26. Hari Kompetisi Berburu Kerajaan
Waktu jalan-jalan yang didapatkan Elxyera beberapa hari bersama tamu kerajaan dan Arsen serta Astrella beberapa hari lalu terasa begitu menyenangkan bagi sang wanita muda itu. Walaupun memang dia tidak menyangka dengan kehadiran Arsen dan Astrella disana, dia senang karena setidaknya bisa mendekatkan diri dengan Astrella.
Dia tidak menyangka kalau gadis muda satu itu ternyata adalah sosok yang sebenarnya banyak berbicara. Kata-katanya memang tajam. Namun setelah menghabiskan waktu bersama Astrella, Elxyera merasa bahwa gadis itu memang tidak pernah jahat sepenuhnya. Bahkan beberapa hari ini Astrella sering datang berkunjung ke kediamannya untuk bertemu dengannya dan Ivory.
Perbincangan santai antara wanita dalam acara minum teh informal yang sederhana. Rasanya Elxyera merasa lebih dekat dengan kedua sosok gadis tersebut. Beruntung Arsen tidak ikut dengan Astrella karena pria itu memiliki kesibukan di kerajaan.
Dan sekarang tibalah hari dimana salah satu event besar kerajaan akan berlangsung. Hari kompetisi berburu yang diadakan kerajaan dari turun temurun. Salah satu tradisi yang sudah sedari dulu dikenal di kerajaan Fargaven.
Elxyera sudah siap dengan gaun berwarna merah muda rubellite yang disediakan untuknya. Irvette sendiri dan dua pelayan lain yang membantunya mengenakan pakaian tersebut. Walaupun rasanya Elxyera sendiri tidak ingin pergi ke kompetisi berburu yang cukup merepotkan ini.
Alasannya sederhana. Karena ada Arsen disana dan pria itu tentu akan berpartisiasi dalam kompetisi mengingat dirinya adalah Putera Mahkota. Mengingat sikap Arsen yang semakin hari semakin melengket padanya, Elxyera jadi tidak tahu harus bersikap bagaimana. Padahal dia sedang dalam tahap berusaha melupakan perasaannya dan mencoba menerima kenyataan masa depan yang buruk baginya.
Mungkin lebih baik dia mengalihkan pikirannya ke arah lain daripada memikirkan pangeran satu itu. Elxyera jadi bertanya-tanya apa Astrella dan Astron akan berpartisipasi juga? Mengingat kompetisi ini mengizinkan putra bangsawan bahkan putri bangsawan yang sanggup berpartisipasi dalam kompetisi.
"Penampilan Anda sangat memukau sekali, Tuan Puteri!!"
Irvette terlihat mengagumi penampilan Elxyera ketika dia dan dua pelayan lain selesai mendandani majikan mereka. Sedangkan Elxyera hanya menampilkan senyuman lemahnya pada sang wanita. Ah, seharusnya dia memperlihatkan ekspresi bahagia karena sudah didandani secantik ini. Tapi rasa lelah tetap saja rasa lelah.
"Anda tidak suka gaun Anda?" tanya Irvette menyadari raut wajah majikannya. Namun dengan cepat Elxyera menggelengkan kepalanya agar pelayannya itu tidak perlu khawatir.
"Tentu saja aku menyukainya, Irvette. Hanya saja...aku memikirkan beberapa hal saja." Elxyera mencari-cari alasan. Andai dia bisa menolak pergi, dia akan melakukannya. Lagipula karena keadaan Duchess Xevera masih belum membaik, maka dia harus menemani Ayahnya menghadiri acara penting ini.
Tentu saja karena itu adalah kewajibannya sebagai Putri Mahkota dan tunangan Arsen juga.
Mata Rubellite Elxyera memandang penampilannya di cermin lagi. Gaun yang dia kenakan tidak terlalu mencolok. Memang terlihat menggembang dan cantik, serta warnanya terlihat senada dengan matanya yang berkilauan indah itu. Tangannya seketika bergerak naik menyentuh kalung bermata emas yang menghiasi lehernya. Irvette tidak banyak bertanya ketika dia mengatakan akan mengenakan kalung itu.
Sebagai gantinya, rambutnya yang justru dihiasi dengan jepitan manis berbentuk sulur bunga di bagian belakangnya, dengan rambut yang diikat setengah dan dibiarkan jatuh terurai pada bagian belakangnya.
