25. Kaum Avortivus

Waktu berlalu cukup cepat dan saat ini Astrella telah memerintahkan pelayan kerajaan yang ikut bersama mereka tadinya untuk membawakan kain-kain yang mereka beli untuk langsung dikirimkan kediaman Cresentra hari ini juga.

Ternyata memilih kain seperti itu saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun setelah melihat beberapa hal dan membantu Ivory memilih kain yang khusus dibeli sang wanita, Elxyera sendiri membeli satu kain yang menarik perhatiannya.

Saat ini, waktu sudah memasuki sore hari. Dan sekali lagi Elxyera menemani Ivory dan Astrella yang sedang melihat-lihat di toko pita yang ada di pusat perbelanjaan itu. Dia sudah cukup lelah untuk mengikuti keduanya, sehingga Elxyera hanya bisa memandang dari jarak yang memungkinkan.

Mungkin saat pulang dia akan langsung istirahat karena lelah. Namun perjalanan ini ternyata cukup menyenangkan juga. Mungkin ada beberapa barang yang bisa dia beli untuk dia bawakan bagi ibunya di rumah.

Meskipun seorang Duchess, Xevera adalah sosok yang sederhana. Mengingat bagaimana sederhananya pun hadiah yang biasa dibawakan Alphonse untuk Xevera, wanita yang lebih tua itu pasti akan menerimanya dengan senang hati.

Mata Elxyera seketika menangkap sebuah papan nama toko di bagian kiri ujung pusat perbelanjaan tersebut. Itu adalah sebuah toko buku dan toko itu berada di tempat paling tersembunyi. Berada di sisi bangunan tinggi berlantai tiga, toko buku itu tidak terlalu terlihat jelas kalau saja tidak ada yang memperhatikan papan namanya.

'Toko buku ya. Mungkin aku bisa membeli beberapa buku,' batinnya seketika mengingat bahwa sudah tidak ada buku lagi yang bisa dibacanya di perpustakaan kediaman Cresentra. Sejak kecil Elxyera menghabiskan kebanyakan waktunya di perpustakaan, jadi rasanya sudah semua buku yang ada disana telah dibacanya. Kecuali beberapa buku yang memang dilarang oleh orang tuanya untuk dibaca.

Menghilang untuk sementara waktu mungkin tidak menjadi masalah. Perhatian Elxyera sesaat memandang Ivory dan Astrella yang terlihat memilih-milih pita di dalam toko, lalu kembali memandang toko buku itu. Sepertinya kedua gadis itu pun akan sedikit sibuk di toko pita sehingga Elxyera punya waktu untuk mengunjungi toko buku tersebut dan membeli beberapa buku yang mungkin menarik perhatiannya.

--

Toko buku itu tidak terlalu besar, pikirnya. Ketika Elxyera melangkahkan kakinya masuk ke dalam, dia langsung di sambut dengan aroma khas perkamen dan bau buku-buku tua yang familiar. Aroma yang selalu bisa menenangkannya. Seketika ekspresi senang menghiasi wajah Elxyera ketika dia melangkah melewati rak-rak buku yang ada.

Tempat ini sepi. Mungkin antara karena terletak di paling ujung dan tersembunyi atau memang tidak banyak orang yang tertarik mengunjungi tempat ini. Namun suasana ini cukup disukai Elxyera. Dia bisa memilih buku dalam ketenangan yang ada. Di satu sisi dia bisa melihat bagian meja penjaga toko ini sepi, namun pintu yang menuju ke bagian belakang toko terlihat terbuka.

Mungkin penjaganya sedang berada di belakang?

Apa dia tidak takut jikalau ada yang masuk dan mencuri bukunya? Bahkan tidak ada bel yang tergantung di pintu masuk sebagai tanda jikalau ada yang masuk ke dalam toko ini.

Tidak memikirkan itu lebih lama, Elxyera melangkahkan kakinya mendekati rak-rak yang ada di sisi kanan, membaca papan penanda yang menjelaskan buku jenis apa yang ada di rak-rak yang dilewatinya. Sehingga dia pun tiba di rak dengan papan bertuliskan sihir dan sejarah.

Hal itu sedikit menarik perhatiannya. Walaupun Elxyera berpikir sebanyak apapun dia belajar, kekuatannya mungkin tidak akan pernah meningkat. Dia sudah berusaha berlatih tiap saat untuk meningkatkannya. Namun kekuatannya bahkan tidak bisa dia gunakan untuk hal yang berguna selain untuk menggerakkan benda-benda kecil dan melayangkannya dalam waktu tertentu.

