Prolog
Harry Olson tak tahu mengapa dia sedang menonton televisi. Ini hari gajian, jadi seharusnya Harry bermabuk-mabukkan seharian di Barney's, bar favoritnya. Harry sudah melakukannya. Namun dia terpaksa pulang lebih awal akibat kalah berjudi dan tak punya uang lagi untuk mentraktir teman-temannya.
Dan karena sekarang baru pukul setengah dua belas malam, Harry mencari kesibukan lain. Ini belum jam tidurnya. Hari gajian terlalu berharga untuk dihabiskan hanya dengan tidur, jadi tadi Harry memutuskan dia akan mengganti "jadwal" bersenang-senangnya di Barney's dengan kegiatan lain yang lebih "hemat biaya".
Makanya dia menonton televisi.
Sambil mengganti-ganti saluran televisi, Harry duduk melesak semakin dalam ke sofa kesayangannya. Kok bisa nggak ada acara yang menarik? Sekarang kan malam Minggu!
Harry berhenti di sebuah saluran.
Jika ramalan cuaca sudah dapat disebut buruk, maka ada yang lebih buruk lagi... Harry mendengus. Home Shopping.
Sebetulnya Harry terpaksa berlangganan Home Shopping karena mantan kekasihnya, Henrietta. Wanita itu selalu menghabiskan empat jam menonton saluran yang menjual berbagai sampah tetek bengek itu, sebelum akhirnya setuju untuk mencuci piring kotor bekas makan malam.
Dua minggu lalu, Harry menangkap basah Henrietta sedang berduaan di kamar bersama Hugo Roth. Henrietta dan Roth bekerja di sebuah majalah mode—Roth adalah bos Henrietta. Keduanya sibuk bercengkerama hingga kaki-kaki tempat tidur bergemeretak. Yang bikin kaget adalah, selama ini Harry mengira Roth yang empat puluh tahun lebih tua dari Henrietta itu seorang homoseksual.
Melihat perselingkuhan terang-terangan itu, Harry mengancam akan mengusir Henrietta. Ketika Harry memberi Henrietta waktu lima menit untuk berpakaian, wanita itu malah mengepak seisi kamar lalu melenggok pergi sambil menggandeng Roth.
Henrietta bahkan tidak mengucapkan apa-apa ketika pergi.
Salah, salah. Dia mengucapkan dua kata. 'Brengsek kau!'
Tidak ada alasan, ucapan perpisahan atau—yang satu ini mungkin kedengaran agak naif— permintaan maaf. Henrietta pergi meninggalkan Harry begitu saja.
Waktu itu Harry terlalu syok untuk bertindak. Belakangan dia menyesal mengapa tidak menggebuk Roth, padahal dia punya cukup waktu ketika Henrietta sibuk berkemas di dalam kamar.
"Ini adalah produk yang betul-betul dahsyat!"
Harry kembali ke Home Shopping. Di layar televisi tampak seorang wanita sedang berusaha menjual sebuah bra "spektakuler" seharga lima ratus dolar yang katanya bisa membesarkan payudara secara instan.
Saluran konyol!
Bukannya Harry tidak punya pilihan saluran lain untuk ditonton. Sebetulnya dia punya dua pilihan saluran lain: saluran pertama hanya menayangkan film bisu hitam-putih sepanjang waktu, dan satunya lagi siaran kartun untuk balita dan anak-anak.
BZZZZZ!
Tiba-tiba terdengar bunyi keresak keras. Layar televisi berubah buram.
Harry meraung ke balik balkon. "Kucing brengsek!"
Tibbles, kucing peliharan Mrs. Troubletotter, punya kebiasaan buruk nongkrong di balkon apartemen Harry menjelang tengah malam. Kucing tetangganya itu selalu menyenggol kabel antena, dan menyebabkan gangguan kecil seperti ini pada televisinya.
"SHUH!" gertak Harry mengusir.
Terdengar meongan protes Tibbles dan bunyi kelontangan pertanda kucing itu sudah melompat kembali ke balkon sebelah Mrs. Troubletotter.
Harry kembali ke televisinya. Dia melongo.
Alih-alih kembali seperti semula, kini siaran televisinya betul-betul hilang. Hanya ada jutaan bintik abu-abu yang bergemeresak bising di layar.
Apa-apaan ini?
