Chapter. 2
Mau ucapin taon baruan, tapi momennya gak tepat.
Buat kalian yang kena banjiran, ketauan qlo jarang mandi 🤣 canda.
Hati-hati, Ayang Bebeb-nya Babang.
Jangan main basah-basahan, bahaya.
(Buat yang paham aja haqhaqhaq)
■■■■■
Jared mendengus kesal melihat dua bajingan yang sedang menatapnya dengan seringaian geli, disertai sorot mata penuh arti. Mereka adalah Joel dan Petra.
"Jangan melihatku seperti itu, atau aku akan menembak tanpa peringatan," desis Jared sambil berjalan cepat untuk menuju ke meja bar.
Setelah mendapat keputusan konyol dari Jarvis tentang keinginannya untuk mengangkat Estelle sebagai putri, dan akan membawanya pulang ke rumah, Jared segera mangkir dari situ untuk mencari penyegaran.
"Kurasa kau memang membutuhkan minuman yang banyak," komentar Petra sambil menuangkan whiskey untuknya dengan cepat, lalu menyodorkan satu sloki padanya. "Silakan."
Jared tidak membalas, tapi menerima sodoran sloki, dan langsung meneguknya dalam satu tegukan. Meringis pelan ketika merasakan sensasi pedas yang menusuk, Jared mengarahkan sloki kosong pada Petra agar mengisi kembali.
"Apakah duniamu sudah kiamat, sampai perlu minum secepat itu?" tanya Joel, yang tahu-tahu sudah duduk di sampingnya.
Dengan Petra yang duduk disebrangnya, dan Joel disampingnya, Jared tahu jika akan ada obrolan konyol yang akan terjadi di mini bar itu.
Petra sendiri adalah teman satu kampus Jared semasa kuliah di Harvard, sementara Joel adalah teman yang tak diinginkan saat bertemu di masa pelatihan dalam Eagle Eye. Memiliki kejenuhan yang sama, Jared dan Petra sempat bekerja sama untuk menggulingkan organisasi itu, karena sudah terlalu muak dengan aturan yang tidak ada habisnya. Sialnya, Joel lebih cepat mengecoh mereka dengan pengalihan yang tidak diinginkan.
Pengalihan seperti Ashton yang melatih Joana, adik Joel, untuk mengalihkan perhatian Petra, yang kini sudah menjadi istrinya. Termasuk Patricia, yang diatur Ashton untuk mendekati Jared dan sukses menggodanya, hingga merasa cukup memalukan dengan membiarkan wanita sialan itu menikah dengan orang lain. Atau Ashley, yang dilatih oleh Joel untuk menjebak Kim Hyun, salah satu petinggi Eagle Eye yang sempat diaturnya dan Petra untuk berkhianat.
Rasanya tidak adil, jika hanya karena wanita, pria sekuat apa pun akan menjadi lemah. Meski berusaha untuk menolak, tapi Jared tidak bisa menampik kenyataan yang pernah dialaminya, yaitu jatuh dalam pesona Patricia. Hingga sekarang.
"Seharusnya kau tidak perlu frustrasi seperti itu, Man," cetus Petra sambil mengangkat satu alisnya. "Kau harus bahagia karena mendadak mendapatkan adik yang sangat... luar biasa."
Jared melotot tajam padanya. "Apa maksudmu tentang luar biasa?"
"Maksudnya adalah kau berhasil mendapatkan adik yang adalah seorang calon ratu, Mate. Don't take itu seriously, except you've hooked up with her," balas Joel tanpa ekspresi.
Damn! Inilah yang tidak disukai Jared, jika berbicara dengan bajingan yang seolah mengetahui apa pun. Seingatnya, Joel mengambil jurusan bisnis, bukan di psikolog, atau pengembangan naluri sebagai tukang ikut campur urusan orang lain.
"Have you?" seru Petra dengan mata melebar kagum. "What the fuck! Kau... dengan adikmu?"
"Tutup mulutmu, Petra!" cetus Jared sinis, lalu melirik tajam pada Joel. "Jangan bicara sembarangan, sebelum kau tahu kebenarannya!"
Joel mengangkat bahu dengan santai. "Aku tidak berbicara sembarangan, tapi ekspresimu sudah memberitahukan semuanya."
Fuck! Perasaan Jared semakin tidak senang saja. Merasa tidak ada gunanya dalam melanjutkan perdebatan, Jared lebih memillih untuk meneguk whiskey-nya kembali, lalu mengambil alih botol yang dipegang Petra.
"Easy, Man. Kau tidak perlu semarah itu. Jika memang tidak ada hubungan di antara kalian, untuk apa kau bertindak seperti anak yang ketakutan akan kehilangan kasih sayang orang tua?" ucap Petra kemudian.
"Aku tidak ketakutan," balas Jared langsung.
"Lalu, kenapa kau harus merasa tidak senang?" sahut Petra cepat.
