7. Aku bertemu Pangeran Arsen

Sejam kemudian, acara tersebut selesai. Selama acara, Norine tidak berani berbicara lagi. Dan selama itu pula, acaranya berjalan dengan baik hingga ke penghujung acaranya. Sekarang, masing-masing dari putera puteri bangsawan berpamitan untuk kembali ke kediaman masing-masing. Bahkan Norine sempat memberi hormat baginya dan meminta maaf pada Astrella atas apa yang terjadi tadi.

Elxyera bisa melihat bagaimana takutnya Norine ketika meminta maaf, sedangkan Astrella hanya menatap dalam diam dengan tatapan tajam itu. Sesuatu yang bisa diharapkan dari seorang pemimpin kesatria di masa depan.

"Saya ingin memberikan sesuatu sebagai hadiah untuk Tuan Puteri Elxyera dan Tuan Puteri Astrella. Walaupun tidak seberapa, saya harap Tuan Puteri sekalian menikmatinya." Seruan Finna terdengar lagi ketika gadis muda ceria itu menemani Elxyera dan Astrella menuju kereta kuda mereka yang masing-masing sudah menunggu di depan rumah kediaman Marquis Wilfred.

Di sisi Finna, berdiri dua orang pelayan yang membawa sebuah kotak berukuran sedang yang dibungkus rapi dengan kain bermotif berwarna putih. "Ini adalah kue yang dibuatkan khusus oleh koki pribadi keluarga saya."

"Nona Astrella, padahal Anda tidak perlu repot-repot." Astrella segera angkat bicara, namun Finna segera menggeleng cepat. Dia ingin setidaknya memberikan sesuatu untuk Astrella dan Elxyera yang sudah memenuhi undangan pesta minum teh yang dia adakan. Rasanya dirinya benar-benar berterima kasih karena keduanya bersedia hadir.

"Tidak apa-apa, Tuan Puteri! Saya begitu senang karena Anda berdua menyempatkan diri untuk datang ke acara saya. Saya begitu merasa terhormat dengan kehadian Anda berdua," jelas Finna kembali dengan ceria.

Sekali lagi Finna membungkuk memberi hormat bagi Elxyera dan Astrella, dengan ceria berucap. Di satu sisi, Elxyera hanya tersenyum tipis. Jelas masih mengingat bagaimana sikap gadis manis ini. Sayangnya dia tidak punya kesempatan mengenal Finna lebih dekat di kehidupan sebelumnya.

"Terima kasih atas hadiahnya, Nona Finna. Saya senang hati akan menerimanya," ungkap Elxyera kemudian, lalu berbalik melihat ke arah kurirnya di kereta kudanya. Segera saja kurir itu mengambil kotak itu. Sedangkan pelayan Astrella pun segera melakukan hal yang sama.

"Terima kasih banyak, Nona Finna," ujar Astrella kemudian pada akhirnya, merasa sungkan untuk menolak namun juga berterima kasih karena mendapatkan hadiah itu. Dia sudah cukup mengenal Finna karena sering bertemu di beberapa pesta, namun baru kali ini dia melihat Elxyera juga mencoba mengakrabkan diri dengan bangsawan lainnya.

"Kalau begitu saya rasa saya harus segera--!!"

Suara kereta kuda yang memasuki kediaman Marquis Wilfred seketika menarik perhatian semua orang. Namun beberapa tamu yang masih berada di area kediaman itu seketika tercekat melihat warna kereta kuda berlambang kerajaan itu. Kalau saja kereta kuda Astrella belum tiba, mereka mungkin akan menduga kalau itu mungkin dimaksudkan untuk menjemput sang Tuan Puteri.

Tapi nyatanya itu adalah kereta kuda kerajaan yang lain, yang segera berhenti di depan kediaman Marquis Wilfred. Dan seorang pria berambut cokelat panjang sebahu yang dikuncir, berseragam pakaian butlernya, keluar dari dalam dan berdiri di samping pintu menahan pintu putih kereta kuda tersebut.

"Hormat bagi Cahaya kekaisaran Fargaven, Yang Mulia Putera Mahkota Arsen dier Fargaven!"

Suara lantang itu seketika diucapkan sang pelayan, dan bahkan sebelum ucapan itu selesai diucapkan, semua orang yang ada disana segera memberi hormat bagi kereta kuda tersebut, termasuk Elxyera yang sesaat terpana menyadari dari jauh kereta kuda itu.

'Arsen?? Bagaimana bisa dia ada disini??'

Pikiran Elxyera seketika kacau mendengarnya. Dia tidak menyangka akan melihat pria datang ke sini. Seingatnya, Finna memang mengundang keluarga kerajaan, namun undangan itu sudah terpenuhi dengan kehadiran Astrella yang mewakili disini. Lagipula bukankah pria itu sibuk? 