'Lemah. Jikalau Anda terus seperti ini, Anda akan menjadi penerus Duke yang lemah, Lady Cresentra.'

Elxyera seketika menggelengkan kepalanya menepis sebuah pemikiran yang menyelip masuk dalam benaknya. Dia seketika teringat kata-kata salah satu seorang guru yang mengajarnya di akademi. Bahkan sebagai puteri Duchess, dia mendapatkan pelatihan khusus secara langsung dari salah seorang guru yang merupakan teman dekat Ayahnya.

Elxyera benci mengakuinya. Namun ucapan guru itu benar. Dia tidak sehebat murid lainnya. Anak kecil saja bahkan pasti lebih hebat darinya. Dia memang tidak terlalu mengingat masa kecilnya, namun rasanya dia memang menghabiskan banyak waktu mengurung diri di kediaman Cresentra. 

Hidup Elxyera sebelumya hanya sebatas kediaman Cresentra dan Akademi Philosthiela ketika dia menuntut ilmu disana. Lalu sekarang setelah dia menjadi tunangan Arsen, dunianya semakin melebar. 

Ah, dia ingat saat-saat itu. Ketika dia masih belum menjadi tunangan Putra Mahkota. Sekarang dia bahkan tidak bisa membayangkan kata-kata apa lagi yang akan dia dengar mengingat statusnya telah menjadi tunangan Arsen, pria yang paling dibanggakan di Akademi Philosthilea.

Elxyera mendekati sisi kiri rak bulu tersebut, area yang paling dekat dengan jangkauannya. Buku ini diurutkan berdasarkan abjad dari masing-masing judulnya. Dan dengan segera dia pun menghentikan langkahnya ketika menemukan sebuah buku yang menarik perhatiannya.

'Sihir penyembuh.'

Judul itu tertera di sampul kulit buku tersebut ketika Elxyera meraihnya dan mengusap sejenak sampul yang sedikit berdebu itu. Dia rasanya pernah membaca buku tentang berbagai macam sihir penyembuh juga. Tiap elemen memiliki kekhususkan dalam menyembuhkan. Namun tentu itu adalah sesuatu yang sangat jarang dimiliki penyihir.

Umumnya penyihir biasa memang bisa menyembuhkan dengan perantara seperti air atau kristal khusus tertentu. Namun penyihir tingkat tinggi umumnya tidak perlu menggunakan perantara dalam penyembuhan. Sejauh ini, Elxyera hanya pernah bertemu dengan dua orang yang bisa melakukan itu tanpa perantara.

High Priest dari kuil yang ditemuinya ketika Arsen secara formal membatalkan tunangannya di hadapan para tamu undangan dan mengumumkan pertunangannya dengan Avyce dalam berkat yang diberikan High Priest padanya. Lalu satu orang lagi tentu saja Avyce sendiri.

Ketika Elxyera membuka buku tersebut, dia segera dihadapkan dengan penjelasan dasar-dasar dari sihir penyembuh. Dia jadi penasaran apa saja yang dituliskan dalam buku yang tebal ini. Apa semuanya memang berhubungan dengan kekuatan elemen yang dikhususkan dengan sihir penyembuh atau ada penjelasan lain?

Seingat Elxyera, kekuatan Avyce itu unik. Selain menyembuhkan, dia mendengar bahwa wanita manis yang baik hati itu bisa melakukan berbagai macam hal yang hebat sehingga bisa mengguncang daratan Blanche. Walaupun itu masih dirahasiakan bahkan saat Elxyera mati di kehidupan sebelumnya sekalipun, dia yakin bahwa itu adalah satu hal yang menguatkan pilihan menjadikan Avyce sebagai tunangan Putra Mahkota.

Siapa juga yang akan mempertahankan puteri Duke yang lemah dibandingkan dengan seorang gadis desa dengan kekuatan unik yang bisa mengubah tatanan daratan Blanche hanya dengan kekuatannya?

Walaupun sulit kabur dari Arsen yang sekarang, Elxyera yakin pria itu suatu saat juga akan membuangnya. Hanya menunggu waktu saja sampai pria itu mencampakkannya tanpa mempedulikan bahwa pria itu telah merebut sesuatu yang berharga dari Elxyera. Bahkan disaat wanita itu tidak mengingat dengan baik hari tersebut.