Orang bilang, bahkan dengan pakaian apapun itu, dirinya akan tetap terlihat cantik. Namun tiap kali melihat dirinya sendiri, Elxyera tidak bisa berhenti membandingkan dirinya dengan kecantikan Avyce yang menyilaukan semua mata orang yang memandang. Sempurna dan indah.
Bagaikan bunga yang memang ditakdirkan bersinar langsung di bawah pancaran matahari yang agung.
"Yang Mulia, Tuan Duke sudah menunggu Anda."
River terlihat melangkah masuk ke dalam ruangan setelah mengetuk pintu beberapa kali. Dia segera memberi hormat begitu melihat penampilan Elxyera. Dengan segera memberikan pujian bagi kecantikan Nona Muda yang sudah didampinginya sejak Elxyera kecil itu. "Anda terlihat begitu cantik, Tuan Puteri."
"Terima kasih, River. Kalau begitu aku akan segera turun."
Mendengarkan bahwa Ayahnya sudah menunggu, sang wanita pun melangkahkan kakinya ke arah pintu. Seingatnya, Diziel dan Ivory sudah lebih dulu pergi karena harus ke istana terlebih dahulu. Emperor memanggil mereka untuk sesuatu. Namun Elxyera berpikir bahwa mungkin Sang Kaisar sendiri yang akan mendampingi tamunya tersebut.
Ketika melangkahkan kaki menuruni tangga, Elxyera bisa mndengar gumaman kagum dari para pelayan yang menunggu di bawah. Dan di ujung bawah tangga, Elxyera melihat Ayahnya pun sudah menunggu dengan pakaian formalnya dilengkapi dengan jubahnya. Lambang keluarga Cresentra terlihat jelas disana, menghiasi bagian kanan kemeja Hellion dalam bentuk bros perak.
Di sisi kanan bros pertama tadi, terdapat bros lain berwarna emas perak yang merupakan lambang kerajaan Fargaven, dan satu di bawah antara kedua bros tersebut, terdapat bros berwarna emas yang merupakan perlambang bahwa dirinya adalah seorang duke.
Seperti dugaannya, Ibunya tidak akan ikut dalam acara ini. Keadaan wanita itu memang sudah membaik, namun Hellion melarang Xevera untuk ikut mengingat keadaan sang wanita belum tentu membaik sepenuhnya. Tidak akan ada yang apa yang bisa terjadi kalau Xevera keluar dalam waktu yang lama dengan keadaan yang baru saja membaik seperti itu.
"Kau terlihat cantik, Putriku."
Hellion mengulurkan tangannya pada Elxyera saat melihat puterinya melangkah turun hingga tiba dekat dengannya. Sang wanita pun segera menyambut uluran tangan Ayahnya dan tersenyum tipis. "Terima kasih, Ayah. Ayah pun terlihat memukau. Sangat disayangkan ibu tidak bisa melihat penampilan Ayah yang setampan ini. Ibu pasti akan sangat menyukainya."
Pujian balasan itu dilontarkan Elxyera setelah berterima kasih. Namun dia sedikit dikejutkan dengan reaksi Hellion yang sesaat membeku namun merona tipis mendengar Elxyera menyebutkan ibunya. Atau mungkin sebenarnya Xevera sudah melihat penampilan sang pria?
"Apa Ibu benar-benar tidak bisa ikut?" tanyanya ketika dia dan Ayahnya melangkahkan kaki keluar dari mansion untuk menuju kereta kuda Cresentra. Dia sedikit melirik Ayahnya dari sudut mata, dan melihat pria itu menganggukkan kepalanya sejenak.
Di kehidupan Elxyera sebelumnya, dia ingat ibunya ikut mendampingi Hellion menghadiri event penting ini. Elxyera lah yang tidak bisa menghadirinya karena jatuh sakit. Oh, dia bahkan lupa mengapa dia bisa sakit hari itu sehingga terpaksa tidak bisa ikut dalam event penting ini. Lagipula Arsen dulu pun tidak mempedulikannya dan kemungkinan akan mengabaikan kehadirannya.
Sekarang dia tidak tahu harus bagaimana.
"Ibumu masih butuh istirahat. Kaisar pun akan mengerti dengan ketidakhadiran Duchess dalam event penting ini," jelasnya membantu Elxyera menaiki kereta kuda. Lalu setelahnya Hellion pun melangkahkan kakinya masuk. Tidak lama kemudian, Kereta kuda itu pun melaju perlahan meninggalkan kediaman Cresentra.
