Part 2 - That playboy named Kim Shin
Sepertinya lapak ini akan menjadi cerita pertama dimana aku pake lebih dari 3 sudut pandang.
Tetep aku pake POV 3 seperti biasa aku lakukan di cerita2 yang lain.
Happy Reading 💋
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Kim Shin memutari mulut gelas whiskey-nya dengan jari telunjuknya sambil menatap kosong kearah luar jendela. Dia merasa bosan. Setiap harinya dia harus berkutat dengan berbagai urusan bisnisnya yang tidak ada habisnya. Hal itu sudah dijalaninya selama dua tahun terakhir atau ketika kakak tertuanya, Hyun mengambil alih perusahaan ayahnya.
Dia merasa iri terhadap Kim Tan yang masih bebas terjun di dunia permodelan dan sama sekali tidak tertarik dengan dunia bisnis. Padahal jika dipikir-pikir, dirinya dan Tan sama-sama kuliah di jurusan bisnis tapi kenapa Hyun selalu menekannya lebih banyak dibanding Tan? Ini tidak adil, pikirnya.
Belum lagi pamannya, Lee-Shin a.k.a Adrian yang juga mendidiknya dengan keras karena katanya dia sudah terlalu banyak bersantai ketika dia muda. Heck! Padahal dia baru berumur 29 tahun dan masih banyak kesenangan yang ingin dia raih. Yeah. Bagi Shin, untuk apa menjadi sukses jika tidak senang? Dia lebih memilih kesenangan dulu dan kesuksesan yang akan mengikuti.
“Lagi-lagi minum di tengah jam kerja! Kapan kebiasaan burukmu itu bisa berhenti?”, terdengar suara yang mendesis tajam dari arah belakangnya.
Tanpa menoleh pun, Shin sudah tahu kalau itu adalah kakak brengseknya yang diktator dan tukang perintah itu.
“Aku penat”, celetuk Shin santai sambil menyesap whiskeynya dan melirik kearah Hyun tanpa minat.
Hyun menatapnya lalu memutar bola matanya sambil menaruh sebuah map diatas meja kerjanya dan duduk di kursi kosong yang ada di depan mejanya.
“Minggu depan aku ingin kau ke Gimpo untuk memimpin proyek kerjasama bersama Setiawan Group untuk proyek baru pembangkit listrik disana. Pihak pemerintah sudah menandatangani surat perintah kerja dan meminta kita untuk segera melakukan pekerjaan”, ucap Hyun dengan tegas dan lebih terdengar seperti perintah.
Shin menghela nafas dan memberikan ekspresi jenuh di wajahnya. “Kenapa harus aku lagi, hyeong? Kenapa tidak meminta Tan? Aku baru saja menyelesaikan proyek di Busan dan baru kembali sekitar dua hari yang lalu, sekarang kau ingin aku pergi lagi? Apa kau tidak kurang menyiksaku?!”.
“Untuk itulah dirimu berada disini. Kau menjadi orang yang harus terjun lapangan sebagai perwakilan perusahaan. Semakin banyak kau terlibat, maka semakin banyak pengetahuanmu dan kau akan berkembang”, sahut Hyun dengan alis terangkat menantang.
“Hyeong...”
“Jangan manja, anak bodoh! Lagipula pihak Setiawan Group sudah memberikan konfirmasi kalau Nayla yang akan menjadi perwakilannya, bukankah itu hal yang cukup menghibur?”, cetus Hyun sambil menyeringai licik.
Shin berdecak kesal sambil menatap Hyun dengan tajam. “Jangan kau pikir dengan menyebut nama itu maka aku akan dengan senang hati menerima proyek ini. Aku lelah, apa kau tahu itu?”.
“Aku tahu. Maka itu aku menyuruhmu agar kau bisa banyak berolahraga”, balas Hyun cuek.
“What?”, pekik Shin geram.
“Lagipula kenapa sih kau ini? Ada masalah apa? Biasanya kau semangat jika ada Nayla di dalamnya”, ujar Hyun sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.
“Aku sudah tidak berminat dengannya”, jawab Shin acuh.
“Benarkah? Kupikir selama ini kau dan Percy selalu bersaing dalam memperebutkan wanita itu”, tukas Hyun dengan alis berkerut bingung.
“Semua berawal dari ide sang kakak yang gila itu. Dia yang membeberkan phobia konyol yang dialami adiknya dan memintaku untuk mendekatinya karena katanya Nayla menyukaiku. Katanya aku mirip artis K-Pop kesukaannya dan awalnya memang begitu, tapi setelah aku menyatakan rasa sukaku, dia menghindar dan menjauh begitu saja”, ucap Shin malas.