"Aku tidak menyangka kau akan tertarik dengan buku seperti ini."

Suara itu seketika mengejutkan Elxyera, dan hampir saja dia menampar sosok tersebut dengan buku di tangannya kalau saja tangan yang lebih besar itu tidak menahan pergelangan tangan Elxyera.

Di belakangnya, Arsen terlihat berdiri sembari menunduk menatap sang gadis. Senyuman manis menghiasi wajah sang pria ketika dia dengan mudahnya menahan tangan tunangannya untuk menamparnya dengan buku tebal yang pastinya akan terasa menyakitkan. Elxyera sendiri segera menghela nafas panjang dengan jantung yang berdebar cepat.

Antara lega karena itu adalah Arsen, namun juga tidak siap melihat wajah pria itu sedekat ini. Elxyera segera mengalihkan pandangannya dan berusaha melepaskan genggaman Arsen pada pergelangan tangan kanannya. Menutup buku tersebut kembali seraya menghela nafas panjang.

"Anda mengagetkan saya, Yang Mulia."

Tawa kecil lolos dari mulut Arsen ketika dia kembali menunduk mendekatkan tubuhnya dengan tunangannya yang sekarang terkurung di hadapannya, membelakanginya. Punggung Elxyera yang bersentuhan dengan tubuh bagian depan Arsen seketika tersentak sedikit. Dia memang tidak bisa terbiasa dengan perhatian dan kedekatan yang diperlihatkan Arsen padanya.

"Maafkan aku. Hanya saja kau terlihat terlalu sibuk membaca buku itu, jadi..."

"Apa Anda meninggalkan Duke Clifton sendirian?" tanya Elxyera tanpa sungkan memotong perkataan Arsen membuat sang pria pun hanya mengulum senyuman tipis dan mengangguk mengiyakan. Membuat kepala Elxyera yang menoleh memandang Arsen seketika menegang.

"Aku meninggalkannya bersama Nona Azurrio dan Astrella di toko pita sebelah. Kau tidak perlu khawatir. Aku pangeran yang bertanggung jawab," tambahnya menyeringai kecil merasa yakin Elxyera akan segera marah padanya kalau dia benar-benar meninggalkan tamu kerajaan itu entah di toko mana saja di pusat perbelanjaan itu.

"Lalu apa yang Anda lakukan disini?" tanya Elxyera lagi mengembalikan buku yang dipegangnya ke dalam rak tadi. Mencoba mengabaikan tubuh Arsen yang terasa dekat di punggungnya. Pria itu bahkan tidak berpindah dari posisinya ketika Elxyera merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya.

"Mencari tunanganku. Aku khawatir kalau aku justru meninggalkannya di tempat yang tidak semestinya. Kau ini yang paling berbahaya ditinggal sendirian. Apa aku perlu memakaikan papan penanda bertuliskan 'Tolong kembalikan ke istana kerajaan Fargaven' padamu kalau kau sampai menghilang, hm?"

"...Anda pintar sekali bercanda ya."

Elxyera meringis mendengar ucapan itu. Memangnya dia barang? Rasanya ingin sekali dia menyikut Arsen sekarang. Namun pelukan di pinggangnya itu dirasanya mengerat. Dan yang dia ketahui setelahnya adalah Arsen sepenuhnya menunduk ke arah tubuhnya dan menyandarkan wajahnya di sebelah bahu tunangannya.

Tubuh Elxyera sedikit menegang merasakan nafas hangat Arsen mengenai bahunya. Kemeja yang dipakainya memang bisa melindunginya, namun kehangatan itu bahkan bisa dirasakannya menjalar di tubuhnya. 

"Yang Mulia, tolong jaga sikap Anda."

"Tidak ada pengunjung lain disini, Elxyera."

Bisikan keduanya bahkan bisa terdengar dengan jelas di toko yang sepi itu. Tidak ada pengunjung lain disini bukan berarti pemilik toko ini tidak dihitung sebagai salah satu dari kaum manusia. Elxyera berusaha menggerakkan sedikit tubuhnya untuk setidaknya mendorong Arsen mundur.

Namun pelukan di pinggangnya justru dipererat sang pria, walaupun rasanya tidak menyakitkan. Kalau pria ini berani melakukan yang tidak-tidak disini, Elxyera berpikir mungkin tidak ada salahnya memukul wajah tampan Pangeran Arsen dengan salah satu buku tebal disini.

