31. Ditengah Kekacauan
--🔸--
Elxyera tidak yakin apakah yang dia dengar tadi dalam benaknya itu memang adalah kenyataan ataulah hanya sebuah mimpi atau halusinasi yang dibuat pikirannya sendiri. Sang wanita bahkan tidak sadar dengan tubuhnya yang bergerak cepat ke hadapan rusa ivaros yang tengah mengamuk itu.
Tapi kenyataannya, panah itu hampir saja mengenai tubuhnya. Matanya segera menangkap sesuatu yang begitu ganjil. Sebuah dinding bening berpendar perak keunguan terlihat menahan panah itu, namun segera menghancurkannya tanpa sisa sebelum ujung panahnya mengenai tubuh Elxyera.
'Aku mendengar panggilanmu.'
Sekali lagi, suara asing terdengar dalam benaknya di tengah kekacauan itu. Dan Elxyera bahkan belum sempat memproses keterkejutannya ketika rasa sakit yang teramat sangat menghantam kepalanya, bersamaan dengan pekikan Rusa Ivaros yang terdengar semakin keras di belakangnya.
"Elxyera!! Lari dari sana!"
Bersamaan dengan suara seseorang memanggil namanya, sang wanita segera berbalik memandang binatang itu.Rusa Ivaros itu berdiri kokoh, menangkat kaki depannya tinggi di udara seolah siap menyerang siapa saja dengan itu. Hempasan angin yang kuat justru membuat Elxyera terjatuh di tanah, mendongak menatap horor makhluk tersebut.
"Elxy!"
Rusa itu menjatuhkan badannya, siap meremukkan tubuh kecil Elxyera dengan kaki kokohnya tersebut. Bahkan sebelum wanita itu sempat bergerak di tengah kekacauan itu, dia bisa melihat dari sudut matanya bahwa Arsen berlari ke arahnya. Sesaat pikiran sang wanita kosong. Kalau dia mati karena hal ini, mungkin dia akan menyayangkan apa yang telah dia dapatkan di dunia ini.
Crass!!
Suara yang memekakkan telinga kembali terdengar, bersama dengan suara desiran listrik yang merambat. Mata Elxyera kembali terbuka dan ketika dia melihat ke atas, kaki rusa itu membayanginya, namun tidak mengenainya. Sebuah bola transparan berwarna perak keunguan mengurung sang wanita muda di dalamnya, dan hasilnya hantaman kaki rusa itu dengan bola pelindung yang mengelilinginya itu menciptakan aliran angin kuat disertai cipratan listrik yang menjalar kemana-mana.
"Jaga jarak kalian!!"
Suara Arsen kembali terdengar ketika cipratan listrik yang merajalela ke berbagai sisi perkemahan itu hampir mengenai beberapa prajurit yang berdiri dekat dengan sang rusa, terutama Arsen yang tadinya berniat menolong Elxyera. Mata pria itu membelalak melihat sesuatu seperti dinding pelindung berbentuk bola itu melindungi Elxyera, namun tidak yakin siapa yang melakukan itu.
Kepalanya menoleh ke samping, melihat ke arah Hellion yang berdiri di samping Ayahnya. Pria itu terlihat syok, namun di satu sisi merasa lega bahwa panahnya tadi sepertinya tidak mengenai putrinya. Entah bagaimana bisa itu terjadi, Hellion bersyukur dia tidak menggunakan panah sihir untuk menyerang tadinya.
Sedangkan Diziel dan Ivory berjarak tidak jauh dari Arsen. Keduanya terlihat waspada, dengan Diziel yang menyiapkan pedang di tangannya. Menunggu momen untuk setidaknya bisa menjatuhkan rusa Ivaros itu.
Perhatian Arsen kembali terpusat pada Elxyera yang berada dalam perlindungan dinding pelindung. Sedangkan rusa Ivaros itu terus menghantam-hantamkan kaki depannya pada dinding tersebut sehingga cipratan listrik berpadu dengan angin kuat kembali tercipta.
"Elxyera!" panggil Arsen sekali lagi untuk menarik perhatian tunangannya,menyadari Elxyera itu bahkan tidak bergerak dari posisinya yang terduduk di tanah. Sepertinya syok dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Namun Arsen tentu tidak bisa berdiam diri kan. Hanya akan menjadi masalah waktu sampai dinding pelindung itu hancur dan kaki rusa Ivaros itu meremukkan tubuh tunangannya.
