Chapter. 26
Happy New Year, Fellas. 🍌
Jared menatap lurus ke depan, dua tangan ke belakang, dan berdiri dengan tegap, seolah tidak gentar terhadap apa yang akan terjadi di hadapannya.
King Brice, duduk di kursi kebesarannya, bersama dengan Queen Brianna di sana. Mereka berdua menatap Jared dengan tatapan tidak terbaca, sangat kontras dengan ekspresi Darren yang berdiri di samping kedua orangtuanya.
Aura permusuhan masih kental terasa dari Darren, tapi Jared tidak peduli. Sudah melakukan banyak kesalahan, tentu diperlukan perubahan untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Atau setidaknya Jared perlu melakukan hal yang benar sebelum mati.
"Sebelum adanya insiden beruang sialan itu, kurasa kau masih bisa bertahan hidup tanpa dirinya, Estelle," ucap Darren dingin.
Estelle, berdiri tepat di depan Jared, memakai jubah merahnya seperti biasa, terlihat begitu cantik dengan rambut pirangnya yang bersinar keemasan di sana.
"Ini bukan masalah bertahan hidup, tapi Royce membutuhkan ayahnya. Dia..."
"Royce tidak akan mengenal siapapun jika kau tidak menceritakannya. Semua orang yang ada di sini akan tutup mulut, bukan begitu perjanjiannya?" sela Darren sambil menatap Estelle tajam.
"Aku..."
"Apa orang itu sudah melakukan hal yang tidak terpuji padamu? Jika ya, aku akan menendangnya ke neraka sekarang juga!" tambah Darren sambil menatap Jared sinis.
Berbeda dengan sikap Darren yang emosional, Jared justru begitu tenang dan ekspresinya datar. Selama setahun mengasingkan diri, Jared sudah belajar banyak tentang pengendalian diri.
"Tidak begitu, My Lord," balas Estelle lirih. "Yang benar adalah aku masih mencintainya."
"Apa maksudmu, Estelle?" seru Brice kaget sambil beranjak berdiri.
Melihat Brice yang tampak tidak senang, Jared spontan bereaksi untuk menarik Estelle mundur dan menyembunyikannya di balik tubuh besarnya.
Ekspresinya masih begitu datar meski Brice dan Darren sudah terlihat berang. Hanya Brianna yang tampak tenang dan tidak banyak bicara selain menyaksikan.
"Apa kau menantang kami, Jared?" desis Darren.
Jared menggeleng. "Maaf jika aku lancang, Yang Mulia. Kumohon untuk tidak menaikkan suara padanya. Kau bisa melakukan apa saja padaku, tapi tidak dengannya. Limpahkan semua amarahmu padaku."
"Jared, tidak seperti ini," bisik Estelle lirih, sambil menaruh satu tangan di punggung Jared.
Jared menoleh padanya. "Maaf karena terus membawamu dalam posisi yang tidak menyenangkan."
"Aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri," balas Estelle tanpa ragu.
Tentu saja, pikir Jared masam. Semua sudah terlewati dengan baik oleh Estelle tanpa dirinya, bahkan sudah melewati kematian yang membawa duka dalam dirinya. Membuat Jared merasa tidak berguna.
"My Lady, Estelle," panggil Brice tegas, dan Estelle segera bergeser untuk menghadap raja.
"Yang Mulia," balas Estelle sambil membungkuk hormat.
"Kau tahu jika seharusnya yang berdiri dan menduduki tahta ini adalah dirimu?" tanya Brice kemudian.
Estelle menegakkan tubuh dan menatap Brice lirih. "Aku tidak pantas berada di sana. Sampai kapanpun, aku tidak akan bisa sebanding dengan ayahku, dan kau, Yang Mulia."
"Tidak. Kau adalah keturunan Brick, putri dari raja generasi kedua, dan ratu masa depan yang akan memimpin negri ini," balas Brice.
"Jika kau memilih untuk kembali meninggalkan negeri ini, maka kau akan dicoret dari anggota kerajaan dan dianggap sebagai pengkhianat. Dan jika kau tetap berada di sini dengan kembali pada pria yang sudah menyakiti ratu kami, maka dia harus mati. Apa kau tahu itu?" lanjut Brice dengan ekspresi berharap.
Jared menahan napas dan menoleh pada Estelle yang tampak terdiam. Ingin meraihnya, tapi tidak bisa karena terhalang protokol kerajaan. Dirinya yang hanya seorang penjaga, tidak sepatutnya berada di antara keluarga kerajaan yang sedang berkumpul. Bahkan tidak sepantasnya dia berada di situ.
