65. Keganjilan Ketiga
--🔹--
Elxyera melangkahkan kakinya menyusuri lorong sepi itu mengikuti Ranchy di depannya. Selama beberapa menit melangkah, pria di depannya itu tidak berbicara sama sekali. Walaupun sesekali menolehkan kepala untuk memastikan Elxyera mengikutinya, lalu tersenyum ramah pada sang wanita yang membuat Elxyera pun membalas senyuman lembut sang pria.
Mungkin karena seperti inilah mereka yang baru saja mengenal. Elxyera sendiri sedikit lega Ranchy tidak banyak berbicara. Atau bahkan bertanya sesuatu padanya. Kuil Suci sendiri pastinya sudah tahu bahwa Arsen memiliki tunangan, kan. Namun Firman baru itu bahkan bisa menghancurkan hubungan Elxyera dan Arsen, bahkan disaat tidak ada orang lain yang berani menentangnya.
"Keadaan Putra Mahkota saat ini sedang sangat lemah, Yang Mulia. Beliau memang masih belum sadarkan diri, maafkan saya juga yang masih belum bisa menolong beliau secara maksimal. Namun saya akan berusaha semampu saya."
Itu adalah percakapan pertama yang didengar Elxyera setelah meninggalkan Mervis dan Avyce tadinya. Walaupun cukup mengejutkan, Elxyera merasa Ranchy mengatakan itu karena berpikir pria itu yang memiliki tanggung tawab membantu dan menolong Arsen disini. Bahkan Elxyera sendiri masih belum tahu pasti bagaimana keadaan dari Arsen, tapi sepertinya Ranchy benar-benar membantu pria itu.
"Ah, bantuan dari Anda saja sudah sangat berarti, Tuan Ranchy. Saya sangat berterima kasih dengan itu."
Elxyera cukup bingung bagaimana harus merangkai kata-katanya. Walaupun dia memang sangat khawatir dengan keadaan Arsen, dia merutuki hati bodohnya yang masih peduli pada sang pria. Perasaan memang tidak bisa berbohong, apalagi jikalau hati itu masih memiliki perasaan cinta. Walaupun Elxyera sudah menetapkan untuk memilih jalannya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, Elxyera yakin bahwa dia bisa melupakan rasa cintanya pada Asren sepenuhnya. Dan akan dengan sempurna mendampingi Arsen dan Avyce sebagai tangan kanan mereka di masa depan. Dia akan memastikan tidak mengecewakan Ivarios yang juga sudah membantunya sejauh ini untuk memilih langkahnya sendiri.
"Anda benar-benar pengertian, Tuan Putri. Yang Mulia Putra Mahkota sangat beruntung memiliki Anda sebagai tunangan."
Ah, kata-kata itu terdebar baru. Membuat Elxyera mengerjapkan matanya beberapa kali. Beruntung katanya. Elxyera merasa bahwa ucapan itu seolah terbalik dalam kenyataan yang ada. Mengingat bahwa Elxyera bukan siapa-siapa selain putri dari Duke dan Duchess Cresentra. Dia sudah sering mendengar kata-kata itu di masa lalu, dimana orang-orang menganggapnya beruntung karena bisa bertunangan dengan Putra Mahkota.
Tawa kecil yang lirih pun sontak terdengar dari mulut Elxyera, dan ketika Ranchy memandangnya balik, netra merah muda Rubellite Elxyera memandang Ranchy dengan pandangan yang sulit diartikan, penuh dengan perasaan campur aduk yang berusaha ditahannya pada wajah yang memberikan senyuman sempurna itu.
"Saya rasa sayalah yang sangat beruntung bisa memiliki Putra Mahkota sebagai tunangan saya, Tuan Ranchy," ujar sang wanita membalas pelan.
Elxyera tidak bohong. Dulu, dalam kehidupan sebelumnya, Elxyera merasa sangat beruntung bisa menjadi tunangan Arsen. Walaupun pria itu dingin padanya, Elxyera langsung jatuh cinta pada sang pria. Sosok yang begitu hebat dan kuat, begitu serius dalam pekerjaannya, penuh dengan wibawa. Orang bilang cinta tidak memiliki alasan, dan itulah yang Elxyera rasakan ketika jatuh cinta pada Arsen.
Dia tidak bisa menjelaskan alasan utamanya jatuh cinta pada pria itu, namun hatinya telah jatuh pada sang pria yang pada akhirnya tidak pernah meliriknya balik, bahkan untuk mengucapkan namanya dengan penuh kelembutan dan penuh perasaan.
"Anda terlalu rendah hati, Yang Mulia. Namun rasanya menenangkan. Ternyata Putra Mahkota memiliki tunangan sebaik Anda." Tawa kecil pun lolos dari mulut Ranchy, membuat sebelah tangannya pun terangkat menutup mulutnya. Sesaat, netra berwarna ganjil itu berkilap penuh rasa penasaran, seolah ingin mengenal Elxyera lebih dekat lagi. "Saya harap kita bisa memiliki waktu lebih banyak kedepannya untuk membicarakan banyak hal, Yang Mulia."
Ah, pria ini terdengar ramah. Walau Elxyera tidak banyak bertemu dengan orang-orang dari kuil utama, Elxyera entah mengapa bisa merasakan ketenangan dalam diri pria ini. Bukan hanya itu, Elxyera sedari tadi bahkan merasa familiar dengan aura itu. Mungkin karena sang pria berasal dari kuil suci utama. Penuh wibawa dan pembawaan yang menenangkan. Orang-orang di kuil suci mungkin seperti itu.
Senyuman ramah pun terlihat di wajah Elxyera. Berbeda ketika masih berada di dekat Avyce tadinya, ekspresi sang wanita melembut. Entah mengapa rasanya begitu tenang saat berbicara dengan Ranchy. Ketegangan itu seolah pergi, padahal dia baru mengenal Ranchy hari ini, namun pria itu memberikan pembawaan yang menenangkan. Membuat Elxyera merasa seolah dia tengah berbicara dengan Ayahnya.
"Saya akan menantikannya juga, Tuan Ranchy," balas Elxyera kembali. Mungkin tidak menjadi masalah dengan hal itu. Kalaupun ke depannya dia berpisah dengan Arsen, sang wanita bisa memilih jalannya sendiri, kan.
