43. Firman Dei Blanche
--🔹--
"M-Maaf, Yang Mulia Putra Mahkota? Anda bilang apa?"
Elxyera yang hari itu tengah dipanggil ke istana kerajaan Fargaven, tidak menyangka kalau bisa berada disini sekarang. Arsen secara khusus memanggilnya untuk menghadap pada sang pria. Berpikiran kalau mungkin ada hal penting yang ingin dibicarakan padanya, atau sekedar menghabiskan waktu bersama sebagai seorang tunangan.
Itu juga kali pertama Elxyera merasa begitu senang karena sang pria secara langsung memintanya datang berkunjung tanpa ada alasan lain, atau paksaan dari Crovis sang Kaisar masa kini. Di usia Elxyera yang sudah menginjak dua puluh tahun itu, dia seketika berpikir kalau usahanya selama ini akhirnya terbayarkan dengan satu langkah kecil itu.
Namun di satu sisi kenyataan yang didapatkannya saat tiba di ruangan kerja Arsen, memukulnya batinnya begitu keras. Hingga Elxyera berpikir kalau dia sedang bermimpi, atau bahkan bertemu dengan orang yang salah.
Arsen yang berdiri di hadapannya, kali ini memandangnya dengan lurus dan lekat, hingga Elxyera yang tadinya malu jadi tidak tahu harus bagaimana ketika mendengar ungkapan yang keluar dari mulut Arsen tersebut.
Mata Elxyera membelalak, namun masih mencoba untuk menyesuaikan ekspresinya yang jelas termakan ucapan sang pria, membuatnya berpikir kalau kemungkinan besar dialah yang tuli sehingga tidak mendengar dengan baik ucapan yang dilontarkan Arsen.
Hanya saja, pria di hadapannya ini tidak mengubah ekspresi datarnya. Bahkan hanya bungkam beberapa menit setelah mengatakan itu tadi untuk mendengar respon Elxyera. Namun ternyata tunangannya lebih bodoh daripada dirinya sendiri.
Mungkin itulah yang dipikirkan Arsen saat Elxyera melihat tatapan yang bahkan tidak pernah ditujukan padanya itu.
"Aku tidak menyangka kalau kau sebodoh itu, Elxyera vel Cresentra. Aku sudah mengatakannya, kan. Bahwa mulai besok, kau bukan lagi tunangan resmiku, dan pada minggu depan di Hari Raya Kekaisaran Fargaven, pertunangan kita akan dibatalkan dan statusmu sebagai Putri Mahkota akan dicabut."
Dengan nada yang terkesan begitu dingin hingga membuat Elxyera merinding, Arsen kembali berucap. Sang wanita sadar, dia salah kalau berpikiran Arsen memanggilnya ke sini karena tiba-tiba tertarik padanya. Namun di satu sisi, dia tidak menyangka dengan hal ini.
Pembatalan pertunangan? Kenapa?
Elxyera masih tidak bisa memprosesnya dengan baik, walau dia yakin kali ini kalimat pertama yang Arsen ucapkan tadi sama persis dengan kalimat kedua yang lebih menekankan pada kalimat yang ada itu.
"Tapi Yang Mulia, kenapa? Kenapa Anda ingin membatalkan pertunangan ini??" tanya Elxyera tidak percaya. Ekspresinya saja sudah cukup menunjukkan rasa bingung, sedih dan panik yang menjadi satu. Namun sayangnya itu bahkan tidak meluluhkan ekspresi dingin yang menghias wajah Arsen.
Netra emas indah sang pria yang memikat itu bahkan tidak menunjukkan ketertarikan sama sekali, sebelum akhirnya kali ini dia mengalihkan pandangannya ke arah salah satu lukisan di dalam ruang kerjanya itu. Merasa lukisan itu jauh lebih baik daripada ekpsresi sang wanita yang tidak lama lagi akan menjadi mantan tunangannya.
Dia seolah menimbang sesuatu dalam pikirannya. Antara ragu memberitahukan hal itu pada Elxyera. Walau dia yakin sang wanita mungkin sudah mendengar tentang satu kabar yang mengagumkan ini.
