Chapter. 16
Written by. CH x She_Liu
Jared berdiri tepat di depan altar, menunggu kedatangan Estelle yang akan didampingi oleh Jarvis, ayahnya. Joel dan Petra berdiri di sampingnya, yang entah siapa yang menunjuk mereka menjadi pendampingnya.
Masih ada bahaya yang mengancam, itu katanya. Padahal bahaya yang dihadapi Jared saat ini adalah menikah dan menjadi seorang suami. Damn! Dia sama sekali tidak menyangka jika kematiannya akan secepat ini.
“Are you nervous, Man?” tanya Petra sambil menyenggol bahunya.
“Jangan mengajaknya berbicara, Petra. Kita tahu jika dia sedang menghadapi kematian,” sahut Joel tanpa beban, yang langsung mendapat desisan tajam dari Jared.
“Apa kalian sudah mendapatkan yang kalian inginkan? Kulihat, hasilnya biasa saja,” celetuk Jared sinis.
“Lebih dari itu. Hanya saja, aku tidak yakin kau siap, karena kau sepertinya kurang awas,” balas Joel.
“Tidak juga, El. Omong-omong soal prestasi, Jared sukses dalam menghamili seorang ratu,” tegur Petra dengan nada geli.
“Ah, aku melupakan hal itu,” sahut Joel santai.
Jared menggertakkam gigi dan menatap keduanya tajam. “Apa yang ingin kalian inginkan sebenarnya?”
Ekspresi Joel berubah menjadi serius dan dingin. “Apa kau mencintainya? Atau kau menikahinya hanya sebatas tanggung jawab?”
“Apa kau kira cinta semudah itu?” balas Jared tanpa beban.
“Baiklah, aku tidak heran jika Patricia sama sekali tidak mengindahkanmu. Kau sangat tidak berperasaan,” ucap Petra kalem.
“Apa benar kau sama sekali tidak mencintainya? Sedikit rasa suka, mungkin?” tanya Joel lagi.
“Kurasa, semua pria mana pun akan menyukai wanita secantik dan seseksi Estelle, bukan begitu?” balas Jared lagi.
Joel menaikkan satu sudut bibirnya dan menyeringai licik. Sama halhya dengan Petra.
“Jika terjadi sesuatu dengannya, kurasa kau tidak akan bersedih hati, bukan begitu? Misalnya, menjadi pengkhianat dan membalas perlakuanmu?” ujar Petra sambil bersedekap.
Kening Jared mengerut dan menatap keduanya dengan penuh penilaian. “Bukankah kalian meremehkan kecurigaanku selama ini? Termasuk Dad dan para ayah.”
“Aku tidak meragukannya, Jared. Tapi lihat kau. Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Menghamili dan menikahinya? Really? Jika memang dia adalah pengkhianat, bukankah kau sudah melanggar hukum dengan melakukan hal itu?” tanya Joel dengan alis terangkat setengah.
Jared hanya tersenyum tipis. “Menjadi seorang kepala agen khusus, kurasa kau paham bagaimana caranya berbaur agar tidak terlalu mencolok, bukan?”
“Memang benar. Tapi kuharap kau tidak salah prediksi, Jared. Yang harus kau pikirkan, kenapa para ayah justru melindunginya, sedangkan kita berpikir yang lain?” balas Joel.
“Mungkin karena rasa solidaritas pada sahabat mereka,” celetuk Jared bosan.
“Tidak semudah itu. Juga tidak sedangkal itu pemikiran para ayah. Kurasa ada alasan tertentu, tapi masih belum kami dapatkan. Kenapa tidak kau mencari tahu lebih banyak tentang itu, selain sanggup menghamili, Jared?” sahut Petra sambil terkekeh geli.
Jared menelan umpatannya karena acara sudah dimulai. Mengabaikan dua orang yang masih terkekeh mengejeknya, Jared menarik napas saat musik orkestra sudah dimainkan. Terdengar lagu pengiring untuk calon pengantin berjalan menuju altar, dimana Estelle berjalan didampingi Jarvis di sana.
Tidak perlu dijelaskan jika penampilan Estelle dalam gaun pengantin sangatlah cantik, sehingga semua orang yang melihatnya begitu terpana. Termasuk Jared.
