4. Rasa Kehilangan
“Tidak apa-apa. Kemarilah dan peluk aku.”
***
Aku bertemu penyusup. Tidak. Lebih tepatnya, seorang anak perempuan dengan rambut panjang yang terlihat berkilau. Aku tidak mengenalnya. Kalau dilihat lebih dekat, dia dan ibuku sedikit mirip. Warna rambut mereka sama-sama hazel. Ia terjebak di tengah kolam yang dangkal, di tempat biasa kami—aku dan Law—memancing ikan.
"Tolong aku!" teriaknya sambil menyipakkan tangan ke atas.
"Ini bahkan tidak sedalam itu," ucapku datar, sembari berjongkok di tepi kolam.
"Ugh! Ta-tapi, kakiku seolah ditarik sesuatu. Aku sulit bergerak. Tolong bantu aku!" Dia meminta dengan tatapan memohon. Kedua jemari tangannya berusaha menggapaiku.
Tampak hampir sepenuh wajahnya terendam oleh air. Sesekali ia mendongak untuk mengambil napas. Aku ingin mengulurkan tangan, tetapi peringatan yang pernah dikatakan Ibu langsung terngiang.
"Jangan menyentuh siapapun."
Aku tertegun, lantas menarik kembali tanganku dan menyaksikan anak perempuan itu semakin tenggelam. Perasaanku mulai tidak tenang saat mendengar suaranya yang terhalang air. Dia sempat batuk beberapa kali.
"Tunggu sebentar," ucapku sebelum meninggalnya sendirian.
Aku mengabaikan seluruh panggilan dari belakang. Dengan cepat berlari ke tempat lain, menuju keberadaan Law. Namun saat aku mendapatinya di sisiku, entah bagaimana anak perempuan itu menghilang. Law sudah menyeburkan diri ke kolam tanpa menemukan apa-apa selain ikan nila.
"Kamu yakin ada manusia—maksudku, seseorang tenggelam di sini?" Law bertanya dengan nada tak percaya.
Aku mengangguk. Sekilas menatap ketinggian permukaan air kolam yang tidak sampai menyentuh batas lehernya.
Law mengernyit dalam, kemudian menaikkan sebelah alis. "Kamu salah lihat, kan? Mungkin itu khayalanmu saja."
Aku tersenyum kesal karena dia mengira aku sedang berkhayal. "Tidak. Ini orang sungguhan. Dia benar-benar manusia. Aku bisa melihat wujudnya dan mendengar suaranya."
"Baiklah, itu terdengar seperti sesuatu yang mustahil. Area ini sangat dilindungi sampai seekor semut pun tidak bisa masuk. Bahkan aku yang berada di sini kesusahan untuk keluar."
Maksudnya di sini adalah di bagian istana. Ibu membangun tembok tinggi yang mengelilingi istana agar tidak sembarangan orang bisa masuk dan keluar dengan mudah.
"Aku harus segera memberitahu Ibu, kalau ada seseorang yang berhasil menyusup ke taman istana! Dia pasti masih berada di sekitar sini."
"Apa? Hei, tunggu—"
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top