"Ini berhubungan dengan Firman Dei Blanche yang baru saja muncul di kuil," ungkap Arsen pada akhirnya. Merasa tidak perlu menyembunyikan kenyataan itu karena hampir semua orang di daratan Blanche tahu tentang itu.
Yang jadi masalah dan rahasia bagi muka publik adalah isinya. Tapi karena Arsen sudah bertindak sejauh ini, dia rasa tidak perlu menyembunyikannya bagi sang wanita. Lebih baik memberitahunya secara terang-terangan agar Elxyera sendiri tahu diri dan tahu tempat bahwa sang wanita tidak punya hak untuk bicara apa-apa lagi.
"F-Firman Dei Blanche? Apa yang Anda maksudkan adalah Firman baru yang muncul beberapa hari yang lalu?"
Elxyera tidak menyangka bahwa ini akan berhubungan dengan Firman baru dari sang Dewa. Dia memang sudah mengetahui bahwa adanya firman baru itu. Namun Kuil Blanche menutupi isi Firman itu dari muka umum untuk mengamankan sesuatu. Agar tidak menimbulkan kekacauan yang bisa saja terjadi hanya karena Firman Dewa.
"Memangnya apa hubungannya isi dari firman tersebut dengan pertunangan kita, Yang Mulia?
Elxyera seketika merasa tidak terima kalau hanya karena itu mereka harus membatalkan pertunangan. Apakah itu berhubungan dengan perang, hingga Arsen berpikir dia punya kewajiban besar turut andil dalam hal itu? Atau mungkin ada hal penting lainnya yang berhubungan dengan Putra Mahkota sendiri.
"Tentu saja ada, Lady Cresentra. Isinya memang tidak diperlihatkan pada publik untuk saat ini. Namun dalam beberapa hari, semuanya akan terlihat jelas di matamu. Bahwa firman itu mengandung makna yang begitu besar, dan kau tidak punya hak untuk menentangnya."
Arsen sekali lagi berucap dengan dingin pada sang wanita, bahkan ekspresi keras itu seolah tidak akan berubah walau Elxyera memohon berkali-kali padanya untuk tidak membatalkan pertunangan ini. Tapi tekad Arsen sudah bulat dengan Firman itu, dan merasa bahwa pilihannya untuk berpisah dengan tunangan yang dia tidak pedulikan selama ini, adalah hal yang bagus.
"Tapi Yang Muli--!!"
"Sekali aku berkata seperti itu, kau tidak punya hak untuk menentang, Elxyera vel Cresentra. Sadar posisimu. Kau bukan siapa-siapa dihadapan kekaisaran Fargaven dan bahkan hanya debu dihadapan dewa. Jangan besar kepala dan tunggu saja isi Firman itu terkuak dan kau mengetahui kenyataannya."
Dengan ucapan yang terdengar seperti gertakan dalam nada yang mengalun tenang itu, Arsen mengakhiri pembicaraan tanpa berbicara langsung. Sang pria sendiri yang membalikkan badan memandang keluar jendela pun segera membuat Mervis yang sedari tadi berdiri diam di dekat pintu pun maju, berniat mengantar Elxyera keluar dari tempat itu.
Namun sang wanita yang sudah terlanjur kacau itu entah mengapa tidak bisa menerima keputusan seperti itu. Ini terlalu mendadak, dan terlalu mengejutkan. Elxyera bahkan tidak tahu apa isi dari firman itu, namun Arsen yang tahu segera saja membatalkan pertunangan itu.
"Yang Mulia, tapi saya tidak menginginkan ini!! Yang Mulia!!"
Pada akhirnya, Mervis terpaksa menyeret Elxyera keluar ketika sekali lagi sang wanita menjerit mencoba mengubah pemikiran Arsen yang sudah bulat pada pilihan yang ada untuknya. Berharap dia bisa menghapus jeritan wanita itu dari dalam benaknya sebelum menyambut hari baru besok.
