6. Aku di Dalam Perbincangan Acara Minum Teh Puteri Marquess Wilfred

Rasa manis itu sekali lagi memenuhi leher Elxyera. Teh yang dicicipinya terasa begitu pas. Berdasarkan penjelasan Finna, teh ini sepertinya dikirim khusus dari wilayah timur. Ibunya pasti akan suka ini, mengingat pamannya belum pernah membawakan teh yang memiliki rasa pekat menenangkan seperti ini.

"Saya dengar Anda menghabiskan waktu di kediaman pribadi putera mahkota beberapa hari lalu, Tuan Puteri?"

Ucapan itu nyaris membuat Elxyera tersedak tehnya sendiri, membuatnya menurunkan gelas dan mengedarkan pandangan. Namun dengan segera dia menemukan pusat utama dari suara itu, yang tidak lain berasal dari Astrella sendiri yang duduk di hadapannya sembari menikmati tehnya.

Ucapan tersebut seketika menarik perhatian tamu undangan lainnya, terutama para nona-nona bangsawan yang menatap Elxyera dengan pandangan begitu penasaran.

Oh, darimana pula Astrella mendengar hal itu?

Namun mengingat keluarga Astrella tinggal di kediaman istana kerajaan juga, Elxyera yakin rumor itu pasti akan tersebar lebih cepat mengingat Arsen pun kembali cukup lama ke istana di hari itu dibandingkan waktu sesungguhnya.

"Ah, benar, Tuan Puteri Astrella. Karena perjalanan yang cukup jauh dari kerajaan Jaquelin untuk kembali ke Fargaven dan yang mulia Putera Mahkota merasa melanjutkan perjalanan di tengah malam bukanlah hal yang baik, beliau memilih untuk menghentikan sementara perjalanan dan beristirahat di kediaman pribadi beliau."

Di saat seperti ini, Elxyera jelas tidak bisa berbohong. Sekarang karena para nona dan tuan dari keluarga bangsawan lainnya ada disini, Elxyera harus meluruskan masalah satu itu. Lagipula dia yakin yang berada di kediaman putera mahkota hari itu bukan hanya dia. Tentunya para pengawal pun berada di sana, dan pelayan yang memang bertugas di mansion itu mengetahui kehadiran mereka. 

Elxyera hanya berharap para pelayan itu tidak melihatnya berada satu kamar dengan Arsen, karena pagi-pagi sekali pria itu sudah keluar dari kamar yang ternyata ditempati oleh Elxyera itu, sekaligus ruangan yang menjadi saksi mata atas apa yang terjadi pada mereka berdua malam itu.

"Kalian menghabiskan waktu bersama disana?" tanya Astrella lagi seolah dirinya penasaran dengan itu. Mungkinkah pertanyaan itu mewakili semua pertanyaan putera puteri bangsawan yang ada di tempat ini?

Rasanya pikiran Elxyera jadi panas mengingatnya, namun dia tidak boleh lepas kendali disini. Pasti akan memalukan jikalau dia menunjukkan ekspresi malunya, dan para tamu yang melihat pasti akan langsung menebak ke arah mana cerita itu kalau melihat setitik saja ekspresi lain di wajah Elxyera. Karena itu, sang gadis berambut pirang tersenyum manis.

"Tentu, Tuan Puteri. Yang Mulia begitu baik hati memberikan saya tempat untuk beristirahat. Bahkan mengantar saya pulang ke kediaman saya dengan selamat pada pagi harinya. Kami menghabiskan waktu bersama yang menenangkan di perjalanan," lanjutnya dengan ucapan penuh nada bahagia seolah terharu dengan tindakan Arsen selaku tunangannya. 

Itu memang adalah hal yang normal, namun jikalau dia langsung mengatakan sampai pada intinya, tidak akan ada yang banyak bertanya.

Di satu sisi, Astrella terdiam sejenak memandangi Elxyera, membuat sang gadis berambut pirang tidak tahu harus bilang apa lagi. Mungkinkah Astrella akan menghakiminya, menanyakan lebih lanjut tentang hal itu? Tapi kenyataan yang ditemukan Elxyera mengejutkan sang gadis, karena dia bisa melihat senyuman lembut menghiasi wajah Astrella kemudian.

Apa Elxyera bermimpi? Sekalipun dia tidak pernah mengingat kalau Astrella pernah tersenyum padanya. Ya, pernah. Tapi itu adalah senyuman arogan yang bahkan tidak bisa disamakan dengan senyuman manis yang lembut ini.