"Sebentar saja seperti ini. Tenang saja, aku janji tidak akan melakukan apapun padamu untuk saat ini," kekeh Arsen samar-samar dari tempatnya menyembunyikan wajah di sebelah bahu Elxyera. Namun getaran dari suara sang pria yang bersentuhan langsung dengan kulitnya memberikan getaran aneh ke seluruh tubuh Elxyera. "Aromamu menenangkan."

Janji macam apa itu? 

Pada akhirnya Elxyera hanya menghela nafas panjang, menyerah dalam pelukan Arsen yang bahkan tidak bisa dilepasnya itu. Dia sepenuhnya menurunkan kesiagaannya dan membiarkan Arsen bersandar sepenuhnya pada tubuhnya yang lebih kecil. Sepenuhnya jatuh dalam tangkupan tubuh Arsen yang lebih besar.

Seketika pikiran Elxyera kembali ke dalam kenangan kehidupan sebelumnya. Mengingat bagaimana dia harus dengan terpaksa memperhatikan segala keharmonisan yang dimiliki Arsen bersama Avyce. Wanita manis yang tersenyum karena mendapatkan cinta dari seorang pangeran hebat.

Dunia memang tidak adil ya.

"Ah, saya tidak tahu kalau ada pengunjung yang datang. Maafkan saya."

Suara itu seketika membuat Elxyera tersentak, dan segera saja dia berbalik dengan paksa untuk melepaskan pelukan Arsen padanya. Rak tempat mereka berada berada di sisi yang paling dekat dengan meja penjaga toko, namun masih ditutupi dengan beberapa rak lain yang tertata rapi.

Antara sang penjaga toko memang sudah melihat dari tadi atau baru menyadari kehadiran mereka disini, Elxyera merasa begitu malu. Pipinya merona merah dan terasa panas. Untungnya Arsen sendiri segera menarik diri dan mundur. Walaupun wajah sang pria tidak terlihat senang ketika Elxyera mendorongnya menjauh.

"Haha, tidak apa-apa, Tuan. Kami hanya melihat-lihat buku yang Anda jual. Beberapa bukunya terlihat begitu menarik," ujar Elxyera yang segera berjalan keluar dari rak tempatnya berada bersama Arsen. Dia sedikit tertawa kecil, merapikan kemeja merah marun yang dikenakannya itu karena sedikit kusut dengan tindakan Arsen yang memeluknya tadi.

Matanya segera menangkap sosok seorang pria tinggi berambut panjang berwarna biru tua berjalan mendekati meja penjaga toko dengan beberapa buku di tangannya. Sepertinya benar sosok ini kembali dari belakang toko untuk mengambil sesuatu. Semoga saja pria ini tidak melihat apa yang dilakukan Arsen dan Elxyera tadinya.

"Ah, apa ada beberapa buku yang menarik perhatian Anda, Nona? Maaf karena saya tidak mendampingi Anda tadi. Jikalau ada yang---Ah, Yang Mulia?"

Sang pria berambut biru gelap tersebut seketika menghentikan kalimat panjang lebarnya itu saat memandang ke arah Elxyera dengan jelas. Dia sedikit memperbaiki posisi kacamata yang dikenakannya itu untuk melihat lebih jelas. Dan Elxyera nyaris menyangka kalau dirinya yang disapa kalau saja dia tidak mengingat Arsen berada bersamanya.

"Halo, Beauregard. Sudah lama tidak bertemu," sapa Arsen yang telah berdiri di belakang Elxyera. Pria itu terlihat tersenyum ramah, menyapa sang penjaga toko dengan lambaian tangan singkat. Namun di satu sisi, pria berambut biru gelap dengan nama yang sulit dicerna Elxyera itu sesaat bergeming di tempatnya.

Apa dia tidak bisa melihat jelas bahkan dengan kacamatanya itu? Hingga Elxyera tersadar bahwa dirinya yang ditatap oleh sang pria bernama Beauregard itu. Cepat-cepat Elxyera membungkuk memberi hormat. Kalau sosok ini adalah kenalan Arsen, tentu saja dia perlu menunjukkan kesopanannya kan.

"Salam bagi cahaya kekaisaran Fargaven, Yang Mulia. Lama tidak bertemu juga. Apa yang membuat Anda datang ke tempat sederhana ini?" tanya Beauregard setelah memberikan hormat bagi Arsen dan Elxyera. Lalu sekali lagi mata biru Beauregard tertuju pada Elxyra seolah mencerna sesuatu. "Dan Lady yang cantik ini..."