"Aku akan keluar dari negeri ini," ucap Estelle yang langsung membuat semuanya memekik kaget, termasuk Jared.
"Estelle," panggil Jared dengan nada berbisik, tapi Estelle mengangkat satu tangan tanpa menoleh padanya sebagai tanda agar dirinya tidak berbicara.
"Apa kau gila?" seru Darren tidak terima.
"Dengan atau tanpa dirinya pun, aku sudah mencoreng nama baik kerajaan dengan hamil diluar nikah, lalu menikah diam-diam. Aku juga tidak ingin Royce dianggap sebagai anak haram dan dianggap sebagai kutuk oleh rakyatnya sendiri," ucap Estelle dengan suara gemetar.
"Tidak ada yang akan tahu tentang hal itu, Estelle! Kita sudah sepakat untuk menyembunyikan hal ini, lalu mengenalkan Royce saat remaja nanti," balas Darren geram.
"Dengan terus mengasingkannya dan tinggal di hutan terpencil?" sahut Estelle.
"Tidak! Banyak tempat lain yang bisa kau singgahi, dan negara mana yang ingin kau pilih. Semudah itu! Tapi kau mempersulitnya dengan bersikap seperti wanita yang tidak punya masa depan hanya karena seorang pecundang seperti dia!" balas Darren sambil menunjuk Jared kasar.
"Darren!" tegur Brianna sambil beranjak dari kursinya. "Sebagai seorang anggota kerajaan, kau tidak bisa menghina atau merendahkan orang seperti itu."
"Aku tidak menghina atau merendahkan, tapi itu kenyataan, Mom!" balas Darren.
"Cukup!" bentak Brice keras. "Bagaimanapun kau tidak diperkenankan untuk mengatakan hal seperti itu, Son!"
Darren mendengus kasar sambil memukul keras tembok yang ada di belakangnya sebagai pelampiasan.
"Yang Mulia," ucap Jared sambil membungkuk, mengharapkan perhatian untuknya.
"Jared," panggil Estelle dengan nada menegur.
Jared mengabaikan Estelle dengan menatap lurus pada Brice yang sudah melihatnya, Brianna pun demikian.
"Semua kekacauan yang terjadi adalah kesalahanku. Seperti kesepakatan di awal, bahwa aku akan mengabdi sampai seumur hidup dan membawa rahasia ini sampai mati. Aku akan menjaga dan melindungi mereka," ucap Jared dengan lugas.
"Percaya diri sekali! Asal kau tahu, kau akan dihukum mati setelah keluar dari tempat ini," sembur Darren yang langsung mendapat teguran keras dari orangtuanya.
"Sebagai seorang mantan pelarian yang berniat untuk melalaikan tanggung jawab, kurasa kau tidak ada bedanya dengan Jared, Son!" ucap Brice yang membuat Darren semakin tidak senang.
"Itu adalah hal yang berbeda! Aku tidak ingin memenuhi wasiat konyol dengan perjodohan yang tidak masuk akal. Aku dan Estelle adalah saudara yang juga sedarah," tukas Darren.
"Dan kau selalu datang secara sembunyi-sembunyi untuk mengunjungi ibumu, membuat tempat rahasia di bawah tanah untuk memantau dari kejauhan, lalu membawa perempuan gila yang kau perkenalkan sebagai tunanganmu. Perlu diketahui jika Patricia pun sudah mengandung anakmu sebelum pernikahan! Dosa apalagi yang belum kusebutkan?" balas Brice berapi-api.
"Aku bukan putra mahkota, juga tidak tertarik untuk mengambil tahta," ucap Darren tanpa beban.
Brice dan Brianna mengerang kesal.
"Aku sama sekali tidak mengerti kenapa anak zaman sekarang tidak ingin ditunjuk sebagai raja atau ratu. Dimana semua orang berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin, tapi justru kalian saling mengoper tahta seolah itu adalah bola," ujar Brianna sambil memijat pelan keningnya.
"Aku tidak ingin kita terpecah belah hanya karena masalah pribadi. Protokol kerajaan memang tidak pernah berubah sejak negeri ini berdiri, tapi bukan berarti tidak ada perubahan," ucap Brice kemudian.
"Apa maksudmu, Dad?" tanya Darren dengan nada tidak terima.