Arsen berlari ke depan, menggenggam erat pedang yang ditariknya dari sarungnya. Namun pergerakannya itu segera disadari oleh rusa Ivaros sehingga makhluk itu menghentikan serangannya pada dinding pelindung yang melindungi Elxyera. Namun kaki itu bahkan tidak turun dari puncak dinding pelindung itu ketika tanduk sang rusa kembali berpendar perak kehijauan dan memancarkan aliran listrik yang kuat yang menghantam ke segala arah.
Teriakan panik dari para tamu terdengar, dan dengan segera Crovis memerintahkan para penyihir istana untuk membuat dinding pelindung yang segera melindungi sisi tertentu dimana para tamu berada. Berbeda dengan Arsen yang segera mengayunkan pedangnnya ke depan ketika salah satu pancaran listrik melesat ke arahnya bersiap menyetrumnya.
"• Oculus, Inverser •."
Bisikan pelan itu lolos dari mulut Arsen. Bersamaan dengan itu pula, sekelilingnya meredup seketika dan apapun yang ada di tempat itu berhenti bergerak sepersekian detik. Mata emasnya mengkilap sejenak, memandang ke depan. Hantaran listrik itu memadat, menghantam pedang Arsen ketika pria itu kembali mengayunkan pedangnya ke depan sehingga memberikan pukulan bagi pancaran listrik itu yang kembali melesat balik ke arah rusa Ivaros.
Ketika semuanya kembali bergerak seperti semula, pancaran listrik itu kembali terlempar ke arah sang rusa dan mengenai sisi kepalanya. Rusa itu seketika memekik kesakitan dan terhuyung mundur. Membuat Arsen yakin bahwa binatang ini tidak kebal dengan serangannya sendiri. Mau bagaimana pun, lawannya adalah makhluk kuno yang sudah terkenal hidup jutaan tahun. Dia tidak boleh memandang remeh makhluk berbahaya ini.
Sang pria berlari cepat mendekat ke arah rusa Ivaros itu, menghindari segala hantaran listrik yang terarah kepadanya bersiap menghanguskannya. Arsen bahkan tidak mendengar lagi suara orang lain di tengah kekacauan dan suara pancaran listrik yang memekakkan telinga. Matanya hanya terfokus pada Elxyera yang berada dalam perlindungan dinding pelindung misterius itu.
Kepala rusa itu menggeleng beberapa kali, dengan keempat kakinya yang sedikit terhuyung mencoba menyesuaikan tubuhnya yang oleng. Untungnya kaki itu sudah tidak menapak pada dinding pelindung yang melindungi Elxyera, sehingga Arsen tidak perlu khawatir benda itu akan hancur dengan cepat.
Melihat sang rusa kembali memendarkan tanduknya dengan pancaran listrik yang menyerang kemana-mana, Arsen tahu dia tidak boleh lengah. Pria itu melompat mundur ketika hantaran listrik yang kuat mengenai tanah di depannya, membuatnya berhenti di tengah larinya yang hampir saja mendekati tempat Elxyera berada.
Dengan cepat, Arsen pun melompat ke samping kembali menghindari hantaran listrik beruntun yang dilancarkan sang rusa Ivaros. Dari tempatnya, mata emas Arsen menangkap sesuatu terbentuk di tengah dua tanduk besar rusa tersebut. Ukiran yang ada semakin berpendar kuat, lebih terang dari pendaran di keseluruhan tanduk rusa itu sendiri.
Pancaran listrik lainnya menyerang lebih kuat setelahnya, menghantam kemana-mana termasuk dinding pelindung yang mengurung Elxyera. Sang wanita sendiri terlihat memegangi kepalanya yang terasa sakit itu sembari menunduk. Pandangannya kabur karena rasa sakit yang dirasakannya, membuatnya berpikir mungkinkah kepalanya akan pecah.
Telinganya seperti tuli sesaat, dan tidak ada lagi suara lain yang terdengar dalam benaknya ketika Elxyera memaksakan diri untuk mendongak melihat sekeliling. Menyesuaikan pandangannya yang kabur hanya untuk menemukan keadaan sekelilingnya jauh lebih parah dari dugaannya.