Yeah. Noel, sih biang kerok yang membuatnya melakukan hal yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang Kim Shin. Dia yang terkenal sebagai playboy ulung yang tidak pernah ditolak wanita manapun harus mengalami hal yang memalukan seperti itu.
Kalau bukan karena Noel yang ingin menghilangkan phobia adiknya lantaran dulu pernah dikerjai oleh teman prianya dulu, Shin tidak sudi meskipun Nayla adalah wanita yang cukup cantik.
“Lalu soal Percy?”, tanya Hyun kemudian.
“Percy memang menyukai Nayla sewaktu melihatnya di perjamuan makan malam Joan dan Petra. Mengetahui hal itu, Noel pun menyampaikan minatnya juga karena dia merasa tertarik untuk menambah kesusahan Nayla dalam menghadapi dua pria sekaligus”, jawab Shin.
“Apa karena itu kau bisa muncul di makan malam keluarga besar? Kupikir kau memang menyukai Nayla sampai ingin mengejarnya begitu”, celetuk Hyun sambil nyengir.
“Jangan menggodaku, hyeong. Intinya aku..”
“Intinya adalah kau harus tetap pergi ke Gimpo minggu depan dan jangan mencampuradukkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Bersikaplah profesional, Shin. Jika kau memang malas dengan wanita itu, bukankah dirinya yang selalu menghindar darimu adalah keuntungan untukmu? Jadi tidak ada yang harus diributkan, bukan?”, sela Hyun santai.
Shin mendengus sambil melotot kearah Hyun dengan geraman pelan. Dia menyesap habis whiskeynya dan beranjak berdiri dari kursi kebesarannya.
“Terserah kau saja. Kau yang menjadi bos disini dan aku hanya sebagai pelaksana. Puas? Kalau begitu aku pergi dulu”, ujar Shin sambil berjalan memutari meja kerjanya dimana Hyun ikut berdiri untuk menahan langkahnya.
“Kau mau kemana?”, tanya Hyun. “Ini masih jam kerja”.
“Aku bosan, oke? Biarkan aku mencari kesenanganku sendiri dengan berkencan bersama model baru yang kukenali”, jawab Shin santai.
“Model baru?”, tanya Hyun lagi.
“Jangan ikut campur urusanku, hyeong. Aku sudah menjalankan pekerjaanku dengan baik, bukan? Kau bisa melakukan apa saja dalam urusan pekerjaanku tapi tidak urusan pribadiku”, jawab Shin dengan tegas.
“Aku memang tidak mau ikut campur urusanmu tapi aku tidak menginginkan adanya skandal karena kau membawa nama besar keluarga Kim”, celetuk Hyun dengan nada sinis.
“Kau tenang saja, hyeong. Aku selalu bermain aman dan tidak ada yang bisa mencari persembunyianku saat aku bersenang-senang”, ujar Shin sambil menyeringai.
“Ck! Kau ini”.
Shin melambaikan tangannya sambil berjalan menuju pintu dan keluar dari ruang kerjanya. Dia melepas jasnya dan melonggarkan dasinya sambil mengumpat dalam hati karena menjadi pebisnis bukanlah kesukaannya. Dia hanya ingin menjadi petualang dan menikmati keindahan dunia lewat alamnya. Seperti itu. Tapi rasanya saat ini tidaklah mungkin.
Drrttttt.... drrrttttt...
Ponselnya bergetar dan Shin langsung meraih ponselnya dari saku celananya lalu mendesah malas melihat siapa yang muncul dari layar ponselnya.
“Apa maumu, Percy? Jika kau mau me...”
“Kudengar kalau Nayla akan mewakili perusahaan ayahnya untuk proyek di Gimpo dari Noel, apa benar begitu?”, tanya Percy tidak sabaran.
Haish! Dasar orang itu!
“Ya”, jawab Shin sambil memasuki lift dan menekan tombol lobby.
“Dan katanya kau yang mewakili perusahaan ayahmu juga?”, tanya Percy lagi. Kali ini dengan nada tidak rela.
“Ya”, jawab Shin malas.
“Kalau begitu ajak aku! Kau bisa mengutusku menjadi wakilmu! Aku akan menjalani proyek itu selagi kau menikmati masa senangmu, bagaimana?”, seru Percy langsung.