Langkah Elxyera pun berhenti ketika melihat Ranchy berhenti di depan sebuah pintu ganda dari kayu. Dari yang Elxyera perhatikan, tempat ini cukup sepi. Bahkan pintu itu hanya dijaga oleh dua orang prajurit yang berdiri di masing-masing sisi pintu. Melihat kehadiran Ranchy dan Elxyera, kedua prajurit itu sontak memberikan hormat, terutama pada Elxyera yang jelas sudah langsung diketahui statusnya.
"Mari Tuan Putri, Yang Mulia Putra Mahkota berada di dalam."
Elxyera mengangguk pelan mendengar ajakan Ranchy. Namun dia pun segera melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu. Matanya seketika bertemu dengan warna yang didominasi dengan warna putih. Ruangan sederhana itu terlihat menenangkan dan nyaman. Namun Elxyera segera menyadari dengan beberapa lingkaran sihir yang menghiasi ruangan itu, membuat Elxyera cukup terkejut.
Matanya lalu menangkap sebuah tempat tidur besar di sisi ruangan. Tidak banyak perabotan disana, namun dia bisa langsung menemukan sosok tunangannya yang terbaring tidak sadarkan diri di atas tempat itu. Sosok Arsen dier Fargaven terlihat tidur di tempat tidur itu seolah tidak ada yang terjadi. Namun Elxyera segera menyadari bahwa mata itu sama sekali tidak membuka, walaupun Arsen terlihat bernafas dengan tenang disana.
"Yang Mulia, Anda bisa melihat Putra Mahkota dari dekat jikalau Anda mau."
Suara pintu pun tertutup di belakang mereka, disertai dengan Ranchy yang mulai berbicara pada Elxyera untuk mempersilahkan wanita itu mendekat. Ranchy sendiri nampak berdiri di sisi Elxyera, seolah menunggu wanita itu lebih dulu untuk melangkah maju. Namun Elxyera yang mendengarnya pun hanya diam.
Dia merasa tubuhnya kebas, tidak menyangka akan melihat Arsen dalam keadaan seperti itu. Terakhir kali bertemu di akademi Philosthilea, Elxyera jelas memberikan kesan yang tidak terlalu baik bagi Arsen. Bahkan meninggalkan sang pria di taman yang bahkan sama sekali tidak disangkanya akan ditemukan oleh Arsen juga. Rasanya jadi bersalah karena sikapnya yang dingin itu. Dan sekarang dia tidak bisa melihat senyuman Asren lagi.
Ah, Ivarios benar. Dia terlalu lemah dalam hal ini. Terlalu cepat bimbang dan mungkin...terlalu baik pada Arsen. Ivarios benar bahwa Elxyera harus bisa menghadapi ini dengan baik. Walaupun melihat wajah Arsen lagi memberikan kegoyahan di dalam hati Elxyera. Apalagi dalam keadaan sang pria yang seperti ini.
Langkah Elxyera maju perlahan, menyusuri ruangan itu mendekat ke arah tempat tidur besar itu. Netra merah muda Rubellitenya pun sekarang bisa melihat Arsen dari dekat. Menyadari wajah itu lebih pucat dari yang terakhir Elxyera ingat. Sebelum jatuh dalam keadaan seperti ini, Elxyera yakin Arsen bisa saja merasakan kesakitan yang begitu besar.
"Bagaimana...bagaimana keadaan putra mahkota sekarang?"
Elxyera berusaha menemukan suaranya untuk berbicara dengan baik. Namun apa yang keluar hanyalah ucapan gugup yang bisa langsung mengekpresikan rasa khawatirnya. Disini Elxyera tidak bisa lagi menyembunyikan itu. Apalagi saat memandangi wajah itu terlihat terdiam kaku, seolah bisa kapan saja Arsen diambil darinya.
Ah, satu lagi pemikiran egois yang begitu bodoh. Padahal Elxyera tidak pantas mengatakan bahwa Arsen adalah miliknya, apalagi memiliki rasa ketakutan bahwa sang pria akan dibawa darinya. Sejenak, Elxyera masih terdiam di pinggiran tempat tidur itu, namun sesaat selanjutnya, dia terduduk di pinggiran tempat tidur, mengulurkan tangannya menyentuh sebelah tangan Arsen.
"Keadaan Yang Mulia sama sekali belum menunjukkan kemajuan yang berarti, Yang Mulia. Namun saya dan penyihir kerajaan lainnya memastikan dan berusaha agar keadaan Putra Mahkota tidak semakin parah. Ketidakstabilan sihir Putra Mahkota memang kacau, namun berkat ruangan ini, kekuatan Putra Mahkota masih bisa diredam dengan baik."
Penjelasan itu didengar Elxyera dengan baik. Namun wanita itu tidak mengalihkan perhatiannya dari wajah Arsen, lalu pada tangan sang pria yang ada akhirnya berada dalam genggaman lembutnya yang hangat. Tangan Arsen dingin, berbeda dengan yang terakhir diingat Elxyera sejak dia kembali hidup di kehidupan barunya ini.
Pria yang selalu memberikan perhatian manis padanya, yang jelas mengejutkan karena berbeda dengan apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya. Sentuhan hangat yang begitu perhatian, dan tatapan penuh perasaan yang selalu ditunjukkan Arsen padanya. Elxyera bertanya-tanya apakah ketika sang pria sadar, Arsen akan memberikan tatapan itu padanya lagi? Apakah setelah firman itu diberitakan dan Arsen resmi menjadi pasangan Avyce, pria itu akan peduli pada Elxyera lagi?
Walaupun menyakitkan, Elxyera harus menerima kenyataannya. Walaupun tidak bersama sebagai pasangan, dia setidaknya bisa berteman dengan Arsen, dan tentunya juga dengan Avyce. Elxyera sudah mulai menyusun apa yang ingin dilakukannya ke depannya. Berusaha menghindari kenyataan bahwa Arsen tidak akan bisa mencintainya.
Elxyera menyadari, bahwa meskipun sikap sang pria berubah padanya, kenyataan bahwa mereka tidak bisa bersama itu akan selalu ada.
"Tuan Putri?"