"Aku bukan tidak senang! Hanya saja, meski dia adalah calon ratu atau putri dari sahabat mereka, tapi dia tetap kriminal!"
"Meskipun dia adalah kriminal, tapi penismu tidak berpikir demikian, bukan begitu?' tembak Joel dengan telak.
"Shit, Man! What's wrong with you? Do we have a problem here?" tukas Jared dengan nada tinggi, tampak semakin berang dengan adanya Joel di situ.
Joel hanya menyeringai sinis, lalu mengubah posisi duduknya untuk menghadap ke arah Jared. "Aku tidak peduli apa yang kau sudah lakukan padanya, tapi yang aku tahu adalah, dia memilliki jawaban untuk pertanyaan yang belum terjawab tentang pihak Cobra. Jadi, bersikaplah sebagai kakak yang tahu diri, dengan menjaga penis sialanmu, dan cari tahu lebih banyak tentang Cobra darinya."
"Betul! Meski pihak Cobra sudah kita lumpuhkan, akan tetapi, masih ada klan tersembunyi dari pihak Rick Lourdes. Jika kecurigaan Joel terbukti, bisa jadi, Estelle menjadi incaran mereka agar tidak membuka mulut tentang keberadaannya. Well, jika dia tahu," tambah Petra.
"Akan tetapi, setelah aku memeriksa perkembangan dirinya selama di rumah tahanan. Sepertinya, Estelle tidak mengetahui apa-apa. Entahlah. Bisa jadi, dia berusaha terlihat biasa saja, tapi itu masih belum terjawab," lanjut Joel.
Alis Jared terangkat, sambil menatap Joel dan Petra secara bergantian. "Apakah ini adalah alasan ayahku mengangkatnya sebagai putri?"
"Bisa dikatakan demikian," balas Joel tenang.
"What? Apakah dia sudah gila? Jika hanya untuk mendapatkan informasi, rasanya terlalu naif. Dia membawa seorang kriminal ke dalam rumah, dimana ada ibuku di sana. Bagaimana jika wanita itu bertindak dan mencelakakan ibuku?" pekik Jared kaget.
"Untuk itulah kau diperlukan, Jared," sahut Petra geli.
"Tidak!" balas Jared cepat. "Aku akan menikmati cuti panjangku dan...,"
"Dan kau pikir, cuti panjangmu dipenuhi bukan tanpa alasan? C'mon, Mate. Pikirkan kembali soal kemungkinan yang langka seperti itu. Kau yang menginginkan liburan, sedangkan ayahmu membutuhkan dirimu untuk mengawasi wanita itu di rumahmu, yang berarti kau juga harus melindungi ibumu," ucap Joel dengan santai.
Keputusan yang salah jika Jared memutuskan untuk masuk ke dalam ruang mini bar yang ada di dalam istana sialan ini, karena suasana hatinya semakin memburuk. Pernikahan Patricia dan Darren masih berlangsung, tapi mereka seakan tidak peduli dengan pesta, dan lebih memilih berkumpul di mini bar pribadi itu.
"Aku benar-benar tidak percaya jika akan mengalami hal ini," gumam Jared sambil mendesis geram.
Joel menepuk ringan bahunya. "Kau tidak usah cemas, karena kami akan melindungi ibumu dari kejauhan. Hanya saja, tolong cari informasi itu secepatnya. Semakin cepat, maka akan semakin baik, dan kau bisa menikmati liburanmu."
Jared menoleh dan menatap Joel dengan seksama. "Jika informasi itu sudah didapatkan, dan terbukti jika Estelle terlibat, maka apa yang akan dilakukan padanya?"
Joel dan Petra saling melempar tatapan tajam dan serius, lalu menoleh pada Jared secara bersamaan.
"Atas perintah para petinggi terdahulu, dengan berat hati, Estelle akan dilenyapkan," ucap Joel dengan penuh penekanan.
Jared tidak bisa menahan ekspresi kagetnya, ketika mendengar apa yang diucapkan Joel. Dilenyapkan? Apakah itu berarti hukuman mati? Membayangkan ekspresi terluka dari Estelle di malam itu saja, ada perasaan bersalah yang berkecamuk dalam hati Jared, sampai sekarang.
"Sejak kapan Eagle Eye membunuh wanita?" tanya Jared kemudian.
"Dilenyapkan, bukan berarti dibunuh. Bisa saja diasingkan, atau ditahan seumur hidup di tempat yang tak diketahui, seperti Neurostorm misalnya," jawab Petra.
Kini, Jared hanya mampu tertegun mendengar jawaban Petra. Menatap ekspresi dingin dari keduanya, membuat Jared tidak habis pikir dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah, Jared lebih memillih melanjutkan pekerjaan normalnya sebagai seorang kepala agent FBI, yang sudah cukup menyita waktunya. Tidak ingin menjalani dua pekerjaan seperti yang dilakukan oleh ayahnya, Jarvis.