Shin mengerjap dan berpikir selama beberapa saat. Percy memang menyukai Nayla dan pria itu benar-benar menjalani peran yang diinginkan Noel untuk menghilangkan phobia adiknya.
Sebenarnya itu usul yang bagus, hanya saja Shin tidak mau ambil resiko untuk membohongi kakaknya soal pengalihan tanggung jawab ini karena Hyun dengan segala akal liciknya akan tahu kalau Shin berniat untuk lengser dari proyek ini.
“Aku tidak bisa. Maaf”, ujar Shin kemudian.
Percy mendesah kecewa. “Kau bilang kau tidak tertarik padanya tapi kenapa kau malah tidak bisa memenuhi keinginanku? Aku tahu kau ditunjuk oleh Noel pertama kali tapi kau tahu kalau aku benar-benar menyukainya”.
“Memangnya kau serius soal menyukainya?”, tanya Shin dengan alis berkerut.
Terdengar kekehan geli dari Percy. “Aku merasa tertantang untuk mendapatkannya, dude. Look! Aku tidak peduli apakah kau menyukainya atau tidak tapi aku tidak bisa membiarkanmu berduaan dengannya tanpa pengawasanku. Nanti bisa-bisa kau berubah pikiran dan aku kalah telak. Aku ingin memenangkan hatinya”.
“Setelah memenangkan hatinya, kau mau apa?”, tanya Shin sambil berjalan keluar dari lift ketika dia sudah tiba di lantai lobby.
“Lihat saja nanti. Aku hanya mengikuti alur saja. Jika aku bisa mencintainya itu jauh lebih bagus. Saat ini aku tertarik padanya dan tertantang untuk mendapatkannya", jawab Percy santai.
Shin berckckck ria. Dia tahu kalau Percy tidak kalah brengseknya dengan dirinya tapi untuk bermain-main dengan perempuan seperti Nayla, rasanya seperti memancing di air keruh. Apalagi Nayla memiliki ayah yang super bajingan dengan para sahabat bajingan termasuk pamannya sendiri.
Tapi jika dia membiarkan Percy bertindak semaunya dan bisa mendapatkan hati Nayla, dia merasa tidak rela juga. Karena dia yakin juga bisa memenangkan Nayla darinya.
“Kau tidak sedang mencari masalah dengan kakaknya dan ayahnya, bukan? Jangan lupakan juga ada para ayah yang akan melindungi Nayla dan kita akan terkena masalah jika menyakiti wanita itu”, cetus Shin santai lalu masuk ke dalam sebuah mobil sedan yang pintunya sudah dibukakan baginya.
“Aku malah merasa... Wait a minute! Kenapa kau bilang kita? Apakah kau berniat untuk mendapatkannya juga? Shit, man! Kau tidak bisa begitu!”, cetus Percy geram.
Shin terkekeh. “Why? Kau takut kalah dan merasa kalau aku yang akan menang?”.
“Ckckck... jangan sombong. Aku jauh lebih tampan dan keren darimu. Aku bahkan tidak mempermak tulang hidungku untuk terlihat mempesona”, ejek Percy langsung.
Shin mendengus kesal dan merasa tersinggung. “Harus berapa kali kubilang kalau aku tidak melakukan apa-apa pada wajahku?! Aku memang berasal dari Korea yang identik dengan operasi plastik tapi bukan berarti semua orang melakukan hal itu!”
“Easy, man. Kenapa kau menjadi marah-marah seperti itu? Aku hanya menggodamu supaya kau merasa kalah pamor denganku”, sahut Percy sambil terkekeh geli.
“Kau tidak tahu saja sepak terjangku diluaran sana”, balas Shin sombong.
“Aku juga tidak kalah hebat darimu, Shin! Jadi, kita bertaruh oke? Siapa yang bisa mendapatkan Nayla, dia pemenangnya”, ujar Percy kemudian.
“Baiklah! Aku terima tantanganmu”, timpal Shin langsung.
“Kalau begitu kau harus atur bagaimana caranya aku bisa masuk dalam proyek itu, Shin? We have to play fair. It called gentleman agreement”, ucap Percy.
Shin memutar bola matanya sambil menggelengkan kepalanya mendengar antusiasme dari Percy.
“Baiklah. Aku akan mencari cara untuk memasukkanmu dalam Power Plant Division pada proyek Gimpo”, ujar Shin akhirnya dan Percy langsung berseru kegirangan.
“Thanks, dude. Kedepannya kita bersaing secara sehat, okay? Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan persaingan ini”, tukas Percy kemudian.