"Saya begitu senang mendengarnya. Yang Mulia Putera Mahkota pun sepertinya terlihat begitu bahagia bisa menghabiskan waktu bersama Anda di tengah kesibukannya. Saya jadi khawatir karena sebelumnya dia selalu sibuk, namun sekarang saya bisa lega karena Anda pun sepertinya begitu perhatian dengan Putera Mahkota."

Hah? Elxyera yakin dirinya tidak salah dengar kan? 

Seumur hidupnya, dia tidak pernah mendengar Astrella berbicara dengan begitu perhatian padanya. Gadis di hadapannya ini bukanlah seperti Astrella yang dikenalnya. Keluarga kerajaan bukanlah sosok yang arogan, namun Elxyera yakin mereka memiliki karismanya sendiri. Mendengar bagaimana Astrella memuji dirinya, apa Astrella pun sudah sama gilanya dengan Arsen?

"A-Anda terlalu memuji, Tuan Puteri. Saya hanya...memenuhi kewajiban saya sebagai tunangan Yang Mulia Putera Mahkota," lanjut Elxyera dengan malu-malu, mengulurkan tangannya untuk mengambil kue kering dan memakannya. Berharap bisa menenangkan kegugupannya.

"Itu tidak benar, Tuan Puteri Elxyera! Saya yakin Yang Mulia Putera Mahkota pasti begitu senang dengan kehadiran Anda! Mungkin saja Yang Mulia meminta untuk tidak langsung kembali ke kaisaran agar bisa menghabiskan waktu dengan Anda berdua!" Finna seketika ikut andil dalam pembicaraan itu. Membuat Astrella langsung tertawa kecil mendengarnya. Bahkan beberapa puteri bangsawan yang duduk di dekat mereka pun mengangguk mengiyakan menyetujui.

"Sudah pasti. Beberapa hari ini saya sering mendengar Putera Mahkota mengeluh karena tidak bisa pergi ke suatu tempat yang ingin dikunjunginya. Mungkin beliau merindukan Anda, Tuan Puteri Elxyera?" Astrella bahkan menambahkan dengan serius seraya mengangguk-angguk, menyetujui ucapan Finna.

Mata Elxyera mengerjap beberapa kali mendengar pembicaraan itu. Apa mungkin Elxyera sebenarnya masih bermimpi, dan tidak datang ke pesta minum teh yang diadakan oleh anak dari Marquess Wilfred? 

Bahkan Astrella tidak menunjukkan permusuhan disini. Gadis muda itu terlihat begitu santai berbicara, seolah memang tidak pernah ada masalah antara dirinya dan Elxyera. Senyuman tipis yang ditunjukkan Astrella dan percakapan yang lancar itu menenangkan Elxyera. Itu bukan sandiwara, dan tentu saja Astrella sedang tidak berbohong padanya.

Seketika itu juga, acara itu kembali hidup dengan berbagai perbincangan dari putera puteri bangsawan lainnya. Yang untungnya tidak bertanya bagaimana dirinya menghabiskan waktu di kediaman pribadi putera mahkota. Mereka memuji bagaimana manisnya pasangan Putera Mahkota dan Elxyera sebagai tunangannya.

Bahkan Finna terlihat begitu antusias menanyakan kabar Yang Mulia Putera Mahkota dan berharap lain kali Arsen bisa menghadiri pesta yang diadakannya sampai kemudian...

"Betapa beruntungnya Anda, Tuan Puteri Elxyera! Saya dengar mansion itu merupakan salah satu mansion termegah di pinggiran kekaisaran Fargaven. Rasanya saya jadi iri dengan posisi Anda! Tiap harinya Anda bisa menikmati kemegahan yang begitu indah."

Seruan seorang gadis lain yang duduk dua kursi di samping Astrella seketika terdengar, membuat rumah kaca yang tadinya ramai ceria, menjadi hening seketika. Rambut ikal wanita itu sepunggung berwarna merah, terlihat sempurna membingkai wajahnya yang terlihat anggun dan dewasa. 

Oh, seharusnya Elxyera tahu suara siapa itu. Elxyera ingat bahwa itu adalah puteri dari keluarga Count Calvert, Norine in Calvert.

Di kehidupan sebelumnya, Norine selalu mencemooh Elxyera dan memandangnya rendah di balik semua kehormatan palsu itu. Wanita itu mencintai pangeran Arsen sama sepeti Elxyera dulunya mencintai pria itu.

Setiap acara sosial, selalu saja ada ungkapan Norine yang mencoba untuk menyakiti hati Elxyera. Dan naasnya, bahkan Arsen sama sekali tidak melakukan apa-apa atas sindiran menyakitkan yang dianggap sebagai candaan biasa dari seorang Norine in Calvert.

