TR- Carpal Tunnel Syndrome
Heyybuddy. Sampai diriset ketiga. Kali ini tentang apa hayo? pada part ini kita akan bahas tentang penyakit.
Yang belum baca episode sebelumnya, boleh scroll up dulu dong.
Apa tangan atau lengan kamu sering kesemutan bahkan mati rasa untuk waktu yang lama? sepele namun berbahaya! Mari simak pembahasan dibawah ini!
Sampai kepada topik riset selanjutnya yaitu CTS (Carpal Tunnel Syndrome) atau sindrom karpal. CTS atau median nerve compression terjadi karena adanya peradangan dari saraf medialis pada pergelangan tangan yang diperburuk oleh gerakan yang berulang-ulang. Bisa terjadi pada satu atau dua tangan.
Saraf medialis terletak di lengan atas sampai ke telapak tangan melalui pergelangan tangan. Saraf ini terletak pada sisi telapak tangan. Saraf medialis menghantarkan sensasi pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan sebagian jari manis. CT adalah lorong sempit ligamen dan tulang pada pangkal tangan yang mengandung saraf dan tendon. Penebalan tendon karena bengkak atau iritasi dapat menyebabkan saraf terkompresi atau tertekan. CTS dapat menyebabkan rasa sakit, kelemahan, mati rasa, dan kesemutan pada tangan dan lengan.
Apa sih penyebab CTS?
1. Tekanan berlebihan pada pergelangan tangan dan saraf medialis dapat menyebabkan peradangan. Peradangan ini dapat menghambat aliran darah.
2. Terjadi karena gabungan beberapa faktor. Tidak ada penyebab tunggal. Bisa jadi karena diabetes, disfungsi tiroid, tertahannya cairan karena kondisi kehamilan, hipertensi, keseleo atau patah tulang pada pergelangan tangan, gangguan autoimun, tumor pada terowongan karpal, dan kelainan anatomi.
Gejala CTS dapat terjadi disepanjang jalur saraf karena tertekannya saraf medialis. Gejala awal yang bisa dirasakan:
1. Kesemutan.
2. Mati rasa pada ibu jari, dan tiga jari pertama dari tangan yang kadang hilang dan timbul. Semakin buruk maka akan semakin sering timbul dan lama.
3. Rasa sakit dan sensasi panas menjalar ke lengan.
4. Sakit pada pergelangan tangan dimalam hari yang dapat mengganggu tidur.
5. Kelemahan pada otot tangan.
6. Tangan akan lemas dan seringkali tidak sengaja menjatuhkan benda yang dipegangnya.
7. Sensasi seperti tersengat listrik pada pergelangan tangan dan lengan.
Faktanya, wanita tiga kali lebih mungkin terkena CTS. Penderita CTS biasa dijumpai pada usia 30-60 tahun. Namun bisa saja diderita oleh yang lebih muda kalau gejalanya awal terjadi. Selain itu, gaya hidup juga dapat menjadi faktor resiko terkena CTS (merokok, konsumsi garam tinggi, kurang gerak dan obesitas). Seseorang yang bekerja dengan pergerakan tangan yang berulang-ulang juga memiliki tingkat resiko CTS.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis CTS ini, yaitu: pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan konduksi saraf.
1. Fisik meliputi tangan, pergelangan tangan, bahu dan leher.
2. Pergelangan tangan untuk mengetahui pembengkakakan, nyeri dan perubahan bentuk.
3. Sensasi pada jari-jari dan kekuatan otot.
4. Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit yang dapat merusak saraf.
5. Rontgen untuk memberikan gambaran tulang untuk melihat keterbatasan pergerakan pergelangan tangan atau nyeri seperti cidera pada ligamen atau fraktur (patah tulang atau retak pada tulang).
6. USG untuk melihat gambaran tulang dan jaringan disekitarnya serta untuk melihat pembengkakan atau tekanan dari saraf medialis.
7. MRI untuk gambaran tentang jaringan lunak tubuh dan untuk melihat penyebab lain atau jaringan lain yang abnormal. Untuk membantu menemukan masalah pada saraf medialis seperti terbentuknya jaringan karena cedera atau tumor.
8. Wrist-flexion test yaitu dengan menekan punggung tangan dan jari secara bersamaan. Pergelangan tangan dalam kondisi tertekuk sejauh mungkin. Jika jari terasa kesemutan atau mati rasa dalam satu sampai dua menit berarti positif CTS.
9. EMG untuk mengukur aktivitas listrik dari jaringan otot dan dapat menentukan beratnya kerusakan pada saraf medialis.
9. Konduksi saraf untuk mengukur kecepatan konduksi impuls saraf. Jika saraf lebih lambat berarti positif CTS.
Dalam beberapa kasus, CTS dapat pulih dalam beberapa bulan dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Kalau perlu sampai diobati, maka harus dilihat dulu tingkat keparahannya. Untuk mencegah tingkat keparahan, penderita perlu menghindari kegiatan yang menggunakan jari dan tangan dulu. Jika tidak membaik maka perlu adanya tindakan lebih lanjut seperti: menggunakan penyangga pergelangan tangan, mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau diclofenac, obat kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan. Apabila prosedur pengobatan tidak berhasil, tindakan selanjutnya adalah operasi. Dalam operasi ini dinamakan opersi dekompresi lorong karpal. Pembedahan dapat dilakukan dengan operasi bedah atau non-bedah (endoskopi= operasi lubang kunci). Kedua operasi tentu saja memiliki resikonya masing-masing.
Ada beberapa komplikasi yang terjadi akibat CTS yang tidak kunjung sembuh, seperti: kerusakan permanen dan nyeri kronis. Komplikasi juga dapat terjadi pasca-operasi seperti infeksi, pendarahan, dan cedera saraf. Uh, serem ya... fatal banget nih akibatnya.
Namun tenang saja, CTS sendiri dapat dicegah dengan rutin melakukan peregangan dan memposisikan tangan dengan benar saat bekerja. So, jangan malas untuk melakukan peregangan sebelum melakukan aktivitas ya.... apalagi buat kamu yang sering melakukan pergerakan tangan yang berulang-ulang. Tetap sehat dan produktif.
Sekian info tentang Carpal Tunnel Syndrome, si penyakit sepele namun berbahaya.
Kamu pernah mengalami gejala awal CTS kah?
sources:
1. https://www.sehatq.com/penyakit/carpal-tunnel-syndrome-sindrom-karpal
2. https://www.alodokter.com/cts-carpal-tunnel-syndrome
3. https://magazine.job-like.com/5-gerakan-peregangan-yang-dapat-meredakan-pegal-dan-nyeri/
Sweet high FIVE,
areviska
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top