Prolog
“Takutlah terhadap apa yang kamu senangi.”
***
Rule menganggap dunianya terlalu damai. Istana megah, taman indah, dan udara segar. Lalu tidak ada perkataan yang benar-benar menusuk telinga. Ini berbeda jauh dari kehidupannya di luar. Di sini, segala hal terasa menyenangkan. Akan tetapi ....
"Kenapa, Rule? Wajahmu tidak baik." Seorang wanita yang duduk di sebelahnya menyentuh rambutnya.
Anak laki-laki itu menggeleng. Sambil tersenyum memegang tangan sang ibu, dia berkata, "Saya hanya teringat dengan sebuah mimpi yang mengganggu."
"Apakah mimpi buruk lagi?"
Dia mengangguk. "Iya, tapi kali ini mimpi saya sangat buruk. Apa saya boleh menceritakannya pada Ibu?"
Wanita itu bergerak memeluk, berusaha menenangkan. "Pasti sangat sulit. Ibu mengerti tentang mimpi buruk yang kamu alami. Namun ingatlah, Rule, seburuk apa pun mimpi tersebut, kamu tetap tidak boleh menceritakannya pada siapapun, termasuk ibumu. Apa kamu paham?"
Rule mengembuskan napas. "Bagaimana dengan Law?"
"Tidak, Rule. Ibu sudah katakan, jangan ceritakan mimpi buruk pada siapapun. Kalau kamu ceritakan, nanti mimpi buruk itu bisa menjadi kenyataan. Ternyata kamu belum paham, ya? Entah kenapa ... Ibu merasa kamu akan membuat masalah besar."
"Maaf, Ibu. Saya janji tidak akan menceritakannya."
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top