Apalagi ketika Elxyera jatuh dari statusnya sebagai tunangan Arsen dan puteri mahkota. Sikap Norine semakin menjadi-jadi padanya, walaupun wanita itu punya derajat keluarga yang berada di bawah keluarga Elxyera. 

Karena dia tahu dengan sikap Elxyera yang seperti itu, keluarga Duke Cresentra pastinya tidak akan bisa bertahan lama. Gadis yang akan tumbuh menjadi sosok wanita yang arogan di masa depan. 

Mari berharap di dunia ini, Norine mengambil langkah lain sehingga Elxyera tidak perlu berurusan dengannya.

Oh, bahkan ketika mengatakan itu, Norine terlihat tersenyum manis seolah tidak ada yang salah dengan ucapannya. Meskipun beberapa putera puteri bangsawan lainnya menangkap ada yang ganjil dari ucapan sederhana yang dilontarkan Norine. 

Namun Elxyera saat ini tidak ingin mencari masalah, apalagi karena dia tahu itu tidak ada gunanya untuk mengubah masa depannya yang suram.

"A-ah, saya rasa begitu, Nona Norine. Tempatnya indah..." Ujar Elxyera kemudian mencoba mengabaikan sesuatu dan membalas ucapan Norine tentang mansion pribadi Arsen.

Elxyera sendiri tidak sempat memperhatikan mansion itu ketika meninggalkannya. Benar, dari kamarnya saja dia pasti menduga kalau tempat itu begitu terawat dan juga pastinya indah. Ingatan kehidupan masa lalunya pun mengatakan bahwa itu tempat yang menawan. Namun Elxyera terlalu sibuk dengan pikirannya yang syok saat itu bahkan sampai tidak sadar kalau dia sudah sampai di kediamannya saat itu.

Memangnya kenapa kalau cantik? Semua itu tidak akan jadi milik Elxyera pula di masa depan, dan sang gadis tidak pernah berniat mengambil apapun dari Arsen, asalkan dia bisa bertahan hidup sampai di waktu yang ditentukan, bahkan berharap bisa melewati masa depan tragis itu.

"Oh, iri? Apa itu artinya Anda sebenarnya ingin mendapatkan posisi Tuan Puteri Elxyera sebagai tunangan Yang Mulia Putera Mahkota, Nona Norine? Anda ingin menikmati kemegahan dari keluarga kerajaan?"

Ucapan Astrella yang menyela seketika membuat suasana menjadi tegang. Bahkan beberapa puteri bangsawan yang menikmati kue dan teh mereka pun seketika berhenti, termasuk Finna yang memandang Astrella dengan pandangan bingung.

Norine in Calvert sudah salah bicara. Dan tatapan tajam Astrella dibalik mata lembut itu seketika tertuju pada wanita berambut merah ikal itu.

"T-tidak! Tentu tidak, Tuan Puteri. Saya hanya...."

Norine seketika menundukkan kepalanya merasa gugup tidak berani melanjutkan ucapannya. Tatapan Astrella memang terlihat tenang, namun begitu tajam di satu sisi. Bahkan Elxyera yang duduk di hadapan Astrella bisa melihat itu. Sesaat lalu dia masih melihat ekspresi manis Astrella yang berbicara begitu lembut padanya.

Namun sekarang tatapan yang ditunjukkan Astrella pada Norine begitu mengerikan dan tajam, seolah menghakimi. Mengingatkan Elxyera akan tatapan dingin Arsen ketika memutuskan pertunangan dengannya di masa itu.

"Hanya apa?" tanya Astrella lagi. Mulut wanita itu bahkan tidak berhenti bergerak untuk mengucapkan sesuatu. Apakah ada masalah pribadi antara Astrella dan Norine hingga dia berucap seperti ini. "Anda sepertinya suka sekali dengan pembahasan tentang kemegahan milik Putera Mahkota. Sepertinya Anda...memiliki maksud di balik itu semua ya?"

Ucapan itu membuat suasana semakin menegang. Bahkan beberapa pelayan yang tadinya ingin menyajikan teh kembali tercengang di tempat. Tidak ada yang berbicara dan bergerak, selain Finna yang memandang bingung karena gadis itu polos dan kurang cepat mencerna sesuatu. 

Astrella menunggu jawaban dari Norine. Namun gadis berambut merah itu mengalihkan pandangan dari tatapan menghakimi Astrella, tidak tahu harus bagaimana. "Sa-saya..."

Oh, ini gawat. Suasana pesta minum teh ini pun mencekam.