Panggilan Ranchy mengejutkan Elxyera, membuat sang wanita yang tadinya terus terpaku pada genggaman tangannya pada tangan Arsen, seketika menoleh memandang sang pria lagi. Ranchy terlihat tersenyum lembut, sekarang sudah berdiri di sisi tempat tidur juga. Matanya sejenak memandang Arsen, lalu kembali memandang Elxyera yang masih setengah sadar.
"Iya, Tuan Ranchy? Ah, maafkan saya menunjukkan ekspresi tidak pantas seperti ini. Padahal Anda dan yang lain sudah melakukan yang terbaik untuk membantu Yang Mulia Putra Mahkota," ujar Elxyera. Sama sekali tidak menyalahkan Ranchy karena apa yang terjadi. Bahkan kalau ini memang merupakan efek karena Arsen melawan Ivarios, Elxyera sadar bahwa anggota kuil pun tidak bisa menanganinya.
"Terima kasih, Tuan Putri. Kami akan memastikan beliau akan sadar secepatnya. Nona Avyce Heiligheid pun juga berusaha sebaik untuk mungkin menyembuhkan Putra Mahkota."
Ah, mendengar nama Avyce disebutkan, Elxyera kembali mengingat mengenai kemampuan Avyce. Baik yang ada pada kehidupan Elxyera yang sebelumnya, lalu sekarang dari apa yang dia lihat di Akademi Philosthilea. Wanita itu bisa diandalkan, tidak seperti Elxyera yang menggunakan kekuatan Ivarios untuk dirinya.
Avyce bisa segalanya, wanita itu jauh lebih sempurna. Mulai dari kekuatan, paras manisnya, sikapnya yang mudah akrab namun juga kadang malu-malu pada orang lain. Wanita yang begitu perhatian, cocok dengan Arsen. Pria itu pasti bisa lebih bahagia bersama Elxyera. Bahkan sejak awal Arsen pun tidak pernah memilih Elxyera. Membuatnya sadar bahwa dia bukan siapa-siapa selain cangkang kosong dengan cap putri mahkota di kepalanya.
"Ah, Nona Avyce Heiligheid sangat berbakat. Saya yakin Anda dan beliau pasti bisa menyembuhkan Putra Mahkota," puji Elxyera. Merasa bahwa kehebatan Avyce memang bukanlah sesuatu yang bisa dipandang remeh. Namun sang wanita kembali menoleh saat mendengar tawa kecil lembut yang lolos dari mulut Ranchy.
"Anda terlalu memuji, Yang Mulia. Padahal saya yakin kehadiran Anda sendiri disini pun bisa menjadi kekuatan bagi Putra Mahkota."
Sontak kata-kata itu membuat pipi Elxyera merona tipis. Entah itu sebuah pujian atau kata-kata yang spontan dilontarkan Ranchy, namun sang wanita sama sekali tidak menyangkakannya. Sejak bertemu dengan Arsen yang berubah total dari sebelumnya, Elxyera memang sejenak merasa bahwa kehadirannya memiliki makna dalam kehidupan Arsen. Namun kenyataan bahwa Firman itu berada di antara mereka berdua, Elxyera tidak bisa berbuat banyak.
Dia pun tidak ingin melibatkan keluarganya lagi dalam tindakan gilanya seperti yang terjadi di kehidupan sebelumnya. Karena baginya, dia menyayangi orang-orang di sekitarnya yang begitu berharga baginya. Dia juga masih memiliki kedua orang tua yang perlu dia banggakan dan bahagiakan. Dia tidak ingin mati dengan cepat hanya karena kebodohannya sendiri, walau di satu sisi melepaskan sosok yang dicintainya dan berharap Arsen bisa menemukan kebahagiaannya dengan Avyce.
Senyuman lembut yang terlihat murung pun menghiasi wajah Elxyera. Wajah itu kembali menunjukkan ekspresi campur aduk yang tidak bisa disembunyikannya dengan baik. Ini cukup sulit baginya, mengingat bagaimana semua hal ini benar-benar mengacaukan pikirannya seperti ini.
"Saya bukan sosok yang seperti itu, Tuan Ranchy. Bagi saya, keselamatan Putra Mahkota adalah yang utama. Dan bagi saya pun, saya rasa semua orang yang peduli pada Putra Mahkota memberikan kekuatan bagi Yang Mulia juga," ucap Elxyera sekali lagi dengan penuh makna. Tidak ingin menyombongkan dirinya, karena memang sejak awal dia tidak punya peran yang hebat di sisi Arsen.
Genggaman itu pun mengerat pada tangan Arsen, namun tidak berniat menyakiti. Walaupun tangan itu tidak bisa memalas genggamannya, setidaknya Elxyera ingin menunjukkan perhatiannya pada Arsen. Meskipun sang pria tidak bisa menyadarinya, setidaknya sang wanita merasa ini yang bisa dia lakukan pada Putra Mahkota.
Di sisi lain, Ranchy memandangi Elxyera dalam diam. Mata perpaduan ganjilnya itu lalu memandang Arsen dan Elxyera bergantian sejenak. Entah mengapa tengah memikirkan sesuatu. Apalagi melihat bagaimana perhatiannya Arsen saat ini. Jelas merasa bahwa Putra Mahkota adalah pria yang beruntung memiliki Elxyera disisinya.
Bahkan setelah Putra Mahkota sendiri melakukan hal gila untuk sesuatu, Ranchy merasa bahwa Arsen memiliki tujuan di balik itu semua. Dan disinilah Ranchy bisa sedikit demi sedikit melihat makna di balik tindakan Putra Mahkota yang membawa Arsen ke dalam satu titik ini juga.
"Yang Mulia..."
Panggilan Ranchy kembali terdengar pelan, seraya benaknya memikirkan sesuatu yang entah bisa berhasil atau tidak. Dari sang Optivus, dia mengerti apa yang terjadi. Dan sebagai satu sosok yang hebat, Ranchy bisa melakukannya walaupun beresiko. Matanya pun memandang Elxyera dengan serius ketika melihat netra merah muda rubellite yang lembut itu memandangnya lagi.
"...Saya punya satu cara yang mungkin bisa membantu Putra Mahkota, jikalau Anda tidak keberatan dengan itu."
