38. Persiapan Latihan

--🔸--

Makan siang Elxyera berjalan dengan lancar. Setelah bertemu dengan Diziel dan Ivory, pembicaraan kembali normal seperti biasa. Tidak ada interaksi khusus antara dirinya dan Ivarios sang dewa, namun kenyataan bahwa mereka telah mengikat janji merupakan tanda nyata bahwa mulai saat ini Ivarios akan menjadi bagian dari kesehariannya.

"Kudengar bahwa kelas siang adalah kelas pelatihan," komentar Diziel. Pria itu tengah meminum jus pesanannya dan kembali teringat salah satu materi khusus hari ini dari Profesor Hoston yang akan mengajar nanti siang.

Elxyera jadi ingat, kalau kelas pelatihan sihir adalah mata pelajaran yang akan diajarkan Profesor Hoston sebentar. Kalau begitu, apa artinya mereka akan menunjukkan kemampuan mereka lagi? Padahal itulah hal yang paling ingin dihindari oleh Elxyera saat ini.

Mengingat mereka sudah memasuki tingkat akhir di akademi, sang guru pastinya ingin melihat sejauh mana kemampuan murid-murid tingkat akhir ini meningkat. Mengingat pula bahwa di tingkat akhir ini, murid-muridnya akan lebih dihadapkan dengan praktik secara langsung dan ujian-ujian kecil.

"Benarkah? Apa itu artinya kita perlu menunjukkan kemampuan sihir kita? Aku jadi penasaran dengan kekuatan kalian masing-masing." Suara Ivarios kembali terdengar menimpali. Dia benar-benar bersikap layaknya seorang murid baru yang tidak tahu apa-apa tentang akademi sihir itu. Namun Elxyera di satu sisi melihat kalau Diziel dan Ivory memahami sikap Ivarios yang seperti ini.

"Hmm, aku tidak tahu apakah di akademimu yang dulu juga seperti itu, Ivarios. Tapi disini tiap tahunnya murid-murid pasti akan diberi kesempatan untuk menunjukkan kekuatannya. Kudengar juga di pertengahan semester nanti murid-murid yang berpartisipasi dalam tournament sihir akademi akan masuk dalam kandidat lulusan terbaik jikalau ada murid tingkat akhir yang bisa masuk ke dalam tiga besar."

Diziel seketika menjelaskan panjang lebar, memberitahu apa yang sebagian besar diketahui pria itu. Di satu sisi ekspresi yang ditunjukkan oleh Ivarios seolah memenangkan piala penghargaan sebagai aktor terbaik. Dengan mudahnya dewa satu itu berbaur dalam kehidupan manusia tanpa mencurigakan bagi orang lain.

Apa dewa memang seperti ini?

"Wah, aku memang pernah mendengar tentang turnament sihir, tapi di akademiku, pembelajarannya memang sedikit berbeda. Itu karena mungkin tempatnya kurang memadai. Walaupun aku tetap mencintai desa dan akademi tempatku berasal," ujar Ivarios terkekeh kecil, namun tidak bermaksud merendahkan tempat tinggalnya.

Di sisi Ivory, Elxyera mendengarkan dalam diam. Dewa yang hebat merekayasa semuanya. Di satu sisi Elxyera memang merasa bahwa dengan mudahnya Ivarios merubah segalanya dengan kemampuannya, namun di sisi lain pria itu menghargai usaha manusia.

Apa karena itukah dia memberikannya kesempatan untuk membantunya?

Mengabaikan pembicaraan itu sejenak, Elxyera kembali melanjutkan makannya siangnya. Dia melahap pesanannya yang sisa sedikit dalam diam. Lalu meminum airnya setelah semuanya telah habis. Rasanya sudah setengah jam sejak mereka tiba disini dan Elxyera bahkan langsung berharap bisakah dia kembali ke asrama saja untuk menghindari materi pelatihan sihir oleh Profesor Hoston.