'Ayo berpikir positif, Elxy. Mungkin dia datang menjemput Astrella? Lagipula dia sepupunya kan. Bukan hal yang ganjil jikalau singgah untuk menjemput sepupunya untuk suatu hal penting seperti urusan kerajaan.'

Sekali lagi Elxyera membatin, mencoba berpikiran positif kalau kehadiran Arsen adalah untuk menemui Astrella. Atau setidaknya memenuhi undangan Finna walaupun sudah sangat terlambat. Sayangnya ketika dia mendengar langkah kaki yang keluar dari dalam kereta kuda itu, sialnya Elxyera merasa tubuhnya menegang.

"Angkat kepala kalian. Tidak perlu seperti ini."

Suara lain itu kemudian terdengar begitu berwibawa dan tenang. Bahkan sebelum Elxyera mengangkat kepalanya sendiri pun, dia sudah tahu suara siapa itu. Arsen benar-benar datang ke sini untuk melakukan sesuatu. Dan Elxyera benar-benar berharap dia bisa segera masuk ke dalam kereta kudanya dan pergi dari sini.

Gadis berambut pirang itu mendongak, dan tatapannya seketika bertemu dengan mata emas Arsen yang begitu berkilau diterpa cahaya matahari redup dari balik awan. Bahkan di tengah siang hari yang tidak terlalu panas ini, netra itu berninar bagaikan matahari yang membara.

Senyuman tipis menghiasi wajah Arsen ketika tatapannya bertemu Elxyera, namun dia sadar wanitanya itu cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain, lebih tertarik memandang tanah yang berdebu di bawahnya.

"Yang Mulia, selamat datang. Saya Finna du Wilfred, anak kedua dari Marquess Kent du Wilfred. Suatu kehormatan bagi saya dengan kehadiran Anda disini, Yang Mulia." Finna mulai angkat bicara dengan sopan, mewakili semuanya.

Gadis muda yang manis itu sekali lagi memberi hormat bagi Arsen yang terlihat berjalan ke arah dirinya, tepatnya ke arah Elxyera dan Astrella yang sedari tadi berdiri di samping Finna juga.

Sedangkan Arsen pun berhenti berjalan beberapa langkah di hadapan Finna, mengendarkan pandangannya sedikit melihat kediaman Wilfred lalu kembali memandang ke arah sang wanita yang masih memberi hormat padanya. Bahkan menyadari bahwa Astrella dan Elxyera terdiam di sisi Finna.

"Terima kasih, Nona Finna. Maafkan saya karena tidak sempat memenuhi undangan Anda. Saya memiliki beberapa kesibukan dan saya lihat...Tuan Puteri Astrella pun sepertinya menikmati acara pesta minum teh yang diadakan oleh Anda," ujarnya lembut sekaligus meminta maaf karena tidak bisa memenuhi undangan itu.  Lalu menambahkan, "Dan juga tunanganku."

Lagipula sebagai putera mahkota, Arsen tidak punya kewajiban menghadiri acara sosial kecil seperti ini. Mengingat dia punya kesibukan lain yang harus diurusnya. Jadi Finna pun tentu mengerti akan hal itu.

Astrella sendiri hanya diam mendengar ucapan sepupunya. Dia memang masih menunjukkan kesopanannya, namun dia adalah salah satu yang paling dekat dengan Arsen pula. Rasanya curiga dengan kehadiran pria itu disini.

Namun mendengar kata tunangan itu seketika menyentakkan diri Elxyera. Wanita itu membeku di tempat, tidak berani memandang Arsen balik, walau tahu itu tentu bukanlah hal yang sopan.

"Oh, tidak apa-apa, Yang Mulia! Saya begitu mengerti dengan kesibukan Anda yang jauh lebih penting," lanjut Finna lagi penuh pengertian dan penuh keceriaan. Tidak menyadari bahwa di sampingnya, Elxyera sudah begitu sekeras batu karena ingin pergi dari sini.

Namun Astrella yang menyadari sesuatu, menatap Arsen dengan tatapan serius.

"Saya yakin Yang Mulia tidak datang ke sini hanya untuk meminta maaf pada Nona Finna saja, kan? Apa Yang Mulia punya urusan lain?" 

Pertanyaan itu terdengar begitu santai, bagai seorang saudara yang saling berbicara walaupun masih menggunakan nada sopan. Sesaat, tatapan Astrella menoleh ke samping untuk melihat Elxyera, lalu kembali pada Arsen yang tertawa kecil mendengar ucapan itu. Pria berambut hitam itu tersenyum penuh arti, tidak merasa terganggu dengan sikap blak-blakkan yang ditunjukkan Astrella padanya.

"Tuan Puteri Astrella memang bisa langsung menebaknya. Aku tentu datang untuk menjemput tunanganku tercinta," sahut Arsen tanpa rasa malu sekaligus, berbicara dengan kalimat non- formal lalu memandang Elxyera yang sedari tadi tidak menatapnya. Dia bisa melihat gadis itu tersentak sejenak, lalu akhirnya memutar kepalanya untuk memandang Arsen.

