TR- Tradisi Sungkeman
Hi, buddy! Finally, this research kembali update. Kali ini tidak akan banyak berbasa-basi. Sesuai judulnya nih kita mau bahas tentang tradisi sungkeman.
Bersalaman di antara satu orang-orang dan orang lain adalah hal biasa, berjabat tangan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, baik pada saat-saat tertentu atau saat bertemu atau lewat di jalan.Namun di Indonesia ada yang unik dari kegiatan berjabat tangan, yaitu kegiatan ini sering disebut sebagai Sungkeman.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sungkem berarti sujud atau tanda bakti dan hormat. Kata sungkem terdapat dalam bahasa Jawa Kuna ataupun Tengahan, bahkan hingga memasuki perkembangan bahasa Jawa baru. Sungkeman adalah salah satu tradisi luhur yang berasal dari adat Jawa. Salah satu tujuan dari tradisi ini adalah bentuk permintaan maaf yang mendalam dengan cara bersujud atau bersimpuh terhadap orang yang lebih tua atau dihormati.
Gimana sih cara mereka melakukannya?
Prosesi Sungkeman ini biasanya dilakukan dengan sakral dan sepenuh hati sehingga menghadirkan suasana yang terasa hangat dan akrab. Biasanya dilakukan dengan cara duduk atau bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua, kemudian dilanjutkan dengan mencium tangan sebagai bentuk penghormatan. Sungkeman diartikan juga sebagai prosesi saling memaafkan yang dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua. Dalam pelaksanaannya pun yang lebih kecil mengucapkan kata-kata penghormatan dan permohonan maaf terlebih dahulu lalu dijawab oleh yang lebih tua sebagai ungkapan syukur dan terimakasih.
Kapan sih biasanya tradisi sungkeman ini dilakukan?
Tradisi ini dilakukan hampir oleh seluruh kelas masyarakat termasuk dilingkungan istana kerajaan karena banyak nilai luhur yang ada dalam tradisi ini, seperti: melatih kerendahan hati, rasa terimakasih dan juga permohonan maaf yang mencerminkan sikap masyarakat Jawa. Dalam sungkeman tersirat harapan dan doa agar ke depan keadaan menjadi lebih baik dengan saling memaafkan satu sama lain. Biasanya, tradisi sungkeman dilakukan pada hari raya, upacara pernikahan atau momen-momen kebersamaan lainnya. Semoga Tradisi ini terus terpelihara ya buddy.
Tradisi Sungkeman yang dilakukan pada saat Hari Raya Idul fitri tiba ataupun pada saat pernikahan menjadi ciri khas tersendiri bagi sebagian orang lantaran menjadi momen bertemu dengan sanak saudara, rekan-rekan, hingga segenap orang yang selama ini jarang ditemui.
Mari kita bahas lebih lanjut...
Asal Usul
Jika melihat dari sisi sejarah, tidak diketahui secara pasti kapan dan di mana tradisi sungkeman bermula. Saling memaafkan di hari lebaran, katanya berasal dari kota solo.
Penjelasan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, Kerentanan Pengageng Kas Keraton Surakarta, Sejarah Halal Bihalal berawal dari tradisi sungkeman di Keraton Kasunanan Surakarta, dan Istana Mangkunegaran Kadipaten. "Ada sejarah yang menyebutkan, kapan pertama kali gosip massa digelar di KGPAA Sri Era Mangkunegara I. Pada saat itu, dia dan semua stafnya berkumpul dansaling meminta maaf setelah salat Id dilakukan." jelas Gusti Puger.
Seorang budayawan senior dari Universitas Gadjah Mada Dr. Umar Khayam pernah berteori tentang awal mula prosesi yang lekat di masyarakat Jawa ini. Menurut Umar, prosesi sungkeman merupakan bagian dari akulturasi budaya Jawa dan Islam, sama seperti budaya mudik dan perayaan lebaran. Para ulama di Jawa memadukan kedua budaya ini demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat saat itu.