Jared tidak menyangka jika akan mempersunting seorang calon ratu dalam waktu yang begitu singkat. Perasaannya? Entahlah. Tidak bisa dibilang bahagia, juga tidak bisa dibilang bersedih. Jared hanya merasa perlu menyelesaikan pernikahan sesegera mungkin dan membawa Estelle pergi bersamanya.
Jika menjadi suaminya, Jared memiliki hak penuh untuk membawa Estelle kemana saja. Termasuk menjauhkannya dari keluarga. Bagaimanapun, Jared harus memastikan bahwa wanita itu tidak mengancam keluarganya.
Saat Jarvis dan Estelle tiba, Jared mengembangkan senyuman dan menerima uluran tangan Jarvis yang dipertemukan dengan tangan Estelle untuk digenggam. Tangan Estelle terasa dingin, namun lembut. Tampak sekali gugup dan canggung.
“Jaga dia sepenuh hati, Jared. Dia adalah putriku,” ucap Jarvis dengan nada penuh ancaman.
Jared menahan diri untuk tidak memutar bola mata dan mengangguk. “Baiklah, Dad.”
“Tidak hanya aku saja, tapi Ashton dan Liam akan mengawasimu,” balas Jarvis santai.
Jared melirik pada dua pria tua yang sedang duduk dengan ekspresi datar dan dingin di sana. Sambil mendengus, Jared mengambil alih Estelle dan mulai menghadap pastor yang sudah bersiap.
Mereka berdua diminta untuk saling berhadapan. Dengan dua tangan yang saling bergenggaman, keduanya menatap dengan ekspresi yang berbeda. Jared dengan kekagumannya, dan Estelle dengan kesedihannya.
Saat janji suci harus diucapkan, Jared mengucapkannya dengan lantang dan begitu lancar. Baginya, itu hanya sederet kalimat formalitas untuk menyelesaikan pernikahan secepatnya. Bagi Estelle? Wanita itu begitu gugup dan sempat mengulang karena suaranya gemetar.
Cincin pernikahan pun sudah disematkan. Cincin yang sama sekali tidak dipersiapkan Jared, tapi adalah hadiah pernikahan dari Ashton Tristan untuk mereka. Cincin bermata hijau emerald dipakai Estelle, sedangkan cincin polos dikenakan Jared.
Upacara pernikahan selesai dan itu sudah melegakan Jared. Yang melelahkan adalah berbagai ancaman yang dilemparkan para ayah, juga dari Darren. Jared sudah malas untuk menanggapi selain menganggukkan kepala. Belum lagi Joel dan Petra yang tampak begitu menikmati kesengsaraannya.
“Aku tidak mengerti semua berpihak padamu dan memusuhiku,” ucap Jared ketika sudah berada di dalam mobil, bersama dengan Estelle dan duduk di kursi belakang.
Keduanya sudah berganti pakaian dan dalam perjalanan untuk menuju ke rencana bulan madu yang disusun Jared. Menuju ke sebuah yacht untuk pergi ke pulau romantis, hadiah dari para ayah untuk mereka. Katanya, Estelle perlu mengeksplor dunia lebih banyak.
“Tetaplah seperti ini, Jared,” balas Estelle pelan. “Supaya kau tetap menjadi dirimu sendiri dan tidak akan terluka jika harus kehilangan.”
“Apa maksudmu?” tanya Jared dengan kening berkerut.
Estelle menoleh padanya. “Sesuai dengan perjanjian yang sudah kita lakukan. Batasan yang kuinginkan adalah jangan mencintaiku.”
Jared tersenyum miring dan membelai wajah Estelle dengan sangat lembut. “Akan sangat mudah jika aku merasa terus bergairah denganmu, Istriku. Aku usahakan tidak akan terjadi kisah percintaan yang memalukan seperti temanku yang lainnya. Yang terpenting adalah ketentuan yang kuinginkan, yaitu jangan pernah menolak untuk melakukan seks denganku.”
Estelle mengatupkan bibir sambil mengangguk pelan. Sorot matanya begitu sedih, ekspresinya pun lelah, tapi tidak membuat Jared tergerak untuk melakukan sesuatu. Entah apa yang selalu dipikirkannya karena harus terus bersedih.
Sejam kemudian, mereka tiba dan langsung menaiki sebuah yacht yang sudah menunggu kedatangan mereka. Estelle langsung mencari kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya. Jared hanya menunggu di ambang pintu, menilai apa yang dilakukan Estelle selama beberapa saat, dan segera mendekat untuk memberi bantuan.