--🔹--
Elxyera tidak tahu sudah berapa hari berlalu sejak dia kembali ke kediaman Cresentra dari istana kerajaan Fargaven. Namun setelah sang wanita menginjakkan kaki ke kediaman Cresentra, dia sama sekali tidak beranjak keluar dari ruangannya. Merasa apa yang dilakukannya selama ini memang sia-sia.
Bahkan Irvette yang awalnya melihat majikannya pergi waktu itu dengan wajah gembira, harus kembali dengan wajah kacau dan mata merah sehabis menangis. Ekspresi lesu itu bahkan sudah permanen di wajah Elxyera saat Irvette datang untuk membawakan makanan sang wanita tiap harinya.
Semuanya jelas bertambah buruk setelah Duchess meninggal beberapa bulan sebelumnya, dan Duke Cresentra yang memiliki kesibukan di benua lain atas perintah langsung dari Crovis sang Kaisar Fargaven.
Namun apa yang dia lihat adalah Elxyera yang sudah semakin hancur. Karena sebagai salah satu pelayan yang paling dekat dengan Elxyera, Irvette selalu tahu apa yang dilakukan majikannya. Bahkan tahu dengan perjuangan Elxyera yang berusaha menyenangkan hari Arsen agar sang pria mau memandangnya.
Hingga hari ini tiba, dimana Elxyera mendapatkan kabar tentang Firman Dei Blanche yang baru saja muncul itu. Sang wanita bahkan tidak tahu harus bagaimana saking kagetnya saat mendengar isi Firmannya.
Hari ini Firman itu resmi diumumkan untuk publik di seluruh benua Daratan Blanche. Sebuah berita yang tentu menggemparkan dunia Blanche ini. Termasuk Elxyera yang merasa bahwa hatinya benar-benar hancur karena ini.
Dia akhirnya tahu bahwa Gadis Suci yang merupakan ramalan sejarah Blanche akhirnya telah muncul, bersamaan dengan kehadiran wanita pemilik kekuatan cahaya yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit di sebuah desa terpencil.
Kalau ini adalah berita yang mendasar seperti itu, Elxyera mungkin tidak akan terlalu memikirkannya. Namun di satu sisi, dia mendapatkan kenyataan bahwa ini adalah jawaban dari alasan Arsen membatalkan pertunangan tersebut.
Karena semuanya terlihat dengan begitu jelas di dalam firman tersebut, dimana Dei Blanche sendiri menyebutkan bahwa satu-satunya jalan yang bisa membawa Kekaisaran Fargaven berada dalam masa jaya yang abadi adalah dengan menyatukan sosok yang memang sudah seharusnya dipersatukan dalam nama Dei Blanche sendiri.
Cinta abadi yang tidak akan pernah goyah antara kaisar masa depan Fargaven dan Gadis Suci, yang bisa membawa dunia pada perubahan yang besar. Sosok yang memang ditakdirkan untuk bersama.
Dan sedihnya, Elxyera langsung tahu bahwa Arsen sendiri jatuh hati pada Sang Gadis Suci. Sehingga Elxyera merasa kalau dia memang tidak punya kesempatan dalam hal ini.
Sebagaimana Firman Dei Blanche sendiri telah berkata bahwa ini adalah takdir yang tidak bisa diubah.
Sejak awal, Arsen memang tidak pernah ditakdirkan untuk tertarik pada Elxyera.
--🗝️--
[ Note : Yap, kita kembali masuk ke dalam flashback. XD
Setelah chapter sebelumnya yang mungkin cukup mengesalkan, saya harap kalian selaku para pembaca bersiap-siap menghadapi chapter kedepan yang mungkin akan sama mengesalkannya atau justru sebaliknya. ( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀)
Maafkan saya yang mulai oleng dalam meng-update cerita ini, namun karena kesibukan RL yang tengah saya hadapi membuat saya hanya bisa update cerita di malam hari. Namun saya berharap bahwa cerita saya bisa dinikmati oleh kalian yang telah membaca cerita saya sampai di chapter ini. (。ŏ﹏ŏ)
Saya rasa cukup sekian yang bisa saya sampaikan untuk saat ini. Semoga hari kalian menyenangkan. Tetap jaga kesehatan ya. \^_^/]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top