Harry ingat siaran televisinya juga pernah terganggu sebelumnya. Perusahaan televisi kabel suka menganaktirikan pelanggan paket ekonomis seperti Harry. Siaran televisi suka lenyap mendadak mendekati tengah malam.
Harry menyambar gagang telepon di balik sandaran sofa, bersiap memaki operator perusahaan televisi kabel. Mereka memutuskan siaran Home Shopping? Betul-betul keterlaluan!
Harry hampir selesai memencet nomor tujuan ketika layar televisinya berkedip.
Dia berhenti.
Layar televisinya berkedip sekali lagi dan berubah menjadi putih.
Akhirnya!
Harry meletakkan kembali gagang telepon dan menunggu. Tiga detik kemudian, muncul tayangan interior sebuah ruang kerja elit berperabot meja kayu, kursi punggung beludru yang nyaman, seperangkat alat tulis dari emas, dan perapian elektronik dengan ukiran bergaya gotik.
Apa ini?
Seorang pria jangkung memasuki layar dan langsung duduk di kursi itu. Harry tertegun dan mengerjap untuk melihat lebih jelas. Sepertinya dia kenal pria itu.
"Selamat malam..."
Tidak ada bendera Amerika Serikat atau lambang Gedung Putih. Bukan presiden. Harry menyipitkan mata untuk membaca nama pria itu yang tertera di pita yang muncul di bawah layar.
Pria itu tersenyum pada Harry. "Saya Vincent Krust."
Harry langsung duduk tegak. Vincent Krust?
Jika ada satu manusia di dunia ini yang punya kekuasaan nyaris setara presiden Amerika Serikat sekaligus kekayaan yang sanggup membuat Jeff Bezos tampak biasa-biasa saja, Vincent Krust-lah orangnya.
Dia dijuluki Sang Penyihir karena tangan dinginnya dalam mengelola Krust Corporation, perusahaan multibidang terbesar di planet Bumi saat ini. Semua orang tahu cerita penuh perjuangan Vincent Krust hingga menjadi seorang megamilyuner. Sang Penyihir mengawali usahanya dalam bentuk sebuah bengkel di pinggiran Berlin, Jerman. Dalam lima belas tahun saja, secara ajaib Krust mengubah bengkel itu menjadi Auto-Krust, perusahaan otomotif bonafit yang berhasil melibas Volkswagen, Bentley, disusul Ford. Delapan tahun berikutnya, Auto-Krust menginvasi pasar Asia, menghajar telak Toyota, Honda dan Suzuki.
Seperempat abad kemudian, perusahaan automotif itu menjelma jadi Krust Corporation, sebuah mega konsorsium perusahaan otomotif, perusahaan software komputer, pemilik jaringan ritel terbesar, produsen makanan terbesar, perusahaan properti terbesar, perusahaan asuransi, pengilang minyak, penambang emas, perusahaan penerbangan, pelayaran dan kereta api komersil dengan lebih dari dua juta rute ke semua pelosok Bumi, dan pengembang teknologi telekomunikasi paling mutakhir saat ini. Rasanya tidak ada satu pun hal di dunia ini yang tidak terjamah bisnis Krust. Menurut gosip tersanter, Krust sedang bersiap-siap memasuki pasar bitcoin.
"Maaf mengganggu siaran Anda malam ini," kata Krust sambil tersenyum lebar.
Dengan seluruh satelit-satelitmu itu? Harry mencibir. Menyabot siaran televisi pastilah semudah merebut dot dari bayi!
"Pertama-tama perlulah kalian ketahui bahwa saat ini semua media di seluruh dunia, sedang menayangkan siaran ini. Maksudku, betul-betul semuanya, termasuk YouTube, Netflix, radio podcast dan sejenisnya. Jadi tak ada gunanya mematikan televisi." Senyum Krust mulai terlihat menjengkelkan. "Teknisiku si Sloan Harris yang melakukan semua ini. Dia brilian. Dia tidak tahu sebentar lagi akan mendapat promosi..."
Kasihan betul Home Shopping, dengus Harry. Sudah disiarkan tengah malam, disabot pula.
"Kedua, tak perlu khawatir karena siaran ini tak akan berlangsung lama. Aku hanya ingin memberitahukan sesuatu kepada kalian, penduduk dunia yang kucintai..."