Sesaat, keheningan tercipta di dalam kereta kuda tersebut. Bukan berarti Elxyera tidak punya bahan berbicara dengan Ayahnya. Di kehidupan sebelumnya, Elxyera sebenarnya cukup suka dengan pekerjaan Ayahnya yang dia bantu selesaikan. Namun karena berpikir dirinya benar-benar akan jadi Putri Mahkota, ketika bertunangan dia berusaha menepis itu semua.
Dan dia menjadi anak egois yang meminta banyak hal dari Hellion dan Xevera.
"Ayah dengar bahwa akhir-akhir ini pangeran sering mengunjungi kediaman Cresentra. Saat Ayah pergi, River mengatakan bahwa Yang Mulia pun mengunjungimu. Lebih tepatnya menjemputmu dari kediaman Wilfred dan mengantarmu pulang."
Apa yang bisa diharapkan dari seorang Hellion vel Cresentra yang begitu detail dan sistematis. Hampir saja Elxyera tersedak nafasnya sendiri saat sang pria mulai membahas tentang Arsen. Membuat sang gadis sekali lagi mengingat hal-hal yang sudah dilaluinya bersama Arsen.
Ayahnya terlalu berlebihan. Itu bukan sering. Hanya dua kali. Dan keduanya pun adalah sesuatu yang tidak bisa diduga oleh Elxyera.
"Ya, Ayah," jawabnya mengangguk, bertemu dengan tatapan serius Hellion yang menunggu responnya.
Pada akhirnya Elxyera hanya mengiyakan walaupun tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Oh, semoga saja Hellion tidak membahas mengenai permintaan Arsen tentang mempercepat pernikahan itu. Meskipun rasanya Elxyera yakin Xevera pasti sudah membicarakan hal itu dengan Ayahnya.
"Sepertinya beliau benar-benar memperhatikanmu." Gumaman itu bisa didengar Elxyera dengan jelas. Hellion yang duduk di hadapannya sekali lagi terlihat berpikir. Apa Ayahnya sebenarnya memikirkan keadaanyas sebagai anaknya atau ingin melihat bagaimana sikap Pangeran pada putrinya?
Ah, Andai Ayahnya tahu bagaimana Arsen dikehidupan Elxyera yang sebelumnya memperlakukan wanita itu.
"Lalu apa ada alasan kau menolak mempercepat pernikahanmu dengan Yang Mulia Putra Mahkota?" tanya Hellion seketika. Rasanya Elxyera ingin lari saja sekarang daripada mendengar pertanyaan Ayahnya. Karena tubuh itu seketika terasa kaku bagaikan batang pohon. "Selain karena kau masih bersekolah, tidak ada alasan lain kau menolak mempercepat pernikahan kan, Elxy?"
Elxyera bisa merasakan tatapan penuh selidik Ayahnya di hadapannya. Pria itu seolah mencari-cari sesuatu. Mungkinkah Hellion menyadari bahwa Elxyera tidak menyukai sang pangeran? Namun mana mungkin hal itu terjadi. Elxyera yang sekarang saja sialnya masih menyukai pangeran itu. Walaupun berusaha untuk menerima kenyataan dan menyurutkan perasaannya.
"Tentu saja tidak ada alasan lain, Ayah. Aku hanya tidak ingin menunda kelulusanku dan tidak ingin merepotkan beliau," jelas Elxyera. Berharap Ayahnya mengerti. Namun tatapan Hellion rasanya seolah menusuk tulang, sehingga ingin saja wanita itu lari bersembunyi dari tatapan sang pria.
"Apa ini ada hubungannya dengan kekuatanmu?"
Pertanyaan itu membuat Elxyera membelalak. Kepala sang wanita yang sesaat menunduk, kembali terdongak dan bertemu tatapan Hellion. Tentu saja Ayahnya tahu tentang kekuatannya. Itu juga alasan mengapa dia bisa diajar khusus oleh teman dari ayahnya yang merupakan salah seorang guru di Philosthilea.
Walaupun benci mengakuinya, Elxyera sempat berpikir bahwa mungkin Arsen tidak bisa menyukainya karena Elxyera yang memang sejak kecil tidak memiliki potensi menjadi sosok yang hebat.
"Tidak, Ayah."
Elxyera mengalihkan pandangan ketika menjawab itu. Walaupun itu menjadi salah satu masalahnya, Elxyera tidak akan mengakuinya. Toh setelah pertunangannya batal nanti, tidak akan ada yang peduli juga. Dia hanya akan menjadi penerus Duke Cresentra, menjadi sosok yang lemah dengan sihir.
