• 0.1

Apa kamu percaya dengan cinta
pandangan pertama? Percaya tidak ada
yang jatuh cinta tapi tidak saling mengenal terlebih dahulu. Kamu tidak percaya? Ah, kalau kamu mengalaminya itu sendiri, pasti kamu akan percaya suatu saat nanti.

Yah, itu yang aku alami beberapa waktu lalu disaat aku bertemu dengannya.

---

Waktu itu cuaca di kota Los Angels berselimut awan kelabu, sedetik kemudian langit menjatuhkan setiap tetesan air membuat beberapa orang mencari tempat berteduh, sisanya segera membuka payung mereka.

Aku melihat jalanan yang begitu lenggang dan tidak terlalu banyak yang berjalan, mereka memilih untuk menunggu hujan sedikit reda. Aku membuka payungku, hari hampir sore dan aku baru saja menyelesaikan kursus, memiliki kegiatan tambahan diluar sekolah membuatku harus menambah jam belajarku dengan ikut kursus.

Aku berjalan kearah halte yang tidak terlalu jauh dari tempat kursus, disanalah awal mula aku bertemu dengannya. Aku berdiri dan menutup payungku, aku tidak berjalan kaki karena rumah yang cukup jauh, jadi antara aku akan di jemput atau terpaksa naik bus.

Dia yang berlari menerobos derasnya hujan menuju ke halte, dia menyembunyikan novel yang dia bawa, aku melihatnya seperti gadis yang bebas tanpa terikat apa pun. Tangannya mengadah ke langit-langit membiarkan basah oleh hujan, dia seperti menikmati hujan dengan lagu yang dia dengarkan, gadis itu benar-benar membuat waktuku berhenti.

Aku penasaran apa yang dia dengarkan, tapi aku tidak berani bertanya, tentang dirinya. Kupikir karena kita baru bertemu dan itu tidak sopan kan.

Bus sudah datang, aku tidak segera naik, aku membiarkan dia meninggalkanku, ini di Los Angels Aku mengerti hal itu, tapi aku merasa saat bersamanya beberapa menit tadi membuatku berpikir aku seperti berada di surga.

"Tuan, Tuan," aku menyadari setelah tepukan dibahuku.

"Ah, Mr. Ale, maaf."

Aku segera pulang, dalam perjalanan pulang pun aku memikirkan gadis itu, saat dia mendengarkan lagu lewat MP3 player miliknya, wajahnya menenangkan. Aku berjanji besok aku akan menunggunya disana.

----

Seperti kemarin, aku segera menunggunya di halte yang sama, seperti dugaanku dia kembali datang dengan membawa novel yang sama dan dengan gaya yang sama, aku memperhatikannya dalam diam, mencuri arah ke dirinya. Dia tidak menyadari itu.

---

Hari ini aku tidak ada jadwal kursus, namun aku ada jadwal photoshoot iklan di salah satu brand terkemuka di Los Angels.

"Tuan Hari ini mau kemana lagi? Atau langsung pulang?" Tanya Mr.Ale

"Tolong ke halte biasanya," ucapku singkat dan disambung anggukan darinya. "Jam segini, pasti dia telah ada di halte."

Tepat dugaanku!
Dia berada di halte, sendiri, tidak ada siapapun aku menyuruh Mr. Ale berhenti, aku berjalan ke halte, duduk diam dan sesekali melihat judul novel yang dia baca.

Yes berhasil.
Aku mengetahui buku apa yang dia baca

Buku itu berjudul Pride and Prejudice

Aku pergi dari halte setelah, gadis itu masuk ke dalam bus. Aku memerintahkan Mr.Ale untuk membawaku ke toko buku dan mencari novel yang dia baca. Aku ingin membelinya.

Tidak semudah yang aku pikirkan, aku menemukan Novel itu setelah 10 toko buku aku kunjungi.

----

Novel itu cukup bagus, aku sering membawanya ke tempat pemotretan, aku baru menyadari novel tidak buruk juga untukku baca, novel ini juga sangat romantis.

"Ah, Jay kamu ternyata juga menyukai novel romantis yah?" tanya salah satu Staff saat dia mengetahui novel apa yang setiap hari aku bawa.

Aku menjawabnya dengan anggukan dan senyuman.

---

Seperti kebiasaan yang sudah berada di dalam keseharianku, aku selalu mengunjungi halte itu, mencuri pandang kearahnya, dan dia tetap sama hanya melihatku sekilas, lalu sibuk dengan dunianya, atau terkadang dia mengacuhkan keberadaanku.

Tapi, suatu hari kebiasaanku itu tidak dapat dilakukan lagi, aku harus ke Korea, Papa mendapatkan sedikit masalah di perusahaannya yang ada disana.

"Jay, kamu bisa melanjutkan modeling disana, Mama sudah mencarikan sekolah yang cukup bagus untukmu. Kamu akan menyukain lingkungan disana."

"Iya, Ma."

Tanpa berpamitan ke dia, bahkan sampai keberangkatanku ke Korea, aku tidak mengetahui siapa namanya, aku tidak pernah mengobrol dengannya, tanpa pernah bertukar kontak sekalipun.

Kepindahanku itu mendadak sekali dan aku tidak sempat ke halte dan memberikan kenangan kepadanya. Hanya saja dikepalaku masih terukir manis wajahnya, walaupun hanya sekilas dan lebih sering melihat dari samping. Aku akan mengenalnya, aku dan dia tidak akan terpisah dimanapun dan kapanpun itu.

***

"Grandma?"

Di depan rumah yang begitu kecil, beberapa orang berkumpul, tubuh mungil gadis itu menerobos melewati kumpulan itu. Tubuhnya lemas, saat melihat Neneknya dibawa masuk ke mobil ambulans.

"GRANDMAAAAA..."

"GRAAANDMAAA... WHAT HAPPEN? WHAT HAPPEN??"

Dia berteriak, menjatuhkan tubuhnya setelah memeluk neneknya berkali-kali, di dunia ini, di negara ini dia tidak memiliki siapa-siapa lagi. Neneknya telah meninggal.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top