PROLOGUE
Aku memperhatikan satu per satu setiap wajah pria yang ada dalam ruangan ini. Tepat di hadapanku. Mereka adalah para ayah, para kakak dan para adik yang katakanlah sebagai berikut :
Tampan : ✔
Berkelas : ✔
Mapan : ✔
Bajingan : ✔✔✔✔✔
Tidak ada hal bercela bagi para pria yang sedang dalam satu ruangan denganku baik yang tua ataupun muda. Hanya saja mereka itu tetaplah pria yang tidak bisa dijauhkan dari gelar bajingan yang tidak perlu kurinci lagi ada berapa banyak dosa yang dilakukan mereka.
Okay! Mungkin dosa terlalu berlebihan karena semua manusia berdosa. Bagaimana jika kubilang mereka itu mahkluk paling laknat dan paling keji? Kurasa itu cukup mendefinisikan arti seorang pria bagiku.
Aku bukan anti laki-laki, hanya saja aku tidak mudah mempercayai mereka.
Jika mereka bilang cinta, heck! Anjing peliharaanku yang bernama cody jauh lebih mencintaiku.
Jika mereka bilang akan menjadikanku wanita satu-satunya? Lantas mau dikemanakan ibu dan saudari mereka?
Jika mereka bilang akan menjadikanku ratunya? Well... jika dia adalah prince William, aku percaya saja. Jika tidak? Kerajaan mana yang menjadikannya sebagai putra mahkota dimana kelak dia akan menjadi raja? Yang jelas janji semacam ini sangatlah tidak masuk akal.
Jika mereka berlutut satu kali untuk memintaku menjadi pendampingnya seumur hidup? Oh dear... yang benar saja. Aku tidak sebegitu bodohnya menyodorkan hidupku kepada mereka dengan menjadi budaknya seumur hidup. Bahkan aku tidak akan bisa terharu melainkan tertawa dengan ngeri.
Pada intinya aku kesulitan dalam mempercayai mereka. Entahlah. Rasanya mereka selalu mengatakan hal yang tidak masuk akal dan terlalu mengada-ada. All mens are bullshit eat shit.
"Jadi, kapan lu bawa pacar kesini? Kenapa gue lihat lu yang paling nggak laku diantara para anak cewek sih?", tanya Alejandro dengan ekspresi geli.
Aku mendesis sinis kearah sepupuku yang sok tampan itu. Dia termasuk bajingan tidak tahu diri yang suka gonta ganti pacar. Persis seperti para ayah, termasuk ayahku juga. Tapi itu dulu. Ayahku menjadi satu-satunya budak cinta untuk ibuku. Well... that's one in a million.
"Bukan urusan lu. Nggak usah kepo", jawabku datar.
"Atau jangan-jangan lu nggak doyan laki?", tebak Alejandro yang semakin membuat kesinisanku bertambah.
"Gue masih single bukan karena gue nggak laku atau gue nggak normal. Tapi karena standart gue tinggi dan nggak mudah menarik perhatian gue", cetusku sengit.
Alejandro mengangkat bahunya sambil menatapku dengan cengiran lebarnya. "Gue denger-denger lu dideketin sama adik iparnya kak Ashley dan adik iparnya Joan. Mereka udah high quality asshole lho. Kenapa nggak pilih salah satu? Lu bisa pilih mau yang Asian macam artis Kpop atau American macam artis hollywood".
"Tetep aja mereka punya satu ciri khas yang paling gue hindari. Yaitu bajingan", balasku datar.
Tidak ada yang salah dalam diri Kim Shin ataupun Percy Tristan. Mereka adalah perwakilan dari sosok pria sempurna yang digilai para wanita tapi justru itulah masalahnya. Aku tidak suka mereka yang mudah menebar pesona lalu merasa bangga atas tatapan memuja dari para wanita.
"Cowok kalo nggak brengsek yah nggak nafas, Nay. Cowok bisa jadi bajingan itu keputusannya sendiri tapi ada alasannya. Hanya kebanyakan mereka lebih senang menikmati hidup aja ketimbang ribet sama urusan jodohnya siapa di masa muda", ucap Alejandro santai.
"Dan menjadikan cewek sebagai pemuas birahi? Ckckck otak kalian emang tahunya cuma urusan selangkangan", balasku langsung.
Alejandro tertawa terbahak-bahak mendengar balasanku. "Soal kayak begituan mah urusan suka sama suka. Nggak ada paksaan atau tekanan. Well.. kalau dalam kasus gue sih kayak gitu yah? Kebanyakan malah ceweknya yang nyodorin diri. Bukan salah cowok juga, kan? Namanya cowok nggak akan nolak begituan, istilahnya kucing mana mungkin nolak ikan?".
"Dan lu merasa hebat dengan udah merusak anak orang lalu nggak tanggung jawab? Udahlah, Al. Gue lagi nggak mau diganggu dengan urusan pertanyaan yang itu-itu aja", cetusku dengan suara geram.
