Fakta
Budayakan vote sebelum membaca ❤️
Happy reading~
Kakashi menautkan alisnya ketika mengamati televisi yang menampilkan acara Konoha Fact Today dengan bintang tamu Sakura dan tiga pria yang berbeda.
Kakashi hanya sempat menonton tayangan ulangnya. Sebelumnya ia memang tidak pernah peduli dengan gosip murahan. Tapi ini tentang kekasihnya, tentu saja ia penasaran.
Belum juga usai tayangan ulang Konoha Fact Today. Kakashi segera menelepon asistennya. Memerintahkan untuk memesan tiket pesawat malam ini ke Jepang.
Hatinya panas melihat gambar berisi kekasih gulalinya dengan beberapa pria.
"Kau harus dihukum, Saku..." Kakashi menyeringai seraya membayangkan hukuman apa yang cocok untuk Sakura.
###
Sakura mengetuk meja riasnya bosan. Untuk saat ini aktivitasnya dibatasi. Karena skandal yang masih beredar. Juga demi kebaikan bersama. Tidak ada pemotretan, tawaran iklan, bahkan syuting.
Tangannya malas menggapai ponsel yang bergetar. Sebuah pesan masuk. Menambah daftar panjang pesan yang harus dibaca.
Ino melangkah masuk, melihat Sakura yang sedang berada dalam mode malas.
"Jidat, hei..."
"Uhm~"
Sakura mengerjap. Wajahnya lesu tak bersemangat. Kepalanya berada diatas meja.
Ino membuka ponsel Sakura. Tak sengaja membuka pesan teratas.
"Hei, ini gawat!" tangannya mengguncang tubuh Sakura agar bangun.
"Ck. Berisik kau, pig. Biarkan aku bermalas-malasan sebentar."
"Kau akan langsung bangun begitu mengetahui siapa yang akan kemari."
Ino menyerahkan ponsel pink pada Sakura.
"Memang siapa yang akan--"
Sakura segera membaca pesan yang dimaksud Ino. "Kakashi?!"
"Haha, aku memang sudah menduganya. Tapi tidak menyangka dia akan terbang kemari."
Sakura berdiri, mondar mandir tidak jelas seraya bergumam. "Bagaimana ini? Bagaimana ini?!" tangannya mengacak rambutnya frustasi.
"Bagaimana lagi? Kau mau mencegahnya kemari? Kau tidak bisa. Kau tahu itu."
Ino duduk dipinggir ranjang. Menatap Sakura yang menutup wajahnya. Tapi masih mondar mandir seperti setrika panas.
"Aku tahu, Ino. Tapi bagaimana kalau..."
Sakura membayangkan Kakashi akan memutuskannya. Atau minimal ia akan marah besar.
"Kalau apa? Dia kan sangat mencintaimu. Mana mungkin dia marah. Aku yakin dia percaya padamu."
"Dia memang percaya padaku, tapi... Aku takut jika.." Sakura membayangkan Kakashi akan datang pada setiap pria yang digosipkan dengannya lalu menghajar mereka.
Oke, sepertinya imajinasinya terlalu lebay.
"Kakashi tidak sebodoh itu, jidat. Kau tahu dia jenderal muda yang disegani. Mana mungkin dia marah besar hanya karena gosip murahan? Dia seharusnya sadar karena beruntung mendapatkanmu."
"Beruntung bagaimana?"
"Haaaah... kau tidak peka atau bodoh sih? Fansmu itu mengerikan! Banyak pria yang antri menjadi kekasihmu. Bahkan aku dengar ada fans club khusus untuk VIP, yang terdiri dari pengusaha dan pejabat tinggi."
"Yang benar?! Aku baru mendengarnya."
Sakura terkejut, giok indahnya menatap Ino penuh minat. Dia sudah berhenti mondar mandir, memutuskan untuk duduk disebelah Ino.
"Aku juga baru mendengar ini. Kau mau mendengar lanjutannya?"
"Ya, ya. Lanjutkan."
"Aku dengar semua pria yang digosipkan denganmu saat ini juga termasuk anggota fans club itu." bisik Ino seolah takut seseorang menguping.
"?!?!?!!"
Saking kagetnya Sakura menjerit tanpa suara. "HAHAHAHA, TIDAK MUNGKIN!!!"
Tawanya menggelegar.
Ino menggelengkan kepalanya. "Kalau melihat reaksi mereka yang membelamu dengan meluangkan waktu sibuk mereka, untuk datang membantu... aku pikir itu benar."
"Aku tidak percaya! Habisnya itu tidak mungkin, kan? Mereka sangat terkenal. Bahkan mereka juga punya fans sendiri. Mereka tokoh publik yang yaah... Masa mereka ikut fans club seperti itu? Membayangkannya rasanya lucu. Hahahahaha..."
Sakura tak bisa menahan tawanya.
"Aku juga antara percaya dan tidak, sih. Tapi sumberku terpercaya. Jadi bingung mau percaya atau tidak."
Sakura menoleh. Menatap Ino penasaran. "Memang siapa sumbermu?"