Awalnya dilakukan anak-anak Jawa kepada orang yang lebih tua, sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua atau dituakan. Sementara, para ulama menginginkan tradisi sungkeman dilakukan agar tujuan puasa Ramadan tercapai sekaligus untuk menumbuhkan budaya saling memaafkan secara massal, dengan harapan dosa-dosa dan kesalahan yang dilakukan antar manusia dapat terhapus.
Ide tersebut kemudian dijalankan secara kolektif, hingga menjadi sebuah kebudayaan di masyarakat Nusantara, seiring berkembangnya Islam ke segala penjuru pada waktu itu.
Makna
Makna pertama dari tradisi sungkeman ialah sebagai sarana yang dilakukan masyarakat Jawa untuk melatih kerendahan hati. Digestur dengan merendah kepada orang yang lebih tua.
Makna kedua dari sungkeman , yaitu sebagai tanda terima kasih dari seorang anak atau orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua. Ungkapan terima kasih ini diwujudkan dengan gestur yang seakan patuh dan hormat kepada orang yang lebih tua.
Makna dari tradisi sungkeman yang berikutnya, yaitu wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua. Hal ini dimaksudkan bahwa sebuah hubungan antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda akan dapat diperbaiki dengan tradisi sungkeman .
Makna terakhir dari sungkeman, yaitu sebagai ritual penyadaran diri pada jiwa-jiwa anak muda yang sering lupa bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang lebih tua.
Tata Cara
Tradisi sungkeman dilakukan untuk menunjukkan akhlak dan sifat yang mulia dari seorang manusia. Tujuan utama dari tradisi yang satu ini bukan hanya untuk memohon maaf kepada orang lain, namun juga sebagai tanda penghormatan kepada manusia lain yang telah memberikan sekaligus mengajarkan berbagai hikmah dari kehidupan.
Berikut adalah tata cara sungkeman yang umum dilakukan:
- Tradisi sungkeman dilakukan dengan cara membungkukkan badan dan jongkok sambil mencium kedua tangan orang yang lebih tua.
- Mengucapkan permohonan maaf hingga doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt. atas orang yang lebih tua dari kita.
Contoh melaksanakan sungkem dihari raya seraya diikuti ucapan permohonan maaf menggunakan bahasa Jawa krama inggil yang khas dengan kesantunannya:
"Ngaturaken sugeng riyadi, sedoyo kalepatan nyuwun agunging pangapunten"
(Menghaturkan selamat hari raya, semua kesalahan mohon kebesaran maaf).
Biasanya orang yang disungkemi akan menjawab, "nggih sami-sami, kula tiyang sepah ugi katah kalepatan kaliyan si adik, nyuwun pangapunten"
(ya sama-sama, saya orang tua juga banyak salah sama adik, mohon maaf).
Setelahnya orang yang disungkemi akan mengelus kepala dan mendoakan kebaikan.
Pelaksanaan sungkem ini tak sedikit pula dijumpai pada tradisi suku-suku tertentu di Nusantara loh. Beberapa suku lain ada juga yang melakukan tradisi sungkeman ini. Contohnya saat pernikahan adat sunda.
Selain momen tersebut, tradisi sungkeman juga dipakai di keseharian masyarakat dalam memohon doa kepada orangtua. Misalnya, saat hendak melaksanakan suatu hajat besar
Tradisi lokal inilah yang jadi sumber kekuatan kesantunan masyarakat Nusantara. Aura positif yang terpancar sebagai dampak psikologis dalam prosesi sungkem adalah saat orang yang lebih tua mengusap kepala si penyungkem. Sehingga kekuatan doa akan lebih mengakar dan menjadi penyemangat bagi anak.
sources:
1. https:// www.sementigaroda.com/read/20180823/494/tradisi-sungkeman-keluarga-jawa
2. https:// www.tribunnewswiki.com/2020/05/23/tradisi-sungkeman
3. https:// sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/view&id=249900606
4. https:// www.lenterajogja.com/2016/07/tradisi-sungkeman-masyarakat-jawa.html
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top