Di satu sisi Hellion merasa memang ada yang sedikit aneh dari anaknya. Namun menyadari bagaimana Elxyera mengelak dari beberapa bahan pembicaraan yang sebenarnya ingin didiskusikan dengan lebih baik bersama sang wanita, Hellion mengurungkan niatnya. Hal itu bahkan sama terjadi dengan Xevera.
"Elxyera, kau sendiri yang dengan antusias menerima lamaran beliau ketika surat itu datang, kan. Tidak ada paksaan yang diberikan."
Hellion kembali angkat bicara tentang satu hal itu. Dia ingat betul dengan anak gadisnya yang begitu terkejut ketika melihat surat lamaran itu datang dan meminta putri satu-satunya ini menjadi calon permaisuri dari Putra Mahkota. Terlebih lagi karena itu adalah permintaan dari Emperor. Setidaknya itulah yang diketahui oleh Hellion.
Hellion sendiri yakin putrinya jarang bertemu langsung dengan pangeran. Karena Elxyera tidak pernah keluar dari kediaman Cresentra sejak kecil kecuali bersama ibunya pergi ke acara penting yang diwajibkan. Satu-satunya saat dimana Elxyera keluar dari kediaman Cresentra dalam waktu yang lama hanyalah saat sang wanita berada di akademi Philosthilea.
Dia bahkan mengingat kali pertama Elxyera bertemu dengan Arsen dier Fargaven ketika merayakan ulang tahun sang pria yang ke-17 tahun. Dia membawa putrinya dan memperkenalkan Elxyera secara resmi pada Arsen dan Emperor.
"Aku mengerti itu, Ayah." Sekali lagi Elxyera menganggukkan kepalanya. Dari memori di kehidupan sebelumnya, dia jelas ingat dengan pilihan saat surat lamaran itu datang. Dia merasa senang ketika menerimanya. Karena siapa yang tidak akan merasa senang saat diminta untuk menjadi tunangan seorang pangeran dari suatu kerajaan?
Ayahnya mengingatkannya kembali dalam masa lalunya. Dan mau tubuh ini atau tubuh di kehidupan sebelumnya, tentu saja memiliki memori masa lalu yang sama, kan? Menyadari Hellion tidak mengatakan apa-apa lagi, Elxyera pun memilih melihat pemandangan di luar jendela.
Kedua tangannya terlipat rapi di atas pangkuannya, namun mata itu memandang jauh ke luar, melewati seluk beluk bangunan yang dilaluinya, lalu berharap dia bisa menembus jauh ke langit. Kalau saja Ayahnya tahu apa yang dilaluinya, mungkin Elxyera tidak akan seberat ini melalui hidupnya.
Dia kembali mengingat-ngingat masa lalu. Kebahagiaan yang dia pikir bisa dapatkan saat bertunangan dengan pangeran.
Dulu memang seperti itu. Elxyera yang bahagia dengan pertunangan itu. Dia ingat jelas pertemuan pertamanya dengan Arsen. Kalau tidak salah memorinya yang masih tertancap dengan jelas adalah ketika dia berusia 14 tahun, menghadiri ulang tahun Arsen yang ke-17 tahun.
Ayahnya memperkenalkannya secara resmi pada Emperor dan Putra Mahkota yang akan mewarisi takhta suatu saat. Semua mata memandang Elxyera dengan penarasan saat itu. Seorang gadis, putri Duke Cresentra satu-satunya yang bahkan jarang dilihat oleh publik, kecuali acara resmi yang benar-benar penting.
Elxyera yang gugup, memberi hormat pada Emperor yang terlihat begitu mengintimidasi. Dengan kehadiran Arsen, Sang Putra Mahkota yang berdiri kaku di samping Sang Emperor seolah sudah dilatih harus berdiri seperti itu.
Dia ingat ketika mulutnya yang sedikit bergetar, mencoba mengucapkan salam dan memberikan penghomatannya bagi Kaisar Fargaven dan Putra Mahkota. Dilengkapi dengan ucapan selamat dan pengharapan bagi sang Putra Mahkota yang berulang tahun. Saat itu juga pertama kalinya mata Elxyera memandang jelas Arsen dier Fargaven yang sama sekali tidak mengalihkan perhatian darinya.
Namun di satu sisi Elxyera jelas sekali mengingat mata emas sang pangeran yang tertuju padanya ketika dia memperkenalkan diri dengan Arsen. Itu kali pertamanya dia melihat Putra Mahkota secara langsung. Dan saat itu juga dia langsung jatuh cinta pada mata indah sang pria yang terlihat misterius namun di satu sisi memandangnya hangat itu.
--🗝️--
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top