Netra Elxyera mengerjap beberapa kali mencerna ucapan yang dilontarkan Ranchy padanya. Merasa apakah dia tidak salah dengar? Dia tahu Ranchy yang bertugas menolong Arsen juga. Namun di sisi lain, pria itu seharusnya tidak menanyakan persetujuannya, kan. Bukankah sosok yang paling berhak adalah Kaisar Crovis? Tapi entah mengapa melihat tatapan serius Ranchy membuat sang wanita terdiam.
"Apa itu, Tuan Ranchy? Apa...ada yang bisa saya lakukan untuk membantu Anda mengenai itu juga?"
Elxyera memang peduli dengan Arsen, apalagi melihat sang pria dalam keadaan seperti ini, hatinya yang lemah kembali tergerak untuk memberikan bantuan. Rasa pedulinya pada Arsen memang tidak mati, dan dia tidak bisa bertindak dingin pada pria itu. Kalau memang ada cara yang bisa dilakukan untuk membantu Arsen, dia akan melakukannya. Setidaknya sebagai sosok yang peduli pada Arsen, mengesampingkan statusnya sebagai tunangan sang pria.
"Benar, Tuan Putri. Saya memerlukan bantuan Anda dalam hal ini. Walaupun cukup beresiko, saya ingin meminta bantuan Anda untuk masuk dalam alam bawah sadar Putra Mahkota."
Ucapan itu terdengar pelan, namun netra Elxyera membelalak karena bisa mendengarnya dengan baik. Dia sama sekali tidak menyangka akan hal itu. Walau di sisi lain sedikit bingung mengapa Ranchy menyarankan hal itu dilakukan. Mengingat Arsen memiliki ketidakstabilan sihir. Apa itu memiliki hubungan dengan alam bawah sadar sang pria?
Di sisi lain, Ranchy bisa melihat kebingungan di wajah Elxyera, membuat sang pria tersenyum lembut. Merasa bahwa ini pun adalah tindakan yang berbahaya, karena dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi di dalam alam bawah sadar Arsen dalam keadaan tidak stabil itu. Namun melihat Elxyera, entah mengapa sang pria berpikir itu bisa dilakukan.
"Saya tahu Anda mungkin merasa bingung, Yang Mulia. Namun saya merasa bahwa keadaan Putra Mahkota yang masih belum sadarkan diri ini mungkin berhubungan dengan alam bawah sadarnya. Entah karena dipengaruhi dengan kekuatan Putra Mahkota yang tidak stabil ini atau karena hal lain, saya merasa bahwa tindakan ini mungkin bisa dicoba," jelas Ranchy lagi agar Elxyera tidak salah paham dengan saran yang disampaikannya.
Tapi meskipun dia menjelaskan panjang lebar, yang paling utama tentu adalah pilihan dan ketetapan dari Elxyera sendiri, kan. Wanita itu berhak memilih bagaimana pun langkah yang diambilnya. Ranchy tidak bisa memaksakan Elxyera, karena dia tidak tahu apa yang akan dihadapi kalau dia memasukkan sang wanita ke dalam alam bawah sadar Arsen.
Namun netra ganjilnya yang indah itu pun sekali lagi melihat keseriusan di mata Elxyera. Tatapan itu terlihat memikirkan sesuatu, namun ketika Elxyera kembali memandangnya, Ranchy dikejutkan dengan ketetapan yang diberikan Elxyera sendiri. Sebuah pilihan yang sebenarnya tidak dipikirkan akan diterima oleh Elxyera.
"Aku akan membantu, Tuan Ranchy. Kalau menurut Anda itu bisa membantu Putra Mahkota, saya akan membantu Anda juga."
Ucapan itu terdengar serius, dan penuh keyakinan. Ranchy bahkan tidak menemukan ada gugup dan ketakutan disana. Seolah Elxyera telah memikirkannya dengan matang dan memilih dengan penuh keyakinan. Bahkan dari tatapan itu, Ranchy bisa melihat kepedulian dari Elxyera sendiri. Membuatnya berpikir bahwa Elxyera adalah wanita yang begitu peduli, namun juga begitu lembut. Tekad yang begitu kuat.
"Terima kasih banyak, Yang Mulia. Saya akan melakukan yang terbaik dan memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Di satu sisi, kalau kemungkinan terburuk terjadi dan Anda tidak bisa menemukan apapun, dalam waktu 15 menit, saya akan segera membawa Anda keluar dari alam bawah sadar Putra Mahkota. Yang perlu Anda lakukan adalah...mencoba untuk menemukan sosok Arsen di antara...apapun yang kemungkinan besar Anda lihat di dalam sana."
Ah, penjelasan Ranchy memang cukup membingungkan. Namun Elxyera menangkap bahwa mungkin yang dimaksudkan Ranchy adalah Arsen yang asli di tengah memorinya? Entah apa yang akan ditemukan Elxyera di alam bawah sadar Putra Mahkota, namun dia akan melakukan yang terbaik.
Elxyera mengangguk mendengar penjelasan dari Ranchy. Merasa sang pria pun telah memperhitungkannya dengan baik. Sehingga Elxyera merasa bahwa itu adalah pilihan yang bisa dilakukan untuk membantu Arsen. Walau hatinya sakit, dia hanya berharap Arsen bisa disadarkan dengan hal itu.
"Baiklah, Tuan Ranchy."
"Kalau begitu, silakan berbaring di sisi Yang Mulia Putra Mahkota, Tuan Putri. Dan jangan lepaskan genggaman Anda pada tangan Putra Mahkota."
Ranchy memberitahu dengan pelan, sekali lagi melihat Elxyera mengangguk kecil dan sejenak beranjak dari posisi duduknya. Tidak butuh waktu lama sebelum dia memilih untuk berbaring di atas tempat tidur tepat di sisi Arsen yang masih tidak sadarkan diri. Sekali lagi, Elxyera menggenggam sebelah tangan Arsen di dekatnya dengan lembut. Kepalanya sejenak menoleh, memandangi wajah sang pria dari samping.
Arsen terlihat begitu tenang, namun jelas sangat mengkhawatirkan. Andai dia bisa melihat netra emas Arsen dari dekat sekali lagi, hatinya pasti akan merasa senang. Merasa bodoh karena dia seolah mengkhianati usahanya untuk menghindari Putra Mahkota selama ini. Namun dia tahu dia harus melakukan ini juga. Matanya pun memandang langit-langit kembali dan memejam.