Estelle beranjak dan berusaha melepas cengkeraman Jared di lengannya, menolak bantuan.
“Maaf, aku tidak akan merepotkanmu. Beri aku waktu untuk bersiap dan akan menunggumu di ranjang. Aku...”
“Estelle! Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau berbicara seolah kau seperti jalang?” sela Jared tajam.
“Aku tidak ingin kau berpikir aku mencari alasan. Rasa mual ini tidak menyenangkan,” balas Estelle lirih.
“Aku juga bisa melihat kau sedang mual,” sahut Jared.
“Tapi tidak dengan ekspresi wajahmu. Kau terlihat tidak senang dan mencurigaiku.”
“Kenapa kau tidak pernah sedikit saja berpikir yang baik-baik tentangku?”
“Sama halnya seperti dirimu yang tidak menganggapku demikian dan berkata kasar padaku. Dengar, aku sudah terbiasa dengan mulut pedas dan kecurigaanmu. Jadi, beri aku waktu untuk mempersiapkan diri.”
Jared menyeringai sinis dan menyilangkan tangan. “Kenapa harus memberimu waktu, Yang Mulia? Apa yang ingin kau persiapkan selagi aku tidak ada? Kau bisa membuka pakaianmu di sini. Tepat di hadapanku.”
Estelle tertegun menatap Jared. Tampak tidak percaya dengan apa yang diucapkan Jared tadi. Dia sudah sangat lelah dan perlu bertahan sebentar lagi. Setidaknya, ada satu hal yang didapatinya dengan pasti, bahwa Jared tidak peduli padanya. Mencintai pun adalah hal yang mustahil dari pria itu.
“Kenapa diam? Apakah berpura-pura sudah membuatmu lelah? Apa kau akan menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya?” tanya Jared dengan nada penuh intimidasi sambil beranjak mendekati Estelle perlahan.
Estelle bergerak mundur dan merasa terancam dengan ekspresi dingin yang menakutkan dari Jared.
Jared merasa perlu berbuat lebih untuk menekan Estelle sekarang. Pernikahan sudah selesai, itu berarti Estelle sepenuhnya ada dalam kendalinya. Tidak ada ayahnya yang akan menegur, atau ibunya yang membela wanita itu. Hanya ada mereka berdua sekarang.
Estelle tertahan karena sudah berada di sudut ruangan, sedangkan Jared langsung mengukung tubuhnya dan membungkuk untuk menatapnya tajam.
“Apa kau ketakutan, Yang Mulia?” sindir Jared.
Estelle menggeleng. “Apa yang kau inginkan? Kau yang bersikeras menahanku untuk menikahiku. Kini, kau langsung berubah seperti seseorang yang ingin mengeksekusi.”
“Tujuanku adalah untuk mengendalikanmu sepenuhnya, Yang Mulia,” jawab Jared datar.
“Apa kau akan membunuhku?”
Cih! Pertanyaan yang sama dan sudah dilakukan berulang-ulang. Pengalihan yang diberikan tidak membuat Jared iba atau pun melembut.
“Tergantung bagaimana kau akan memberi balasannya nanti. Sekarang, kau bisa menjawab pertanyaanku. Apa kau masih berhubungan dengan Cobra?”
“Tidak. Aku sudah tidak bertemu dengan mereka lagi,” jawab Estelle langsung.
“Tidak ingin menjawab?” balas Jared sambil mencengkeram dua lengan Estelle dan meremasnya kuat.
Estelle meringis kesakitan dan mulai terisak. “Aku sudah menjawab, Jared. Ini sakit. Aku sedang hamil, apa kau lupa?”
“Oh, yeah, hamil. Aku tidak yakin jika anak yang kau kandung adalah benar anakku. Setelah kupikir ulang, sepertinya ada yang salah di sini. Bisa saja saat kau tidak ingin melihatku sebelum pernikahan saudaramu, kau bercinta dengan siapa saja dan aku yang tertimpa sial karena harus menjadi orang terakhir yang menggagahimu,” bisik Jared sinis, sambil mengetatkan cengkeramannya di lengan Estelle.