Tenda-tenda yang didirikan banyak yang telah hancur, rubuh bahkan hangus terkena serangan hantaran listrik yang kuat itu. Para tamu yang terlihat panik, segera bersembunyi di balik dinding pelindung yang sepertinya merupakan ciptaan dari alih sihir kerajaan. Di beberapa sisi, dia bahkan bisa melihat beberapa bangsawan tidak tinggal diam, mencoba menghalau serangan listrik yang kuat itu.
Rusa Ivaros itu berdiri begitu dekat dengan tempat Elxyera berada. Tanduk itu segera menarik perhatian Elxyera ketika dia sadar bahwa itu berpendar indah namun juga menakutkan. Sihir milik binatang kuno yang ditakuti umat manusia. Sebuah kekuatan misterius yang bahkan tidak pernah diceritakan dalam buku zaman sekarang.
Elxyera yang sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melawan, tidak tahu bagaimana dalam posisinya sekarang. Matanya lalu menyapu ke samping, mencari sosok yang paling dikhawatirkannya sekarang. Dia seketika menemukan Arsen yang berniat menyelamatkannya. Berlari ke arahnya namun dihadang serangan dari Rusa Ivaros.
Dalam keadaan seperti ini, Elxyera merasa bodoh dan tidak berguna karena tidak bisa melakukan apapun untuk melawan.
Dan sialnya, Elxyera terperangkap di tempat ini karena sekelilingnya telah menjadi sasaran empuk dari hantaran listrik yang menghantam tanah dimana-mana. Siapapun yang membuat dinding pelindung yang melindunginya ini, yakin pastinya sang wanita akan langsung mati tersetrum ketika dinding pelindung ini menghilang.
Elxyera memang tidak tahu siapa yang membuat dinding pelindung ini. Dari warnanya, itu terlihat ganjil. Namun hampir saja dia mengira bahwa ini adalah bagian dari sihir Ivory mengingat bunga teratai ungu yang pernah diciptakan wanita itu untuknya.
Namun ketika Elxyera mencari Ivory di tengah kekacauan itu, dia melihat wanita itu fokus membantu Diziel utuk menghalau pancaran listrik yang hampir mengenai beberapa prajurit yang tidak siaga.
Apa ini salahnya? Karena tadi mendekati rusa itu bahkan menyentuhnya?
Tapi tidak ada yang menyangka bahwa semuanya akan jadi seperti ini. Seharusnya Elxyera tahu, sesosok makhluk langka tidak seharusnya diremehkan, apalagi sosok ini adalah makhluk dari zaman kuno. Sang wanita pun kembali berpikir cepat, mencari-cari hal yang bisa dilakukannya. Sihirnya memang tidak berguna, namun dia bisa menggerakkan dan menerbangkan benda dengan kekuatannya itu.
Jikalau ada saja yang bisa dimanfaatkannya untuk menyerang mundur Rusa Ivaros ini dari dekat untuk menarik perhatiannya, agar Arsen bisa melumpuhkannya. Elxyera pun mencoba mengabaikan rasa sakit di kepalanya ketika matanya kembali menyapu tempat itu mencari benda yang bisa dia gunakan.
Sedangkan di satu sisi, Arsen tahu kalau dia tidak cepat, rusa itu akan mengeluarkan kekuatannya lagi. Sesuatu seperti kristal yang perlahan-lahan mulai terbentuk di tengah-tengah tanduk rusa itu jelas bukan pertanda baik.
Dan kali ini Arsen tidak yakin ada yang bisa menahan kekuatan dari makhluk kuno. Ini tidak pernah ada dalam buku yang pernah dibaca oleh Arsen.
Karena tidak ada yang pernah menjelaskan secara jelas kekuatan dari rusa Ivaros. Walaupun semua buku akan tetap mengatakan dengan sama, kekuatan menakutkan yang bahkan bisa membuat malam terbelah hanya dengan suaranya yang tercipta.
"Yang Mulia Kaisar!!"
Suara lain terdengar samar-samar di telinga Arsen. Dan ditengah fokusnya yang berusaha menangkis atau menghindari hantaran listrik rusa Ivaros yang melesat ke arahnya, dia bisa melihat Crovis mengangkat tinggi pedang milik pria itu dari sudut matanya.