Elxyera masih mengingat sikap Astrella. Wanita itu selalu berbicara blak-blakan. Meskipun di kehidupan sebelumnya Astrella tidak pernah menyukainya, Elxyera mengakui kehebatan wanita itu yang dimasa depan nantinya akan menjadi pemimpin dari kesatria kerajaan. Jabatan yang dipilih Astrella ketika wanita itu menginjak usia 20 tahun nantinya.

"A-ah, kue ini enak sekali! Saya rasa Anda harus merasakannya juga, Tuan Puteri Astrella! Nona Finna, apakah ini buatan khusus koki Anda?" Elxeyra seketika berdiri dari duduknya, memotong sedikit kue di piringnya dengan garpunya dan mengulurkannya ke depan tepat ke dekat mulut Astrella.

Tindakan itu jelas mengejutkan semua orang yang ada disana, karena Elxyera dengan sendirinya berani bersikap seperti itu pada Astrella yang status aslinya jelas merupakan anggota keluarga kerajaan. Apalagi disaat wanita itu sedang berbicara.

Mungkin orang lain akan mengira itu adalah hal biasa, karena menduga kalau Elxyera mungkin begitu dekat dengan Astrella.

Sayangnya, Elxyera tidak mengenal Astrella yang ini. Dan hubungan mereka di kehidupan Elxyera sebelumnya pun tidak terlalu menyenangkan, bahkan suram.

"Ah, benar, Tuan Puteri! Itu adalah buah Grassberry yang ditanam khusus oleh keluargaku. Saya senang Anda menyukainya!" Finna dengan segera membalas ucapan Elxyera, membuat suasana yang tadinya terasa begitu tegang seketika terasa sedikit di ringankan. Untungnya Finna berpikiran sempit, hingga tidak perlu terpengaruh dalam pembicaraan mencekam itu.

"Nah, benar kan! Anda harus mencobanya, Tuan Puteri!" sahut Elxyera lagi sembari tetap mengangkat sendoknya dekat dengan mulut Astrella.

'Makanlah, kumohon. Tolong berhentilah, Astrella. Jangan buat situasinya menjadi buruk!' batin Elxyera berdoa di dalam hatinya, mengungkapkan kalimat itu berulang-ulang sembari berharap Astrella menghentikan perdebatan kecil itu dengan Norine. 

Senyuman ceria Elxyera bahkan masih menghias di wajahnya, dan semakin melengkung melihat Astrella akhirnya menoleh dan menatap Elxyera dalam diam lalu tertuju pada kue di garpu itu.

Apa dirinya sudah berlaku tidak sopan sampai Astrella sendiri tidak merespon? Oh, demi apapun itu, Elxyera berharap bisa pulang sekarang daripada harus terjebak dalam perdebatan.

Helaan nafas pelan lolos dari mulut Astrella, sembari satu tangan sang wanita terangkat dan menggenggam sendok yang ulurkan Elxyera padanya. Mulut itu membuka memakan kue itu, bersamaan dengan beberapa helaan nafas lega dari beberapa tamu undangan.

"Para tamu undangan yang lain juga sepertinya ingin mencicipinya, Nona Finna!" seru Elxyera kemudian untuk mengalihkan pembicaraan, diam-diam merasa lega karena perdebatan itu tidak dilanjutkan kembali. Dia sedikit melirik Norine yang membungkuk dalam tidak berani menatap, menyibukkan diri menyesap tehnya.

"A-ah, iya! Tolong hidangkan untuk semua tamu ya!" pinta Finna kemudian pada pelayannya, yang dengan segera mengangguk dan menyiapkan kue tersebut bagi tamu undangan.

Tidak lama kemudian, suasana di tempat itu pun kembali normal. Sehingga Elxyera kembali duduk di tempatnya, menghela nafas lega sembari memandang Astrella yang duduk di hadapannya.

Dia bisa melihat gadis muda itu menatapnya, namun ekspresi itu segera cemberut membuat Elxyera terkejut. Dia tidak mengerti mengapa Astrella bersikap seperti itu tadinya. Apakah memang karena masalah pribadi antara dirinya dengan Norine, atau ada hal lain di baliknya.

"Padahal aku melakukannya karena dia mengejekmu."

Suara itu terdengar seperti bisikan di tengah keramaian ceria acara itu, namun Elxyera masih bisa mendengar dengan baik suara Astrella yang berbisik padanya. Ketika dia memandang Astrella lagi, gadis muda itu sudah mengalihkan pandangan ke sisi lain dengan pipi yang merona sembari tetap memasang wajah cemberut.

Di saat itu, Elxyera yakin dia tidak salah dengar. Astrella membelanya.

--•--

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top