5. Terikat Aturan

"Seseorang memberi makan dan tempat tinggal untuk anjing, kemudian memasang tali kekang di lehernya."

***

Aku tidak berani menerobos ke ruangan di mana suara Ibu terdengar menggema. Terdapat suara wanita lain yang lebih nyaring. Kurasa mereka sedang berbicara hal penting. Akan tetapi ... keberadaan penyusup yang menghilang juga penting.

"Astaga!" kejut suara dari dalam. "Kekasihku tidak akan memaksa melakukan aturan ketat yang ada di buku. Ia mencintaiku apa adanya. Tanpa aku berusaha menghapal '100 Etika Dasar' pun, ia tetap akan mencintaiku."

Keras sekali, membuat telingaku tidak nyaman. Apalagi Ibu. Nadanya seolah sengaja ditinggikan untuk menyudutkan orang lain.

Alisku terangkat sebelah. Siapa dia sampai bertindak kasar dengan ibuku?

"Artinya dia memang ditakdirkan untukmu yang tidak tahu malu," balas Ibu tenang, tapi aku masih merasakan kesan yang menusuk.

"Kau—"

Sudah kuduga, wanita itu akan kehabisan kata-kata. Ibu pun melanjutkan kalimatnya tanpa memberi celah bagi orang lain. Dia ahli melakukan itu.

"Bukankah kalian cocok? Jangan salah paham, aku ini sedang memuji. Kau tidak sanggup mempertahankan tradisi dan kekasihmu kesulitan menemukan wanita yang menjaga tata krama. Benar-benar pasangan yang serasi."

"Setidaknya aku bisa menjadi diriku sendiri," cetusnya marah.

"Amelia," panggil Ibu, dingin. Baru pertama kali ini aku mendengar nama tamu yang berkunjung.

"Kau tahu, hidup kita berbeda. Hidupmu untuk kekasihmu, sedangkan aku hidup untuk wanita-wanita di bawahku. Aku perlu menjadi contoh bagi mereka. Aku menghapal '100 Etika Dasar' bukan karena ingin mengejar pria, tapi agar bisa memberi panutan bagi wanita lainnya. Ah, meski aku sudah bicara panjang lebar seperti ini, kau belum tentu mengerti ucapanku 'kan?"

"Aku memang tidak mengerti," ungkap Amelia membenarkan. "Menurutku, itu adalah pemikiran sempit sementara di belahan ibukota lain mereka tidak lagi mementingkan hal itu. Kau bersikeras pada tradisi membosankan yang menyita kebebasan."

"Kebebasan ...," jawab Ibu dengan lirih. "Aku tidak sedang mencari kebebasan."

Bulu mataku berkedip. Apa maksudnya?

.

.

.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top