"Rilekskan diri Anda, Yang Mulia. Dan fokuskan perhatian Anda pada suara saya."
Suara Ranchy yang berbicara padanya terdengar pelan, namun seketika Elxyera merasa bahwa suara itu berasal dari segala arah, membuatnya bingung dimana Ranchy berdiri sekarang. Namun dengan ketenangan dirinya, sang wanita pun memejam dan mengikuti istruksi Ranchy. Dimana seketika, Elxyera merasakan tangannya terasa panas, yang seketika menjalar ke seluruh tubuhnya.
Pada akhirnya, Elxyera merasa seolah tubuhnya terombang ambing dalam ombak yang kacau, dan seketika merasa tubuhnya tidak memiliki sandaran lagi dan akhirnya jatuh dalam kegelapan.
--🔸--
"U-Ugh!"
Netra Elxyera mengerjap beberapa kali ketika matanya membuka sesaat, mendudukkan dirinya yang terbaring di lantai keras itu. Tubuh Elxyera rasanya cukup berat, walaupun tidak sakit. Sebelah tangannya naik menyentuh kepalanya yang sedikit pening, namun di sisi lain pun dia menyadari bahwa dia bukan lagi berada di kamar Arsen di istana. Apa yang ditangkap matanya sejauh mata memandang adalah warna hitam yang begitu ganjil.
"Ini dimana? Apa ini...alam bawah sadar Arsen?"
Elxyera menolehkan kepalanya, sama sekali tidak menemukan apapun selain kegelapan yang melingkupi tempat itu. Namun anehnya sang wanita masih bisa melihat dirinya sendiri, ketika dia menunduk dan memandang tangan dan kakinya yang terlihat jelas. Merasa bahwa ini adalah tempat yang cukup aneh.
"Tidak, tidak. Pertama-tama aku perlu melakukan apa yang diarahkan Ranchy padanya. Aku tidak bisa lama berada disini,"gumam Elxyera pada dirinya sendiri, menepuk pipinya pelan untuk menyadarkan dirinya. Perlahan, dia pun berdiri dari posisi duduknya. Merasa bahwa walaupun pijakannya berwarna hitam, dia seperti menginjak lantai yang solid. Meskipun begitu, dia harus tetap waspada, kan.
"Tapi kalau dipikir lagi, aku harus mulai mencari dari mana? Tempa ini saja segelap ini, tapi aku sama sekali tidak menemukan apa-apa disini," gumam Elxyra sekali lagi menghela nafas panjang. Merasa bahwa area tempatnya berada ini memang cukup membingungkan. Namun pada akhirnya dia tetap melangkahkan kakinya menyusuri tempat itu, sesekali memperhatikan sekitar walaupun tidak tahu pasti dia melangkah ke arah mana dan apa saja yang telah dilewatinya.
Tempat itu bagaikan ruangan luas berwarna hitam, namun membingungkan bagaikan labirin tanpa arahan yang benar. Sang wanita takut dia melangkah ke tempat yang salah, namun dia pun tidak bisa mundur sampai waktu 15 menitnya habis. Apa yang perlu dilakukannya adalah mencari sosok Arsen, kan? Walaupun tempat itu kosong, mungkin dia bisa menemukan sesuatu?
"Tunggu, apa itu."
Dalam langkahnya, Elxyera seketika menemukan sebuah cahaya yang terlihat ganjil. Saat kakinya melangkah maju, sang wanita sontak mendapati bagian area yang terlihat semakin besar seiring jalannya menuju sumber cahaya itu. Hingga ketika dia cukup dekat, dia seperti melihat sebuah retakan di dinding hitam, dimana dalam retakan itu, membawanya pada sebuah pemandangan yang terlihat ganjil namun tidak asing.
"Tunggu! Ibu!!"
Panggilan itu sontak membuat Elxyera membelalak. Nada suara itu memang jauh lebih lembut, terdengar seperti suara anak-anak. Namun di sisi lain, suara itu sangat tidak asing bagi Elxyera, ketika dia akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam retakan itu. Apa yang mengejutkan Elxyera adalah pemandangan dirinya berada di dalam sebuah taman luas yang begitu indah, memperlihatkan taman bunga yang dihiasi beragam bunga indah.
Namun apa yang mengejutkan adalah sosok seorang wanita yang berdiri tidak jauh darinya. Berambut perak panjang dengan mata iris emasnya yang terlihat indah memandangi anak laki-laki yang berlari ke arahnya.
Elxyera tidak bisa menebak langsung usia anak itu. Namun kemungkinan besar usianya 4 atau 5 tahun? Langkah kecil itu bahkan sedikit goyah ketika dia berlari mendekati sang wanita yang langsung memeluknya erat ketika sang anak telah tiba di depan sang wanita.
Rambut hitam itu berbeda dengan rambut putih perak sang wanita. Namun saat wanita itu berbalik dan Elxyera bisa melihatnya dengan baik, sang wanita rasa jantungnya berhenti berdetak sesaat. Tidak menyangka dengan pemandangan yang tidak asing itu. Dimana rasanya dia pernah melihat wanita itu?
"Arsen, putraku. Ah, wajahmu penuh tanah. Apa kau bermain di tanah lagi?" tanya wanita itu dengan lembut pada sang anak. Bahkan seolah tidak menyadari keberadaan Elxyera disana. Membuat Elxyera yang sekali lagi terkejut pun langsung menyadari satu hal yang utama.
Ini adalah...potongan memori milik Arsen. Dan anak kecil yang manis itu...adalah tunangannya. Apa itu artinya, wanita yang dipanggil ibu itu....
"Hehe, iya, Ibu! Aku memetikkan ini untuk Ibu! Bunga kesukaan ibu!"
Dengan gembira, Arsen pun mengangkat sebelah tangannya yang memegang setangkai bunga mawar indah. Dari jarak sejauh ini saja, Elxyera pun bisa melihat bahwa itu adalah mawar merah muda rubellite yang begitu indah. Pemandangan ini terasa hangat, namun juga menyakitkan. Membuat Elxyera menyadari, bahwa wanita lembut yang menggendong Arsen kecil adalah Artemis. Permaisuri dan ibu Arsen yang meninggal saat sang pria masih kecil.