"Tentang pernikahan antar anggota kerajaan dengan rakyat biasa sudah tidak berlaku semenjak dirimu menikah dengan Patricia, itu adalah kado pernikahan dari rakyat, ingat?" Balas Brice.
"Tapi ayah mertuaku sudah diberi gelar bangsawan dari Father Brick," sahut Darren.
"Begitu juga dengan dua sahabatnya yang lain, yaitu Jarvis dan Liam, dimana salah satunya adalah ayah dari Jared, pasangan Estelle," tukas Brice.
"What?" seru Darren kecewa.
"Perlu kau ketahui jika kakak sialanku memang memiliki insting tentang ikatan hubungan lewat anak-anaknya kelak, dan memberi gelar kehormatan bagi tiga sahabatnya, jika kau atau Estelle jatuh cinta pada salah satu keturunan sahabatnya," ucap Brice dengan lirih.
"Dan kau menyalahartikan tentang hal itu? Hendak menjodohkanku dengan Estelle, begitu?" seru Darren lagi.
Brice menghela napas dan terlihat masam. "Karena aku tidak memiliki hubungan yang baik dengan tiga sahabat kakakku. Aku merasa sudah menjadi penyebab kepahitan dan kekecewaan mereka saat Brick menolongku dan mengorbankan nyawanya."
Jared segera merangkul bahu Estelle saat wanita itu sudah terisak pelan. Setiap kali membahas tentang ayahnya, setiap kali itulah Estelle akan menangis.
"Dan kali ini, aku akan memberi pengampunan bagi Estelle untuk tetap berada di negeri ini, apapun keputusannya," lanjut Brice sambil menatap Estelle penuh arti.
"Tapi tidak dengan tetap bersama pecundang itu!" desis Darren.
"Apa kau juga ingin ayahmu melakukan hal yang sama pada Patricia, Darren? Jangan lupakan pelanggaran yang pernah dibuat olehnya sebelum menikah, sebab itu jauh lebih tidak terpuji," tukas Brianna tegas.
"Setiap orang memiliki kesalahan di masa lalu, tidak semua bersih. Ada masanya mereka lelah dan ingin berbuat baik. Daripada menghakimi, kenapa tidak kita rangkul dan beri dukungan, Darren? Sebagai seorang calon raja, kau juga harus mampu menjadi hakim yang adil dan bijaksana," ujar Brice yang berhasil membuat Darren bungkam.
"Lagipula, Jared sudah menunjukkan niatnya dengan baik. Selama setahun ini, dia sudah melindungi Almauric dengan menjaga lini pertahanan, membentuk tim khusus, dan sistim pertahanan semakin membaik. Berbeda denganmu yang terus sibuk di luar sana, tanpa sekalipun berpikir untuk menetap di sini dan melatih diri untuk menjadi pemimpin negri," tambah Brice sinis.
"Aku tidak berminat untuk..."
"Berhenti mengatakan jika kau tidak berminat! Apa kau akan menungguku mati dan baru bisa berpikir untuk memimpin negeri?" sela Brice tajam.
"Tidak seperti itu. Jangan mengatakan hal yang buruk, Yang Mulia," seru Estelle cepat, lalu menoleh pada Darren. "Please..."
Darren mengerjap cepat, tampak semakin sengit, tapi tidak membalas ucapan Brice. "Aku tidak ingin duduk di tahta, bukan karena ingin membangkang, tapi karena aku tidak layak."
"Apa kau pikir aku layak?" sahut Brice cepat. "Aku yang sudah mencelakakan raja terdahulu sampai harus mengorbankan dirinya untuk menyelamatkanku. Tidakkah kau pikir itu adalah hal yang sangat tidak pantas untukku? Aku yang masih hidup, dengan harus menerima kenyataan jika putraku sendiri meninggalkanku, juga keponakanku yang berusaha menghancurkan negeri. Melihat kalian berdua yang seperti itu, sudah menamparku dan menegurku bahwa aku sudah gagal dalam mendidik. Sampai hari ini, saat aku terbangun di setiap pagi, aku masih berusaha melayakkan diri untuk memimpin negeri!"
Jared tertegun melihat Brice yang dingin dan tegas, kini terlihat rapuh dan menangis dalam isakan berat. Tanpa sadar, dirinya sudah merengkuh Estelle dengan erat ke dalam pelukan, merasakan kesedihan yang terasa dalam ruangan itu.