Penduduk dunia yang kucintai? Harry hampir lupa betapa sombongnya Vincent Krust itu. Setelah Michelle Obama, dia orang kedua yang langsung nyelonong begitu saja memeluk Ratu Inggris. Dia jadi obrolan karena menolak melepas sandal ketika berkunjung ke istana Raja Arab. Dia juga mengumbar keyakinan pribadinya bahwa BTS adalah mata-mata Korea Utara.
"Tahun ini adalah tahun yang sangat sukses bagi Krust Corporation. Aku betul-betul menikmati berbagi kesenangan ini bersama para sahabat dan pegawaiku di sini..."
Harry menduga Krust tidak sendirian di situ.
"Tidak adil rasanya jika hanya mereka yang turut berbahagia bersamaku. Aku ingin kalian semua turut merasakan kebahagiaan yang sedang kurasakan! Oleh karena itu aku memutuskan untuk membagikan sedikit laba perusahaanku kepada orang-orang beruntung yang nanti akan mendapatkannya."
Krust menarik napas. Senyumnya semakin menjadi-jadi.
Harry menunggu.
"Saat ini, tiga ratus satelitku sedang mengumpulkan semua data diri penduduk Bumi. Lalu komputer-komputerku akan mengacak nama-nama itu dan mengambil dua nama..."
Harry tanpa sadar mencondongkan dirinya ke televisi.
"Hanya dua saja..." Krust menggoyangkan dua jarinya dengan menggoda. "Yang akan mendapatkan masing-masing uang sebesar satu milyar dolar..."
APAAA?
Harry terjungkal dari sofa. Dia terhuyung-huyung merayap naik kembali. Apa aku salah dengar? Satu milyar dolar?
Vincent Krust rupanya menyadari efek kejutan yang saat ini sedang menyebar ke seluruh penjuru planet dalam kecepatan cahaya. Wajahnya berubah serius ketika dia berbicara lagi.
"Kalian tidak salah dengar. Satu milyar dolar. Namun dengan satu syarat..."
Harry menarik sofa hingga berjarak dua puluh senti dari layar televisi.
"Mereka harus berlomba untuk menghabiskan uang itu dalam satu minggu. Yang berhasil melakukannya akan kuberi hadiah tambahan..."
"ASTAGANAGA!" jerit Mrs. Troubletotter dari apartemen sebelah. Rupanya wanita itu juga sedang ikut menonton.
Harry mengatupkan rahangnya yang melorot terbuka. Jika Mrs. Troubletotter juga mendengar apa yang baru saja dikiranya mimpi, berarti ini semua nyata! Dua orang? Satu milyar dolar untuk dihabiskan dalam seminggu?
Butir-butir keringat membanjir tubuh Harry yang jarang bergerak dan penuh tumpukan kolestrol itu saking bersemangatnya dia. Tangannya gemetar ketika dia mencari ponselnya. Henrietta harus dengar soal ini.
"Kedua nama itu akan diumumkan pukul dua belas siang besok waktu New York. Orang-orangku akan menjemput mereka ke Krust Towers!" Krust tersenyum lagi, memamerkan gigi-giginya yang putih mirip model iklan pasta gigi. "Tidurlah dengan nyenyak malam ini. Semoga kalian terpilih. Sampai jumpa besok!"
PLOP! Semisterius kemunculannya, Krust menghilang dari layar televisi.
Otak Harry langsung mogok, dia tidak bisa berpikir. Wajah George Washington di pecahan seratus dolar memenuhi kepalanya, rambut palsunya yang jelek itu melambai-lambai ke arah Harry. Satu milyar dolar! Berapa jumlah nol pada satu milyar dolar? Harry tidak peduli. Satu hal yang dia tahu pasti, uang itu banyak. Super banyak!
Harry melanjutkan mencari ponselnya. Aku harus memberitahu Henrietta!
Namun setelah pencarian lima detik, Harry tidak menemukan ponselnya. Akhirnya dengan pahit dia ingat kalau Henrietta sudah tak sudi memandangnya lagi.
Bukan masalah!
Harry sadar bahwa kini semua akan berubah. Pengundian Vincent Krust ini adalah jawaban Tuhan atas doa Harry yang meminta balas dendam. Jika dia terpilih jadi pemenang nanti, Henrietta akan sangat menyesal karena telah meninggalkannya.
Aku akan jadi milyuner!
Dan untuk pertama kalinya, Harry Olson melakukan apa yang sudah tak pernah lagi dilakukannya selama tiga puluh tahun belakangan ini. Dia berdoa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top