Netra Elxyera memandang pemandangan hangat itu dalam diam. Melihat bagaimana manisnya Arsen menyelipkan bunga mawar yang telah dibersihkan itu di telinga sang wanita yang lebih tua. Dan Elxyera bisa menyadari bahwa Sang Permaisuri terlihat begitu bahagia dengan hal itu. Sebuah kenyataan dalam memori Arsen, dimana pria itu memiliki kenangan dengan ibunya.
Elxyera tidak menyangka akan melihat ini. Dia mengambil langkah, merasakan angin yang berhembus nyaman di tempat itu. Namun tidak ada satupun yang menyadari keberadaannya disini, dan menyadari bahwa Arsen ini bukanlah Arsen yang dia cari juga. Namun belum sempat Elxyera melihat sekeliling untuk mencari jalan keluar, pemandangan di sekelilingnya pun seketika luntur dan digantikan dengan pemandangan ruangan gelap itu lagi tadinya.
"Ah, apa itu...sudah selesai? Artinya...apa mungkin aku perlu mencari sesuatu yang mirip juga?"
Rasanya Elxyera mulai mengerti dengan hal ini. Melangkahkan kakinya kemblai saat dia kembali ke tempat pertama. Rasanya dia hanya perlu mencari potongan memori Arsen, dan memastikan apakah Arsen yang ada di dalam potongan itu adalah sebuah kenyataan asli sang pria ataupun hanyalah bagian dari serpihan memori.
Sang wanita bahkan tidak tahu pasti mana yang asli, namun dia melangkahkan kakinya kembali melewati tempat itu. Sejenak memandangi sekeliling dan menemukan beberapa retakan cahaya lagi. Memperlihatkan kenangan masa kecil Arsen lagi. Mulai dari yang paling menyenangkan hingga yang paling menyedihkan.
Mulai dari kebahagiaan sang pria bersama keluarganya, hingga akhirnya hari pemakaman Permaisuri Artemis. Melihat itu membuat Elxyera merasa hatinya seolah ditusuk-tusuk dengan pisau. Menyadari di satu sisi ,walaupun Arsen memiliki sisi yang dingin, pria itu pernah menunjukkan senyuman manis.
Apa kenangan ini...sama dengan Arsen di kehidupan Elxyera sebelumnya atau tidak?
"Rasanya tidak ada yang cocok," gumamnya menghela nafas panjang setelah menyadari bahwa dia telah memasuki beberapa potongan memori. Dan tiap kali pun memori itu seketika meluntur setelah memerlihatkan apa yang ada di dalam. Langkahnya kembali menyusuri -tempat gelap itu, mencoba mencari-cari retakan cahaya lain.
Elxyera bahkan tidak tahu sudah berapa lama dia berada disini, namun dia rasa dia pun mulai kehabisan waktu. Tinggal menunggu waktu hingga Ranchy menariknya keluar dari alam bawah sadar ini dan Elxyera bahkan belum menemukan yang dia perlukan disini.
"Apa benar tidak ada lagi? Bahkan sepertinya di alam bawah sadar ini, tidak banyak memori yang ter--!!"
Sudut mata Elxyera menangkap percikan cahaya yang lebih terang dari sebelumnya. Membuat kepalanya menoleh dan dia langsung dihadapkan pada retakan yang lebih besar. Pemandangan yang terlihat di dalam sana tidak asing baginya, dan spontan Elxyera kembali melangkah mendekat untuk memastikan.
Seperti dugaannya, itu adalah pecahan memori Arsen juga. Namun semakin mendekat, hati Elxyera terasa aneh. Karena entah mengapa dari kilasan gambar yang muncul di dalam retakan itu, Elxyera meyakinkan diri bahwa tempat yang terlihat itu tidak asing baginya.
"Arsen!!"
Tubuh Elxyera sontak membeku mendengar suara dari dalam retakan itu. Suara yang sangat dikenali Elxyera, membuat sang wanita yang mengulurkan tangannya untuk menyentuh retakan itu seketika berhenti. Namun semuanya terlambat, ketika akhirnya Elxyera tertarik ke dalam potongan memori itu lagi dan pemandangan di sekelilingnya berubah.
Sang wanita rasa bohong jikalau dirinya mengatakan tidak mengenal tempat itu. Bahkan suasananya membuat Elxyera begitu nyaman, walau di satu sisi mengejutkan dan membuatnya tidak bisa berkata apa-apa dengan mulut menganga.
Di tempat yang cukup kecil itu, taman bunga tertutup itu terlihat indah. Pohon besar yang tumbuh disana pun menutupi tempat itu dari cahaya di atas sana, namun masih dapat masuk menyinari bunga-bunga indah yang tumbuh subur disana. Entah dari arah mana, Elxyera bisa mendengar suara burung berkicau di taman yang berada di tempat asing itu. Karena Elxyera sangat mengenali tempat itu.
Mulai dari semak tinggi yang tumbuh menutupi jalan masuk ke taman ini hingga orang yang ingin kesini perlu menemukan jalan masuk rahasianya, bunga-bunga tumbuh yang tercium familiar di hidung Elxyera. Dan paling terakhir, meja dan kursi batu yang ada di tengah taman itu. Tempat yang biasa menjadi tempat favorit Elxyera saat datang ke taman rahasianya di akademi Philosthilea itu.
Namun apa yang mengejutkannya adalah kedua sosok yang terlihat duduk di kursi batu di tengah taman itu, dekat dengan semak bunga mawar Rubellite yang tumbuh subur itu. Gadis muda manis berambut pirang itu terlihat sangat senang. Mungkin berusia 14 tahun dan gembira saat dia merangkai berbagai bunga menjadi sebuah mahkota bunga yang indah.
Sedangkan di sisi gadis muda itu, seorang lelaki muda yang lebih tua dari sang gadis pun terlihat duduk manis. Matanya terlihat lembut. Bahkan saat sang gadis terlihat sibuk merangkai mahkota bunga itu, tatapan sang lelaki muda itu sama sekali tidak teralihkan dari sang gadis manis. Tatapan yang begitu lembut, penuh dengan perasaan yang manis.