Estelle terisak dan tidak bisa menghindar. Terlalu lemah dan sangat mengecewakan, pikir Jared. Untuk menambah tekanan, Jared menarik Estelle dan menjatuhkannya ke ranjang dengan kasar.
Dengan gerakan cepat, Jared melucuti pakaian Estelle hingga telanjang, lalu memasukinya tanpa pemanasan atau cumbuan. Sakit, tentu saja. Jared ingin melihat bagaimana wanita itu bertahan.
Estelle mengerang kesakitan ketika dimasuki Jared dengan paksa. Wanita itu terus menangis, sudah gemetar, dan berusaha untuk menolak tapi tidak bisa. Meski Estelle semakin terisak, Jared tetap mendesaknya kasar.
Malam pertama yang seharusnya menjadi kenangan terindah bagi Estelle, kini menjadi yang terburuk dalam hidupnya. Dia merasa seperti jalang dan diperkosa oleh suaminya sendiri.
Melihat Estelle yang sudah tidak melakukan perlawanan karena tubuhnya melemah, Jared semakin bernapsu untuk memompa tubuhnya dan menyentuhnya dengan cara paling kasar yang pernah dilakukannya.
Hentakan-hentakan yang dilakukan tidak berkurang kecepatannya sama sekali, Jared mendesak tubuhnya membabi buta. Mengabaikan isakan tangis Estelle yang masih berlangsung, dengan luapan amarah yang begitu besar, dan entah kenapa ada sesuatu yang ingin dibuktikan Jared pada Estelle. Untuk itulah, Jared mengasarinya demi melihat perlawanan Estelle.
Tapi bukan perlawanan yang diberikan, meski tadi sempat memberontak. Kini, Estelle tampak seperti menyerahkan diri untuk disakiti lebih banyak. Shit! Jared mengerang pelan saat gulungan klimaks mendera dalam pelepasan yang terasa tidak benar.
Estelle masih terisak, namun sudah tidak begitu keras, karena sepertinya tidak memiliki energi ekstra untuk sekedar memohon. Jared mengerjap tidak mengerti tentang semua yang ada di hadapannya kali ini. Apa mungkin penilaiannya salah?
Estelle mengerjap berat, tapi masih berusaha membuka matanya. Tubuhnya gemetar, napasnya seolah tersengal, dan rintihannya melemah. Jared baru menyadari bahwa selama menggagahinya, selama itu pula kedua lengan Estelle dicengkeramnya dengan kuat. Menyadari kesalahannya, Jared melepas cengkeraman dan kedua lengan Estelle membiru.
“T-Terima kasih, Jared,” bisik Estelle dengan nada suara yang sangat lemah.
“Apa?” balas Jared yang mengerjap bingung.
“Mewakili negeriku, aku berterima kasih padamu karena sudah membelanya dengan sangat baik. Kau bekerja penuh untuk mengejar pengkhianat negeri sampai sekarang,” bisik Estelle lagi.
Jared menarik napas dan membelai wajah Estelle dengan gemetar. “Apa kau masih berhubungan dengan Cobra untuk melanjutkan misi penghancuran negerimu?”
Estelle tersenyum getir. “Almauric tidak akan bisa dihancurkan, karena ayahku memiliki para sahabatnya. Aku sudah tidak pernah berhubungan dengan pihak itu lagi.”
“Estelle?”
“Melihatmu seperti ini, aku cukup tenang. Bahwa jika suatu hari nanti, aku tidak ada. Juga anak yang kukandung ini tidak ada, maka kau tidak akan berduka. Kau akan bahagia, Jared.”
Sesudah mengatakan hal itu, Estelle tidak sadarkan diri dalam posisi yang sangat memalukan bagi seorang ratu. Dalam keadaan telanjang, kedua lengan yang membiru, dan penyatuan tubuh yang masih belum terlepas. Bukan hanya hati, tapi Jared sudah menghancurkan nilai dirinya hingga tak bersisa.
◾◾◾
Tuesday, May 26th, 2020.
22.47.
Actually, She_Liu wrote the most of this part. Babang cuma nambah di akhir.
Doi juga kirim part ini cukup lama, tapi gimana ya? Hati aing udah menancap ke Joy 😛
Malesin sama lanjutan yang bikin aing syedih. Heran tuh cewek, punya imajinasi gitu amat. Kasian Estelle-nya Babang 😭
Jared jahat. Kayak Chandra.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top