"Itu... Aku tidak bisa mengatakannya."
Ino mengalihkan wajahnya.
"Huh! Kau bahkan tidak bisa mengatakan sumbernya. Aku yakin kau juga membacanya dari akun gosip abal-abal."
"Bukan! Enak saja! Aku mana percaya dengan akun gosip murahan."
"Hmm... Siapa yang suka buka lambeturah saat senggang?"
"Itu memang aku, tapi aku--"
"Tuh kau mengakuinya. Hihihi..."
"Hmm, iya deh iya. Tapi itu benar, bukan lambeturah yang bilang."
"Lalu, siapa? Masa hantu kolong jembatan? Hihihi..." Sakura terus saja tertawa geli.
"Tertawalah sepuasmu sebelum Kakashi datang."
"Mati aku! Pig, mengapa kau mengingatkanku akan hal itu~"
Sakura merebahkan tubuhnya.
"Hehehe, maafkan aku. Tapi kita masih punya waktu untuk mengobrol. Bukankah jarak Seoul-Tokyo lumayan jauh?"
Ino menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Benar juga... Sebentar lagi aku akan bersiap."
"Hei, jidat. Kau tidak penasaran dengan fans club VIPmu itu?"
Ino menatap giok Sakura dengan pandangan bertanya.
"Kau masih membahasnya?"
"Tentu saja. Aku penasaran sekali tahu! Membayangkan Itachi dan Neji menjadi anggotanya rasanya aneh."
"Jangan cemburu padaku, pig."
"Aku tidak cemburu. Meskipun mereka idolaku, bukan berarti aku melarang mereka mengidolakan seseorang."
"Bagus! Seharusnya semua fans sepertimu. Sayangnya tidak..."
"Hei, lalu bagaimana reaksi Itachi begitu mengetahui gosip itu? Apa dia memanggilmu secara pribadi?"
"Biasa saja. Kau tahu reaksinya dari tayangan kemarin kan? Yah, seperti itulah..."
"Ah tidak asik! Aku pikir dia akan menginterogasimu secara terpisah."
"Dia memang presdir Uchiha Entertainment, tapi bukan berarti dia hanya mengurusiku. Dia sangat sibuk, pig. Apa yang kau harapkan?"
"Yaah, kalau berita itu benar. Sepertinya Itachi dalam dekat ini akan memanggilmu."
"Sudah kubilang itu tidak mungkin. Membayangkan para pria itu ngefans padaku saja rasanya mustahil."
"Apa ini? Kau satu-satunya wanita yang paling ingin dijadikan kekasih oleh para pria! Bagaimana kau bisa memiliki kepercayaan diri yang rendah begini? Kau harus lebih pede, jidat!"
"Bukannya aku tidak pede tapi aku cukup tahu diri. Bila hanya seseorang dari mereka sih, aku bisa percaya. Tapi mereka semua? Bahkan, para bangsawan? Hmm... Rasanya--"
"Mustahil maksudmu?"
"Itu kau tahu!"
"Feeling ku mengatakan itu mungkin. Apalagi melihat pandangan Itachi dan Neji terhadapmu. Rasanya seperti... Apa ya? Rasanya ada sesuatu."
"Sesuatu apa? Kau terlalu banyak berkhayal!"
"Aku tidak berkhayal! Aku melihatnya sendiri. Tatapannya seperti aneh. Ada sesuatu. Coba Sasuke juga diundang, pasti lebih asik lagi. Hihihi..."
Ino membayangkan Sasuke akan menatap Sakura dengan pandangan tajam.
"Asik bagaimana? Kau tahu dia sering menghindariku. Aku heran mengapa dia begitu. Padahal kami pernah satu sekolah."
"Aku yakin dia tidak menghindarimu. Dia hanya sulit mengungkapkan perasaannya. Dia kan terkenal dingin. Sebelas dua belas dengan Itachi."
"Lalu bagaimana dengan pria satunya? Siapa itu... Aku baru mendengar namanya. Kau pernah bertemu dengannya, jidat?"
"Oh Sabaku-san maksudmu? Tentu saja kami pernah bertemu. Saat foto itu diambil, itu pertama kalinya kami berjumpa."
"Pertemuan bisnis juga?"
"Ya, begitulah."
"Sakura, aku memang menghargai privasimu. Tapi lain kali, aku harap kau bisa memberitahuku bila ingin bertemu seseorang. Kau sadar kan, banyak orang yang ingin menjatuhkanmu? Aku tidak ingin skandal seperti ini terulang kembali."
Ino menatap sahabatnya dengan serius.
Sakura mengangguk, beranjak duduk.
"Maafkan aku, seharusnya aku memberitahumu. Ini salahku." kepala Sakura menunduk menyesal.
Teng teng teng...
Sampe sini dulu ya readersku tercinta 😚
Mon maap plus plus nya diundur chap depan.
Masih mikirin 'hukuman' yang cocok buat Saku dari Kakashi 🤣🤣🤣
Aku ga ada niat nge-prank kalian ya,
mohon maaf bgt yg udh liat judulnya hukuman. Barusan aku ganti 😭🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top