Hanya saja, pemandangan ini membekukan Elxyera. Dalam sebuah kenyataan atau mimpi yang membuat pikirannya berteriak akan satu hal tentang ini. Merasa apakah ini salah, atau mungkin ini adalah sebuah tipu muslihat alam bawah sadar Arsen untuk mengecohnya.
"Tidak...mungkin--!"
"Arsen, lihat, lihat. Mahkota untukmu sudah jadi!!"
Gadis manis itu mengangkat mahkota bunga ditangannya dengan lucu, memamerkannya pada sang pemuda yang ada di hadapannya. Memperlihatkan karya yang sontak membuat sang pemuda tersenyum semakin manis dan tertawa kecil. Sebelah tangan sang pemuda pun terangkat lembut, dan segera dia memberikan usapan lembut di kepala sang gadis itu.
Sang gadis pun tidak menunggu lama. Wajahnya terlihat berseri senang mendapatkan usapan lembut itu, namun segera saja dia mengangkat tangannya tinggi, dan segera memasangkan mahkota bunga itu di kepala sang pemuda berambut hitam itu. Mengagumi pemandangan pemuda yang terlihat cocok itu.
"Arsen terlihat cocok dengan mahkota itu," ungkap sang gadis kembali dengan bembira, tertawa kecil pada pemuda yang dia panggil Arsen itu. Namun Elxyera yang hanya memandang dari sisi tempat, yang kembali tidak disadari oleh keduanya, tidak bisa mengatakan apa-apa dengan apa yang didengarnya.
Sebelum suara sang pemuda pun akhirnya terdengar setelah beberapa saat. Dalam tepukan hangat yang diberikan pemuda bernama Arsen itu pada sang gadis berambut pirang dengan mata merah muda rubellitenya yang manis, senyuman penuh perasaan yang membuat Elxyera tersentak pun muncul.
"Terima kasih banyak. Aku sangat menyukainya. Ini hadiah yang sangat berharga bagiku, Elxy."
Ucapan itu bagikan tamparan keras bagi Elxyera. Sontak membuat kepalanya terasa sakit membuat sebelah tangannya bergerak naik menyentuh sebelah kepalanya. Panggilan itu, interaksi manis itu, dan pemandangan ini, entah mengapa sama sekali tidak pernah diingat oleh Elxyera. Dia merasa tidak pernah bertemu dengan Arsen sebelumnya, apalagi kalau sampai memiliki interaksi seperti ini.
Dan lagi, walau tahu Arsen bersekolah di akademi Philosthilea juga, Elxyera tidak ingat pernah bertemu dengan sang pria hingga saat dia bertemu pertama kali di ulang tahun pria itu. Kenapa...memori ini menunjukkan sesuatu yang sam sekali tidak diingat oleh Elxyera?
Pandangan sang wanita pun rasanya begitu kabur membuat kepalanya sakit, namun matanya masih fokus untuk memastikan dengan lebih baik, apakah ini adalah mimpi atau...benar kenyataan dari potongan memori Arsen.
"T-Tunggu!"
Wanita itu segera menyadari bahwa pemandangan memori itu pun kembali luntur. Dengan hal yang terakhir dia lihat adalah kedua sosok itu saling tersenyum manis satu sama lain, Elxyera kembali terlempar ke dalam dunia hitam itu lagi. Membuat sang wanita merasa sesak kemudian dan mengedarkan pandangan untuk melihat sekeliling.
'Tidak, itu tidak mungkin terjadi. Aku bahkan tidak mengingatnya sama sekali!' batin Elxyera yang merasa bingung dengan itu. Kenapa Arsen memiliki memori seperti itu sedangkan Elxyera sendiri tidak ingat bahwa dia pernah bertemu sang pria. Apalagi di tempat...yang Elxyera rasa telah menjadi tempat rahasianya sendiri.
Dengan langkah sedikit cepat, sang wanita kembali menyusuri ruangan gelap itu, mencari-cari memori sang pria yang baru dalam rasa bingung dan paniknya. Dalam keadaan ini, Elxyera sama sekali tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Hingga kembali matanya menangkap sebuah rentakan cahaya baru di ujung sana. Tanpa berpikir dua kali dan memastikan dengan lebih baik, sang wanita pun melangkah maju dan menyentuh retakannya.
Dimana pemandangan sekelilingnya seketika berubah kembali.
Cahaya itu lebih terang dari sebelumnya, membuat Elxyera langsung menyadari bahwa cahaya itu berasal dari lampu kristal chandelier yang begitu megah di atas saja. Ruangan itu terlihat besar, dihiasi dengan perpaduan warna merah, perak dan emas yang begitu megah. Di satu sisi, suara alunan musik yang lembut dari berbagai alat musik pun terdengar memenuhi ruangan. Dan seketika Elxyera langsung menyadari tempatnya berada sekarang.
Ruangan itu adalah sebuah ruangan pesta, yang nyatanya dan harusnya diisi dengan berbagai macam orang yang menghadirinya. Namun di mata Elxyera, wanita itu seolah tengah menjadi penonton pada apa yang terjadi di tengah ruangan pesta itu, dengan pemandangan orang di sekelilingnya pun yang terlihat buram bagaikan bayangan, memandang juga ke arah tengah ruangan.
Musik lembut yang terdengar dari piano itu seolah mewakili dan mengiringi sebuah pesta dansa. Namun mata Elxyera yang kembali memandang lurus ke tengah ruangan dansa itu segera menemukan sepasang sosok yang berdansa dengan begitu lembut dan indah dalam aluan musik yang terdengar.
Elxyera terpukau dengan indahnya dansa yang ditunjukkan pasangan itu, walaupun pergerakan mereka dan jarak dari kejauhan membuat Elxyera tidak bisa melihat dengan jelas wajah dari keduanya, karena selalu segera membelakangi Elxyera yang berdiri di satu sisi ruangan. Namun rambut sang wanita yang berwarna pirang sedikit pucat itu terlihat indah, bergitu kontras dengan sang pria yang memiliki rambut hitam itu.
Putaran dansa yang begitu indah, begitu memukau. Membuat ruangan itu hanya dipenuhi dengan suara dari alunan musik yang dimainkan. Pemandangan yang begitu indah, dengan gaun perak sang wanita yang mengembang indah, sederhana namun elegan. Begitu cocok dengan pakaian formal yang dikenakan sang pria. Keduanya bagaikan pasangan yang begitu sempurna.