"S-Saya, Yang Mulia?"

Oh, salah apa Elxyera hari ini sehingga harus sial bertemu dengan Arsen disini, terlebih lagi pria itu datang untuk mencarinya? Pupus sudah harapan untuk bisa cepat pulang karena ucapan Arsen itu.

Lagipula ada urusan apa sampai Arsen mencarinya disini? Bukankah harusnya Arsen bisa menemuinya langsung di kediaman Cresentra saja?

"Tentu saja, Elxyera vel Cresentra. Maafkan aku karena ini begitu mendadak, namun aku ingin kau ikut denganku."

"M-Maaf?"

"Ikut denganku, sekarang. Mervis, aku ingin kau mendampingi Tuan Puteri Astrella dalam perjalanan pulangnya," lanjut Arsen dengan nada biasa dan senyuman manis, namun tak bisa terbantakan.

Bahkan pelayan pria berambut panjang yang sekarang berdiri di belakang Arsen pun terkejut, tidak menyangka dengan ucapan tiba-tiba majikannya. Rasanya ini tidak sesuai dengan apa yang diucapkan Arsen sebelumnya.

"B-Baiklah, Yang Mulia." Pada akhirnya, Pelayan bernama Mervis itu mengangguk tanpa berdebat dengan majikannya. Beberapa hari ini, dia memang sudah melihat bahwa Arsen tidak sabar akan sesuatu. Apalagi setelah kembali dari pesta di kerajaan Jaquelin. Sang pangeran rasanya semakin dekat dengan tunangannya. Padahal mereka belum lama bertunangan.

Elxyera tidak percaya dengan itu. Matanya mengerjap-ngerjap memproses semuanya. Kalau dia bisa menolak, tentu dia akan segera mengucapkannya. Sayangnya sekarang dia tidak berada di posisi yang bisa menolak, karena Arsen sudah terlanjur berada disini dan sudah berbicara.

Dia melirik ke samping memandang Astrella dengan pandangan memelas seolah meminta bantuan. Kalau Astrella di dunia ini bukanlah sosok yang jahat, setidaknya wanita ini bisa membantunya, kan? Oh, tidak. Elxyera bahkan berharap Astrella saat ini berubah menjadi Astrella yang jahat agar bisa melarang Arsen untuk membawanya pergi. Atau mungkin Elxyera bisa memohon pada Finna.

Tapi apa yang dilihat di wajah berekspresi noh yang ditunjukkan Astrella adalah sebuah pesan yang bahkan terukir jelas di wajah sang wanita. 'Semoga harimu bersama Yang Mulia berjalan dengan baik,' pesannya. 

Oh, hebat! Elxyera bahkan sudah seperti seseorang yang bisa membaca pikiran.

Dan Finna sendiri memandang Elxyera dengan pandangan berbinar, bersemangat terhadap sesuatu yang mungkin terjadi pada Elxyera. Mata itu bahkan berbinar seolah memberikan semangat bagi Elxyera. 

Bagi Finna mungkin jalan-jalan bersama seorang Pangeran tentu adalah hal membahagiakan, kan? Sayangnya rasanya Elxyera benar-benar ingin bertukar tempat dengan Norine sekarang.

"Kalau begitu, mari, tunanganku?" ajak Arsen kemudian, mengulurkan tangannya pada Elxyera yang segera memandang tangan itu dengan gugup. Sekelebat memori seketika membanjiri benak Elxyera membuat wanita itu mengingat sosok Arsen di malam itu, membuatnya merutuki diri karena memikirkan sesuatu yang tak sopan seperti itu.

"B-baik, Yang Mulia," balas Elxyera kemudian pada akhirnya. Rasanya seketika tubuhnya lemah karena tidak tahu harus memberikan respon apa.  Namun pada akhirnya tangan kanannya terangkat naik, menyambut tangan Asren yang lebih besar di tangannya yang mungil. Kulit telapak tangan sang pria terasa kasar dan kapalan, pasti karena sering memegang pedang untuk berlatih. 

Namun sialnya, Elxyera mengingat kembali di malam Arsen memeluknya saat itu, mencium tangannya dengan lembut setelah mengklaimnya sebagai satu-satunya tunangan yang hanya dicintai sang pria.

Elxyera memang mengetahui bahwa semua kata-kata itu akan menjadi sebuah kebohongan belaka nantinya, dan dia tahu tangan itu tidak akan selalu menyentuhnya untuk menenangkan dirinya. 

Bodohnya, Elxyera sekali lagi dengan patuhnya mengikuti Arsen ketika pria itu mengajaknya memasuki kereta kuda kerajaan Fargaven. Berharap dalam sisa benaknya yang masih sadar bahwa ini semua hanya kebahagiaan semu belaka, bahwa suatu saat Asren akan kembali membuangnya sebelum akhir tragis itu menghampiri Elxyera lagi.

--•--

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top