Ponselnya tiba-tiba berbunyi, dan Jared segera mengangkatnya. "Hello."
"Dimana kau, Son? Tidak seharusnya kau membiarkan ayah tuamu ini, pulang berdua saja dengan adikmu. Sebab, ibumu sudah pasti merindukanmu," suara Jarvis, jelas-jelas terdengar seperti mengejek di sebrang sana.
Jared menggertakkan gigi sambil mengumpat dalam hati. Tidak ingin membuang waktu, dia segera mematikan telepon, dan beranjak dari kursi. "Aku tidak berharap akan berbuat banyak, karena tidak tertarik untuk terlibat lebih jauh. Yang kuinginkan adalah segera menendang wanita itu keluar dari rumahku."
"Oh, itu sangat jahat sekali," gumam Joel dengan tatapan penuh simpati.
"Sangat gentleman sekali," timpal Petra sambil menggelengkan kepala dan bertepuk tangan.
Jared segera berbalik dan tidak ingin berkata-kata lagi. Jika memang apa yang dicurigakan mereka terbukti benar, tentu saja dirinya tidak akan tinggal diam. Baginya, tidak ada toleransi bagi kejahatan sekecil apa pun, meski pelaku kriminal itu berupa wanita berambut pirang, dengan lekuk tubuh paling indah dalam balutan terusan sederhana yang dikenakannya sekarang.
Pakaian yang dikenakan jauh lebih manusiawi, ketimbang gaun-gaun panjang ala negeri dongeng seperti sebelumnya. Estelle terlihat bingung, cemas, dan juga takut. Jared memperhatikannya dari kejauhan, sambil mendengarkan beberapa konfirmasi dari Ashton dan Liam.
Segera menuju ke bandara untuk terbang ke Manhattan, Jared menempati kursi di belakang, duduk bersebelahan dengan Estelle, sementara Jarvis di kursi depan, bersebelahan dengan orang kepercayaan ayahnya. Jarvis tampak sibuk menerima telepon yang membicarakan tentang laporan pekerjaan.
Jared melirik ke arah Estelle, yang duduk di posisi terjauh dekat pintu mobil, menatap keluar jendela dengan tatapan kosong, sambil memeluk tubuhnya sendiri. Sejak malam itu, Estelle berusaha menarik diri dan enggan bertemu dengannya. Tentu saja demikian, karena malam itu adalah malam dimana Jared bersikap bajingan.
Bagaimana tidak? Berusaha menggodanya, menyentuhnya, dan menyetubuhinya, Jared cukup kaget mendapati Estelle yang masih perawan. Tidak menyangka akan hal itu, Jared meluapkan amarah karena merasa sudah dijebak, shit! Bahkan, dirinya sendiri yang menggoda wanita itu terlebih dulu, tapi justru berakhir dengan menghinanya.
Alhasil, kondisi Estelle tidak menjadi lebih baik. Berdasar laporan dari Yvonne, orang kepercayaan sekaligus psikiater pribadi yang khusus menangani Estelle, bahwa wanita itu tidak memberikan respon berarti ketika melakukan obrolan. Terus menatap kosong keluar jendela, tidak banyak berbicara, dan hanya memberi anggukan saja. Jika dia terlibat dengan klan tersembunyi yang dimaksud oleh Joel dan Petra, sudah pasti dia adalah penjahat ulung dalam melakoni dramanya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jared kemudian.
Estelle segera menoleh dan menatapnya dengan waspada. Tidak menjawab, hanya mengamatinya dengan alis berkerut. Sial! Haruskah wanita itu tampak begitu cantik dengan wajah polosnya? Rutuk Jared dalam hati. Membuatnya ingin menarik Estelle dalam pelukan erat dan kembali mengulang malam itu.
"Aku baik," jawab Estelle akhirnya, dan kembali menatap keluar jendela.
Jared menghela napas dan mengalihkan pandangan ke depan, dimana segera menangkap sorot mata tajam Jarvis dari kaca spion. Ayahnya tampak memberi seringaian licik, dengan satu alis terangkat. Sikapnya yang terus mengejek, membuat Jared meradang.
Lihat saja nanti, pikir Jared. Dia berjanjij tidak akan memberi kehidupan yang nyaman sesuai keinginan Jarvis, soal mengangkat seorang putri, dan hanya memiliki putra sialan sepertinya. Dia akan menjadi mimpi buruk bagi Jarvis.
■■■■■
Thursday, Jan 2nd 2020
22.27 PM
Apa cuma Babang, yang merasa kalo malam ini tuh dingin banget?
Taon udah 2020, tapi aing masih sendirian 😭 syedih.
Visual Jared, Babang ganti dengan yang lebih HAWT and RAWRRR 🔥🦁
Sorry She_Liu I changed your visual for them. Because this is my account, and I have my prerogative to do whatever I want lol.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top