Namun apa yang membuat bingung adalah kenyataan di tempat ini. Berpikir apa yang membuat ini berhubungan dengan Arsen? Apakah ini sebuah pesta yang pernah dihadiri sang pria? Ataukah mungkin hal lain?
Rasanya pikiran kacau itu kembali memenuhi pikiran Elxyera melihat pemandangan itu, menyadari pasangan itu bergerak semakin dekat ke arahnya. Namun, alangkah terkejutnya Elxyera ketika putaran pasangan itu dan kedekatan mereka pun bisa membuatnya melihat wajah mereka dengan jelas.
Wanita itu cantik, sangat cantik dan elegan. Rambut pirangnya indah, berkibas panjang jatuh melewati pinggangnya, namun matanya begitu lembut. Abu-abu perak yang bisa menghipnotis siapa saja. Begitu cocok dengan sang pria berambut hitam yang berdiri di depannya, dengan mata emasnya yang terlihat memandang sang wanita dengan tatapan penuh perasaan. Keduanya seolah berada di dunia mereka sendiri, walaupun mereka berdansa di ruangan yang penuh dengan orang ini.
Namun apa yang mengejutkan Elxyera adalah sosok sang pria, yang begitu tidak asing dan terlihat sangat dikenalinya. Rasanya dunia berhenti di sekeliling Elxyera, ketika pasangan itu berdiri di depannya dalam tarian akhir mereka yang ditutup dengan putaran indah dari wanita berambut pirang itu.
Ucapan sang pria pun sontak membuat sang wanita memandang dalam binaran senang. Berbeda dengan Elxyera yang seketika tersentak di tempat mendengar nama itu.
"Aku mencintaimu, Leticia."
Bersamaan dengan itu, Elxyera rasa kepalanya di pukul dengan keras. Merasa bingung dengan hal itu, namun di satu sisi begitu kacau. Keramaian tepuk tangan seketika memenuhi tempat itu, namun Elxyera yang merasa kacau melangkah mundur, hingga tidak menyadari dia tersandung sesuatu dan akhirnya jatuh terduduk.
"A-Aww..."
Itu cukup sakit baginya, namun ketika dia mendongak sekali lagi dan mengusap punggungnya sejenak, netra merah muda rubellitenya seketika bertabrakan dengan netra emas yang begitu indah. Pertama kalinya setelah dia menghabiskan waktu melalui banyak memori Arsen disini, Elxyera membeku.
Ketika dirinya menyadari, pria berambut hitam yang tengah memeluk wanita bernama Leticia itu, memandang ke arah Elxyera dengan pandangan terkejut, seolah menyadari keberadaan wanita itu.
"El--!!"
Sayangnya, keseluruhan memori itu melintur bersamaan dengan Elxyera yang merasa terkejut. Dan sekali lagi, sang wanita melihat warna hitam yang membawanya jatuh ke dalam kegelapan tanpa dasar.
***
Tubuh Elxyera sedikit terasa kaku ketika dia menggerakkannya. Namun sebelah tangannya pun terangkat untuk mengusap matanya yang masih belum dibukanya. Rasanya seolah terbangun dari mimpi panjangnya. Namun tubuhnya terasa sedikit sakit saat digerakkan. Hanya saja, Elxyera cukup bingung ketika tangannya yang seharusnya menggenggam tangan Arsen itu seketika di tarik lembut, membuat sang wanita sontak membuka matanya perlahan.
"Tuan...Ranchy? Apa yang--!"
Di satu sisi berpikir akan menemukan Ranchy yang mungkin saja menariknya, netra merah muda rubellite Elxyera pun kembali bertemu dengan netra emas yang begitu indah, berkaca-kaca mengandung rasa rindu yang begitu besar.
Pria itu sekarang tengah duduk di tempat tidur di hadapannya, memandang Elxyera dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun Elxyera sendiri pun dikejutkan dengan hal itu hingga akhirnya tidak bisa berkata-kata selain menyebutkan nama sang pria.
"A-Arsen..."
Suara sang wanita terdengar bergetar ketika memanggil Arsen. Entah mengapa jantungnya berdebar kencang walaupun hatinya terasa sakit dan tercampur dengan berbagai perasaan lainnya. Namun belum sempat Elxyera melanjutkan kalimatnya, pria itu, Arsen yang telah sadarkan diri seketika menarik sang wanita ke dalam pelukan hangatnya.
Kepalanya terbenam hangat di bahu sang wanita, dan Elxyera seketika menyadari rasa basah yang mengalir disana. Menyadari bahwa Arsen, kali pertamanya melihat sang pria meneteskan air matanya di hadapannya.
Pria itu...telah sadar. Dan ucapan yang terdengar pertama kali kembali membuat pertahanan Elxyera pun goyah.
"Elxy...aku...aku sangat merindukanmu, Elxyera."
--🔸--
Ranchy nampak berdiri dalam diam di depan pintu ganda yang kembali tertutup itu. Dia sendirian disana, karena dia memerintakah dua prajurit yang tadinya berjaga untuk segera mengabarkan sesuatu yang penting untuk kaisar. Namun, pria berambut perak itu terlihat memikirkan sesuatu seraya bersedekap dada.
Dia sesungguhnya merasa ini adalah kemajuan yang begitu hebat, karena bisa melihat Arsen tersadar hanya dengan hal itu. Entah dari mana itu bisa terjadi, namun Ranchy rasa apa yang dia lihat itu bukanlah sebuah kesalahan. Apalagi saat melihat lambang itu sejenak muncul di tangan Elxyera, dan bagaimana dia melihat ke dalam alam bawah sadar Arsen juga melalui mata Elxyera disana.
Netranya pun berkilat penuh rasa penasaran, namun ekspresinya sulit diartikan. Begitu rumit dan bermakna.
"Leticia...ya."
--🔹--
[Note : Hai, hai! Tidak banyak yang bisa saya sampaikan disini. Namun semoga kalian menikmati chapter kali ini. Selamat membaca dan semoga hari kalian menyenangkan. (つ≧▽≦)つ]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top