"Santai aja, sister. Nggak perlu ngegas begitu. Gue hanya mau lu membuka pikiran lu dan jangan terus menghakimi cowok seperti itu. Joan aja udah mau lahiran tapi lu masih sendirian. Nggak baik buat masa muda. Meski umur kita masih dua puluh dua tahun, tapi alangkah baiknya lu bisa nikmatin hal itu. Coba lu denger lagu Taylor Swift yang judulnya twenty two. Itu lagu ada benarnya dan nggak salah kalo sesekali ngelakuin hal liar sebagai pengalaman pribadi", ucap Alejandro sambil mengusap kepalaku dengan lembut.
Aku menepis tangannya sambil menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"Ngotbahin cewek ini lagi? Emang mempan?", tanya seseorang dari arah belakang kami.
Aku mendesis tajam kearah Alex yang baru datang dari arah lain dan ikut bergabung dengan diriku dan Alejandro.
"Diem deh", cetusku dingin.
Alex terkekeh saja sementara Alejandro menyeringai menatapku dengan geli lalu melihat kearah Alex.
"Tadinya gue pikir lu berdua beneran jadian, nggak tahunya malah cuma drama. Padahal kalian cocok", ucap Alejandro dengan seringaian mengejek.
Aku dan Alex sama-sama meringis. Tentu saja aku tidak akan pernah menerima Alex dalam hidupku. He's out of my type! Really! Orangnya sangat kaku dan datar, sama sekali tidak ada petualangan jika bersama dengan dirinya dan diam-diam aku sudah merasa prihatin dengan siapapun yang akan menjadi kekasihnya.
"Jangan sembarangan. Dia bakalan ngamuk karena gue nggak masuk dalam tipenya dan gue nggak sudi dapetin cewek beringasan kayak dia", ujar Alex sambil menunjukku tanpa beban.
Shit!
"Kayak lu kebagusan aja", cibirku sinis lalu tidak sengaja tatapanku bersirobok kearah seseorang yang sudah kuhindari selama beberapa bulan ini.
Demi apapun aku mulai merasa geram dengan kemunculannya yang selalu hadir dalam setiap perkumpulan keluarga. Apa sih maunya orang itu? Kenapa dia tidak bisa memberikanku kelegaan sedikit saja tanpa harus melihat wajah brengseknya disini?
"Wow! Itu yayang Shin dateng", seru Alejandro sambil terkekeh geli.
Aku bisa melihat seringaian mengejek dari Alejandro dan Alex sekarang tapi aku tidak peduli. Yang kupedulikan adalah Kim Shin yang sudah menyadari keberadaanku dan hendak menghampiriku sekarang.
"Kalau dia tanya kalian, jangan bilang kalau gue pergi lewat sini", ucapku cepat lalu mengambil langkah memutar untuk menghindari pria itu dan berjalan menuju lantai atas lewat lift yang ada di koridor tengah mansion safe house kami.
Begitulah yang kulakukan setiap kali aku bertemu dengan pria yang terang-terangan menyukaiku, aku akan sibuk menghindari mereka tanpa penjelasan.
Jika dulu aku terkesan dengan Kim Shin, itu lantaran karena kupikir dia adalah pria yang santai dan berbeda. Nyatanya? Begitu dia menyatakan perasaan sukanya disela-sela jam makan saat jamuan makan malam pada rekonsiliasi hubungan Petra dan Joan beberapa bulan lalu, disitu aku mulai panik.
Apalagi ditambah kehadiran Percy yang mengajakku berkenalan di hari yang sama lalu mengundangku untuk makan malam bersama. Tentu saja aku menolaknya karena aku sudah gelisah.
Jika saja salah satu Oppa dari EXO atau BTS yang datang menghampiriku dan menyatakan rasa suka, mungkin akan kupertimbangkan baik-baik. Namun sayangnya itu hanya khayalanku belaka.
Saat ini, tujuanku adalah ingin cepat sampai ke kamarku karena aku bisa mendengar suara Kim Shin berteriak memanggil namaku dari kejauhan.
Aku memekik senang ketika aku bisa masuk ke dalam lift tanpa adanya hambatan dan langsung menekan angka 2 ke lantai kamarku. Fiuhhh... aku menghela nafas lega ketika lift mulai beranjak naik dan membawaku ke lantai kamar yang kuinginkan.
Ting!
Pintu lift berbunyi dan aku tersenyum lega kalau ternyata aku bisa menghindar dari sih pengganggu yang bernama Kim Shin.
Begitu pintu lift itu terbuka, senyumku langsung memudar ketika kulihat ada satu pengganggu lain yang juga kuhindari sudah berdiri di depan lift sambil memberikan cengiran lebarnya.
Disitu Percy fucking Tristan sedang berdiri dan berujar dengan seringaian penuh kemenangannya. "Hello, doll. Long time no see".
Shit!
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Dengan ini aku tekankan kalau Shin lebih ganteng dari Hyun 🙈
Maaf Hyun, nyeleweng dikit di lapak adek sendiri gpp yah 😂
Dari aku sih penyuka foto Oppa dari arah samping yang kayak bff nya 😛
Juga sih cowok bermata biru yang lebih ganteng dari sih babang Petra 🙈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top