Kematian Brick memberi duka mendalam dan masih terus membekas dalam keluarga kerajaan ini. Jared menahami cerita bersejarah itu karena saat remaja, Jarvis terus mengingatkan dirinya untuk membantu dalam menjaga dan melindungi negeri tersembunyi yang sangat dijaga oleh para petinggi.
Jared ingat saat masih menjalani pelatihan bersama Joel dan Petra. Ketiganya diajak oleh para petinggi untuk mencapai dan menjelajahi sebuah negeri tanpa nama kala itu. Mempelajari tiap sudut, tata letak, titik koordinasi, dan batas negeri itu untuk membuat sistim pertahanan yang lebih canggih agar negeri itu tidak bisa dijangkau oleh dunia.
Cukup lama mereka tidak mengetahui nama tempat itu karena para petinggi menyebutnya "The Golden Camp" dan masih tetap seperti itu.
"Aku percaya jika dia sudah tenang di alam sana, dan sudah saatnya bagi kita yang masih hidup untuk menjalani apa yang ditinggalkannya untuk kita. Yaitu negeri ini, Almauric," ujar Jared kemudian.
"Kau tidak diperkenankan untuk berbicara," ucap Darren sinis.
"Memang, tapi bukan berarti aku harus terus diam. Ayahku sudah mengenalkan Almauric sejak remaja, dan itu berarti dia, juga dua sahabatnya yang lain, merasa perlu membantu perkembangan negeri ini. Daripada menyesali kesalahan yang dilakukan di masa lalu, bagaimana jika kita bersatu untuk melakukan sesuatu pada negeri ini? Kurasa inilah yang diinginkan oleh raja," balas Jared datar.
"Aku bisa membayangkan jika Darren yang memimpin sebagai raja, dan Jared yang memegang sistim pertahanan negeri seperti kau dan Brick kala itu, Sayang," ucap Brianna sambil tersenyum.
Meski itu adalah hal yang mustahil, karena Darren dan Jared sama-sama memberikan ekspresi datar, tanda bahwa keduanya enggan menerima pemikiran itu, tapi satu pun tidak ada yang memberi tanggapan.
Brice hanya mengangguk paham dan Estelle sudah tidak menangis, tapi masih memeluk Jared dengan erat.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya, Estelle? Kami akan menerima semua keputusanmu, termasuk Jared. Tidak ada pertentangan atau penolakan untukmu, yang terpenting adalah masa depan Royce," ucap Brice kemudian.
Estelle mengangguk dan mendongak untuk menatap Jared penuh arti.
"Aku akan membawa Royce keluar dari negeri ini sampai usianya menginjak remaja. Setelah itu, aku akan membawanya kembali ke negeri ini," tukas Estelle tanpa ragu.
"Keluar? Kemana kau akan membawanya pergi? Bukankah kau ingin selalu berada di negeri ini?" tanya Jared kaget.
Estelle mengangguk. "Ada masa dimana aku akan terus menetap di sini, tapi tidak untuk saat ini."
"Jadi, kau ingin kembali mengasingkan diri?" tanya Darren ketus.
Estelle menoleh pada Darren dan menggelengkan kepala. "Aku ingin Royce mengenal banyak hal lewat dunia baru bersama dengan orang-orang yang mengasihinya. Dia masih memiliki kakek dan nenek yang berharap untuk bisa melihat dan menimangnya."
Jared tertegun dan merangkul pinggang Estelle lebih erat, hingga menarik perhatian Estelle untuk kembali menatapnya.
"Kau... ingin membawanya ke rumah orangtuaku?" tanya Jared lirih.
Estelle mengangguk. "Dad dan Mom akan sangat senang, juga merindukanmu untuk pulang ke rumah. Di samping itu, aku ingin menikmati burger terenak yang sudah lama tidak kunikmati, juga keramaian yang ada di sana."
Selama setahun dalam menghukum dirinya sendiri, ini adalah pertama kalinya bagi Jared mengembangkan senyuman yang begitu lebar. Tidak menyangka jika akan kembali ke negeri kelahirannya, dengan membawa Estelle dan putranya.
Juga kali ini, Jared berjanji untuk tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang digenggamnya saat ini, yaitu pusat kehidupannya. Hidup dan matinya.
◾◾◾
Sunday, Jan 10th, 2021.
22.25.
Tulisnya cuma sejam. Bahas dan diskusi soal sejarahnya, berjam-jam.
She_Liu memang seribet itu.
Tahun baru udah ngapain aja? Nanti kapan-kapan, aing lanjut Matteo. Qt coli massal nanti. Haqhaqhaq 🍌
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top