namun harus bertemu keluarga angkatnya.
Hanya masalah waktukan.
Tring...
'Tiket sudah mama belikan, kamu besok bisa pergi kesini.'
Gadis itu menghela nafasnya, yah sekarang tidak ada pilihan lain. Dia harus segera berkemas.
----
Suasana di kota Seoul pagi itu cukup ramai, kereta bawah tanah sudah dipadati oleh penumpang, seorang wanita bertubuh mungil. Menerobos memasuki kereta. Dia harus rela berdiri dan menahan nafasnya untuk waktu yang lama, yah kereta itu sangat menyesakkan.
Dan ini membuatnya kakinya pegal karena harus berdiri ditambah dia tidak sampai untuk memegang pegangan pada kereta dan dia harus menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak jatuh di tubuh orang lain.
Pemberhentian pertama sudah tiba, dia sedikit merasakan kelegaan, dia melihat kursi kosong tepat di hadapannya dan akan duduk disana sebelum seorang laki-laki mengambil alih tempat duduk itu.
"Hei... Mister, excuse me, saya melihat kursi ini duluan dan saya harap anda memberikan kursi itu ke saya."
"Kamu tidak seperti yang diaturan kereta, kamu cukup sehat, lalu kenapa saya harus mengalah denganmu?"
"Tapi, saya juga melihat Tuan tidak ada cacat sama sekali dan terlihat sehat."
"Lalu? Kamu ada masalah. Berdiri saja disitu."
"Tapi--"
Laki-laki itu memasang earphone dan sibuk membaca kertas entah apa isinya.
Pemberhentian selanjutnya adalah stasiun yang dituju oleh wanita itu. Dia ada pekerjaan di tempat pembuatan film, karena dia yang menulis naskah itu, jadi dia juga harus ikut dalam pembuatannya.
Saat dia mau keluar, laki-laki yang tadi mengambil kursinya itu juga keluar, mereka keluar secara bersamaan dan itu membuat mereka bertengkar tentang hal kecil ini, siapa yang terlebih dahulu turun.
"Nona, bisakah kamu turun terakhir nanti dan aku akan turun duluan. Aku sudah ditunggu seseorang."
"Tuan, aku juga telah ditunggu seseorang dan ini sangat mepet sekali waktunya. Jadi, bisakah kamu membiarkan aku turun duluan."
"Tidak!"
"Yhaaaa... Kamu tadi sudah mengambil kursiku, jadi sekarang giliranku."
"Tidak!"
Mereka keluar dengan saling mendorong dan membuat wanita bertubuh mungil itu terdorong dan terjatuh.
"Aduh! Aisshhh... Jinjja... Yhhaaaaa.... Aarrggghhh..."
Laki-laki yang mendorongnya itu tidak meminta maaf dan langsung pergi, wanita itu sudah tidak ada waktu meladeni orang aneh barusan dan dia harus segera pergi agar tidak kena marah, ini adalah projek pertamanya sebagai penulis naskah. Dia tidak boleh membuat beberapa orang disana jadi kecewa.
---
Aku sudah sampai disana...
"Apa kamu Aileen?"
"Iya."
"Saya salah satu staff disini, ayo saya antar ke tempat sutradara, penulis dan pemain dari film ini, kamu sudah ditunggu sama mereka."
"Baiklah."
Aku tidak akan terlambat andai saja laki-laki yang tadi kutemui tidak mendorongku dan membuat tubuhku sedikit sakit.
"Disini."
Aku tersenyum ke semua orang yang ada disana dan mengucapkan terimakasih kepada staff tadi. Mataku melihat kesalah satu yang disana, aku mengenalnya. Yah, dia laki-laki yang tadi.
"KAU?" Teriakku sambil menunjuk kearahnya.
"KAU? KAU... Hei apa yang kau lakukan disini?"
"Kau sendiri apa yang kau lakukan disini."
"Ini soal pekerjaan."
"Aku juga soal pekerjaan."
Aku menatap kearahnya dengan sinis dan sangat kesal, tunggu dia berada ditempat para aktor dan aktris itu tandanya dia adalah pemain dari film ini.
"Rain, kamu sudah mengenalnya."
"Tidak! Aku tidak kenal dia. Tapi, dia adalah wanita yang aku ceritakan tadi. Wanita gila."
Aku harus bersabar dan ini tidak boleh membuat projek pertamaku jadi hancur, karena dia.
"Aileen dia adalah salah satu pemain di dalam drama ini," ucap sutradara yang aku sudah mengenalnya saat aku menawarkan untuk menulis naskah film ini, "Aileen duduklah dan kita mulai ini."
Naskah ini memang aku yang menulis, tapi aku juga bekerjasama dengan penulisnya. Ada beberapa adegan yang aku sedikit ubah, namun tidak keluar dari novel itu sendiri. Judul film ini cukup menarik yaitu 'Nightmare Secret Admirer' bercerita tentang penggemar rahasia yang menjadi mimpi buruk dari sang idol, karena penggemar ini cukup terobsesi dengan sang idolnya ini.
Aku menyimak pelafalan dan mimik wajah mereka, adegan mereka, yah walaupun ini hanya latihan, tapi ini dilakukan secara langsung. Aku baru menyadari hal ini. Ternyata cukup sulit juga masuk ke dunia perfilman.
Aku akui dia cukup bagus dalam hal akting.
Tapi aku masih merasa kesal.
"Hei... Kemarilah..."
Dia memanggil siapa? Aku?
"Penulis naskah kemarilah."
Oke, kalau ini dia memanggilku.
"Ya?"
"Adegan ini cukup aneh."
Hah? Memangnya boleh mengkritik yah.
"Menurutku tidak."
"Aneh."
"Tidak! Dan itu sudah disetujui oleh penulisnya."
"INI ANEH."
Teriakkannya itu membuat beberapa Staff yang ada disekitar melihat kearah kami berdua dan membuat salah satu Staff menghampiri kami. Aku menjelaskan kepada Staff itu tentang masalah ini.
"Aku tidak akan melanjutkan jika adegan ini tidak diganti."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top