Pria itu bahkan tidak tertarik dengan sihir yang diperlihatkan Elxyera nantinya, mengetahui kalau sebelumnya Elxyera bahkan resmi menjadi salah satu murid tingkat terbawah di akademi ini. Apa kata juniornya kalau melihat seniornya selemah ini?

Elxyera bahkan yakin banyak yang berpikir kalau cepat atau lambat dia akan dipindahkan ke akademi internasional Fargaven, namun tebakan itu tak kunjung menjadi nyata. Sehingga orang-orang mulai berpikir bahwa bertahannya Elxyera disini hanyalah untuk menghormati Hellion yang adalah salah satu lulusan terbaik Philosthilea pada masanya juga.

"Oh, ngomong-ngomong berbicara tentang kekuatan. Ivarios, kekuatan inti apa saja yang kau miliki?" tanya Diziel yang mulai penasaran dengan kemampuan murid baru tersebut. Sehingga mau tidak mau juga Elxyera memandang Ivarios kembali. Dia juga meras penasaran dengan hal itu.

Sejauh yang Elxyera ingat dalam sejarah Dewa yang pernah dibacanya, Dei Blanche bisa menguasai semua element dan kemampuan sihir yang ada. Karena nyatanya semua sihir berlimpah di daratan Blanche ini juga karena Ivarios. 

Dei Blanche adalah sumber kekuatan paling utama dan mulia karena beliau adalah sosok sumber utama kekuatan di daratan Blanche ini. Dan sekarang karena mereka membicarakan tentang kekuatan, mau tidak mau Elxyera mengaku bahwa kemampuan Ivarios pastinya akan mengagumkan.

Ditanya seperti itu, Ivarios tidak langsung menjawab. Membuat ketiga teman barunya itu justru memandangnya dengan bingung. Apakah itu adalah sesuatu yang berbahaya sehingga Ivarios tidak langsung memberikan jawaban.

Namun berbeda dengan Diziel dan Ivory, Elxyera rasanya sudah menduga alasan Ivarios menjadi seperti itu. Mungkin sang pria mencari alasan lain untuk hal tersebut?

"Hmm, kurasa petir dan...angin? Aku juga bisa menggunakan beberapa sihir lain, tapi yang paling aku kuasai adalah kedua hal itu," jawab Ivarios kemudian. Memilih dari sekian banyak kekuatan yang bisa digunakannya.

Itu membuat Elxyera terdiam dan teringat satu hal penting yang pernah terjadi sebelumnya. Perpaduan ganjil yang diyakininya sekarang. Saat dulu dia hampir terkena panah saat kompetisi berburu, sebuah dinding pelindung muncul melindunginya.

Dari warna dinding pelindungnya saja Elxyera sudah tahu kalau itu adalah sihir gabungan, namun kala itu tidak bisa menemukan siapa yang melakukan itu padanya. 

"Itu sangat menakjubkan, menurutku." Diziel kembali memberikan komentar. Selalu berpikiran positif terhadap hal seperti itu. Walaupun Elxyera yakin Duke of Evenezer bukanlah orang yang bisa diremehkan dua kali.

"Jangan bercanda. Aku yakin bahwa kau pun pasti lebih hebat, Diziel. Aku dengar bahwa jabatanmu di luar sana pun bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan," balas Ivarios seketika. Seolah mengetahui sesuatu tentang Diziel yang membuat sang pria tersentak sedikit.

Pada akhirnya ketika mendengar kata jabatan itu, Diziel hanya bisa tertawa kecil. Tidak menyangka kalau Ivarios sudah mengetahui sampai sejauh itu.

"Dan Nona Ivory pun pastinya memiliki kemampuan yang hebat juga, kan?" tanyanya yang beralih pada Ivory. Sedangkan sang wanita hanya tersenyum dan menggeleng kecil.

"Aku bahkan tidak bisa menyaingi Diziel dari segi fisik. Tuan muda lebih hebat dariku," ucap Ivory yang kembali mengundang tawa dari Ivarios. Pembicaraan pun kembali berlanjut. Di satu sisi mengejutkan, pria itu tidak menyinggung tentang kemampuan sihir Elxyera.