"Aku datang ke sini bersama tunanganku. Tidak perlu seformal itu, Regard. Lagipula kita sudah lama mengenal sejak masa-masa di Philosthilea," sahut Arsen cepat mengibaskan tangannya ke samping sejenak untuk menghentikan sikap sopan sang pria berambut biru tersebut. Lalu melirik Elxyera yang kembali berdiri tegap di hadapannya ini.

Namun di satu sisi, Beauregard tidak terlihat panik. Meskipun sekali lagi dia membungkuk sopan memberi hormat pada Elxyera setelah beberapa saat memandangi wanita muda tersebut. "Maafkan ketidaksopanan saya, Yang Mulia Putri Mahkota. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda"

"A-ah, tidak apa-apa, Tuan...Beauregard? Tidak perlu terlalu formal seperti itu," tukas Elxyera dengan cepat, sedikit merasa canggung dengan kehormatan yang didapatkannya itu. Kalau ini tempat Arsen, dia rasa tidak masalah bersikap biasa. Toh Arsen sendiri juga bilang tidak perlu bersikap formal.

Beauregard kembali mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis pada Elxyera. Mata sebiru sapphire milik sang pria terlihat mengkilap dari balik lensa kacamata itu, dan sesaat rupa sang pria mengingatkannya pada Ivory. "Terima kasih, Tuan Puteri. Saya yakin kedatangan Anda adalah untuk mencari buku. Apa ada yang bisa saya bantu?"

Dengan sopan, Beauregard bertanya. Dia pun meninggalkan tugas-tugasnya yang tadinya ingin dia kerjakan lalu berjalan keluar dari balik meja penjaga toko untuk mendekati Arsen dan Elxyera. Namun sepenuhnya perhatiannya tertuju pada Elxyera yang bahkan terlihat diam saja di tempat.

"Elxy? Ada apa?"

Arsen segera menunduk sekali lagi, menyentuh sebelah bahu sang gadis membuatnya tersentak. Elxyera pun mendongak kembali dan memandang Arsen dalam diam sejenak. Merasa malu karena tertangkap sedang melamun. Dia pun menggeleng sejenak, namun rasa penasaran itu tetap memenuhi dirinya.

"Ah, tidak. Hanya saja...warna rambut Tuan Beauregard dan matanya, mirip dengan Nona Azurrio."

Hal itu membuat Arsen dan Beauregard bungkam di tempat. Apa Elxyera sudah salah bicara? Sang wanita mengerjapkan matanya beberapa kali ketika perhatiannya teralihkan dari Arsen lalu pada Beauregard? Apa dirinya tidak sopan karena menyamakan seperti itu?

"Oh, itu karena Beauregard adalah kaum Avortivus. Dan aku rasa Nona Azurrio pun adalah salah satunya," jawab Arsen tanpa berpikir dua kali.

Sedangkan Beauregard hanya tersenyum di tempatnya. Rasanya penjelasan Arsen sudah lebih dari cukup untuknya. Namun beda dengan Elxyera yang rasanya begitu familiar dengan nama itu.

Dia pernah mendengarnya atau mungkin membacanya dulu. Namun rasanya Elxyera tidak bisa mengingat dengan jelas hal tersebut. Hanya beberapa kata saja yang muncul dalam benaknya ketika mulutnya bergerak mengucapkan kalimat yang familiar tersebut.

"Kaum yang tidak dipengaruhi oleh waktu."

--🗝️--

Note : Akhirnya chapter barunya update. ( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀)

Ngomong-ngomong, ada hal yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca dari cerita saya ini.

Karena mulai minggu ini dan seterusnya saya akan kembali ke dalam kesibukan saya yang biasa, mungkin saya tidak akan bisa update terlalu banyak dalam sehari lagi seperti sebelumnya.

Namun saya akan mengusahakan setidaknya bisa mengupdate satu chapter satu harinya, jadi mohon dimaklumi ya. T_T 

Lalu bagaimana menurut kalian mengenai chapter satu ini? Apakah ada yang merasa berbeda ? XD

Saya rasa itu saja yang bisa saya sampaikan untuk saat ini. ^_^

Kalau begitu, sampai bertemu di chapter selanjutnya. Terima kasih bagi semua yang menyempatkan diri untuk membaca cerita saya ini dan memberi dukungan.

 Selalu ingat jaga kesehatan ya. Semoga hari kalian menyenangkan. \^_^/

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top