Pria berambut hitam itu tidak terlihat berada dalam perlindungan apapun, ketika dengan mudahnya Crovis mengayunkan pedangnnya menepis serangan hantaran listrik dari rusa ivaros dan membuat pancaran listrik itu terpental ke tanah. Pedang hitam milik Crovis yang besar itu dengan mudahnya diangkat sang pria ketika dia mengayunkannya sekali lagi dan pendaran berwarna hitam seketika menyelimuti pedang sang pria.
"• Mortis, Ignium noir •."
Semua prajurit yang melihat pendaran hitam itu segera berubah menjadi api hitam menyelimuti pedang kaisar mereka, secepat mungkin menarik diri dari hadapan sang pria yang mereka lindungi itu. Walau siapapun yang melihat itu juga tahu bahwa kaisar mereka tidak butuh dilindungi.
Kedua tangan kokoh Crovis memedang gagang pedangnya dengan erat, memasang kuda-kuda dan siap mengayunkan pedangnya ke arah sang Rusa. Matanya sesaat memandang Arsen yang berada tidak jauh dari rusa Ivaros itu, dan anak menantunya yang berada dalam perlindungan dinding pelindung.
Dia tahu dirinya tidak perlu khawatir dengan keduanya.
"Sayang sekali, sebagaimana aku ingin mempersembahkanmu pada kuil dengan tanduk Blanche yang indah itu. Aku harus memotongnya sebelum semuanya bertambah parah," ucap Crovis dengan tenang.
Tangannya pun segera mengayunkan pedangnya menyamping, membuat sabitan berwarna hitam membakar udara melesat cepat ke arah rusa Ivaros yang mengamuk itu.
Arsen yang melihatnya, membelalak. Dia tahu Ayahnya memang akan menghentikan rusa Ivaros itu. Tapi jarak Elxyera yang berada paling dekat dengan Rusa itu tidak mungkin bisa bertahan. Kalau ledakan karena hantaman kekuatan terjadi, dinding pelindung itu kemungkinan bisa hancur dan sang wanita akan terjebak dalam dampak serangan yang lebih besar.
"Elxyera, hilangkan dinding pelindung itu!"
Seruan Arsen terdengar sampai ke telinga Elxyera. Sang wanita segera mendongak dan sadar dengan hawa panas yang bahkan bisa dirasakannya. Dia sedikit menoleh ke belakang dan sempat melihat Crovis yang bersiap melancarkan serangannya, lalu segera mengayunkan pedangnya menciptakan sabitan api hitam yang membakar.
Dia akan mati.
"Elxyera!"
"Aku tidak tahu!! Ini bukan milikku!!"
Elxyera segera berdiri dari duduknya, melihat Arsen yang berlari ke arahnya sembari memanggil-manggil namanya. Namun sang wanita bahkan tidak tahu harus bagaimana. Dinding pelindung ini bukan kekuatannya, dan dia tidak tahu kapan benda ini akan bertahan. Daripada itu, Arsen seharusnya lari dari sini sebelum dia terkena dampak hantaman kekuatan yang akan terjadi segera.
Arsen mendecakkan lidah ketika mendengar itu. Cukup terkejut karena itu memang bukan milik tunangannya. Siapapun yang membuatnya, sebaiknya segera menghilangkannya agar dia bisa membawa tunangannya pergi dari sini sekarang.
"Arsen, kau harus pergi!"
Seruan Elxyera kembali terdengar ketika mata Arsen melihat sabitan api hitam milik Crovis menghantam tanduk Blanche milik rusa Ivaros itu, menyebabkan ledakan yang begitu kuat sehingga hempasan angin kencang memenuhi tempat itu dan membuat beberapa prajurit terlempar mundur. Dengan segera Arsen menancapkan pedangnya dalam ke tanah untuk menahan posisinya di tempat dan setengah berlutut ketika asap hitam menyeruak di tempat itu.
Tempat itu menjadi hitam pekat setelah serangan sang kaisar menghantam telak tanduk Blanche milik Rusa Ivaros itu. Pekikan menyakitkan kembali terdengar dalam tempat yang kacau itu, menggema di udara yang pastinya diyakini akan terdengar sampai ke penjuru ibu kota.