“Wah belum-belum kau mulai pesimis sampai harus berusaha sekuat tenaga", ejek Shin geli.
“Jangan terlalu percaya diri, dude. Aku berusaha karena objek pengejaranku bukanlah wanita yang mudah untuk kudapatkan. Lagipula kau seperti kebagusan saja”, balas Percy.
Shin tertawa. “Aku hanya ingin menjadi pemandu sorak tapi sepertinya membuatmu kesal adalah tujuan utamaku nantinya”.
“Oh yeah? Lihat saja nanti”, celetuk Percy dengan nada angkuhnya yang kentara.
“Baiklah. Pembicaraan selesai. Kau sudah mengganggu keinginanku untuk bersenang-senang. Jangan menghubungiku sebelum aku memberitahumu soal keikutsertaanmu dalam manajemen proyek ini”, ucap Shin kemudian.
“Bersenang-senang yang melibatkan wanita?”, tanya Percy ingin tahu.
“You know that for sure. No need to ask”, jawab Shin kalem.
“No! Kau tidak boleh bersama dengan wanita lain jika kau berniat untuk bersaing denganku! Kita harus bersikap layaknya pria dan bukan bajingan jika ingin mendekati satu wanita. Jangan mempermalukanku sebagai pria terhormat!”, cetus Percy dengan tegas.
What?!
“Jangan konyol, Percy! Aku ingin bersenang-senang bukan karena aku ingin menjadi bajingan meskipun memang seperti itu. Lagipula bersikap apa adanya bukan berarti aku pria murahan. Aku tetap terhormat dalam segi apapun”, ucap Shin lugas.
“Tapi aku memiliki peraturan sebagai seorang ladykiller yang tahu bagaimana menghargai perasaan wanita meskipun aku tidak pernah menaruh perasaan pada mantan wanitaku. Itulah yang membedakan playboy seperti dirimu dengan diriku”, balas Percy keras kepala.
“Apa bedanya, bodoh? Kau jangan bersikap konyol dengan melarangku bersenang-senang”, sahut Shin ketus.
“Aku tidak melarangmu. Aku hanya tidak mau kau ikut dalam mengejar Nayla sementara kau masih bersama dengan wanita lain. Nanti dikiranya aku sama denganmu yang super bajingan”, ujar Percy langsung.
“Aku tidak mengerti maksudmu”, balas Shin.
“Nayla memiliki radar kecurigaan yang tinggi kepada pria, Shin. Apalagi sepak terjang kita sudah diketahui olehnya yang artinya dia tidak akan mudah mempercayai kita. Aku sedang berupaya untuk menarik perhatiannya dan kau jangan merusaknya dengan bermain di belakangnya. Nanti aku kena getahnya karena ulahmu!”, ucap Percy dengan sewot.
Gosh! Haruskah seperti itu? Demi apapun Shin sudah merasa jenuh dan berniat untuk mencari pelampiasan. Rasanya dia ingin mundur saja dari persaingan konyol itu tapi egonya berkata lain. Dia tidak terima kalau Percy akan mengejeknya dan merasa lebih unggul darinya. Tentu saja Shin tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
“Shin? Apakah kau...”
“Baiklah! Aku terima tantanganmu, jerk!”, sela Shin kesal.
Percy malah berdecak kesal. “Ah kau tidak seru. Kupikir kau akan menolak dan memilih mundur karena tidak bisa menahan diri. Sial!”.
“I hope you enjoy your dissaponted!”, tukas Shin lalu memutuskan telepon itu dan mendengus melihat kearah luar jendela.
Apa yang harus dilakukannya untuk bersenang-senang tanpa adanya wanita? Dia bahkan ingin menyetubuhi siapapun yang dijumpainya karena libidonya sudah mencapai pada puncaknya. Grrrr... Percy keparat!, rutuknya. Dia berjanji dalam hatinya kalau dia tidak akan kalah dari bajingan tengik itu.
Lihat saja nanti!
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
HOLAAAAAA 🙆♀️🙆♀️🙆♀️
Bagaimana kabar kalian hari ini?
Semoga bahagia dan tetap semangat oke?
Aku sudah mendapatkan alur dan plotnya harus bagaimana di dalam otakku ini tapi... lihat nanti.
Karena biasanya ada perubahan situasi dan perasaan di tengah jalan 😆
Kita perbaiki mood dan menambah semangat hati kita untuk menatap dua cowok yang melelahkan hati ini 🙈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top