Entah karena Ivarios memang sudah tahu atau memang karena merasa Elxyera tidak perlu menjawab pertanyaan itu. Lagipula dijawab pun, kemampuan Elxyera tidak pernah membaik.

--🔸--

Setelah profesor Hoston masuk dan memberikan masing-masing murid sebuah buku baru setelah diingatkan, pria yang sudah berumur setengah abad itu kembali menjelaskan bahwa mereka memang akan melakukan tes kecil untuk menilai kemampuan sihir para murid.

Sedikit penjelasan kecil dan murid-murid kelas itu pun sudah mulai beranjak dari kursinya untuk mengikuti sang profesor menuju salah satu lapangan berlatih di akademi Philosthilea ini. Tempat itu cukup luas, dan terlihat seperti sebuah arena terbuka disana.

Namun yang sedikit berbeda adalah peralatan yang akan digunakan dalam latihan mulai ditata dimana-mana walaupun tidak sepenuhnya random. Elxyera pun melangkah mengikuti murid-murid yang ada untuk bersiap di tempat. Sedangkan Ivory yang berada disisinya menyadari bahwa Elxyera sedikit gugup.

Tidak, wanita itu bahkan tidak bisa didefinisikan dengan kata sedikit gugup. Elxyera jelas khawatir dengan apa yang terjadi nantinya. Walau kekuatannya tidak sekuat orang lain, setidaknya Elxyera berharap kali ini kekuatannya bisa menunjukkan sesuatu yang cukup berarti.

"Nomor urut pertama yang akan pertama kali melakukannya. Silakan bersiap-siap di tempat yang telah sediakan."

Suara Profesor Hoston bisa didengarkannya dengan baik. Namun itu justru menambah kegugupan Elxyera karena tidak menyangka akan benar-benar berada disini. Andaikan dia bisa membolos saja atau langsung lari saja. Namun dia masih punya hati baik untuk mengikuti pembelajaran ini.

Lagipula semuanya pun ada tujuannya. Sehingga Elxyera harus membuang jauh-jauh pemikiran seperti itu. Dia tidak ingin mengecewakan siapapun. Bahkan kedua orang tuanya yang paling utama.

Saat Elxyera melihat bahwa nomor satu sudah mulai melangkah maju mendekat ke area latihan untuk bersiap-siap, Elxyera hanya bisa berdoa bahwa dia bisa melalui latihan dengan baik.

Yang sayangnya segera tersadar bahwa dia tengah berdoa pada sosok dewa yang merasa di sampingnya saat ini. Ivarios bahkan tertawa kecil melihat ekspresi panik Elxyera. Ah, pria itu bahkan mungkin tidak punya hati.

Namun Elxyera tidak bisa larut dalam pengaruh itu. Seiring berjalannya waktu, Elxyera yakin dia harus siap. Karena satu hal yang pasti, dan bagaimana pun hasilnya, dia mengharapkan agar dia bisa menguasai sihirnya sendiri dengan baik, dan menunjukkan kemampuannya.

-- 🗝️ --

[Note :

Halo, halo semuanya. \^_^/ Bertemu lagi dengan saya. Ngomong-ngomong pertama saya meminta maaf karena update semalam ini dan lagi chapter kali ini jauh lebih pendek dari biasanya. T_T

Tadinya mau menulis lebih panjang, tapi teringat bagian chapter selanjutnya akan jauh lebih panjang, saya memilih untuk memisahkan bagian pelatihan sihir menjadi dua bagian.

Kedua, saya merasa senang karena Princess want to be Abandoned by the Prince telah mencapai seribu lebih viewer. (≧▽≦) Bagi kalian yang sudah mengikuti cerita saya baik pembaca yang lama maupun yang baru serta terus mendukung, terima kasih banyak ya. Saya sangat senang dengan hal itu. \^_^/

Saya rasa itu saja yang saya bisa sampaikan untuk saat ini, terima kasih banyak. Semoga hari kalian menyenangkan! ^_^/]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top