Arsen berusaha mempertahankan diri agar tidak tersapu angin seperti beberapa prajurit lainnya. Genggamannya kuat pada pedangnya, sembari matanya memandang tempat dimana Elxyera berada. Dalam hatinya berharap dinding pelindung itu tidak terkena dampaknya bahkan hancur.
Selama beberapa saat, hutan Fiorea hanya ditemani suara rusa Ivaros yang terdengar menyakitkan dan hantaran listrik yang mulai tidak stabil menghantam kemana-mana bahkan ke udara kosong. Bagaikan sesosok monster yang menjerit kesakitan dalam tempat yang kacau itu. Pria itu tidak tahu kapan harus bergerak. Apakah serangan Ayahnya tadi membuat rusa Ivaros itu mati? Karena setelahnya Arsen mendengar suara itu semakin melemah dan berat.
"Apa ber--!"
Mata Arsen melebar ketika angin yang kuat dari tengah menyapu semua asap yang mengelilingi tempat itu, memperlihatkan perkemahan yang sudah sebagian besar hancur, dan sosok rusa Ivaros yang terjatuh di tengah tempat itu dalam keadaan tidak berdaya. Tanduk kanan rusa itu patah, jatuh ke tanah tepat di samping rusa Ivaros itu berbaring.
Arsen tidak tahu apakah makhluk itu berdarah atau tidak. Tapi dia yakin matanya tidak salah lihat ketika dia menemukan cairan berwarna perak mengalir keluar dari sisi kepala rusa Ivaros itu dimana tanduknya terpotong. Kilauan tanduk Blanche itu terlihat begitu jelas, masih berpendar walau tidak seterang tadi.
Mata rusa Ivaros itu tertutup, namun pergerakan kepalanya yang tergeletak di lantai itu terlihat lemah. Makhluk itu tidak langsung mati sepenuhnya karena serangan Ayahnya. Entah karena memang Ayahnya tidak berniat membunuhnya atau makhluk ini memang kuat.
Namun Arsen tidak punya waktu untuk itu. Dia segera berdiri dari posisinya dan mencabut pedangnya. Matanya segera menangkap sosok Elxyera tidak jauh darinya, terduduk di lantai sembari terbatuk karena asap.
"Elxyera, kau baik-baik saja??" tanya Arsen ketika dia tiba di sisi tunangannya. Kepalanya menunduk untuk memperhatikan Elxyera dari dekat. Dinding pelindung yang mengelilingi Elxyera tadinya sudah menghilang, dan Arsen bersyukur bahwa wanita ini baik-baik saja.
"Saya...baik-baik saja, Yang...uhuk! Yang Mulia." Elxyera berucap lirih, merasa tenggorokannya sakit karena menghirup asap terlalu banyak. Dia tidak tahu bagaimana bisa bertahan dari serangan tadi, namun dia beruntung karena dinding pelindung itu bisa melindunginya dari dampak dua kekuatan yang saling berhantaman.
Matanya sejenak melirik ke samping, melihat rusa Ivaros yang terkulai lemas di tanah. Sepertinya makhluk itu tidak sanggup berdiri lagi, dan tanduknya patah sebelah. Rasa kasihan seketika memenuhi hati Elxyera. Apa ini semua karena salahnya?
"Ayo berdiri! Disini masih belum aman!" Arsen segera berdiri, menarik sebelah tangan Elxyera agar tunangannya itu pun ikut berdiri juga. Sang wanita pun tidak memprotes, menggerakkan kakinya yang terasa lemas untuk berdiri. Arsen segera merangkulnya dengan sebelah tangan ketika sadar Elxyera sedikit oleng.
Elxyera pun melangkah pelan di sisi Arsen yang merangkulnya. Matanya bisa menangkap kondisi tempat itu sekarang. Para tamu yang panik, prajurit yang terluka, dan tempat yang kacau. Dia bahkan bisa melihat Diziel dan Ivory berdiri tidak jauh di depan mereka sekarang, memandang mereka dengan khawatir.
Mata Elxyera memejam dan helaan nafas lirih lolos dari mulutnya. Pikirannya kacau. Apa ini berakhir disini? Dia telah mengacaukan semua ini.
'Siapa yang bilang bahwa ini adalah kekacauan?'
Mata Elxyera spontan terbuka kembali ketika mendengar suara asing dalam benaknya. Jantungnya sesaat terasa sakit dan rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya lalu berpusat pada kepalanya. Kakinya tidak bisa menopang tubuhnya dengan baik ketika dia hampir jatuh terduduk di tanah kembali.
Namun Arsen yang berada di sisinya segera menyadari ada yang aneh dengan hal itu. Pedang yang dipegangnya dengan tangan kirinya pun dijatuhkannya ke tanah dan kedua tangannya pun sekarang menyentuh dua bahu Elxyera, menopang wanita itu agar tidak jatuh.
"Elxy? Elxy, dengar aku. Apa kau baik-baik saja? Hei!"
Pandangan Elxyera kembali mengabur, dan rasanya begitu sulit bernafas. Rasa sakit itu kembali dirasakannya di kepala, dan dia sedikit memiringkan tubuhnya kembali untuk melihat rusa Ivaros itu. Apakah ini suaranya? Sama seperti yang dia dengar ketika pendaran itu muncul di tanduk sang rusa tadinya.
"Aku...aku baik-baik... saja." Sekali lagi Elxyera menjawab. Menganggukkan kepalanya kecil untuk merespon pertanyaan tunangannya. Dia sepertinya akan butuh istirahat yang panjang setelah ini. Satu tangannya pun terangkat untuk menyentuh bahu Arsen.
Namun sudut matanya seketika menangkap sesuatu yang bergerak di tanah. Warna perak itu berpendar di bawah sinar matahari langsung, semakin cepat ke arah mereka. Dan apa yang diketahui Elxyera setelahnya adalah jarum-jarum raksasa yang terbentuk dari cairan perak itu, tumbuh cepat dari akarnya lalu melesat ke arah mereka.
Bukan, itu...
"Yang Mulia, awas!"
Elxyera segera mendorong Arsen mundur dari jarak serang jarum-jarum panjang berwarna perak itu. Membuat sang pria jatuh terduduk. Ketika Arsen mendongak dengan cepat, suara teriakan salah satu bangsawan terdengar menggema di tempat itu.
Mata sang pria membelalak, dan Arsen rasa jantungnya berhenti berdetak saat itu juga. Bayangan itu terlihat dengan jelas memantul di iris emas Arsen. Ketika salah satu jarum perak itu menembus tubuh tunangannya tepat di jantung.
--🗝️--
[Note : Halo, halo. Bagaimana hari kalian? Apakah semuanya berjalan dengan baik? \^^/
Bagi para pembaca yang telah sampai ke chapter ini, saya ingin menyampaikan bahwa 'Bagian Pertama : Permulaan' di cerita ini akan mendekati akhir, yang dengan kata lain, cerita ini akan memasuki 'Bagian Pertengahan : In Between', tidak lama lagi. ^^
Walaupun mungkin sampai sejauh ini, banyak yang masih membingungkan bagi kalian. Seiring berjalannya cerita, semoga saja rasa penasaran kalian bisa terjawab dengan chapter-chapter mendatang yang akan saya update.
Setelah chapter akhir Bab Permulaan saya update, saya akan menyediakan chapter khusus dimana para pembaca bisa menanyakan beberapa hal pada saya nantinya terkait apapun tentang cerita ini atau hal lain yang ingin kalian tanyakan. Walaupun pertanyaan yang berhubungan dengan spoiler cerita tentunya tidak bisa langsung saja jawab dengan terperinci kan, wkwk. XD
Saya juga meminta maaf jikalau ada beberapa adegan yang mungkin kurang memuaskan untuk kalian. Seperti adegan bertarung dalam chapter ini yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan pembaca. Atau mungkin beberapa typo yang mengganggu. T_T Maafkan saya jikalau ini mungkin terlihat mengecewakan.
Jikalau kalian menemukan hal semacam itu dalam cerita saya, tidak masalah untuk menegur saya untuk mengingatkan. Saya selalu terbuka untuk pendapat dari para pembaca saya, jadi tidak perlu ragu. XD
Saya rasa itu saja yang bisa saya sampaikan saat ini. Nantikan Chapter terakhir dari Bab Permulaan Princess Want to be Abandonded by the Prince, 32. Pertemuan Pertama. \^_^/
Sekali lagi terima kasih banyak dan semoga hari kalian menyenangkan. ^^ ]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top